Dengan diam Stevi kembali ke mode sedihnya.
"Bantu aku untuk melupakan Farhan Laras! Aku sudah berusaha sebisa mungkin melupakan rasa ini pada nya, tapi setelah mendengar niat nya kemaren aku merasa tidak sanggup!"
Laras duduk di depan Stevi yang masih terlihat sibuk mengusap air matanya.
"Bagaimana dengan Candy? Menurutmu apa Dia gadis yang baik dan pantas untuk dipertimbangkan?"
Mendengar pertanyaan Laras, Stevi berdiri dan berjalan menuju foto perdana Dia dan Candy. Dia pandangi wajah Candy dengan senyuman dan menyentuh setiap sisi foto wajahnya.
"Jika aku sebagai Stevi maka Candy adalah sainganku tapi kalau aku menjadi Aliando aku tetap tidak bisa mencintai Dia sebagai wanita yang akan aku perjuangkan. Laras rasa ini ke Candy sangatlah berbeda dengan rasa seorang pria lainnya. Aku tidak tahu kenapa kasih sayangku ke Dia seperti saudara dalam satu kandungan."
"DEG..! Laras menjadi ragu sendiri dengan ucapan Stevi. Dia mendekat ke arahnya dan memegang kedua tangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu tak beralasan
Tiba di kos an, Candy memarkir motornya di garasi dan membawa masuk barang belanjaannya. Tidak biasanya pintu kamar Farhan terbuka. Dengan santai Candy masuk ke kamarnya. Belum lama Dia duduk, tiba-tiba terdengar panggilan dari luar.
"Candy!"
Dia menajamkan pendengarannya. rencana pulang mau langsung tidur ternyata gagal. Candy membuka pintu kamarnya dan melihat Farhan sudah berdiri di depannya.
"Han, kenapa?"
Farhan memandang Candy dengan tatapan yang aneh. Dengan wajah keponya, Dia bertanya ke Candy kenapa beberapa hari tidak terlihat.
"Kamu kemana saja sih Can? Apa sudah punya yang baru terus lupa sama yang lama?"
Mendengar pertanyaan Farhan, Candy jadi bingung mau jawab apa. Tapi Dia terlihat sedikit tenang menghadapi Farhan karena sudah merasa sangat capek.
"Han, maksut kamu apa? Aku tuh gak kelihatan karena memang kerja, cari duit! Kalau kamu bilang ada yang baru, ya..memang ada, apa masalahnya sama kamu?"
Melihat wajah Candy menjawabnya tanpa dosa, Farhan semakin gemes dan mendorong tubuhnya masuk ke kamar.
"Can, coba bilang sekali lagi!"
Sambil melotot Candy menahan tubuh Farhan yang memojokannya ke dinding kamar. Tidak paham lagi dengan pikiran Farhan, Candy menendang pusaka Farhan agar bisa terlepas dari tubuh yang menahannya.
"DUG ! " Aauuuww... teriakan keluar dari mulut Farhan.
"Han, kalau kamu masih seperti ini gak jelas, aku jotos wajahmu!"
"Candy... kamu hancurkan... ! aauuuww..." Dengan menggenggam pusakanya Farhan , merintih kesakitan dan duduk di tempat tidur Candy.
"Makanya jadi orang yang jelas Han! Gak ada hujan atau petir kamu marah-marah tanpa alasan!"
Aku duduk dengan cuek di dekat Farhan.
Mungkin sedikit reda rasa sakitnya, tangan Farhan sudah terlepas dari pusakanya.
"Can, kamu benar-benar tega sama aku! Aku sudah berusaha keras buat kamu bahagia, menuruti semua kemauanmu tapi apa yang kudapat?"
Aku semakin pusing dengan ucapan Farhan yang ngalor-ngidul gak jelas.
"Maksut kamu apa sih Han, ngomong yang bener!"
Farhan beranjak dari duduknya dan berdiri di depanku.
"Bukannya kamu tadi bilang sudah ada yang baru? Ya sudah jangan pernah ganggu Aku lagi dan jangan minta bantuanku lagi!"
Dia melangkah keluar dari kamar Candy. Setelah dipikir-pikir ternyata Farhan cemburu.Candy memanggil dan menghentikannya.
"Tunggu Han!"
Candy sengaja berdiri menghadangnya di depan pintu agar Dia tidak bisa keluar. Perlahan Candy mendekati wajahnya yang masih terlihat marah. Dengan sangat lirih Candy bicara di dekat telinga kanannya.
"Kamu cemburu ya??"
Melihat wajahnya yang mendadak memerah karena malu, Candy jadi merasa geli. Dia terlihat salah tingkah dan ingin segera kabur dari Candy.
"Eeiiitt... mau lari? Aku jadi penasaran sama kamu, kalau memang cemburu berarti selama ini kamu suka ya sama Aku?"
Farhan menyingkirkan tubuh Candy yang menghalanginya.
