Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Ratih Pagi ini harus mandi di sebuah kolam pemandian yang khusus untuk Raja dan Ratu sekaligus Pangeran dan Putri----karena dirinya diajak oleh Naga Seta, Para Dayang juga ikut membantu.
Entah mengapa Naga Seta mengajak Ratih untuk mandi di pemandian itu, Ratih di bantu memakaikan kain jarik batik warna coklat oleh para dayang.
Ratih bergandengan tangan dengan Naga Seta dalam perasaan yang canggung, keduanya berjalan dengan diiringi para dayang yang membawa perlengkapan.
Seperti membawa jarik batik yang kering, lulur, juga mengering tubuh.
Sesampainya di pemandian air panas, dengan pintu menjulang tinggi yang berukir batu yang di pahat.
Uap hangat memenuhi ruangan batu marmer putih itu, amat terasa karena semua ini di design agar terasa lebih nyaman untuk anggota keluarga kerajaan.
Ratih menceburkan diri di kolam itu.
Setelah merasa basah, Ratih duduk di pinggir kolam yang terbuat dari batu----agar para Dayang membalurkan lulur, lalu membersihkan rambutnya.
Lulur itu berwarna putih terbuat dari beras, kencur dan mutiara yang di haluskan.
Ratih hanya terdiam saat para dayang membalurkan lulur pada tubuhnya dan menggosoknya, sedangkan Naga Seta sudah berendam dengan di bantu seorang selir.
Hati Ratih seolah tak terima jika Naga Seta di depannya tengah berbincang dengan seorang selir, meski selir itu hanya mainan bagi Naga Seta.
Tapi Hati Ratih tetap merasa cemburu, tangannya ingin sekali menjambak rambut selir itu.
Rasa gengsi atau malu yang menyergap hati Ratih seolah hanya membuat gadis itu diam, dirinya tak berani menegur atau melabrak secara langsung sang suami.
"Dayang, sejak kapan Kanda Prabu memiliki selir?" tanya Ratih menyembunyikan tatapan cemburunya.
"Mohon Gusti Ratu, Yang Mulia memiliki seorang selir dari dua hari yang lalu."
Dayang itu masih fokus membersihkan tubuh Ratih dnegan lulur, Ratih hanya menatap Naga Seta yang tengah mandi bersama para dayang dan selir.
Selir itu sangat cantik, rambutnya panjang sama seperti Ratih. Wajahnya lebih putih dari Ratih, rambutnya selalu di hiasi bunga kamboja.
Dari belaiannya nampak lembut di dagu Naga Seta, "jenis ular apa dia?" tanya Ratih kepada para Dayang.
"Apa yang mulia Ratu cemburu?" tanya salah seorang Dayang sambil terkekeh.
"Hush, jaga omongan kamu. Jangan sampai menyakiti Gusti permaisuri!" tegur salah satu dayang kepada dayang yang bicara asal ceplas-ceplos pada Ratih.
Para Selir baru di pilih kemarin oleh Naga Seta, sedangkan Ratih lebih dulu. Ratih yang di pilih menjadi manusia.
Manusia yang pertama kali jadi permaisuri, membuat para selir cemburu.
"Gusti Putri, mohon sedikit menunduk. Kami harus mengoleskan ramuan ke bahu Anda."
Ratih hanya patuh dan menunduk sedangkan Naga Seta sengaja membuat Ratih terbakar cemburu, agar Ratih mau mengandung dan melahirkan ahli waris untuknya.
Selir Kirana wujudnya sanca batik----saudari dari patih Sanca Kama.
Menatap Ratih agak kasihan, "Paduka kenapa tidak menyuruh Ratih bergabung bersama kami?" tanya Selir Kirana kepada Naga Seta.
Ratih duduk di tepi kolam, tubuhnya diluluri oleh dua dayang tua. Aroma melati dan daun mint memenuhi udara. Namun matanya sama sekali tidak menikmati ketenangan itu.
