Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEKERTARIS SEKSI .
Saat Kania dan para karyawan bagian humas sedang sibuk menyelesaikan tugas tiba tiba terdengar ketukan di pintu. membuat orang yang ada di dalam ruangan humas menatap kearah pintu.
'Lo pak Anton kok ada di sini...( seru Kania heran dalam hati) saat melihat Anton berada di depan pintu.
"Selamat siang...." sapa Anton ramah.
"Siang pak...." jawab mereka serempak.
"Saya mau bertemu dengan Nona Kania Bisa...?" tanya Anton ramah.
"Hey dia siapa...? Kok wajahnya femiliar sekali ya...." bisik yang lain.
"Ya Tuhan...bukankah itu tuan Anton Asisten tuan Bara CEO perusahaan ini kan...?" timpal seorang karyawan senior.
"Lo itu kan Asisten tuan Bara ya...?" bisik tang lain.
"Lalu kenapa dia mencari Kania...? Jangan - jangan masalah tadi nyampai ke ruang Presdir, dan dia mendapat masalah..." bisik karyawan yang lain.
"Bapak ingin bertemu saya...?" tanya Kania sambil berdiri.
"Benar mbak...bisa ikut saya sebentar.?" ajak Anton .
"Baiklah , saya akan ikut dengan bapak.."kata Kania sambil tersenyum karena dia tahu pasti Bara yang ingin bertemu dengannya .
"Nia...kau mau ikut pak Anton...?" tanya Ratih cemas.
"Princes kau nggak apa- apa pergi sendiri....?" tanya Sonya panik berdiri dari kursinya dan melangkah kearah Kania dengan wajah panik.
"Nggak apa- apa So.. Aku pasti baik- baik aja Okey..." jawab Kania sambil mengusap pipi Sonya sekilas.
"Princess.. kalau ada apa- apa bilang sama kita ya..." kata Karin sedih.
"Hey...nggak akan terjadi apa- apa sama gue guys... tenang aja kalian..." hibur Kania.
"Okey aku pergi dulu..." pamit Kania pada para sahabatnya. Anton yang melihat kedekatan Kania dengan para sahabatnya tersenyum.
"Mari pak..." kata Kania sambil melangkah keluar ruangan dengan diiringi tatapan penuh tanya para karyawan di ruangannya. Bukan hanya diruangan Kania , di setiap jalan menuju kantor Bara Kania mendapat tatapan heran dari para karyawan yang melihat dia berjalan bersama Anton. Karena mereka tahu siapa Anton. Merekapun mengira Kania pasti mendapat teguran dari atasan karena pertengkarannya tadi
"Waa...bukankah itu karyawan yang tadi bertengkar dengan si Elisabet itu ya...?" kata salah satu karyawan yang sempat melihat Kania bersama Anton.
"Benar dia wanita yang bertengkar dengan si Elisabet, kasihan kalau dia sampai di pecat..." jawab yang lain.
"Itu salahnya sendiri, ngapain dia berurusan dengan si Elisabet yang sombong itu..."kata seorang karyawati yang sedang berada di loby kantor.
Itulah sebagian perbincangan mereka yang sempat Kania dan Anton dengar. Kania hanya bisa tersenyum mendengar pembicaraan mereka.
Begitupun saat Kania naik lift khusus petinggi perusahaan mereka mendapat tatapan tajam dan tanya dari para karyawan perusahaan. Setelah sampai di lantai tempat ruangan khusus Presdir Anton dan Kania disambut ramah oleh sekertaris Bara yang terlihat cantik dan seksi. namun keramahan itu hanya untuk Anton, saat menatap Kania ada kebencian dan curiga di mata genitnya.
'Widih...cantik dan seksi sekertaris Bos Bara...' seru Kania dalam hati. Dia tersenyum melihat pada sang sekertaris. Tapi beda dengan sekertaris Bara yang terlihat cuek dan sinis menatap Kania.
"Tuan Anton...." sapa wanita itu dengan lembut dan rada genit .
"Hmm..." jawab Anton datar. Lalu dia menatap Kania yang masih tersenyum menatap sekertaris Bara. senyum Kania terlihat agak janggal di mata Anton.
"Kenapa kau senyum- senyum sendiri...?" tanya Anton curiga.
