NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyusup Tenda Darurat

Suasana di dalam tenda saat ini sangat hening dan gelap. Karena di sini tidak ada listrik apalagi lampu untuk penerangan. Untung saja aku memiliki sistem, jadi aku bisa membeli lampu operasi untuk aku gunakan saat mengoperasi pasien tadi. Walaupun tidak ada listrik namun lampu tetap bisa menyala saat digunakan. Mungkin itulah salah satu kelebihan barang yang dibeli dari sistem.

Samar-samar ada cahaya dari obor yang baru saja dinyalakan oleh beberapa orang yang terlihat sedang berlalu lalang di luar tenda.

Mataku kini terasa berat, rasanya ingin sekali aku pejamkan mataku dan tidur nyenyak.

Baru saja akan memejamkan mata, sepertinya ada seseorang yang diam-diam masuk ke dalam tenda.

Aku pun langsung berpura-pura tidur untuk mengamati gerak-gerik orang tersebut.

...****************...

"Sebenarnya apa yang ada di dalam sini, kenapa si penjaga benteng itu sangat melarang siapa pun masuk ke dalam tenda ini." Bisik lelaki bertudung kepala. Melangkah hati-hati ke dalam tenda tempat Rayna berada.

Matanya melihat sekeliling, dia menemukan banyak hal aneh di tenda ini. Pertama di tenda ini banyak orang terbaring diam. Tidak tau apa mereka itu tertidur atau pingsan.

"Kenapa orang-orang ini semuanya terdiam di tempat tidurnya." Gumamnya.

Lelaki bertudung memeriksa kondisi masing - masing orang di dalam tenda.

"Mereka semua terluka sangat parah, tapi bagaimana bisa mereka ini masih hidup?" Lelaki bertudung kepala itu bertanya-tanya sendiri. Dia bingung sekaligus takjub melihat dari luka semua orang yang terobati dengan sangat baik.

Dia sendiri baru pernah melihat luka tebasan bisa langsung menyatu kembali dengan bekas jahitan rapih seperti ini.

"Tabib mana yang bisa mengobati semua orang ini?" Bisiknya.

Matanya kini tertuju pada seorang wanita yang berbaring di tempat tidur paling ujung.

Lelaki bertudung itu berjalan mendekat ke arah Rayna berada.

"Bukankah dia wanita yang tinggal di hutan? Kenapa dia berada di sini? Apa dia terluka?" Ucapnya dalam hati.

Lelaki bertudung itu mendekat sambil mencondongkan badannya ke arah Rayna yang sedang terbaring. Dia hendak memeriksa bagian tubuh mana dari Rayna yang terluka.

Belum sempat memeriksa, tiba-tiba tangan lelaki bertudung itu dipegang Rayna yang sedari tadi diam-diam memperhatikannya.

Lelaki bertudung itu terkejut dan spontan bergerak mundur. Namun gerakannya terhenti karena Rayna kini menarik kedua lengannya.

"Emh.." Rayna mendesah.

Tanpa sengaja ke dua tangan lelaki bertudung itu memegang kedua buah dada milik Rayna yang besar di balik pakaian yang dikenakannya.

"Glek, a-apa ini? Kenapa rasanya sangat enak untukku pegang." Ucap lelaki bertudung dalam hatinya sambil menelan ludah.

"Engh.." Desahnya lagi.

Tidak tau kenapa semakin memegang dan meremasnya hasrat seksual pada dirinya semakin membuncah.

Lelaki bertudung itu bersama Rayna hanyut dalam suasana yang penuh hasrat.

Semakin lelaki itu meremas dan memainkan buah dada Rayna, membuat tubuh Rayna semakin menggeliat dan tambah menggoda.

Mereka menikmati setiap sentuhan satu sama lain. Kini bagian bawah lelaki bertudung itu mulai mengeras mengenai kaki Rayna.

Rayna perlahan bangun dari posisi tidurnya dan berhadapan dengan lelaki bertudung itu.

Wajah mereka sangat dekat, membuat jantung lelaki bertudung berdegup kencang.

Pakaian yang dikenakan Rayna terbuka sedikit samar-samar terlihat tampilan buah dadanya yang besar dan kencang. Lelaki bertudung itu menyentuhnya dengan lembut.

...****************...

"Siapa kamu? kenapa bisa masuk ke dalam sini?" Bisikku di samping telinga lelaki bertudung.

Aku berusaha menahan lengannya agar dia tidak bisa kabur. Namun ternyata kedua tangannya itu mendarat tepat didadaku. Dia hanya diam dan berusaha melepaskan diri.

Aku berniat melepaskannya karena posisi tangannya sangat tidak sopan. Akan tetapi jika aku melepasnya pasti dia akan langsung kabur.

"Apa kamu lelaki yang pernah menolongku?" Bisikku lagi. Namun lelaki itu diam saja tanpa sepatah kata pun.

