AFFAIR WITH UNCLE

Happy Reading

.

.

Setelah pulang sekolah Leanna langsung menuju ‘Cappuccinories Coffee’ tempat dimana ia bekerja. Sudah seminggu ia bekerja disana dan merasa nyaman karena pekerja senior disana sangat membantunya jika ada yang tidak diketahuinya. Mereka disana sangat baik-baik dan sudah seperti keluarga.

Sampai di café, Leanna pergi mengganti pakaiannya dengan seragam kerja, kemudian bekerja melanyani orang-orang yang datang sangat ramah dan selalu tersenyum kepada semua pengunjung.

Waktu berjalan sangat cepat dan hari sudah menjadi malam. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan dan waktunya semua pekerja pulang, tapi sebelum itu mereka bersih-bersih café dulu. Saat sudah selesai dan semuanya ingin pulang, tiba-tiba hujan deras mengguyur membuat mereka menunggu lagi sampe hujan sedikit reda.

“Lea mau kakak anter pulangnya?" tanya Dina menawarkan tumpangan.

Leanna berpikir tapi tetap ia merasa tidak enak apalagi ini sudah jam sepuluh, nanti saat ia dianter Dina pulang sampe rumah pasti jam setengah sebelas lewat dan Dina pulang ke kost akan memakan waktu mungkin sampainya tengah malam, itu yang membuat Leanna tidak mau jika dianter pulang oleh Dina.

“Emm, gausah kak. Gojek Leanna juga bentar lagi datang,” bohong Leanna untuk menolaknya.

“Yaudah, kalau gitu kakak tungguin kamu aja sampe gojek kamu datang ya," ujar Dina bermaksud menemani Leanna dulu sampe gojek pesannya datang.

“Ehh, gausah kak. Kakak duluan aja, bentar lagi juga sampai gojeknya.” ucap Leanna agar Dina tidak usah menunggunya.

Dina pun akhirnya memutuskan pulang duluan, yang akhirnya Leanna menjadi sendirian di café. Benar-benar hanya sendirian, karena semua sudah pulang. Leanna merasakan kulitnya menjadi sangat dingin, karena memang sehabis hujan dan apalagi ini sudah sangat malam.

Leanna memeluk lututnya, rasanya ia ingin menangis. Karena merasakan mulai ketakutan seorang diri.

Tiba-tiba ada mobil yang lewat berhenti di café tersebut dan silau lampu mobil menyinari wajahnya. Leanna masih diam ingin melihat siapa orang yang berada didalam mobil tersebut.

“Om Ravin!" ucap Leanna segera berdiri dan belari memeluk Ravindra.

Sedang Ravindra masih diam saat Leanna memeluknya, dengan perlahan melepaskan pelukan Leanna yang mulai erat memelukan.

“Kenapa masih disini, belum pulang?" tanya Ravindra.

“Lea udah pesan gojek, tapi selalu dicancel om," jawab Leanna memang benar ia sudah memesannya tapi selalu dicancel. Padahal hujannya sudah berhenti sedari tadi.

“Masuklah ke dalam mobil.” ucap Ravindra. Leanna menurutinya dan masuk kedalam mobil, tidak mungkin ia menolaknya.

Ravindra segera menjalankan mobilnya, tapi tidak menuju arah jalan pulang ke mansion. Malah membawanya ke jalan lain. Leanna menyadari jika ini bukanlah jalan pulang.

“Om kita mau kemana?" tanya Leanna.

“Kesuatu tempat,” jawaban singkat Ravindra membuat Leanna tidak puas.

“Ia lea tau, tapi kemana om.”

“Saya akan bawa kamu ke tempat, yang tidak akan ada orang yang tahu," perkataan Ravindra malah membuat Leanna ketakutan.

“Le-lea m-mau pu-lang aja, ini udah mal-am. Be-besok lea mau se-kolah om.” Leanna merasa gugup dan gelagapan berbicara.