"He he he...nggak ada kok..." jawab Kania cengengesan.
"Kau memikirkan sesuatu...?" tanya Anton kembali ketika masih ada senyum di wajah Kania.
"Nggak kok , ..." jawab Kania mengelak. Mana mungki dia mengatakan apa yang ada di otaknya. Bisa- bisa dia di bilang cemburu nanti, walau dia agak sebal melihat tingkah sang sekertaris yang agak genit.
'Ee..boleh nggak sih gue cemburu thor..'
'Serah elo...gue mah ngikutin elo aja (author)
'Ntar gue di bilang gadis cemburuan (Nia)
'Emang elo kagak cemburu lihat sekertaris yang seksi kayak gitu lagian dia terlihat agak genit ...? (Author)
'He he he...cemburu juga sich...'(Nia)
"Hey Nona kenapa kamu melamun...?" tanya Anton sambil memukul lembut pundak Kania. Kaniapun tersadar dari lamunanya.
"Ah ma..maaf pak..Kania nggak ngelamun kok pak..." jawab Kania malu.
"Ya udah yuk kita masuk..." ajak Anton .
Antonpun segera mengetuk pintu ruangan Bara. Setelah terdengar suara Bara Anton segera membuka pintu ruangan dan masuk bersama Kania. Saat melihat Kania masuk Bara berjalan kearah Kania dan langsung memeluknya.
"Sayang...kau baik- baik saja kan...?" tanya Bara memeluk erat Kania.
"Kania baik- baik aja kok...emang ada apa...?" tanya Kania heran.
"Apa yang di lakukan si wanita bre****k itu tadi padamu...?".tanya Bara sambil menatap wajah Kania dengan teliti.
"Ooo itu...seharusnya pertanyaan itu untuknya, karena dia yang kesakitan.." jawab Kania dengan tersenyum .
"Dasar gadis nakal....kau apakan dia..?" seru Bara sambil mencubit sayang hidung gadisnya.
"sedikit ku sakiti tangannya...habis dia mau menamparku..." jawab Kania Enteng..
"Kenapa nggak kau putuskan saja lengannya..."seru Bara jengkel.
"Yee...emang pingin. Kania masuk penjara...?" jawab Kania sambil cemberut
"Siapa yang berani menyakiti gadisku.." sombong Bara sambil mengusap sayang Kania. Tingkah Bara membuat sang adik dan Asisten nya tercengang. Apakah ini CEO Bara yang terkenal dingin itu ya..?pikir kedua orang itu. Kania sadar keberadaan Dika dan pak Anton di ruangan itu.
"Bos ada pak Anton dan Bos Dika..." bisik Kania sambil melepas pelukannya. Tapi Bara malah mempererat pelukannya.
"Biarkan saja mereka. Kalau mereka iri biar mereka mencari kekasih juga. .." jawab Bara enteng.
"Sayang...udah ah lepasin...." bisik Kania malu sambil melepas tangan kekar Bara yang ada di pinggangnya.
"Biarkan saja sayang...aku masih pingin seperti ini..." pinta Bara.
"Sayang...uda ah malu di lihat pak Anton dan Bos Dika." rayu Kania.
"Baiklah akan aku lepas asal kau duduk di sebelahku dan kita nanti pulang bareng..." jawab Bara.
"Ya ampuun mana mungkin.. Apa kata mereka ketika melihat Kania masuk ke mobil Presdir mereka..." seru kania kaget.
"Biarkan saja mereka tahu..." kata Bara terlihat sedikit jengkel.
"Baiklah Kania akan duduk di sini menemani Bos Besar sampai nanti saat pulang, tapi Kania menolak kalau kita pulang bareng ..." kata Kania menyanggupi permintaan Bara .
Bara terdiam berfikir.
"Baiklah...."jawabnya kemudian. Dia segera melepas pelukannya setelah mencium mesra dahi Kania. para jomblo hanya bisa geleng kepala melihat kemesraan yang di tunjukkan Bara pada Kania. setelah melihat Bara dan Kania duduk berdampingan Anton pun ikut duduk di sofa dekat Dika.
"Bos aku tadi melihat kakak Ipar tertawa sendiri ketika melihat sekertaris anda..." aduh Anton pada Bara.
"Pak Anton...!" teriak Kania kaget.
