Tak semua wanita ikhlas untuk dimadu, hanya wanita-wanita terpilih yang bisa menerima hal itu.
Cordelia Almira seorang perawat cantik dan Istri dari Manajer Eksekutif the Star Resort Jerone Rigel Ervinosa. Mereka telah menikah selama 5 tahun, tetapi belum juga dikarunia seorang anak.
Meskipun belum dikaruniai buah hati, hubungan pernikahan mereka tetap harmonis tak ada yang berubah sampai suatu hari hadirlah seorang wanita di tengah-tengah mereka.
Setelah ditinggalkan oleh kedua orang tua serta kakaknya. Kini pernikahan yang awalnya penuh warna pelangi menjadi hitam gelap dan berkabut.
Akankah Elia bisa mempertahankan pernikahanya dan menerima untuk dimadu, atau sebaiknya?
Kalian bisa follow ig author : Novi_Rahajeng
Dan bisa baca karya author yang judulnya Papa Bucin yang posesif.
Karya ini adalah orisinil cerita dari author sendiri. Jadi, dilarang keras plagiat!
Cover by : Novi Rahajeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi rahajeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keguguran
Di dalam ruangan dengan nuansa putih, terlihat seorang wanita mulai mengerjapkan mata. Ketika sepasang mata itu telah terbuka, dia mencoba bangun dari duduknya.
Kepalanya terasa sedikit pusing, dia edarkan pandangan untuk melihat ke sekeliling.
"Di mana, aku?" Claire bermonolog dan mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi.
Tak lama kemudian, datanglah seorang dokter wanita dan seorang polisi wanita.
"Anda sudah sadar?" tanya sang dokter wanita itu.
"Saya ada di mana?"
"Di rumah sakit," jawabnya.
"Rumah sakit?" ulang Claire sambil mengingat kembali kenapa bisa dia berada di rumah sakit. Ketika ingatannya kembali, Claire kembali menatap ke arah sang dokter dan polisi.
"Bagaimana dengan kondisi bayi saya? Apakah dia baik-baik saja?" tanyanya ketika mengingat bahwa sebelumnya dia merasakan sakit perut yang luar biasa.
Sang dokter dan polisi itu saling pandang, kemudian berjalan mendekati Claire.
"Yang sabar ibu Claire, anak anda__ dia sudah tidak ada dan Anda juga harus segera melakukan kuretase untuk membersihkan sisa-sisa kehamilan yang masih tertinggal di dalam rahim," papar sang dokter.
Saat mendengar bahwa dia telah keguguran, Claire refleks memegang perutnya dan kembali menatap ke arah sang dokter dan memegang tangannya.
" Anda berbohong, kan? Gak mungkin saya keguguran!" Claire menggelengkan kepala, dia masih tak percaya jika dia telah keguguran.
"Saya tidak mungkin berbohong, itu semua memang sudah terjadi," jelas sang Dokter.
Tubuh Claire melemas saat mendengar kenyataan pahit itu datang padanya.
"Gak ... Gak mungkin! Jika Aku keguguran, bagaimana dengan nasib pernikahanku? Aku tak mau di ceraikan oleh rigel, tapi___" lirih Claire yang sudah mulai frustasi.
Sebenarnya Claire bukan hanya sedih karena takut di ceraikan, melainkan dia juga telah menyayangi anak itu.
"Yang sabar ya, ibu Claire," ucap sang polisi wanita.
Claire menatap tajam ke arah sang polisi.
"Ini semua gara-gara kalian! Andai kalian tak memasukkan aku ke penjara itu! Pasti aku tidak akan pernah di buli, dan mengalami keguguran seperti ini!" bentak Claire.
Tiba-tiba Claire sudah mencekram kerah baju sang polisi dengan tatapan yang begitu tajam.
" Kembalikan anakku! Aku tak mau kehilangan dia! Kembalikan ... Jangan ambil anakku ... " Claire berteriak dengan derai air mata dan terus memukul sang polisi.
Melihat Claire yang histeris, membuat sang dokter membantu melepaskan cengkraman Claire. Dia memeluk Claire agar berhenti bersikap histeris.
"Tenang ibu Claire, kami tahu anda sedih karena kehilangan! Tapi kami tidak bisa mengembalikan anak anda," ungkap sang polisi.
"Lepaskan saya!" Claire mencoba melepaskan diri, tetapi dia tak bisa karena tubuhnya terasa lemas sekali.
"Kalian semuanya jahat ... Kalian tega mengambil bayiku ..." lirih Claire yang sudah tak berdaya lagi.
Tiba-tiba Claire pingsan karena tak bisa menerima kenyataan ini semua.
"Bu Claire ..," panggil sang Dokter saat melihat Claire sudah tak sadarkan diri lagi.
***
Sesampainya di rumah sakit, Runi dan Jingga membantu Elia untuk duduk di kursi roda. Kondisi tubuh yang seharusnya masih bedrest serta kedua kaki yang terluka akibat terkena pecahan kaca, membuat Runi dan Jingga memutuskan untuk menyuruh Elia memakai kursi roda.
Setibanya di meja resepsionis, Jingga membantu menanyakan dimana ruangan Rigel berada.
Ketika sudah menemukan data Rigel, pihak resepsionis memberitahukan bahwa Rigel sedang berada di ruangan operasi 1.
"Makasih ya, Sus." Jingga, Runi, dan Elia segera pergi menuju ruangan operasi.
Wajah Elia terlihat cemas dan begitu tegang setelah mendengar bahwa Rigel sedang berada di ruangan operasi. Sesampainya disana, terlihat Jonathan dan juga Hana sedang duduk di kursi tunggu.