"Jangan diam saja, kamu sendiri yang dari awal mendekat padaku." Tanganku kini mulai keram karena lengannya sangat kekar jadi sulit untukku genggam.

Tiba - tiba lelaki itu mendorong tubuhku untuk berbaring dan langsung memakaikan kembali selimut ke tubuhku. Dalam sekejap mata dia menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun.

"Siapa dia sebenarnya? datang dan pergi seenak jidat sendiri. Sebenarnya apa yang dia pikirkan sampai berani memainkan buah dadaku." Ucapku dalam hati.

"Ah.. brengsek berani - beraninya dia meremas dadaku. Tapi ada apa dengan diriku? kenapa badanku terasa panas." Ucapku dalam hati.

...----------------...

Ke esokan harinya, setelah semalam begadang namun akhirnya tertidur dengan nyenyak. Sekarang tenagaku terasa sudah pulih sepenuhnya.

"Sudah bangun kamu nak?" Ucap Bibi Sarah membawakanku semangkuk bubur dan minuman.

"Iya Bibi, bagaimana kondisi yang lainnya?" Ucapku sambil bangun dari tempat tidurku.

"Nanti kamu lihat sendiri di luar, sekarang makanlah dulu. Isi perutmu dengan bubur ini."

Aku mengangguk dan segera menghabiskan makanan yang diberikan oleh Bibi Sarah.

Di luar tenda sangat berisik, banyak sekali orang berteriak dan menangis. Saat ini di otakku banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang terus muncul.

Selasai menghabiskan makanan, aku langsung pergi keluar dari tenda untuk melihat situasi saat ini.

Baru saja keluar dari tenda, aku disuguhkan pemandangan yang sangat mengerikkan. Semua bangunan sudah diluluh lantakkan oleh serangan binatang buas. Para seniman beladiri dan yang lainnya yang telah berusaha mati-matian mengalahkan binatang buas kemarin saat ini sedang menderita luka-luka.

Di dekat tembok benteng ada sebuah papan, aku berjalan mendekat. Papan itu bertuliskan nama-nama korban yang telah meninggal. Ada korban yang jasadnya masih utuh, ada juga yang sebagian tubuhnya tidak lagi utuh.

"Itu belum semuanya nak, mungkin masih banyak lagi korban yang tidak diketahui telah menjadi makanan binatang buas." Ucap Paman Guan mendekat ke arahku.

"Di sana, masih banyak keluarga korban yang menanyakan keberadaan anggota keluarganya yang ikut melawan binatang buas kemarin. Namun masih belum juga ditemukan keberadaanya." Ucap Paman Guan sambil menunjuk ke arah para korban yang meninggal.

Saat ini tubuh korban dibaringkan berjejer di sepanjang jalan yang nantinya akan di makamkan. Keluarga korban diperbolehkan datang ke area benteng untuk melihat anggota keluarganya yang telah meninggal untuk terakhir kalinya.

Tiba-tiba sekelompok orang dengan pakaian bagus dan rapih datang. Mereka membawa banyak peti berukuran sedang.

"Mereka dari Klan Asran, orang yang paling depan itu adalah ketua Klan." Ucap Paman Guan.

'Kling'

Setelah peti-peti itu di buka, nampak menyilaukan sekali isinya. Ternyata di dalam peti itu ada banyak kepingan uang emas. Ketua klan membagikan uang emas itu ke keluarga korban sebagai tanda hormat dan rasa terimakasih atas jasa para korban.

"Apa hanya korban yang meninggal saja yang dibagikan uang itu?" Ucapku lirih.

"Tidak, walaupun jumlahnya berbeda tetapi semua orang yang ikut dalam penyerangan binatang buas kemarin akan diberikan imbalan juga." Ucap Paman Guan, ternyata dia mendengar ucapanku.

"Apa aku akan mendapatkannya Paman? tapi saat binatang buas menyerang, aku tidak melakukan apapun kemarin." Ucapku.

"Kata siapa kamu tidak melakukan apapun, memangnya harus dengan ikut menyerang binatang buas? justru mengobati orang yang terluka dan menyelamatkannya itu juga jasa yang sangat luar biasa." Ucap Paman Guan.

"Hehe benarkah Paman? terimakasih atas pujiannya." Ucapku.

"Apa semua orang yang terluka kemarin sudah diobati Paman?" Tanyaku memastikan kalau tidak ada orang terluka yang masih belum mendapatkan penanganan.

"Masih ada yang belum mendapatkan pengobatan, kejadian kemarin terlalu memakan banyak korban." Ucap Paman Guan.

Dari penjelasan Paman Guan, jumlah orang yang terluka ringan itu sekitar 160 orang sedangkan jumlah tabib yang baru datang tadi pagi hanya 5 orang saja dan tidak ada yang bisa melakukan pengobatan seperti yang aku lakukan.

Paman Guan mengajakku menuju tempat orang-orang yang masih terluka.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!