NovelToon NovelToon
My Ustadz My Husband

My Ustadz My Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Sudah Terbit / Perjodohan / Poligami / Patahhati
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

(DALAM TAHAP REVISI!)

Di pertemuan pertamanya dengan Ustadz pembimbingnya yang bernama Bilal, putra kiai Khalil pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Jakarta. Asma Azzahra hanyalah gadis remaja yg manja, ceria dan ke kenak kanakan sekalipun ia adalah putri dari seorang kiai pemilik yayasan Ar Rahman di desa nya. Asma menjadi dekat dengan Ustadz yg membantunya menyelesaikan ujian kelulusannya itu.
Dan beberapa hari setelahnya, Sang Ustadz memperkenalkan istri nya yang bernama Khadijah, wanita dewasa yg anggun. Asma menyambut perkenalan itu dengan senang hati.
Namun di hari berikutnya, sebuah kenyataan yg tak pernah ia bayangkan menghantam nya, saat sang Ayah mengatakan Bilal adalah suaminya dan Khadijah adalah madunya.

Ig @Skysal
Fb SkySal Alfaarr

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 33

"Mas, kamu engga ke kantor hari ini?" Khadijah bertanya pada Bilal karena ia justru memakai baju koko. padahal Khadijah sudah siapkan kemeja nya.

"Engga, hari ini aku ada jadwal mengajar. Oh ya Zahra dimana? Biar kita barengan berangkat nya"

"Baru saja pergi, Mas"

"Ya udah, aku pergi dulu ya Sayang"

Bilal pun segera berjalan dengan langkah cepat agar bisa menyusul Asma, dan ia melihat Asma yg sudah menyeberang jalan. Bilal mempercepat langkah nya, dan saat memasuki area asrama, Asma terlihat mempercepat langkahnya dan ia menundukkan kepala nya.

"Zahra, tunggu...!" Bilal berteriak dan Asma pun menghentikan langkah nya sembari me oleh ke pada Bilal, sesampai nya di samping Asma, Bilal baru sadar, Bahwa kini mereka... tidak, lebih tepat nya Asma menjadi pusat perhatian santri putra. Bilal baru menyadari hal itu pasti terjadi, ia juga pernah menjadi santri, dan setiap kali melihat santri putri apa lagi di lingkungan santri putra, itu tentu akan menarik perhatian semua santri putra. Bilal melingkarkan tangannya di pinggang Asma dengan posesif.

"Apa yg kamu lakukan?" bisik Asma berusaha melepaskan diri.

"Memberi tahu mereka kamu milikku" Bilal menjawab dengan santai nya, hati kecil Asma senang ada Bilal yg menemani nya, tapi ia juga tak suka dengan Bilal yg posesif.

"Ini lingkungan pesantren, engga enak di liatin orang" Asma menggerutu sembari terus berjalan mensejajarkan langkah nya dengan Bilal karena Bilal semakin mengeratkan rangkulannya.

"Kita suami istri, hanya merangkul mu itu hal biasa" Asma berdecak kesal karena Bilal selalu menggunakan alasan status hubungan mereka.

"Apa kamu sengaja menyusul ku?"

"Aku ada jadwal mengajar hari ini" Asma hanya ber Oh ria. Sembari berjalan, Asma memikirkan apa ini saat nya ia meminta Bilal agar mengizinkan nya tinggal di asrama.

"Em apa aku boleh tinggal di asrama?" Asma yg bertanya langsung pada inti nya membuat Bilal sangat terkejut dan seketika menghentikan langkah nya. Bilal menatap mata Asma lekat lekat.

"Apa maksud mu?"

"Aku ingin tinggal di asrama, bersama teman teman ku. Ya, ku mohon! Lagi pula rumah sangat dekat dari sini, aku bisa pulang kapan pun dan kamu juga bisa mengujungi ku"

Bilal tampak berfikir, ia mengerti Asma pasti masih ingin menjalani masa remaja nya. Tapi, sampai sekarang jarak antara diri nya dan Asma masih ada padahal mereka tinggal satu rumah, dalam kamar yg sama, dan bahkan tidur satu ranjang. Dan jika Asma tinggal di Asrama, maka itu hanya akan memperbesar jarak yg ada.

