NovelToon NovelToon
Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Nikah Kilat Dengan Murid Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Keinginan terakhir sang ayah, membawa Dinda ke dalam sebuah pernikahan dengan seseorang yang hanya beberapa kali ia temui. Bahkan beliau meminta mereka berjanji agar tidak ada perceraian di pernikahan mereka.

Baktinya sebagai anak, membuat Dinda harus belajar menerima laki-laki yang berstatus suaminya dan mengubur perasaannya yang baru saja tumbuh.

“Aku akan memberikanmu waktu yang cukup untuk mulai mencintaiku. Tapi aku tetap akan marah jika kamu menyimpan perasaan untuk laki-laki lain.” ~ Adlan Abimanyu ~

Bagaimana kehidupan mereka berlangsung?

Note: Selamat datang di judul yang ke sekian dari author. Semoga para pembaca menikmati dan jika ada kesamaan alur, nama, dan tempat, semuanya murni kebetulan. Bukan hasil menyontek atau plagiat. Happy reading...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meri yang Nekat

“Mau berangkat?” tanya Meri yang melihat Gibran bersiap.

“Iya. Kamu di rumah dengan Ibu seperti biasa. Nanti setelah aku pulang, kita ke rumah orang tuamu.”

“Aku tidak mau pergi!”

“Tapi Papa dan Mamamu meminta kita datang.”

“Biarkan saja! mereka yang menginginkan aku tinggal di desa. Untuk apa memintaku kembali?”

Lagi-lagi percakapan Gibran dan Meri mengalami kebuntuan. Jika seperti ini, Gibran hanya bisa memilih untuk diam, daripada membuat Meri semakin kesal.

Gibran mengambil tasnya dan menyodorkan tangannya. Meri menerimanya dan mencium punggung tangan Gibran, layaknya seorang istri yang mengantarkan kepergian suaminya.

Setelah Gibran berangkat, Meri masuk ke kamarnya dan bersiap-siap juga. Di otaknya sudah tersusun rencana yang akan membuatnya bisa bersama dengan Adlan.

Di sisi lain.

Dinda sedang memeriksa kembali tasnya, memastikan tidak ada yang tertinggal. Adlan masuk ke dalam kamar dengan segelas susu di tangannya.

“Minum dulu!”

“Terima kasih, Oppa.” Dinda menerima gelas susu tersebut dan meminumnya.

Setelah habis, Adlan mengambilnya kembali dan membawanya ke dapur.

“Ini bawakan istrimu, untuk camilan di kelas.”

“Kapan Mama membuatnya?”

“Baru saja.”

“Untukku mana?”

“Nanti Mama buatkan.” Adlan menghembuskan nafas dalam, ia merasa di anak tirikan oleh mamanya sendiri.

Sementara itu, Dinda yang mencium aroma margarin segera ke dapur dan mengambil alih kotak bekal yang ada di tangan suaminya.

“Mama yang terbaik!” Dinda memeluk mama mertuanya dan mengucapkan terima kasih.

Dinda juga berpamitan, karena sudah waktunya untuk berangkat. Adlan mengantarkan istrinya ke sekolah.

Selama perjalanan, Dinda mengeratkan pegangannya di pinggang suaminya, membuat Adlan berbunga-bunga. Ia tidak jadi kesal, karena roti bakar.

Sesampainya di sekolah, Dinda berpamitan dan masuk ke dalam halaman sekolah, meninggalkan Adlan yang putar arah kembali ke rumah.

Adlan masuk ke dalam rumah dan mendengar suara di kamar mandi dan mengira mamanya sedang berada di kamar mandi. Langkahnya menuju halaman belakang untuk memberi makan ikan.

Saat selesai memberi makan ikan, Adlan menghubungi Lek Muklis untuk kembali memisahkan ikan lele dan memasukkannya ke dalam kolam ikan nila yang belum diisi.

Lek Muklis mengiyakannya dan mengatakan akan datang sore nanti. Selesai dengan panggilannya, Adlan dikejutkan dengan tangan yang memeluknya dari belakang.

Adlan tahu bukan tangan Dinda, sehingga ia segera melepaskan pelukan tersebut. Saat berbalik, ia menemukan Meri tersenyum ke arahnya.

“Bagaimana kamu bisa masuk? Dan apa yang kamu lakukan?”

“Kenapa panik seperti itu?”

“Pulanglah!”

“Aku masih ingin di sini. Tidakkah kamu ingat, kita sering berangkat sekolah bersama. Kamu sekolah di mana, aku juga sekolah di situ. Kita selalu bersama. Apa kebersamaan kita selama ini tidak ada artinya?”

“Jangan berbicara sembarangan! Kamu yang selalu mengikuti. Itu maumu sendiri!”

“Memang mauku sendiri. Tapi apakah kamu tidak pernah memiliki perasaan apa pun untukku?”

“Tidak.”

“Kenapa? Apa yang Dinda punya dan aku tidak? Bukankah aku lebih darinya yang hanya yatim piatu? Aku juga berpendidikan lebih tinggi. Aku bahkan menutup auratku, dia tidak!”

“Menyukai dan mencintai seseorang itu tidak diukur dari apa yang terlihat. Itu hanyalah obsesi.”

“Obsesi? Lalu apa yang kamu suka dan sampai membela Dinda?”

“Kamu mungkin tidak akan mengerti. Aku menyukai Dinda sudah sejak lama, bahkan dia sendiri tidak tahu. Aku mencintainya bukan karena fisik atau latar belakangnya.”

“Munafik! Laki-laki mana yang tidak memandang fisik.”

“Terserah! Yang pasti aku mencintai istriku. Sebaiknya kamu pergi sebelum menimbulkan fitnah!”

