NovelToon NovelToon
AFTER MARRIAGE

AFTER MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Selingkuh / Pengganti / Cerai
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Terkejut. Itulah yang dialami oleh gadis cantik nan jelita saat mengetahui jika dia bukan lagi berada di kamarnya. Bahkan sampai saat ini dia masih ingat, jika semalam dia tidur di kamarnya. Namun apa yang terjadi? Kedua matanya membulat sempurna saat dia terbangun di ruangan lain dengan gaun pengantin yang sudah melekat pada tubuh mungilnya.

Di culik?

Atau

Mimpi?


Yang dia cemaskan adalah dia merasakan sakit saat mencubit pipinya, memberitahukan jika saat ini dia tidak sedang bermimpi. Ini nyata!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3_Kehilangan Sosok Kakak

" Bisa diem nggak?" Aya menghentikan pergerakkan tangannya yang sedang menarik selimut yang menutupi tubuh mereka. Wanita itu menolehkan kepalanya, menghadap Ramon yang juga tengah menoleh kearahnya.

" Selimutnya bagi-bagi dong. Akunya nggak kebagian!" Ramon mengesah lalu memiringkan tubuhnya menghadap Aya " Nggak kebagian gimana? Itu selimut kamu doang yang pake, Matanya berfungsi nggak? Liat nih," Jelas Ramon sambil menunjuk bagian tubuhnya yang hanya tertutup sebagian saja " Masih mau ngomong nggak kebagian?"

Aya hanya bisa mengedipkan mata. Membalikkan tubuh membelakangi Ramon lalu menyelimuti tubuhnya sendiri " Dasar Aneh!"

" Iiih jangan ditarik tarik," Aya mempertahankan selimutnya saat Ramon ingin juga memakai selimut itu juga. Sampai pada akhirnya mereka berdebat dan adu mulut.

" Kamu ngambil selimut lagi aja, ini punya aku." Tegas Aya mempertahankan.

" Dari awal selimut ini milik saya." Ucap Ramon tak mau kalah.

" Nggak. Pokonya ini punya aku," dengan sekuat tenaga Aya mempertahankannya. Keduanya saling menarik tidak mau saling mengalah satu sama lain.

" Kamu saja yang ngambil selimut lagi, ini saya yang pake."

" Nggak. Kamu aja yang ngambil Aku udah nyaman sama selimut ini." Tangannya masih mempertahankan selimut itu, dimana keduanya saling tarik menarik " Lepasin nggak? Kamu kan pria jadi mengalah saja!"

" Tapi saya bukan tipe pria seperti itu!" Dengan sekali tarikan Aya ikut tertarik saat Ramon menarik selimut itu dengan menggunakan sedikit tenaganya. Aya memicingkan matanya, meniup poninya lalu menarik kuat selimut itu.

BRUUUKK

" Awww!" Raya meringis kesakitan saat tubuhnya jatuh dari atas ranjang.  Sensasi nyeri dan ngilu terasa jelas dibagian pinggangnya yang menghantam keras marmer dingin. Ramon pun terkejut, tidak menyangka jika Aya akan jatuh saat dia melepaskan selimut itu tanpa ada niatan untuk kembali memperebutkannya.

" Hiks. Huaaaa. Kak Azka!" Ramon segera melompat dari kasurnya lalu menghampiri Aya yang sudah kejer menangis. Apakah dia terluka parah?

" Hei, kamu tidak apa apa?" Bukannya menjawab tangisan Aya semakin menjadi. Ramon tidak tahu harus berbuat apa karena ini baru pertama kalinya dia menghadapi seorang wanita yang menangis.

" Kak Azka. Hiks. Kak Azka!" Aya terus menangis, menggosok kedua matanya dengan tangannya  persis seperti anak kecil yang sedang menangis.

" Kanaya," demi apa Ramon benar-benar sangat bingung saat ini. Apa perlu dia membujuk wanita itu dengan alibi membelikan ice cream? Atau pergi untuk jalan jalan dihari weekend? Ah sepertinya Ramon lupa kalau istrinya itu bukan lagi anak kecil. Lalu apa yang harus Ramon lakukan?

Tangannya terulur mengangkat tubuh Aya lalu menggendongnya persis seperti menggendong anak kecil. Tubuh Aya yang kecil dan mungil sangat pas saat berada di gendongannya. Aya tidak menolak, wanita itupun mengalungkan tangannya pada leher Ramon, menjatuhkan kepalanya di bahunya dengan mulut yang masih merengek dan terisak pelan.

" Sssttt. Jangan nangis lagi, saya bingung harus ngapain," Ramon memilih duduk di ranjang namun tetap membiarkan Aya berada di gendongannya " Kanaya,"

Ramon mencoba untuk menangkup wajah wanita itu, matanya memerah dengan hidung yang sudah berair. Tanpa rasa jijik Ramon mengelap ingus itu dengan tangannya sendiri, ibu jarinya pun tidak tinggal diam dia gunakan untuk menghapus air mata Aya " Sakit?" Aya mengangguk, isak tangisnya masih saja terdengar.