'Ya Tuhan...kenapa orang ini mengatakan pada Bos Bara sich...' (runtuk Kania dalam hati)-
"Benarkah...? ada apa sayang...?" tanya Bara pada Kania yang berada di sebelahnya.
"Nggak, nggak ada kok..." jawab Kania sambil matanya tampak melotot pada Anton.(sangking sebelnya dia lupa kalau Anton asisten Bara bukan sahabatnya yang mesti dia pelototi jika dia jengkel).
"Jawab dengan jujur sayang...." kata Bara sambil memandang Kania tajam.
"Beneran nggak ada Bos...." jawab Kania dengan memperlihatkan senyum manisnya.
"Kau ingin aku memaksamu...?" tanya Bara dengan wajah menggoda dan penuh ancaman.
"Maksudnya...?" tanya Kania dengan was- was.
"Kau jawab atau kau kucium di depan mereka.." ancam Bara.
"Ist...dasar mesum..." umpat Kania.
"Ayoo...kau pilih , jawab atau cium...?" tanya Bara dengan senyum mengamcam.
"Baiklah, baiklah...Kania jawab..." seru Kania sambil cemberut.
"Kania tu hanya agak sedikit risih dengan tampilan sekertaris Bos Bara.
Dandananya tu agak terlalu seksi, kayak pingin memikat hati seseorang .. jadi Kania tadi senyum- senyum mikirin yang jadi Bos dia enak bener tiap hari dapat suguhan yang seger banget..." jawab Kania sambil memandang Bara dengan wajah cemberut.
"Ha ha ha..ceritanya ada yang lagi cemburu nich...." tawa Bara memenuhi ruangan. Anton melongo kagum melihat Bara tertawa keras.
'Ini beneran Bos Bara ka ...'(jerit Anton dalam hati) sebab selama dia bersama Bara tidak sekalipun Bara tertawa keras seperti saat ini.
"Idih siapa juga yang cemburu..." elak Kania.
"Trus kalau bukan cemburu lalu apa...?" goda Bara kesenengan.
"Ya agak sebel aja, kok keenakan ngelihat orang bergaya seperti itu... Nggak risih apa ..?" jawab Kania dengan muka cemberut.
"Sayang...dia baru beberapa hari bertugas di sini, karena sekertarisku yang lama lagi cuti beberapa bulan, aku sudah menegurnya kok..." kata Bara lagi.
"Tapi dia nggak berubah tu...?" seru Kania.
'Mungkin...sebab aku tak memperhatikan perubahan dirinya, karena fikiranku selaku terfokus pada gadisku yang nakal ini..." jawab Bara sambil mencubit mesra pipi sang gadis. Semua itu kembali membuat kedua pria yang ada di sana ternganga. Sunggu mereka tak pernah menyangka kalau Bara Aris Dirgantara yang kaku pada wanita bisa seromatis itu.
"Baiklah...kalau gadisku cemburu pada sekertarisku aku akan memindahkan dia agar jadi sekertaris si Anton saja..." kata Bara menenangkan perasaan sang kekasih .
"Jangan Bos, jangan pindahkan dia jadi sekertaris ku..." seru Anton.
"Kenapa...?" tanya Bara heran.
"Anton geli lihat tingkahnya..." jawab Anton.
"Lalu kenapa kau taruh dia jadi sekertaris ku...?" tanya Bara heran.
"Sebab pak Hambali yang meminta, dia anak perempuan dia satu- satunya..Dia mendengar kalau kita butuh sekertaris lalu dia meminta sang anak untuk menjadi sekertaris Bos Bara." jawab Anton takut- takut. Pak Hambali adalah salah satu dari pemilik saham di kantor Bara.
"Kalau begitu jadikan dia sekertaris mu atau taruh dia di mana saja yang kau suka asal jangan dekat denganku..." perintah Bara.
"Baik Bos..." jawab Anton.
"Besok kau carikan aku sekertaris yang lebih handal , kalau bisa pria saja yang jadi sekertaris ku.." kata Bara lagi.
"Baik Bos , besok aku akan mengeluarkan pengumuman mencari sekertaris pria ." jawab Anton lagi.
"Kerjakan dengan baik..."
"Siap Bos..." jawab Anton .
"Sekarang soal si pembuat masalah, keluarkan dia dari perusahaan kita..." kata Bara dengan datar.