Tangan kekar Naga Seta merangkul mesra Selir Kirana, agar membuat Ratih nampak cemburu.
Selir Ambarwati Ular Kobra Jawa, dari wilayah kerajaan gaib perhutanan wilayah alas roban. Matanya mendelik tak suka saat Ratih tengah bersama para dayang.
Ratih hanya menutup matanya dirinya tanpa sadar memang merasa cemburu yang luar biasa, tapi berusaha di tahan.
"Biarkan saja dia sedang di rawat," kata Naga Seta.
"Ingat tugas kalian apa?" tanya Naga Seta.
"Tentu Paduka kami mengerti," ucap Ambarwati dan Kirana secara serempak.
Naga Seta menaruh kedua tangannya di bahu Ambarwati dan Kirana, hati Kirana merasa tak tega seperti ada tekanan pada Ratih.
"Gadis manusia? sebenarnya apa yang terjadi padanya? Apa Kakanda mendapatkan tumbal gadis?" tanya Kirana yang seolah ingin tahu lebih soal Ratih.
"Bagaimana bisa dia menjadi permaisuri? Dan kenapa Kakang Naga Seta begitu memiliki obsesi padanya?" tanya Ambarwati sosok kobra Jawa menatap Ratih tak suka.
"Dengan ini aku bisa memiliki pewaris setengah manusia dan setengah siluman," ujar Naga Seta dengan senyuman.
Ambarwati menatap Ratih, sebenarnya dirinya ingin menikahi Naga Seta tapi---romo atau ayahnya tak setuju, karena kobra jawa kebanyakan hidupnya bukan di air tapi di gua dan hutan.
Kirana sebenarnya amat tak tega menatap Ratih dari kejauhan, karena dirinya di paksa oleh kakaknya agar menuruti keinginan raja penguasa wilayahnya.
"Ratih maafin aku ya...aku di suruh Raka untuk membuatmu terbakar api cemburu," batin Kirana si ular sanca batik itu.
"Aku tahu kisahmu Ratih...aku kagum sama gadis manusia itu, berani melakukan pengorbanan sebesar ini demi desanya agar tetap aman."
Sanca Kirana bicara dengan senyum menatap Ratih yang tubuhnya mengenakan jarik dan sedang di baluri lulur oleh para dayang, Kirana tersenyum menatap Ratih.
Sedangkan Ambarwati menatap Ratih dengan tatapan tak suka, sebenarnya Kobra Ambarwati bisa saja membunuh Ratih.
Tapi dirinya harus ingat untuk apa disini, dan untuk apa dirinya di tugaskan oleh romonya di keraton Seta.
"Jika aku membunuh Ratih maka akan ada perang antar bangsa siluman ular," ujar Ambarwati menatap Ratih yang sedang di luluri oleh para dayang.
Ratih sedang fokus ikut menggosok kulitnya agar Naga Seta semakin memperhatikannya, tapi Naga Seta seolah semakin membuat Ratih cemburu.
Naga Seta merangkul Ambarwati di kanan dan Kirana di kiri, bahkan bercanda dengan mesra seolah mereka adalah pasangan yang sangat akrab.
"Kalo kalian bisa melahirkan anak untukku, maka aku akan gantikan kalian sebagai permaisuriku," ucap Naga Seta sambil mengerlingkan mata, dan mengeraskan volume suaranya agar Ratih dengar.
"Benarkah itu paduka?" tanya Ambarwati, putri kerajaan kobra hutan alas roban.
"Tentu saja, kalian bisa gantikan gadis manusia itu dan aku juga tak akan membiarkan----gadis manusia itu keluar dari alam ini," lanjut Naga Seta mengelus-elus manja bahu kedua selir----selir sementaranya.
Ratih menatap dengan hati yang terbakar cemburu, tapi dirinya berusaha menutupi itu semua---karena gengsi jika mengakui itu.
*
*
*
lanjut yg bnyk thor, aq mls baca klo cuma sedikit. 😂
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.