Ravindra tidak menyahut lagi dan malah diam saja memfokuskan menyetir mobilnya agar segera sampai ditempat tersebut. Sedang disebelahnya Leanna memejamkan matanya untuk menghalau rasa takut yang dirasakannya.

Mobil pun berhenti di perkarangan tempat yang tadi Ravindra bilang. Ravindra melihat kesampingnya Leanna yang masih memejamkan matanya sepanjang perjalanan tadi.

“Bukalah matamu, kita sudah sampai," tukas Ravindra menyuruh Leanna membuka matanya.

Leanna dengan perlahan membuka matanya, lalu melihat kedepan dan membuatnya menjadi terkejut melihat sebuah bangunan rumah mewah minimalis.

“Ayo turun.” ajak Ravindra. Leanna segera membuka pintu mobil lalu turun.

Leanna mengikuti Ravindra dari belakang, dan masuk kedalam rumah tersebut. Saat sudah berada didalam Leanna juga dibuat sama terkejutnya dengan interior didalam rumah yang serba mewah.

“Ini rumah siapa om?" tanya Leanna.

“Rumah kita," jawab Ravindra singkat padat dan jelas.

“Maksud om, lea ga ngerti. Ini rumah punya siapa om,” ujar Leanna.

“Ini rumah milik kamu, saya beli atas nama kamu. Sudah jelas.”

“Tapi lea ga minta om.”

“Sudah sebaiknya kamu mandi lalu istirahat, saya juga mau istirahat. Oh, ya satu lagi kita tidur bersama, saya ga bakal ngapa-ngapain kamu. Jadi kamu tenang saja.” ujar Ravindra, Leanna mengangguk saja.

Ravindra naik keatas duluan dan ingin segera membersihkan tubuhnya. Sedang Leanna masih berada dibawah dan merasa sangat haus lalu menuju ke dapurnya untuk mengambil minuman. Setelah minum, ia langsung menyusul Ravindra yang sudah berada dikamar.

Leanna membuka handle pintu dan melihat Ravindra sudah memakai baju piyamanya, dan berbaring di ranjang yang sangat luas.

“Cepatlah mandi sana, baru istirahat.” suruh Ravindra.

Sudah berada dikamar mandi Leanna melupakan sesuatu yaitu baju gantinya tidak ada. Lalu ia membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengeluarkan kepalanya.

“Om baju ganti lea gaada.” teriak Leanna agar didengar Ravindra.

“Sudah mandi saja dulu, gausah panik baju buat kamu ada walk-in closet nanti langsung masuk aja lewat pintu tersambung dikamar mandi.”sahut Ravindra yang tengah berbaring.

Leanna tidak lagi bersuara dan segera mandi karena ia sudah sangat lelah, setelah sudah mengenakan baju tidur Leanna pun keluar dari pintu depan walk-in closet. Rambutnya juga ia keringkan, tinggal istirahat saja lagi.

Leanna menuju ranjang dimana disitu sudah ada Ravindra, lalu ia berbaring di sebelah kiri. Menyelimuti tubuhnya dan mulai memejamkan matanya yang sedari tadi sudah mengantuk.

Tidak lama terdengar dengkuran Leanna yang menandakan ia sudah tertidur, Ravindra yang belum tidak membalik badannya menjadi saling berhadapan. Ravindra mengelus wajah mulus Leanna.

“Cantik!" gumannya pelan.

“Kamu cantik, tapi saya masih belum bisa mencintaimu. Karena kamu keponakan dari wanita yang berambisi memiliki harta kekayaan keluarga saya. Maaf jika saya hanya memanfaatkan untuk kepentingan ini. Mungkin setelah saya berhasil mendempak jauh Sheilla dari kehidupan saya, kita tidak akan pernah bertemu lagi.”

Setelah mengucapkan kalimat panjang itu kepada Leanna yang tertidur, Ravindra mulai memejamkan matanya menyusul Leanna yang sudah pulas.

****

Bersambung. . .

Follow juga ya!!

Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.

Terimakasih💓