"Maaf Bos menyelah omongan kalian. Maksud si pembuat masalah itu siapa ya... Apa Kania...?" tanya Kania dengan mimik wajah takut dan penuh tanya.
"Bukan kamu ..." jawab Bara.
"Lalu siapa...? " tanya Kania heran.
"Elisabet yang kami maksud sayang..." jawab Bara.
"Kenapa dia mesti di keluarkan Bos...?" tanya Kania lagi.
"Karena aku takut dia akan menyakitimu lagi..." jawab Bara.
"Tapi kalau dia dikeluarkan dari perusahaan ini, para fans nya akan menyalahkanku, mereka akan menuduhku menjadi penyebab dia di keluarkan, sebab kejadian tadi sudah menyebar, lebih baik dia jangan di keluarkan dulu, kita tunjukkan pada mereka sifat dia yang sebenarnya, agar mereka tahu sifat buruk Elisabet..baru setelah itu kita bisa mengeluarkan dia dari perusahaan..." kata Kania memberi ide.
"Benar juga kata kakak ipar Bos..." kata Anton pada Bara.
'Kakak ipar..?'
"Tunggu dulu, pak Anton manggil siapa kakak ipar...?" tanya Kania heran.
"Padamu sayang..." jawab Bara tenang.
"Kok Bisa...?" tanya Kania semakin heran.
"Karena kau adalah calon istriku sayang jadi dia dan Dika akan memanggilmu kakak ipar..." jawab Bara. Kania hanya bisa tersipu malu mendengar jawaban Bara . Terlihat wajahnya yang memerah.
"Ist...ayak - ayak wae..." gumam Kania sambil tertunduk malu. Bara gemas melihat wajah Kania yang merona merah. Sedang Dika dan Anton tersenyum melihat tingkah Kania. yang terlihat imut di mata mereka.
"Benar yang di ucapkan kakak ipar kak.. kakak ipar akan menerima hujatan dari fans berat si Elisabet. karena setahu mereka Elisabet keluar setelah bertengkar dengan kakak ipar, Dan aku yakin si Elisabet tidak akan tinggal diam, dia akan melakukan sesuatu yang merugikan dan membayakan Kakak ipar..." sambung Dika.
"Lalu apa yang harus kita lakukan..." tanya Bara. ( waah...kalau persoalan menyangkut sang kekasih otak jenius Bara tak mau bekerja 😂)
"Kita cari kelemahan, dan kita bongkar sifat buruknya.."jawab Dika dengan yakin
"Baiklah, sekarang cari cara untuk menekan dan membongkar sifat dia yang sebenarnya..." pinta Bara.
"Siap Bos..." jawab Anton.
"Siap kak ..." jawab Dika.
Setelah berunding dan menemukan kesepakatan mereka segera keluar dari ruangan Bara.
"Bos gue juga balik kekantor ya..." tanya Kania.
"Nggak...kau tadi sudah janji akan di sini sampai pulang nanti..." jawab Bara.
"Tapi pekerjaanku masih banyak.." Kania memberikan alasan agar dia bisa balik kekantornya.
"Bisa kau kerjakan besok kan..." jawab Bara enteng.
"Tas kerjaku ada di ruanganku..." kata Kania mencari alasan lagi.
"Biar Dika yang akan membawa tasmu kemari.." jawab Bara tenang.
"Baiklah, kalau emang Bos yang meminta...tapi aku bosan kalau hanya duduk melihatmu kerja..." rajuk Kania.
"Kalau gitu bantu aku memeriksa laporan- laporan itu.." jawab Bara.
"Mana mungkin Kania tahu Bos. .." jawab Kania.
"Coba dulu...kalau nggak bisa tanya padaku, bukankah kamu lulusan menejenen akutansi....?" jawab Bara.
"Iya sich...tapi Kania nggak tahu kerjaan seorang Bos perusahaan..." jawab Kania.
"Tapi kamu calon ibu Bos kan...?" goda Bara.
"Yee...kan masih lama...?" jawab Nia.
"Aku maunya dicepetin aja dech..." goda Bara kembali. Kania hanya bisa cemberut.
"Udah bibir jangan cemberut seperti itu, yuk bantuin aku..." ajak Bara sambil manarik Kania pergi ke meja kerjanya . Baru saja Kania melangkah tiba- tiba telfonnya berdering.
