Nareshpati Sadewa Adibrata akhirnya bertemu lagi dengan.gadis yang sudah menolaknya delapan tahun yang lalu, Nathalia Riana.
Nareshpati Sadewa Adibrata
"Sekarang kamu bukan prioritasku lagi, Nathal."
Nathalia.Riana
"Baguslah. Jangan pernah lupa dengan kata katamu."
Semoga suka♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran
Naresh beneran datang. Do''a Nathalia ngga terkabul. Sekarang Naresh dan keluarga sudah datang dan duduk berhadapan. Agar suasana lebih santai, acara lamaran di lakukan di dekat kolam renang.
Sedangkan Nevia dan Milan melakukan proses lamaran di roof top hotel.
"Aku ngga nyangka dulu anak anak kita satu SMA yang sama," ucap Sandi Adibrata.
"Aku juga kaget," kekeh Fathan.
"Pantas mereka sudah akrab," sahut Sandi penuh makna.
"Kita malah seringnya sekelas, om," timbrung Abiyan.
"Iya, om, tante. Beberapa tahun malah sebelum Naresh pindah," cuit Luma.
Oooh..." Sandi Adibrata manggut manggut sambil melirik Naresh yang tampak tenang, beda dengan Nathalia yang tampak gugup.
Dalam hati dia membatin. Pantas putranya tidak bisa melupakan Nathalia. Gadis itu sangat cantik. Memang identik dengan kembarannya, tapi ada garis tegas yang jelas membedakan keduanya.
"Kapan Naresh pindah?" tanya Nidya menyela. Dia penasaran.
"Pas taun ketiga, mam," sahut Adelia.
"Oooh....."
"Aku membawa Naresh pindah bersamaku," jelas Papa Naresh-Sandi Adibrata.
"Jadi mereka berpisah setelah itu dan baru bertemu sekarang?" tanya Alexander, jadi teringat hubungannya dengan Rihana. Mereka dulu juga sempat berpisah bertahun tahun. Dia menggenggam tangan istrinya-Rihana yang sama tersenyum penuh makna.
"Papa jadi ingat Rihana dan kamu, Lex," ucap Opa Dewan menyelutuk.
Alexander tertawa bersama istrinya, merespon ucapan Dewan-Papa Rihana.
"Iya, opa juga jadi ingat," tawa Afif Suhendrata berderai.
"Malah dulu sempat ngga direstui lagi," canda Cakra tergelak, membongkar rahasia lama.
Dewan dan Afif tergelak karena sindiran itu mengena sekali.
"Ternyata kalo sudah jodoh ngga akan bisa dipisahkan," tukas Afif.
"Betul sekali," sahut Dewan.
Nathalia baru tau ada cerita begini juga di dalam keluarga mereka. Dia tanpa sadar menatap Naresh yang juga sedang menatapnya.
Cerita kita ngga mungkin, kan, punya akhir yang sama, batin Nathalia pesimis.
"Jadi mau tau juga, nih, ceritanya," kekeh Sandi.
"Nanti kapan kapan aku ceritakan," ujar Alexander dalam gelaknya. Mereka pun tertawa bersama.
"Naresh bahkan masih ingat dengan warna warna yang disukai Nathalia." Oma Naresh-Marta membuka rahasia cucunya.
Haa? Nathalia tidak bisa mempercayai pendengarannya.
Sungguhkah? Nathalia menatap Naresh dengan perasaan senang bercampur kaget yang mengendap di hatinya.
Naresh tetap tenang walau dia agak malu karena tatap teman teman SMAnya yang beraneka makna. Rahasianya dibongkar secara terang terangan. Bahkan dia melewatkan tatapan Nathalia.
Salahnya juga yang keceplosan sewaktu omanya bertanya tadi.
"Wow....," tukas beberapa orang. Dalam hatinya Fathan lega, ternyata seperhatian itu Naresh pada putrinya.
Bucin akut, ejek Abiyan dalam hati.
Fadel yang ada di sana bersama istrinya juga menahan tawa.
"Dia sudah tidak tertolong," bisik Fadel menyindir
Kayana hanya mengangguk. Dia mau tertawa, tapi takut dikira ngga sopan. Apalagi saat melihat wajah malu Nathalia.
"Kamu ngga usah khawatir lagi, Nathal. Secinta itu dia sama kamu," bisik Adelia usil.
"Hemm...." Tetap saja Nathalia masih ngga percaya. Tapi dia bingung, dari mana Naresh tau warna warna kesukaannya.
Mereka ngga sedekat itu sampai dia bisa memberikan informasi pribadinya pada Naresh.
"Pantas saja hadiah hadiahnya didominasi warna warna soft." Nidya tersenyum lebar. Dia melihat pipi putrinya yang merona.
Seperti apa, sih, hubungan kalian dulu? batin Nidya semakin penasaran.
"Ada dua keluarga yang lamaran sekarang. Jadi keluarga kami terbagi jadi dua," kekeh opanya Nathalia-Afif Suhendrata.
"Ya, kami sudah mendengar. Apakah mereka akan kita nikahkan bareng seperti tradisi di keluarga kalian?" Opa Naresh-Rifan balas terkekeh setelah menyahut.