“Memang itu yang aku harapkan!”

“Apa kamu sudah gila?”

“Semua ini aku lakukan demi kamu! Aku menikah dengan Gibran juga karena kamu!”

Percakapan keduanya yang awalnya hanya bisa mereka dengarkan sendiri, menjadi percakapan yang bisa mengundang orang lain.

Adlan memperhatikan sekitar. Jika ada orang yang melihat mereka, sudah pasti mereka akan salah paham. Sebenarnya, di mana mamanya? Kenapa beliau tidak ada keluar?

“Hentikan sekarang, sebelum kamu mempermalukan dirimu sendiri!”

“Tidak!” Meri melangkah maju, tetapi Mama Adlan yang tiba-tiba muncul menghentikannya.

“Kamu itu anak perempuan, jangan rendahkan dirimu hanya karena laki-laki!” sergah Mama Adlan.

“Tante tidak mengerti!”

“Aku mengerti! Sama seperti yang dikatakan Adlan, yang kamu rasakan saat ini hanyalah obsesi. Lepaskanlah obsesi itu, Mer! Kamu sudah menikah. Coba buka hatimu untuk suamimu, tata kembali perasaanmu.” Meri terduduk dan menangis.

Adlan mendekati sang mama dan bertanya beliau dari mana saja. Mama Adlan menjawab jika beliau baru saja kembali dari belanja sayur.

“Jadi, yang di kamar mandi tadi, Meri?” batin Adlan.

Jika sebelumnya ia memastikan mamanya yang ada di kamar mandi atau bukan, mungkin tidak akan ada drama Meri. Tinggal di desa membuatnya tidak waspada. Adlan merutuki dirinya sendiri.

Meri masih menangis. Mama Adlan yang merasa iba, ikut duduk di tanah dan mengusap pundak Meri dengan lembut.

“Suamimu juga orang baik, mengapa kamu tidak pertimbangkan untuk menerimanya secara lahir dan batin?”

“Tapi aku suka Adlan!”

“Adlan sudah memiliki istri. Kamu yang seperti sekarang hanya akan membuatnya semakin membencimu. Hubungan kalian selama ini masih bisa dibilang baik. Jika kamu terus memaksanya, kalian akan berakhir sebagai musuh.”

“Aku menikah karena paksaan Papa. Aku tidak mau menuruti kemauan Papa yang selama ini mengatur kehidupanku!”

Mama Adlan menggelengkan kepala. Sama seperti dirinya yang dulu, menginginkan Adlan menjadi apa yang diharapkan oleh mantan suaminya.

Menjadi anak seorang pemimpin, harus siap menjadi model. Maka Adlan tidak memiliki kebebasannya. Akibat kekangan dan kurangnya perhatian, Adlan menjadi pribadi pemberontak.

Beruntung Adlan mengenal Pak Lilik, yang bisa membuatnya terkendali. Tanpa jasa Pak Lilik, mungkin Mama Adlan akan menyaksikan keadaan anaknya seperti Meri saat ini.

“Kamu bisa!” kata Mama Adlan setelah mengambil nafas dalam.

“Maksud, Tante?” tanya Meri sambil mengusap air matanya.

“Kamu bisa lepas dari tekanan orang tuamu, karena sekarang kamu sudah menikah. Kamu bisa memiliki kebebasanmu sendiri.”

“Kebebasan apa? Tidak ada kebebasan! Aku hanya keluar dari penjara orang tuaku, dan masuk ke penjara pernikahan!”

“Jika pernikahan menjadi penjara, kenapa kamu ingin menikah dengan Adlan?” Meri terdiam.

Melihat Meri yang tenggelam dalam pikirannya, Mama Adlan meminta anaknya untuk pergi. Beliau yang akan mengurus Meri.

Adlan mengangguk dan meninggalkan rumah. Ia melajukan motornya menuju sekolah Dinda, karena tidak ada tujuan lain yang bisa ia tuju.

1
Dewi Masitoh
semoga lancar kak acaranya
Dewi Masitoh
kota pedas?lombok kah?😄
Meymei: Hehehe 🤭
total 1 replies
indy
Kota pedas di mana ya, jadi pengin makan yang pedas pedas
Meymei: Pecinta pedas jg kak 😄
total 1 replies
indy
semoga meri mulai membuka diri pada gibran
𝐈𝐬𝐭𝐲
nah kan beneran hamil...
𝐈𝐬𝐭𝐲
jgn² Dinda hamil...
Dewi Masitoh: sepemikiran kak😄
total 1 replies
Dewi Masitoh
Gibran kan?😄
Meymei: Cek di ban selanjutnya nanti ya kak 🤭
total 1 replies
Sila Romandita
gibran
Meymei: Masak sih🤭
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
kenapa Dinda gak pindah sekolah aja ngajar di sekitar rumah baru saja dripada harus kekampung dia lagi...
Meymei: Kekurangan guru kak🤭
total 1 replies
indy
selamat berbulan madu
𝐈𝐬𝐭𝐲
namanya Adlan atau Aksa sih Thor🤔
Meymei: Maaf typo kak 🤭
total 1 replies
Dewi Masitoh
Adlan kak🤣kenapa salah ketik jd aksa🙏
Dewi Masitoh: baik kak🙏
total 2 replies
Fitri Yani
next
indy
kayaknya sdh bisa resepsi biar gak ada lagi yang julid. wah ternyata gibran naksir dinda juga
indy
nanti resepsinya setelah masa duka selesai
indy
lanjut kakak
indy
ada yang bertengger di pohon kelengkeng
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus aku suka😍😍
Meymei: Terima kasih kakak… 😘
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut Thor
𝐈𝐬𝐭𝐲
hadir Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!