Mengandung Anak Psikopat Kejam

Alea membeku di dalam pelukan Darren, dia tidak sedang bermimpi bukan, dan jika ini adalah mimpi..bisakah terus seperti ini saja...? dunia nyata terlalu menakutkan hingga ia merasa tak ingin kembali...

Hening..di antara mereka...

''Bagaimana perasaanmu Alea..apakah kau masih merasakan sakit...apa yang kau rasakan. katakan kepadaku...'' bisik Darren lembut...

Terlalu lembut hingga Alea menjadi takut, ia segera menaraik diri dan menatap suaminya dengan kerutan di dahinya..

''Aku baik-baik saja.....aku tidak akan pernah mrasa sebaik ini..''

Darren tersenyum....

''Bagus......'' jawab Darren sambil mengelus rambut panjangnya...

''Mengapa kau bersikap seperti ini Darren, ini terlalu mengerikan untukku hingga aku takut jika semua ini hanyalah semu..''

''Semu...''

''Yah....bukankah kau sangat marah kepadaku...''

Darren tersenyum sembari menyentuh wajah Alea, jemari itu terus bergerak turun dan menyentuh bibir mereha Alea yang sedikit pucat...

''AKu sudah minta maaf...''

''Apakah itu artinya kau akan membuka hatimu...kau akan.......''

''Jangan terburu-buru Alea...kau masih sakit, aku ingin mengatakan sesuatu dan membuat kau merasa lebih baik..''

Alea melebarkan matanya dengan tatapan ingin tau,lalu mendengarkan Darren dengan penuh perhatian...

''Katakan dan aku akan mendengar...''

''Aku telah bicara pada Erland, kau akan mulai kuliah di tempatnya...''

Mata Alea melebar senang...rasanya tidak mungkin Darren mengijinkannya sekolah...

''Kau menginjinkanku...''

''Yah...tapi kau harus ingat agar menjaga sikapmu, kau adalah istriku..aku tak ingin para prioa mendekatimu seperti lebah yang mengerubuni madu...jika kudapati kau tebar pesona, maka kau tidak akan menginjakan kakimu di kampus lagi...''

Alea mengangguk dengan cepat, tentu saja..lagipula siapa yang mau mendekati istri seorang Darren Hugo...

''Aku akan mengingat semuanya..''wajah Alea terlihat lebih berseri..

Dan kenyataan itu semakin membuat Darren bahagia...ia mengingat benar kata dokter untuk menjaga emosi Alea,...pria itu tertegun, menatap Alea yang tersenyum dengan sangat manis untuknya sungguh membuat hatinya bergetar...dan lega...

''Aku juga tidak akan membatasi jam makanmu, kapan saja kau lapar makanlah...kau menderita penyakit lambung jadi jangan membiarkan dirimu kelaparan, Nia akan mengawasimu...''

''Meski aku terlambat turun seperti waktu itu...''

''Yah...lagi pula mengapa kau sering terlmbat datang ke meja makan...''

Alea mengigit bibirnya...

''Sebenarnya Yuna lupa mengingatkan aku....''

''Yuna...''

''Yah.....'' balas Alea...

Darren mengerutkan kening, bukankah Yuna adalah pelayan ayahnya Darius,..mengapa malah datang dan melayani Alea...apakah karna ayahnya perhatian kepada Alea... Darren tersenyum...

''Bagaimana sikap Yuna...kepadamu..''

''Dia sangat baik padaku Darren..''

''Baguslah....namun kau sekarang punya Nia, dia akan menjadi pelayanmu yang baru...''

Mata Alea berbinar...

''Wah,...apakah dia boleh tinggal disini...''

''Yah..kalau kau suka, maka dia akan menjadi milikmu.''ucap Darren santai...

Alea tersenyum.....

''Baguslah...aku akan mengajaknya tidur bersamaku di kamar ini...''

Kali ini Darren menoleh...

''Nia...tidur di kamar ini...''ulangnya seakan tak percaya...

Alea menganggukan kepalanya...

''Yah...dia akan menjadi teman sekamarku,...lagi pula dia seusiaku..''

Darren memejamkan matanya, susah juga punya istri yang masih kecil...di dalam pikiran Alea hanyalah teman....

''Tidak....Nia tidak bisa tidur di kamar ini bersamamu..''

''Mengapa...''

''Mulai sekarang kita akan sekamar...aku suamimu bukan..''