"Sayang...." Bilal menggenggam tangan Asma dan menatap mata nya "Aku mengerti keinginan mu, hanya saja, kamu sudah menikah, akan lebih baik jika kita tetap tinggal bersama"

"Ku mohon... izinkan aku tinggal di asrama. Kan jarak antara rumah dan asrama sangat dekat" Asma meminta dengan memelas.

"Zahra, cobalah mengerti. Aku tidak mau ada jarak sedikit pun di antara kita"

"Tapi..."

"Zahra, aku tidak akan melarang mu melakukan apapun jika kamu ingin seperti teman teman mu, tapi tinggal di asrama? Aku tidak bisa mengizinkan mu, Sayang"

Bilal merasa bersalah karena sekali lagi ia seolah memaksakan kehendak nya pada Asma, tapi ia tak punya pilihan lain, ia tak mau jauh dari Asma.

Asma menarik tangan nya dengan kasar hingga lepas dari genggaman Bilal. Asma menghentakan kaki nya karena kesal dan berjalan lebih cepat meninggalkan Bilal di belakang.

Bilal hanya bisa menatap nanar Asma yg terus berjalan menjauh.

"Bagaimana aku bisa membuat mu mengerti, Zahra. Kita suami istri, tapi hubungan kita bahkan masih jauh dari suami istri yg sebenar nya"

.

.

.

Saat jam pelajaran pertama usai, Asma lebih memilih tetap di kelas dan membaca buku bersama Nora. Hingga tiba salah seorang teman ny datang dengan wajah ceria dan berkata...

"Tau engga, tadi aku berpapasan dengan ustdaz Bilal" Asma langsung mendongak dan menatap gadis itu heran.

"Oh ya? Dimana ? sudah lama Ustadz Bilal tidak terlihat sejak pernikahan ke duanya" santri yg lain menimpali

"Dia pasti sudah kembali, aku dengar dia juga bawa istri muda nya ke sini"

"Maksud mu tinggal bersama Ustadzah Khadijah?"

"Ya tentu saja"

"Ya Allah,.gimana perasaan Ustadzah Khadijah ya tinggal bersama istri muda nya"

"Pasti cemburu lah, kasian ya Ustadzah Khadijah"

Asma menutup telinga nya mendengar ocehan gadis gadis itu, ia mencoba mengabaikan perkataan mereka.

"Asma..." Nora menarik tangan Asma "Ada apa?"

"Engga ada apa apa" Asma berkata malas, saat ia mencoba fokus kembali pada buku buku nya, tiba tiba salah seorang temannya kembali bersuara.

"Hey, itu Ustadz Bilal..." dan mereka semua pun mengerumuni jendela untuk mengintip Bilal yg berjalan ke arah kelas meraka.

"Dia kayaknya mau kesini deh" ucap gadis yg lain dan langsung membuat Asma panik, bagaimana jika Bilal menghampiri nya?

"Masya Allah, dia ganteng banget sih"

"Sholeh lagi, terus mapan, putra Kiai, suami idaman banget"

"Ingat dia sudah punya dua istri" teriak Nora pada teman teman nya yg terlihat centil, tapi Nora sendiri tiba tiba beranjak dari kursi nya dan bergabung dengan teman nya mengintip Bilal yg kini semakin mendekat.

"Engga apa apa dong, aku rela jadi istri ketiga nya" sambung gadis itu yg membuat Asma langsung bergidik ngeri.

"Bener, siapa yg engga mau jadi istri Ustadz Bilal dan menantu Kiai Khalil?"

"Dia itu di kasih makan apa ya sama Nyai Mufar waktu bayi? Kenapa bisa setampan itu?"

"Sekarang aku ngerti kenapa wanita mesir bisa sampai mengiris jarinya saat melihat Nabi Yusuf. Karena Melihat Yusuf Bilal ini saja hati ku sudah ter iris berkeping keping"

Asma mengepalkan tangan nya kuat kuat, telinga nya terasa panas dan sepertinya akan segera hangus terbakar mendengarkan ocehan gadis gadis itu,

Memang ya, Bilal sangat tampan, itu bahkan kesan pertama Asma saat pertama kali melihat Bilal di kelas nya waktu itu.

Tapi apa mereka perlu se centil itu? Fikir Asma.

Kini Bilal benar benar masuk kelas Asma dan itu berhasil membuat gadis gadis disana senang.