"Sayang...boleh aku angkat telfon dulu..?" tanya Kania . Bara senang Kania sudah mulai terbiasa berada di dekatnya.
"Boleh..." jawab Bara sambil melepas tangannya. Kaniapun segera menerima panggilan yang teryata dari Sonya.
"Assalamualaikum So..." jawab Kania.
"Walaikum salam, Nia kok belum balik..? elo nggak dapet masalah kan dari pak Anton...?" tanya Sonya khawatir.
"Nggak...tapi gue nggak bisa balik dulu gue dapat kerjaan dari pak Anton..." jawab Kania.
"Beneran elo nggak apa -apa...kami di sini mencemaskan keadaan elo..?" tanya Sonya lagi.
"Beneran...oh ya kalau nanti ada yang minta tas kerja gue tolong elo beresin dan berikan padanya ya...nanti gue langsung pulang, habis kerjaannya banyak ..." bohong Kania.
"Baiklah, asal elo baik- baik aja..." jawab Sonya lega.
"Iya gue baik- baik aja kok...udah ya gue banyak kerjaan Asalamualaikum.." pamit Kania.
"Iya, hati- hati kalau ada apa- apa telfon kami. Walaikum salam.." jawab Sonya mengakhiri sambungan telfon.
Kania segera memasukkan kembali ponselnya kesaku baju kerjanya. Dia segera mendekati Bara yang sudah duduk di depan meja kerjanya.
"Mana yang Bisa aku bantu...?" tanya Kania sambil duduk di depan meja Bara.
"Ini..." Bara memberikan dokumen yang berada dalam mab Biru. Lalu Bara menjelaskan cara mengerjakan nya.
Tak berapa lama terlihat Kania sibuk dengan beberapa dokumen yang ada di depan mereka . sedang Bara sibuk dengan leptop nya. Sesekali Kania bertanya pada Bara, dan Bara menjelaskan dengan sabar. Saat Bara melihat wajah Kania yang serius dia tersenyum Bahagia. Keasyikan mereka terhenti ketika terdengar ketukan di pintu.
Tok tok tok..
"Masuk...." jawab Bara dingin.
Ternyata sang sekertaris yang seksi itu yang mengetuk pintu.
"Ini tuan dokumen hasil rapat tadi..." ucapnya sambil berjalan kearah Bara.
"Taruh di meja..." jawab Bara dingin.
"Baik tuan ..." jawabnya. Dia mendekat pada Bara dan menaruh dokumen di atas meja di depan Kania yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Terlihat dia melihat Kania dengan wajah yang sinis dan benci.
"Kenapa kau masih di sini...?" tanya Bara saat melihat wanita itu masih berdiri di dekatnya dengan menatap Kania dengan sorot mata kebencian.
"Ah...maaf tuan... Permisi..." jawabnya gagap. Lalu dia melangkah keluar ruangan , sebelum membuka pintu dia kembali menatap keberadaan Kania. Terlihat tangannya yang mengepal marah.
'Siapa sich cewek itu...enak sekali dia merebut tempat yang harus aku miliki, dasar wanita j****g...tapi tenang , aku pasti mendapatkan cinta tuan Bara..' umpat sang sekertaris meyakinkan dirinya sendiri. dia tidak tahu kalau besok pagi dia sudah tidak dapat kesempatan mendekati dan menggapai keinginannya untuk memiliki Bara . Dia putri salah satu pemegang saham di perusahaan Bara. Papanya memiliki 5 persen saham di perusahaan Dirgantara. setelah dia lulus dari sekolah menejemen Negara Singapore dia segera meminta pada sang Papa agar bisa bekerja di perusahaan Bara. keinginannya bukan hanya pekerjaan, yang utama dia ingin menarik simpati Bara. dia mendengar Bara yang masih sendiri. andaipun Bara sudah berkeluarga dia ingin merebutnya. karena itulah dia sangat marah ketika Kania ada di dekat Bara . dia tak ingin cita- citanya ada yang menghalangi. akhirnya dia keluar dari ruangan Bara dengan kemarahan.
Cukup dulu ceritanya. besok aku sambung lagi. ayo dong like dan komen dan Votenya agar author lebih semangat dalam menulis.
Bersambung.