"Minggir! Kamu memang wanita yang tidak punya hati, tidak peka!"
Dengan langkah cepat Dia kembali ke kamarnya.
"BRAKK.. .!" Farhan menutup pintu dengan keras.
Candy juga menutup pintu kamarnya dan melanjutkan agenda selanjutnya yaitu tidur sampai puas. Tapi sebelum Dia sempat terlelap, telinganya terngiang dengan kalimat Farhan tadi.
"Apa maksut Farhan Dia bener-bener suka sama Aku? Tapi kenapa selama ini Dia tidak pernah mengungkapkan? Aahh... nanti sajalah mikirnya, penting aku tidur dulu."
Candy mengambil guling dan memeluknya untuk teman tidur.
Di dalam kamarnya, Farhan emosi dengan diri sendiri.
"Kenapa aku terlihat bodoh tadi di depan Candy. Bukannya tadi kesempatan buat aku nembak Dia. Bodoh...benar diri ini!"
Dia mengambil HP nya dan mengirim pesan ke Nico. Kebetulan Nico sudah kembali ke kos nya karena sudah dapat transferan dari orang tuanya. Acara ngungsi pun telah selesai.
(Nic, tolong bantu aku belikan coklat dan bunga untuk Candy)
Berharap Nico tidak membalas pesannya dan menunggu actionnya saja, ternyata tidak sesuai yang Dia harapkan.
(Idih... yang baru berantem dengan pacar orang, mau jadi yang ke tiga ya?)
Malas membaca pesan dari Nico Farhan hanya mengintip dari jendela layar saja.
"apaan sih maksut Nico, orang ketiga? Siapa yang di maksut orang ketiga , apa aku?"
Farhan jadi galau setelah membaca pesan itu. Dia jadi gak nyaman, rasanya ingin sekali ketemu sama Candy dan bertanya langsung.
Dalam kegalauannya, Farhan sempat tertidur lama. Kalau saja Nico tidak mengetuk pintu kamar nya, mungkin Farhan akan terbangun besok pagi.
"Tok... Tok... Tok..! " Han...! Buka pintunya Han! "
Kaget mendengar suara Nico yang terdengar keras, Farhan terbangun dari tidurnya. Dia membuka pintu kamarnya dan menarik Nico masuk ke dalam.
"Kamu ngapain Han, koq gak sabaran banget!"
Farhan menyuruh Nico duduk dan meminta penjelasan dengan balasan pesannya tadi. Sambil nyengir-nyengir karena mengejek Farhan, Nico cerita dengan logat konyolnya.
Mendengar cerita Nico, Farhan jadi patah semangat mau nembak Candy.
"Nic kalau memang benar apa katamu, sudah pasti lah kalau Candy memilih Aliando atau Candra itu!"
"Kamu jangan pesimis Han. Sebenarnya aku ada ide, kamu mau gak?"
Nico mendekat dengan senyum usilnya.
Melihat Nico yang selengekan , Farhan sebenarnya enggan mengandalkan ide dari nya. Pasti hasilnya nanti malah semakin ribet dan parah.
"Apa bisa dipertanggung jawabkan kalau nanti terjadi sesuatu?"
"Pasti lah, kemari aku bisikin!"
Nico meminta Farhan untuk mendekat padanya.
Mandengar ide Nico, Farhan menjadi ragu.
"Gak mau aku Nic! asal kamu tahu ya dari awal Laras itu sudah naksir aku, kalau sampai aku ngikutin saran mu dekati Dia cuma buat Candy cemburu mending gak aja!"
"Kenapa? Kalau Candra bin Aliando saja bisa deketin Candy kenapa kamu gak bisa deketin Laras. Sekalian dong hancurin hubungan Laras dengan pacarnya itu!"
Dengan penuh keyakinan , Nico mengira kalau Aliando adalah pacar Laras.
"Tapi Nic, apa benar kamu lihat mereka berdua masuk ke toko fashion?"
Begitu ragunya Farhan dengan informasi dari Nico, Dia memastikan sekali lagi.
"AH.. sudahlah Han, kamu memang sudah gak percaya aku lagi, nih pesenan kamu buruan sana kasih ke Candy dari pada Dia kabur lagi!"
Sambil memberikan bunga dan coklat ke Farhan, Nico sekalian keluar untuk kembali ke kos nya.
Farhan juga menutup pintu kamarnya setelah kepergian Nico. Antara ragu dan bimbang Dia memikirkan kembali ide dari Nico tadi.
"Kalau aku nekat pakai Laras untuk buat Candy cemburu, pasti jadinya salah paham."
Dia masih berfikir keras untuk bisa mengutarakan cintanya ke Candy.
"Aku harus gimana ya?"
Mondar-mandir, duduk - tidur lagi, Farhan seperti orang yang kebanyakan minum obat.
"Duh.. koq aku rasanya gelisah banget. Apa memang begini rasanya jatuh cinta? terus kalau sakit hati rasanya seperti apa?"