"Assalamualaikum, Ustadz?" sapa seorang santri dengan senyum manis nya

"Ustdaz apa kabar?"

"Lama tidak melihat Ustadz"

"Ustdaz, Kamis ini Ustadz yg mengisi kajian kan? Soalnya kangen sama kajian Ustadz"

Bilal hanya menyunggingkan senyum simpulnya dengan tingkah gadis gadis remaja itu.

"Waalaikum salam, Alhamdulillah Ustadz baik. Kalian sendiri bagaimana kabar nya? Apa menikmati liburan nya?"

Asma tampak semakin kesal karena Bilal malah meladeni teman teman nya itu, ingin rasanya dia meneriaki Bilal dan menyuruh nya pulang. Namun yg bisa dia lakukan hanya diam kemudian mengangkat buku nya dan menutupi wajah nya.

Mencoba mengabaikan apa yg dia lihat dan dia dengar.

"Kami sangat baik, Ustadz. Ustadz ada perlu apa ke sini?"

"Ustadz mencari Zahra" jawab Bilal yg berhasil membuat semua gadis gadis itu melongo dan saling memandang satu sama lain, karena mereka fikir tak ada satupun dari mereka yg bernama Zahra. Sementara Asma yg mendengar itu, berdoa dalam hati agar Bilal tak mendatangi nya yg duduk di kursi belakang.

"Zahra? Mungkin dia di kelas lain, di kelas ini tidak ada yg bernama Zahra"

Tanpa menjawab gadis itu, Bilal berjalan menuju Asma. Mendengar langkah Bilal yg semakin mendekat, membuat perasaan Asma gelisah dan jantungnya bedegup kencang.

"Zahra..." Bilal memanggil nya saat ia sudah berdiri di samping Asma, namun Asma tak menanggapi dan masih menutupi wajahnya dengan buku.

"Zahra...." Bilal kembali memanggil nya dan menarik buku itu.

"Apa?" akhir nya Asma bersuara dengan kesal.

"Dari tadi aku panggil..." gerutu Bilal " Ini, Ummi buatkan puding buat kamu" ucap Bilal santai namun sangat mengejutkan bagi se isi kelas, mulut mereka terbuka lebar dengan mata melotot tak percaya. Bahkan juga Nora, dia menatap Asma tanpa berkedip

"Ayo, ambil" ucap Bilal yg melihat Asma hanya diam dan malah melirik teman teman nya. Kemudian Bilal menarik tangan Asma dan meletakkan kotak makan yg berisi puding itu di tangannya.

"Langsung makan ya, Sayang. Mumpung dingin" Asma terlihat kesal mendengar panggilan sayang dari Bilal apa lagi saat tiba tiba Bilal mencondongkan tubuhnya hendak mencium pipi Asma syukurlah dengan sigap Asma mundur. Asma menatap tajam Bilal seolah ingin mencekik nya, namun Bilal malah menarik pinggang Asma dan mendaratkan satu kecupan singkat di pipi nya membuat wajah Asma memerah antara malu dan kesal.

"Itu untuk memberi tahu mereka bahwa aku milik mu" bisik Bilal di telinga Asma yg seolah tahu dia menjadi bahan pembicaraan gadis gadis itu. Asma hanya terdiam dengan perasan yg tak karuan, kesal, marah, malu, semua nya bercampur satu. Apa lagi saat ia melirik teman teman nya yg kini menatap nya heran. Dan dengan santai nya Bilal berjalan keluar dari kelas, Asma langsung terduduk lesu di kursi nya.

"Asma..." Nora berteriak histeris membuat Asma kaget. Nora langsung menghampiri Asma dan duduk di samping nya "Kamu...kamu istri nya Ustadz Bilal?" tanya Nora penasaran, dan tampak semua yg ada di sana juga penasaran dan menanti jawaban Asma. Namun bukan nya menjawab, Asma malah membuka kotak makan nya yg berisi puding kemudian ia menawarkan pada Nora.

"Mau?" tanya nya sembari menyodorkan puding itu. Tentu saja Nora menggeleng dan masih memandang Asma dengan tatapan yg sangat penasaran. Namun Asma malah menyuapkan sesendok puding itu ke dalam mulut nya dengan santai, ah tidak...terlihat santai. Sementara hati nya memberontak ingin marah marah pada Bilal, meneriaki nya dan melampiaskan kekesalannya.

