NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 30

Dua binatang itu langsung menabrak ke arahku. Mereka mengusapkan kepala dan badannya padaku.

Aku lantas berjongkok! Kuusap kedua binatang itu dengan penuh kasih sayang.

“Relax boy! Hiks… aku akan segera menjemput kalian! Ok!” ucapku sambil mengusap air Mata ku.

Rasanya mereka seolah mengerti jika aku akan meninggalkan mereka berdua.

Mereka yang menyaksikan kami bertiga kemudian merasa terharu, bahkan ada beberapa yang ikut manangis. Peristiwa yang awalnya menegangkan dan menguji adrenalin saat ini berubah menjadi peristiwa melo dan mengharukan.

***

“Kembalilah ke hutan dulu! Aku berjanji aku akan segera menjemput kalian!” aku mengusapkan kepalaku ke kepala Alpha dan Corvus.

Setelah itu, Corvus yang pertama meninggalkanku dan menuju hutan.

Ggggrrrrrrrrrr…

“Kembalilah Alpha!” aku menyuruh Alpha untuk segera menyusul Corvus.

Kemudian kedua binatang itu benar – benar menghilang ke dalam hutan.

“Sayang kau baik – baik saja!” daddy dan Rosa langsung mendekati ku. Mereka memastikan tidak ada satu pun yang kurang dari diri ku.

“It’s ok dad! Kedua binatang itu tidak jahat pada ku! Mereka menjadi teman ku selama aku di asrama” daddy melotot mendengar cerita ku. Sedangkan Rosa, ia menggelengkan kepalanya tetapi juga mengangkat jempol tangannya.

Aku membalas dengan senyum sambil menaikkan kedua bahu ku.

*

Kini Ara menjadi perbincangan para orang tua murid dan beberapa teman angkatannya. Tetapi Ara adalah Ara, ia sama sekali tidak perduli selama itu nyaman untuknya.

“Sayang, daddy akan menemui madam Jasmine dulu, ok!” kami berdua menjawab dengan anggukan kepala.

“Kau mau ikut ke kamar ku?” tanya Ara pada Rosa.

“iya lah! Masak kau mau meninggalkan ku di sini sendiri! Yang benar saja!” Ara hanya tersenyum mendengar ucapan Rosa.

Ceklek!

“Hah syukurlah!” Evelyn langsung menabrak Ara dan memeluknya.

“Hey…, kau kenapa Lyn?” Ara bingung dengan tingkan Evelyn yang seolah – olah khawatir terjadi sesuatu dengan Ara.

“Aku kangen…” Evelyn melepaskan pelukannya pada Ara. Sedangkan Ara, ia merasa aneh dengan apa yang Evelyn lakukan.

“Tidak ada yang kalian sembunyikan kan!” telisik Ara.

“Tid__” penjelasan Evelyn terpotong oleh Aurel. “Kau tidak di apa – apakan oleh tuan Maximillian kan!” Ara kemudian ingat akan cerita yang Max katakan padanya tentang Ara yang bisa sampai di Villa milik Max.

“Tidak!” “ Kalian pasti tahu kan apa yang terjadi padaku tadi malam! Ceritakan pada ku!” Ara menatap satu – satu dari ke empat temannya.

“Aku tidak tahu apa – apa!” ucap Cloe.

Cloe memang tidak tahu apa – apa yang terjadi dengannya tadi malam karena tadi malam saat Max tiba – tiba masuk mencari Ara, Cloe sedang di kamar mandi. Dan saat Malam Max datang ke kamar mereka kembali, Cloe sudah tertidur lelap.

“Memangnya apa yang terjadi dengan mu Li!” Cloe berbalik menanyai Ara.

“Kau diambil paksa olehnya! Dan tatapannya tadi malam sungguh mengerikan!” Clara menjelasakan yang terjadi pada Ara.

“Diambil oleh siapa sih? Aku kok nggak paham dengan yang kalian bicarakan!”

“Tuan Maximillian menculik Ara tadi malam Cloeeeee” jelas Evelyn sedikit geram dengan Cloe.

(Jadi dia berbohong padaku tadi pagi! Dasar penipu!) dalam hati Ara bertambah marah pada Max.

“Sepertinya dia ada rasa pada mu Li! Meskipun tadi malam ia datang dengan raut wajah marah tetapi ia tetap memperlakukan mu dengan baik!” Aurel mengutarakan pendapatnya tentang Max.