"Sepakat bulan depan?" timbrung Cakra-Papanya Kalandra-opanya Nathalia ngga sabar. Nathalia sampai melihat opanya kaget.
Secepat ini? Kenapa opanya dengan mudah mengambil keputusan?
"Ya, keluarga Nevia dan Milan juga sudah setuju," timbrung Fathan.
"Sebenarnya kalo bisa dua minggu lagi aja, ya, nikahnya," cetus Daniel-papinya Abiyan berderai.
"Aku juga maunya begitu," tawa Alexander. (Papi Afif Suhendrata punya tiga anak, Fathan, Daniel dan Alexander 🤭)
Nathalia sampai terdongak, dia menatap kedua omnya kaget dan menunjukkan keberatan.
Hubungannya tidak seperti yang mereka bayangkan. Nathalia jadi gusar sendiri.
"Nathalia sangat cantik. Pantas saja Naresh sekalinya bertemu setelah lama berpisah, langsung minta dilamar," tawa Oma Marta-omanya Naresh setelah menyelesaikan ucapannya.
Langsung ci uman malah, batin Abiyan ngakak.
Nathalia membeku dengan perasaan malu yang sulit dia usir.
Kalo ngga ke gap pasti bakal ngeles terus, batin Maminya Nathalia sambil melirik putrinya yang sudah tampak sangat resah.
Tadi beberapa kali dirinya melihat tatapan Naresh pada putrinya.
"Mau deal dua minggu lagi aja kita nikahkan mereka?" tanya Fathan antara bercanda dan serius.
Nathalia terhenyak. Setelah malam ini, Nathalia yakin kalo jantungnya tidak akan normal lagi.
"Bagaimana, Naresh?" todong Sandy sambil menatap lekat putranya.
Naresh yang sekarang jadi pusat perhatian menatap Nathalia yang juga sedang menatapnya dengan tatapan cemas.
Naresh tau kalo Nathalia ngga mau. Ini terlalu cepat. Hubungan mereka juga belum baik baik saja. Tapi dia akan melakukan yang sebaliknya.
"Aku ikut keputusan papa saja."
Nathalia hampir saja melepaskan pelototannya pada Naresh setelah mendengarkan ucapannya.
Dia maunya apa, sih? Harusnya dia menolak, kan?
Sikap Naresh membingungkan Nathalia.
"Oke. Deal, Fathan," jawab Sandy cepat.
"Kita bisa mulai persiapannya kalo begitu," jawab Fathan.
"Aku telpon Hazka dulu," ujar Emir.
"Kita nanti bisa rapat lagi dengan Hazka dan Edgar," sambung Fathan.
"Ya, ya," timpal Sandi Adibrata setuju.
"Secepatnya," putus Daniel menyela.
Nathalia merasakan sekujur tubuhnya gemetar.
Nggak mungkin secepat ini.
Adelia mendekati kembarannya dan berbisik.
"Siap siap, Nathal."
*
*
*
"Dua minggu?!"
Hazka-Papi Nevia dan Edgar-Papi Milan berseru bersamaan. Keduanya menoleh. Di tangan masing masing, mereka menggenggam ponsel.
Bukan keduanya saja. Emra dan Ansel yang ada di sana juga kaget mendapat kabar yang tidak diduga dari sepupu sepupu mereka yang ada di lamaran Nathalia dan Naresh.
Milan dan Nevia saling menatap bingung. Juga beberapa yang belum diberi kabar.
"Fathan dan Sandi sudah putuskan kalo acara pernikahan anak anak mereka, akan diadakan dua minggu lagi," ucap Hazka menjelaskan.
Suasana langsung heboh. Seruan seruan menyetujui rencana itu mulai terdengar bersahutan.
"Mereka menanyakan pendapat kita. Bagaimana, Ed?" tanya Hazka melanjutkan ucapannya.
Kirania yang juga sudah mendapat pesan dari Kamila menatap istri Edgar.
"Aku dan Hazka setuju. Iya, kan, pa," ucap Kirania sambil melihat orang tuanya dan Hazka.
"Kita juga setuju," jawab keempatnya kompak setelah saling tatap satu sama lain.
"Kalo begitu kami juga setuju. Milan, kamu setuju, kan?" todong Edgar-Papa Milan meminta pendapat putranya. Tapi dia sudah yakin kalo Milan bakal setuju. Putranya udah ngebet banget menikahi Nevia.
"Setuju, Pa," sahut Milan. Dia tersenyum lebar saat melihat Nevia yang menghela nafas. Berusaha mengusir kegelisahan yang nampak jelas di wajahnya.
Makin cepat makin baik, batin Milan penuh semangat.
Kalian ini, tawa Karla dalam hati.
"Mereka mengikuti jejak kita," bisik Haykal dengan tawa perlahannya. Kirania-istinya tersenyum.
kira kira jetro dapet cewek spek kayak gimana ya
tapi kalau jadian pasti ad apart flora ngenes secara di Players yg jadi partner sexnya bisa nongol kaya jelangkung
kya'nya nathalia jg nevia bakalan bareng jg nich hamilnya.