.

.

.

"Terus apa masalah nya, Sayang?"

"Ya masalahnya...mereka jadi terus memperhatikan ku bahkan sampai aku pulang sekolah. Aku bahkan dengar beberpa dari mereka membicarakan ku dan mengatakan 'itu istri muda Ustadz Bilal'. Lagian kamu kan bisa nyuruh orang lain nganterin puding ke kelas "

"Kalau aku bisa sendiri kenapa aku harus nyuruh orang lain?"

Khadijah yg mendengar perdebatan Bilal dan Asma di bawah segera turun dari kamar nya.

"Ada apa kalian ribut ribut?" tanya Khadijah saat berjalan mendekati mereka yg saat ini berada di sofa.

"Suami Mbak tuh..."

"Suami kita, Asma..." Khadijah meralat dengan cepat. "Oke, jadi kenapa dengan Mas Bilal?" lanjut nya.

"Masak dia nyamperin aku ke kelas, panggil sayang dan cium aku di depan teman teman" Asma berkata dengan nada kesal, bahkan pipi nya tampak mengembung dan itu malah membuat dia tampak semakin menggemaskan.

"Terus masalah nya dimana?" tanya Khadijah dengan santainya yg membuat Asma semakin terlihat kesal.

"Benar sekali, masalah nya dimana?" sambung Bilal yg merasa menang karena Khadijah membela nya.

"Ya kan semua teman teman ku jadi liatin, mereka bahkan memperhatikan ku sampai aku pulang, aku kan jadi malu"

"Malu kenapa? Kalau pria yg bukan mahram kamu yg mencium mu, ya kamu harus malu. Tapi aku kan suami mu, lagian itu juga cuma kecupan singkat" Balas Bilal yg tak mau kalah.

"Terus aja pakek alasan suami"

"Ya memang aku suami mu, Kan?"

"Uff, menyebalkan"

"Sudah sudah sudah..." Khadijah mengangkat tangannya dan berharap pengantin baru ini berhenti berdebat.

"Oke, lain kali Mas Bilal jangan lakukan itu lagi ya" pinta Khadijah pada suami nya itu berharap Bilal mengerti dengan perasan Asma.

"Loh kenapa? Aku kan suami nya, Khadijah. Apa aku engga boleh menghampiri istri ku dan mencium nya?"

"Ya engga boleh" sambung Asma dengan cepat

"Suami itu punya hak penuh pada istri nya, Zahra sayang"

"Aku tahu, tapi engga harus di depan orang juga kan?"

Bilal sudah membuka mulut untuk membantah Asma namun Khadijah dengan cepat mencegah nya. Khadijah duduk di sofa dan memijit kepala nya, ia baru tahu Bilal bisa keras kepala dan malah meladeni Asma. Sekarang tampak lah mereka seperti pasangan remaja yg masih lebil. Khadijah melirik jam dinding dan berkata pada Asma....

"Asma, mungkin kartun mu sudah mulai tuh" ia berkata demikian berharap Asma tak lagi kesal. biasa nya Asma suka menonton kartun dan akan tertawa.

"Aku mau belajar " ucap Asma dan berlari naik ke kamar nya.

"Mas, lain kali ngalah aja dong sama Asma" ucap Khadijah pada suami nya itu yg saat ini sedang sibuk dengan laptop nya.

"Memang nya aku berusaha menang dari dia?" tanya Bilal yg membuat Khadijah menghela nafas. Namun tiba tiba Bilal tersenyum lebar.

"Aku tahu, Khadijah, hanya saja kadang menyenangkan berdebat dengan nya, apa lagi kalau dia sudah terlihat kesal, benar benar menggemaskan" Bilal berkata sambil tertawa kecil, membuat Khadijah hanya bisa menggeleng gelengkan kepala, ia baru melihat sisi Bilal yg satu ini.

▪️▪️▪️

Tbc...

1
Ida Sriwidodo
Setelah baca ber bab2 akhirnya tergelitik juga pen' komen disini..

Bilal mungkin benar, Khadijah ngga sengaja mengabaikan wa dan telp Asma.. tapi akibatnya fatal!
2 nyawa melayang!
Dan bagaimana klo andainya.. jiwa Asma juga tidak tertolong karena pendarahan hebat?
Apakah Bilql masih bisa percaya dan memaklumi Khadijah?