“Entahlah Rel! Dia begitu random! Aku takut jika hanya aku saja yang berharap!”

Sebenarnya Ara juga merasakan perhatian yang diberikan Max padanya selama ini, tetapi Ara takut untuk punya rasa dengan Max. Ara takut jika semua itu hanya perhatian semu.

“Siapa Maximillian itu kak?” Rosa yang sedari tadi hanya menyimak kini ikut membuka suara.

“Seseorang yang menolong ku Sa!” Ara menjelaskan dengan singkat.

“Kau jadi akan mengambil ilmu bedah Ra?” Ara menjawab pertanyaan Evelyn dengan sebuah anggukan.

“Good! Itu pilihan yang bagus! Aku tahu kau bisa!” Evelyn menyukai dengan pilihan yang Ara putuskan.

“Sebenarnya aku sedikit ragu Lyn, tapi entah kenapa feeling ku mengatakan aku harus masuk ke ilmu bedah.” Ara menceritakan keraguannya pada jurusan yang akan ia ambil.

“tenang saja! Jika kau bingung kau tinggal tanya Evelyn, ia mengambil jurusan saraf!” Ara langsung menoleh pada Evelyn setalah mendengar penuturan dari Clara.

“Ternyata kalian sama – sama gilanya!” ujar Cloe.

Semua yang ada di ruangan kemudian tertawa. Mereka kemudian keluar meninggalkan kamar asrama mereka.

“Saling berkabar jika sudah sampai di Inggris!” pesan Clara pada ke empat temannya.

Karena tanpa sengaja mereka berlima sama – sama masuk di Oxford, hanya jurusan mereka saja yang berbeda. Ara di jurusan Ilmu Bedah, Evelyn di jurusan Saraf, Clara di jurusan Hukum, Cloe di jurusan bisnis, dan Aurel di jurusan ilmu Komputer.

~

Pulau M

Dari negara Rusia, Max dan rombongan menuju ke pulau M dengan menggunakan Luxury yacht.

“Anda sudah datang tuan!” sapa Remon saat berjumpa dengan Max.

“Bagaimana?” tanya Max

“Senjata yang anda minta sudah siap uji tuan! Mohon anda mengenakan baju anti radiasi terlebih dahulu karena kita belum tahu sejauh mana radiasi yang di hasilkan oleh senjata bom hydrogen ini.”

Max menuruti apa yang disarankan oleh Ramon. Meskipun senjata ini Max yang merancang, tetapi ia tetap mengikui apa yang diinstruksikan oleh ilmuwannya itu. Karena Max sendiri tahu dampak yang dihasilkan oleh senjata termonuklir ini lebih besar dari bom nuklir. Tidak hanya dampaknya,daya rusaknya pun juga jauh lebih besar.

Sebelum dilakukan uji coba, Max, Ramon, Kevin melakukan pengecekan secara keseluruhan untuk yang terahir kali sebelum senjata itu benar – benar di coba.

Dan setelah melakukan serangkaian pengecekan telah selesai, senjata tersebut kini siap untuk di uji. Kini semua orang sudah menaiki yacht, mereka semua meninggalkan pulau M dan menuju ke pulau Schmidt karena pulau itu adalah markas kedua milik Max yang ada di Rusia sekaligus tempat pemantauan senjata termonuklir didirikan.

Awalnya pembuatan senjata tersebut akan di buat di Izonino tetapi karena mengingat senjata yang Max rancang ini termasuk senjata satu – satunya yang ada di dunia, maka pada akhirnya Max memindahkan pembuatannya di Schmidt yang berdekatan dengan Markas tersembunyi milik Max

“Semua siap!” komando dari Ramon.

“Siap!” semua yang memegang kendali atas percobaan senjata menjawab dengan serentak.

“Dalam hitugan ke 5, senjata akan di aktifkan” Max memperhatikan dengan seksama melalui monitor besar yang terpampang di depan sana.

“Hitung mundur! Lima.., empat.., tiga.., dua.., satu.., Go!”

Hasil pantauan dari monitor udara sungguh mengerikan. Pulau M terlihat lenyap dari permukaan. Pulau yang mulanya nampak hijau dengan sebuah tebing bebatuan menjulang tinggi, kini telah rata dengan air laut.

“Tandai koordinat pulau tersebut dan pantau apakah radiasinya masih ada!” perintah dari Max.

“Baik Tuan!”

Setelah memberi perintah, Max bersama Kevin lantas keluar dari ruang pemantauan.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!