" Maaf ya, Saya tidak sengaja." Tangisan Aya semakin menjadi saat Ramon mengatakan kalimat itu dengan tulus dan penuh penyesalan.

" Yaudah kita kerumah sakit ya?"

Aya menggelengkan kepalanya lalu menatap wajah Ramon " Disini," tunjuk nya pada dada bagian kirinya " Rasanya sesak. Hiks. Sakit banget. Hiks. Aya nggak kuat,"

" Kamu punya penyakit jantung?" Panik Ramon dengan mata yang membulat. Pria itu mengaduh saat Aya menghantamkan tangannya memukul dadanya " Hiks. Kak Azka. Kak Azka!" Ramon menahan tangan Aya lalu kembali menjatuhkan kepala Aya diatas bahunya. Dia mulai berdiri dengan Aya yang berada di gendongannya. Tangannya bergerak pelan, mengusap surai hitam milik Aya berharap wanita itu segera tenang.

" Aya kangen kak Azka. Hiks. Kak Azka jahat," racaunya dibalik bahu Ramon.

Pria itu mengesah pelan, baru paham maksud dari perkataan istrinya itu " Dia ninggalin Aya sendiri. Hiks. Kak Azka nggak sayang Aya lagi. Hiks.  Ka Azka nggak perduli sama Aya!"

" Sssttt. Kamu nggak boleh ngomong gitu. Azka itu kakak yang baik buat kamu. Dia juga sayang sama kamu!"

" Tapi kenapa kak Azka ninggalin Aya sendiri? Hiks."

" Kata siapa sendiri? Ada Zain dan Mian yang jagain kamu dan ada saya juga yang sudah menjadi suami kamu. Kamu tidak sendiri disini." Ucap Ramon menjelaskan.

" Tapi. Hiks. Kak Azka nggak ada disini, Hiks."

" Dia tetap ada disini, jiwanya akan selalu hidup di hati kita. Dan diatas sana dia selalu mengawasi kita!" Mendengar penjelasan dari suaminya tangisan Aya berubah sedikit lebih pelan namun terdengar memilukan dan menyayat hati. Ramon memakluminya, istrinya tengah berduka.

" Kenapa. Hiks. Kak Azka pergi begitu cepat? Hiks. Kenapa kak Azka tidak memberikan Aya kesempatan melihatnya untuk yang terakhir kali? Hiks. Kenapa.... hiks. Kenapa kak Azka memutuskan pria untuk masa depan Aya secara sepihak? Hiks. Aya... Aya kesal sama kak Azka. Hiks. Tapi Aya merindukan dia. Hiks!" Sebesar apapun amarah dan kekesalannya itu tetap saja Azka adalah kakaknya. Pahlawan untuknya dan malaikat penjaganya. Dan kini pria itu telah pergi tanpa sepatah kata atau pun kalimat perpisahan. Dan ini seperti mimpi buruk untuk Aya.

" Besok kita jenguk Azka, kamu mau kan?"

" Hemmm!" Jawab Aya dengan menganggukkan kepala " Yaudah kamu tidur ya, udah malem." Ramon masih menggendong Aya berjalan kesana kemari seperti sedang mengasuh anak kecil. Tangannya tak berhenti bergerak, menepuk pelan punggung Aya.

Hampir satu jam dia menggendong Aya dan bahunya mulai merasakan sakit karena harus menopang bayi besarnya itu. Dengan pelan dan hati-hati, Ramon menidurkan Aya yang sudah tertidur pulas di gendongannya. Dia menarik selimut sebatas dada Aya lalu berjongkok tepat di hadapan Aya.

" Kamu benar. Bisa bisanya kakakmu menikahkan mu dengan saya. Selain kamu cerewet ternyata kamu juga rapuh dan cengeng!" Mata Ramon terus menatap wajah tenang itu sampai akhirnya tangannya bergerak untuk menghapus sisa air mata yang menggenang disana.

Ramon menatap lekat Aya yang tengah tertidur, lalu menyibakkan rambut Aya yang menghalangi pandangannya " Bukan kamu yang tidak pantas untuk saya. Tapi saya yang tidak pantas untuk kamu."

" Azka, jika saja kamu masih disini aku akan mengutuk mu!" Ucapnya meluapkan kekesalan. Bagaimana bisa Azka menjerumuskan Aya pada lingkaran hitam yang tengah Ramon kendalikan? Apakah pria itu sakit? Azka tau betul Ramon itu seperti apa dan betapa kelamnya kehidupan di dunia yang dia geluti. Tapi kenapa dia meminta Ramon yang menikahi adiknya dibandingkan Mian dan Zain yang menurutnya lebih pantas dan lebih baik darinya.

Ramon tidak menjamin jika Aya akan selalu baik baik saja meskipun dalam genggamannya. Meskipun dia bisa melakukan yang terbaik untuk adik temannya itu.  Terlalu banyak kepala  yang menginginkan kematiannya sehingga Aya akan menjadi ancaman untuknya. 

" Selamat datang di nerakaku. Ku harap kamu tidak menyesali keputusannya karena sudah  menikahkan mu dengan iblis sepertiku, Kanaya!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!