Dan gimana.. klo posisisnya dibalik?
Asma di posisi Khadijah dan Sebaliknya.. apakah Bilal masih berpikir sama?

Dan 'perbuatan tidak sengaja' Khadijah ini di perparah dengan sikap pengecutnya!
Demi supaya Bilal ngga tau.. wa dan history call Asma di hp Bilal di hapus!
Ngga sengaja okee.. tapi menghilangkan jejak? 😱😱🤔🤔
Berarti sudah ada unsur kesengajaan kan.. supaya Bilal ngga tau klo istri tersayangnya dalang kemalangan Asma! 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Laila Atstanie
novel poligami paling sukses menurut ku bagus untuk dibaca tpi gak sanggup untuk ditiru
Alejandra
Jadi pada akhirnya, saling mengikhlaskan, saling memuji, menghilangkan amarah dan cemburu...
Alejandra
Kadang bingung dengan sikap Bilal, sebenarnya siapa yang dia cintai...
Alejandra
Pertanyaan Bilal seolah" memojokkan Asma. Waktu dia membohongi Bilal ketika dia dirawat di rumah sakit, bukankah itu secara sengaja, dia tidak menginginkan Bilal menghabiskan waktu bersama Asma...
Alejandra
Tulus yang diiringi dengan sifat egois, iri hati, dan serakah...😏😏😏
Alejandra
Bukankah dia memang sengaja mengabaikan pesan Asma. Dia sudah tahu kondisi Asma sebelumnya, seharusnya pas ada pesan Asma, dia langsung mencari Bilal, tapi yang ada dia lebih memilih bersama teman"nya...
Alejandra
Ingat pengorbanan Asma lebih besar darimu, kamu hanya mengorbankan perasaan, sementara Asma mengorbankan masa remajanya, mungkin juga masa depannya, perasaannya, bahkan hal kecilpun dia korbankan. Tapi sekali lagi, hanya pengorbanan Khadijah yang terlihat...
Alejandra
Masih tetap Khadijah yang diutamakan, dan Khadijah masih belum cukup dengan semua pengorbanan Asma. Hanya Khadijah yang melakukan pengorbanan besar, sementara Asma tidak melakukan apapun, perempuan ini benar" egois...
Alejandra
Kenapa Khadijah yang mengatakan kepada Ummi, kesannya disini Asma yang egois jadinya. Sementara Asma tidak pernah mengatakan apa yang terjadi dalam hidupnya, kenapa tidak membiarkan Bilal yang berbicara pada Umminya. Disini masih terlihat sifat egois Khadijah...
Alejandra
Memang itulah kenyataannya...
Alejandra
Masih tetap nggak sadar" nich orang...
Alejandra
Bukankah itu kenyataannya Mbak, Asma tidak pernah main belakang. Kalau dia marah maka dia memperlihatkannya secara langsung, bukan seperti Mbak-nya yang mempunyai banyak topeng...
Alejandra
Dini bukan Mila...
Alejandra
Tidak akan ada yang berubah meskipun tinggal terpisah, masalahnya tetap dihati yang tidak ikhlas. Sekalipun terpisah, akan tetap menyimpan cemburu karena terus"an memikirkan yang tidak" saat suaminya bersama dengan madunya...
Alejandra
Cih, gayamu Mbak, padahal pengen joget saking senangnya...
Alejandra
Astaghfirullah...
Alejandra
Jadi maksudnya Mbak Khadijah yang menempati rumah baru, sementara Asma menempati rumah lama. Benar" egois wanita satu ini, katanya perempuan dewasa,Sholehah, baik, yang rela melakukan pengorbanan besar untuk suaminya, ternyata oh ternyata kelakuannya lebih buruk dari Asma yang masih remaja...
Wahyu Ganteng: Afwan 🙏 ukhty tidak ada yang lebih baik selain dari bacaan Al Quran dan hadits sahih 😊
total 1 replies
Alejandra
Bagaimana dengan Zahra yang kehilangan suaminya lebih dari 2 Minggu, emang dasar munafik nich Mbaknya...
Alejandra
Tetap saja egois, bahkan memanfaatkan sakitnya agar Bilal tidak bisa bersama Asma. Makanya Mbak jangan sok ikhlas dipoligami...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!