Mendengar ada yang datang, Jonathan segera melepaskan pelukannya kepada Hana untuk melihat siapa yang datang.
"Elia?" seru Jonathan yang sedikit terkejut melihat Elia datang dengan menggunakan kursi roda.
"Apa yang sudah terjadi? Kenapa Kamu memakai kursi Roda?" tanya Jonathan.
"Kenapa Kamu ada di sini!" bentak Hana.
"Ma, kenapa Kamu berbicara seperti itu? Elia kan istri Rigel, jadi wajar saja jika dia datang," ungkap Jonathan yang mencoba menenangkan emosi istrinya.
"Istri! Gak sudi aku menganggap wanita ini sebagai istri Rigel. Lagipula dia dan Rigel juga sudah berpisah," pungkas Hana.
Jonathan yang tak tahu apa-apa merasa sedikit terkejut mendengar perkataan Hana yang mengatakan bahwa Elia dan Rigel sudah berpisah. Selama ini, memang hanya Jonathan yang mendukung pernikahan mereka, karena Jonathan juga sangat menyukai Elia.
Menurutnya Elia adalah wanita yang baik luar dan dalam. Dia juga termasuk menantu idaman bagi Jonathan.
Elia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.
"Elia datang kesini karena hanya ingin melihat kondisi bang Rigel saja, Ma, Pa, " pungkasnya.
"Melihat?" ulang Hana. "Kamu hanya ingin tertawa puas, kan? Karena melihat anak saya seperti ini! "cerca Hana.
" Mama, cukup! " bentak Jonathan.
Hana mengerutkan keningnya saat mendengar Jonathan membentaknya.
" Papa membentak Mama demi wanita ****** ini!"hina Hana dengan menunjuk ke arah Elia.
Jonathan hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat istrinya yang tak pernah berubah. Bahkan dia menghina menantunya dengan sebutan ******.
" Tante kalau ngomong jangan sembarangan, ya! Elia bukan wanita seperti yang tante ucapkan!" bentak Jingga yang sudah naik pitam karena tak terima melihat Elia di hina seperti itu.
Melihat Jingga yang sudah naik pitam, Elia dan Runi segera menenangkannya.
" Sabar, Jing ..., " ucap Runi.
" Gimana Aku mau sabar kalau wanita tua itu menghina Elia," pungkasnya.
"El, maafkan ucapan Mama, ya. Mama seperti ini karena__"
Hana menatap tak mengerti dengan Jonathan yang meminta maaf kepada Elia.
"Buat apa Papa meminta maaf dengan wanita itu? Gak pantas! Lebih baik kamu pergi dari sini, karena Saya muak melihat wajah kamu itu!" usir Hana.
Melihat Hana yang semakin keterlaluan, membuat Jonathan menatapnya dengan penuh amarah. Tatapan tajam dari Jonathan mampu membuat Hana diam tak berkutik. Orang yang di takuti Hana hanyalah suaminya.
Dia tahu kalau Jo sudah menatap seperti itu, berarti dia sudah sangat marah, dan bisa-bisa panjang urusannya jika Jo sudah marah.
"Tidak apa-apa Pa, Elia juga sudah terbiasa mendengar hinaan dari Mama. Toh, maksud Elia datang kesini juga hanya ingin melihat kondisi bang Rigel saja. Bukan untuk bertengkar atau berdebat," pungkasnya.
Jonathan melihat ke arah menantunya itu dengan perasaan bersalah. "Makasih ya, El. Kamu memang menantu Papa yang baik. Oh, ya apa kakimu terluka parah?" tanya Jonathan saat melihat Kaki Elia yang di perban.
"Oh, hanya luka kecil saja kok, Pa."
"Syukurlah, tapi kenapa__" Jonathan tak melanjutkan pertanyaannya karena takut menyinggung.
"Elia jadi begini juga karena menantu kedua anda yang jahat itu!" ungkap Jingga.
Jonathan dan Hana mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Jingga.
"Maksud Kamu, apa?" tanya Jo yang tak mengerti.
" Maksud Saya__" Jingga menghentikan ucapannya ketika Elia menatap tajam ke arahnya. Elia tak mau memperkeruh suasana di sini dengan urusannya dengan Claire.
"Ada apa ini?" tanya Jonathan ketika tak mendapatkan jawaban.
"Tidak ada apa-apa kok, Pa," jawab Elia dengan tersenyum agar Jonathan tak curiga.
"El, apa ada yang kamu sembunyikan dari, Papa?" Jonathan seakan melihat ada sesuatu yang di sembunyikan oleh menantu kesayangannya itu. Apalagi mendengar teman Elia yang mengatakan bahwa Elia seperti ini karena menantu kedua ... Jonathan mencoba berpikir kembali.
Selama ini yang Jonathan tahu, dia hanya memiliki satu menantu yaitu Elia saja. Ketika melihat wajah Hana yang tegang, membuat Jonathan curiga bahwa Hana tahu sesuatu.
"Ma, apa Kamu tahu soal menantu kedua? Siapa dia?" tanya Jo dengan tatapan menyelidik.
Runi dan Jingga saling tatap ketika melihat mertua laki-laki Elia tak tahu tentang menantu kedua mereka.
...****************...
Oh iya, maaf kalau novel ini telat up karena sistem review Noveltoon lagi bermasalah. Jadi tolong bersabar.
Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya ya...
kesempatanmu gak akan datang lagi rigel
Thor sama dengan cerita ' lainya
lagu lama
setiap dalam kasus cerai harus ada laki " lain
biar nanti masuk surga nya barengan
aku dukung Thor