Sistem Kekayaan Tak Terbatas

Seorang pemuda lainnya yang sejak dari tadi hanya terdiam menatap semua orang orang di ruangan, pemuda itu memiliki pandangan mata yang tajam. Ia bernama Andreas.

Andreas salah satu siswa yang pendiam. Sangat jarang ia berbicara. Akan tetapi kali ini, Andreas ingin berpartisipasi membayar makan malam bersama. Teman teman sekelasnya.

Andreas berkata, "Bagaimana kalau biaya di Restaurant Bintang Permata, saya akan membayar seperdua dari harganya ?". Andreas menatap Ilyas Karimah dengan persahabatan.

Melihat Andreas berkata demikian, Ilyas Karimah terkejut. Beberapa teman lainnya ikut terkejut melihat sikap Andreas yang tidak biasa.

Ilyas Karimah tahu, siapa Andreas, pria dingin yang jarang tersenyum kepada siapapun. Bahkan jarang sekali peduli dengan sekitarnya. Ilyas Karimah penuh rasa tanda tanya dalam hatinya.

Melihat sikap Andreas yang serius dalam berbicara, Ilyas Karimah menghargai kemauan Andreas yang ingin patungan pembayaran Restaurant di Hotel Bintang Permata.

"Baiklah kalau begitu", kita berdua akan membayar tagihannya.

Ilyas Karimah berkata, "Karena kalian teman temanku. Saya dan Andreas akan mentraktir kalian yang berada di ruangan ini".

Semua teman teman Faqih bersorak bahagia. Ekspresi wajah wajah mereka sangat senang. Karena melihat teman temannya begitu baik terhadapnya. Faqih menghubungi Yanti, agar menyiapkan ruang khusus untuknya bersama teman temannya. Dan bersikap biasa biasa saja, saya ingin menyembunyikan statusku.

"Baik tuan" Ucap Yanti . Ia lalu berkata, "Saya akan menyiapkan ruangan khusus dan akan memerintahkan Staff dan karyawan lainnya untuk bersikap biasa saja".

Melihat respon yang baik dari Yanti. Faqih mengucapkan terima kasih, dengan emogi senyuman.

Faqih pamitan sama teman teman kelasnya, ia berencana menemui Rektor Prof. Leonidas untuk meminta izin beberapa waktu ke depan.

Sepanjang jalan di koridor kampus, para mahasiswa memandang Faqih yang sangat berubah. Perubahannya sangat mencolok, berbeda dengan sebelumnya.

Banyak yang nyinyir kepada Faqih, karena statusnya yang miskin. Mereka menganggap kehidupan faqih, hanya mengharapkan pemberian orang lain.

Salah seorang wanita cantik dengan tubuh yang sangat proporsional bernama Susan Iriyaswati ikut berkomentar. Senyumannya yang sangat memikat, membuat orang orang yang melihatnya sering gagal fokus.

Susan Iriyaswati berkata, "Bukankah itu Faqih !, pria paling miskin di kampus ini. Mengapa ia berpenampilan begitu menarik ?".

"Mengapa dia berpakaian seperti itu ? Kayak anak orang kaya saja, pakaiannya sangat bermerk, dan cara langkahnya sangat berbeda dari sebelumnya". Tutur Susan Iriyaswati !.

Di samping Susan Iriyaswati, ada seorang remaja, anak remaja itu, baru semester pertama. Remaja itu mengenal begitu baik Faqih .

Remaja itu, bernama Aldo. Aldo terkejut melihat Faqih yang semakin tampan dan berpenampilan menarik.

Aldo berkata, "Kakak Faqih sangat berbeda dari sebelumnya".

"Selama sepekan lebih saya tidak pernah melihatnya. Entah dia pergi ke mana selama ini".

Mendengar pertanyaan Aldo, ada perasaan yang mengganjal dalam hati Susan Iriyaswati.

"Mungkin dia menghabiskan uang sumbangan yang di kumpulkan mahasiswa untuknya". Tutur Susan Iriyaswati !.

Saya rasa tidak kak Susan, "Jawab Aldo sambil memperhatikan Faqih berjalan menuju kantor Rektor".

Di sudut lingkungan yang lain dalam kampus, seorang wanita sangat cantik dan manis, memiliki lesung pipih. Ia bernama Elvira Aya Sovana. Salah satu keluarga terkaya ke dua di Ibukota Negara Jakarin.

Di jajaran keluarga Sovana, ada 11 keluarga terkaya ke dua di Kota Jakarin. Aset keluarga Sovana mencapai ratusan Triliun.

Elvira Aya Sovana salah satu bidadari kampus. Ia kuliah di Kota Makarin, di sebabkan persaingan keluarga Sovana.

Elvira Aya Sovana memerhatikan Faqih yang terlihat santai berjalan.

"Bukankah itu Faqih ? Bisiknya dalam hati". Penampilannya kali ini sangat berbeda, terlihat sangat tampan, maco, dan lebih berkelas. Tatapan Elvira Aya Sovana tajam melihat Faqih yang melangkah ke depan kantor Rektor.

Banyak yang berbisik dengan berbagai pendapat terhadap Faqih. Banyak yang menyanjungnya. Beberapa wanita cantik penasaran dengan perubahan Faqih.

Tok, tok, tok

Suara ketukan Faqih dari luar, seorang pria paruh baya membuka pintu. Pria itu seorang dosen bernama Dr. Sabastian. Ia melihat Faqih yang berdiri di depan pintu.

Dr. Sabastian terkejut, ia tidak menyangka akan bertemu Faqih di depan kantor Rektor. Sudah sepekan Faqih tidak pernah masuk kuliah. Dan sekarang berdiri di depannya dengan penampilan sangat berwibawa.

Sabastian : Ada apa Faqih ?

Faqih : Saya ingin bertemu sama Prof. Leonidas !.

Sabastian : Tunggu sebentar.

Faqih : Iya pak.

Beberapa menit kemudian Sabastian mengizinkannya masuk.

"Masuklah, tutur Dr. Sabastian". Faqih melangkah masuk ke ruangan Prof. Leonidas.