Alea membeku....mengapa ia melupakan kalau ia sudah punya Darren,,mungkin karna selama ini mereka tidur pisah kamar jadi Alea mulai terbiasa...sendiri...

Alea menghela nafas......

''Baiklah...kau adalah suamiku, tapi apa kau yakin kau akan sekamar denganku..''

Darren mendekatkan wajahnya...

''Tentu saja...setelah kau sakit, aku jadi berpikir kalau aku tak bisa meninggalkan istriku sendirian....aku akan menjagamu...'' tatapan Darren mengeras..

Alea hanya mengangguk patuh, namun ia tak bisa berhenti gugup dengan arti tatapan Darren,...astaga pria ini sangat misterius...

''Baiklah..jadi kapan kau akan pindah kamar...''

''Malam ini juga,. bukankah infusmu akan di cabut nanti malam..''

Alea menganggukan kepalanya...

''Yah...Nia bilang...dia akan datang dan mencabutnya..''

''Bagus....malam ini kita tidur bersama..'' ucap Darren tersenyum..

''Hah.....''

*********************************************************

Tengah malam...

Pintu terbuka dan sosok Yuna melangkah masuk ke dalam sebuah kamar yang redup, ia sudah memakai gaun tipis dan menantang, malam ini ia di panggil khusus oleh tuan Darius ke kamar demi melaporkan apa yang sudah dia kerjakan tentang Alea, malam ini Yuna tak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan si pria tua bangka itu harus bertekuk lutut kepadanya...

Tubuh Yuna sedikit bongsor dengan ukuran dada yang lumayan besar untuk gadis berusia 20 tahun, dia bosan menjadi si gadis miskin dan pelayan rendahan..menjadi simpanan baginya tak masalah asal ia punya banyak uang...

Darrius sedang rebahan di tempat tidurnya sementara ia sadar siapa yang datang, itu pasti Yuna yang akan melaporkan sejauh mana ia mengawasi Alea,..dan bagaimana kondisi sang menantu yang menyedihkan usai pingsan, Darius sungguh tidak menyangka jika Darren akan bersikap kasar jadi untuk sementara..ia akan menahan rencananya menyingkirkan Alea, demi menyaksikan kesakitan gadis itu...

Darius sebenarnya sedang kesal, karna Darren mulai membatasi kunjungan para wanita penghiburnya dan akibatnya Darius kehilangan kesenangannya..

Pandangan pria itu melebar ketika melihat sosok Yuna muncul dengan baju transparan yang membuat mata Darius membara....

''Yuna....kau...''

Yuna tersenyum sembari mendekat, bibirnya turun melum** bibir Darius sementara tangannya dengan nakal menggoda tubuh Darius.

Darius mendesah...tak mampu menahan rasa panas yang langsung membakarnya dengan cepat, di peluknya tubuh sintal Yuna dan dengan gerakan kasar...

Sraakkk....

Gaun tipis Yuna terhempas, menyisakan pemandangan indah yang menggoda Darius....

Namun baru saja pria itu ingin melahap kedua bukit kembar Yuna dengan lahap, Yuna menarik dirinya dan bersedekap...menikmati tatapan kesakitan di wajah Darius yang mendamba...

''Yuna...kemarilah.....''

Yuna menggeleng dan melakukan gerakan er*tis dan membuat Darius semakin menggila...

Kepalanya terasa pusing karna hasrat yang menuntut untuk di puaskan...

''Tidak....kau harus berjanji satu hal dulu...''

Nafas Darius naik turun pertanda ia sedang berada di puncak na*sunya...ia mengangguk apapun permintaan Yuna akan ia turuti, yang pnting adalah Yuna memuaskan dirinya...

''Apa maumu...''

''1 Milyard.'' ucap Yuna dengan sinar mata tajam...

Darius tertawa dengan kencang ketika mendengar permintaan Yuna, gadis ini baru saja masuk dan menjadi pelayannya namun berani mengancamnya 1 Milyard...apakah dia sudah gila...? apakah gadis ini tak tau siapa dirinya..sehingga mampu mengancam seorang Darius Hugo, tidak ada yang berani mengancam nya..tidak ...

Darius lalu menganggukan kepalanya..

''Aku akan memberimu 2 Milyard bagaimana...'' tawar Darius yang langsung membuat wajah Yuna berubah cerah...

Yuna kemudian mendekat dan membiarkan Darius melahap tubuhnya....