Demi menutupi identitas aslinya, Elvano Abraham memilih Sena sebagai pendampingnya dalam suatu acara. Sena yang tak menyadari niat Elvano sesungguhnya menerima tawaran tersebut, karena ia pun ingin lebih dekat dengan Elvano.
Tapi Elvano salah, karena pilihannya tersebut malah membawa dirinya terjebak dalam pesona Sena, begitu pula sebaliknya.
Apakah yang akan Sena lakukan setelah mengetahui motif Elvano yang sesungguhnya? Apa mereka akan terus bersama? Atau justru motif Elvano menghancurkan hubungan keduanya?
Yuk! Ikuti kisah Elvano dan Sena yang harus menemukan cinta sejati di tengah banyaknya rahasia dan kesalahpahaman yang penuh dengan ketegangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SBDST 33.
Elvano dan Sena menemui Reagan yang sudah menunggu mereka di ruang kerja.
Sudah beberapa menit dari kedatangan keduanya, belum ada yang membuka suara. Elvano dan Sena sama-sama diam. Sena bahkan menunduk karena ayahnya memberikan tatapan yang sangat tajam padanya.
"Katakan," ucap Reagan singkat. Ia langsung menuntut penjelasan dari dua orang yang kini ada di hadapannya.
"Katakan apa, Dad?" Sena mengangkat wajahnya. "Aku dan dia tidak memiliki hub..."
"Aku ingin menikahi Sena."
Ucapan Sena terpotong karena Elvano langsung menyampaikan keinginannya sekaligus apa tujuannya menemui Reagan hingga datang ke kediaman keluarga Rykhad.
Sena membelalakkan mata pada Elvano yang tidak menoleh ke arahnya, melainkan terus menatap lurus pada Reagan yang kini sudah mengangkat alisnya.
"Aku mencintai putri Anda, Tuan Rykhad." Elvano beranjak dari duduknya, ia berlutut pada Reagan dan itu semua membuat Sena terkejut, termasuk Amanda, yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja suaminya.
"Aku sudah melakukan kesalahan besar dengan membuat Sena menangis dan kecewa karena sikapku. Dia marah padaku, menghindariku, dan tidak mau bicara denganku." Elvano mengatakan semuanya pada Reagan dengan menunduk. "Sena pergi dariku. Dia meninggalkanku, dan itu menyiksa."
Sena terperangah, tak bisa berkata-kata saat mendengar semua pengakuan Elvano pada ayahnya. Amanda bahkan sudah menganga, langsung menutup mulutnya. Sedari kemunculan Elvano di kediaman mereka, Nyonya rumah itu sudah bertanya-tanya siapa sebenarnya Elvano. Kini, ia mengerti, ternyata pria ini lah yang membuat putrinya yang teramat mandiri itu bisa pulang sendiri ke rumah.
"Aku minta maaf untuk semua kesalahanku. Aku akan membayar semuanya, bagaimanapun caranya." Elvano semakin menunduk dalam. Ia mengenyahkan seluruh harga diri bahkan kearogannya di hadapan keluarga Rykhad, ia benar-benar menginginkan putri dari keluarga itu untuk menjadi pasangannya. "Tapi aku sungguh mencintai Sena." Elvano mengangkat wajahnya, ia menatap Reagan dengan semua kesungguhan yang ia miliki.
"Aku sangat mencintai putri Anda, Tuan Rykhad. Aku ingin memperistrinya."
Elvano tak ingin berbasa-basi. Ia mengatakan semuanya pada Reagan. Termasuk keinginannya untuk menikahi Sena.
"Kenapa kau mengatakannya padaku?" tanya Reagan masih dengan suara dinginnya. Membuat sang istri yang sudah duduk di sisinya menyikut pelan lengan pria pendendam itu.
"Selain cantik, putri Anda... sedikit keras kepala. Dia masih ingin meladeni perasaan marahnya padaku. Tapi aku tetap mencintainya." Elvano memilih jalan langsung menemui Reagan sebagai ayah Sena, karena bicara pada Sena, wanitanya itu belum mau percaya.
Amanda langsung terkekeh mendengar ucapan Elvano. Putrinya, Sena memang sekeras kepala itu. Sedangkan Sena sendiri, wajahnya sudah merah padam. Namun, ia masih menunduk karena bisa melihat ekspresi sang ayah yang belum stabil.
"Kau pikir, semudah itu menginginkan gen Rykhad untuk menjadi pasanganmu?" tanya Reagan dengan sinis. Ia sama sekali belum memperlihatkan keramahan pada Elvano. Meski pria itu sudah berlutut di hadapannya.
"Meski keras kepala, dia putriku yang berharga."
Ucapan Reagan membuat Sena dan Amanda menoleh padanya, mereka menangkap kilauan tajam dalam sorot mata Reagan. Di balik sikap dingin pemimpin keluarga Rykhad itu, tersembunyi kelembutan yang hanya diperlihatkan pada keluarga. Reagan memang dikenal sebagai pria pendendam, tapi di dalam rumah, ia adalah suami dan ayah yang penuh kasih. Cinta dan perlindungannya terhadap Amanda dan anak-anaknya tidak pernah berubah, dan sepertinya, sikap itu akan terus berlanjut hingga ia memiliki cucu maupun cicit nantinya.
Kini, Reagan menatap Elvano dengan tatapan yang semakin tajam, seolah menguji kesungguhan hati pria itu.
"Jika kau ingin Sena menjadi pasanganmu, kau harus membuktikan diri layak. Aku tidak ingin putriku berakhir dengan seseorang yang hanya mampu menyakiti, bukan melindunginya."
"Aku memiliki syarat," tambah Reagan. Yang langsung disela oleh istrinya.
"Jangan mempersulitnya, Rey. Lihat, dia sudah memohon semanis itu padamu untuk mendapat izin menginginkan putri kita." Amanda memperhatikan wajah tampan seperti malaikat yang dimiliki oleh Elvano.
Reagan berhenti sejenak, ia menoleh pada Amanda. "Kau menyukainya?" tanya Reagan pelan dan tajam.
"Hm. Aku baru tahu; ternyata masih ada pria tampan selain dirimu dan putra-putra kita, Rey." Amanda terkekeh kecil menutup mulutnya. Ia mengabaikan dengusan sang suami padanya.
"Kau lupa? Dia sudah memecahkan dua vas kesayanganmu?" Reagan terlihat memprovokasi sang istri, meski ia akui ucapan istrinya benar. Jika tidak, mana mungkin putri mereka akan tertarik pada Elvano.
"Jangan berlebihan, Rey. Dan jangan seperti orang susah, kau masih bisa membelikanku sepuluh vas seperti itu untukku, kan."
Reagan terperangah atas ucapan Amanda.
"Maafkan aku, Nyonya Rykhad. Aku tidak sengaja memecahkannya, aku sangat menyesal dan akan segera menggantinya."
Amanda lekas mengangguk dan tersenyum atas permintaan maaf Elvano. "Lihat, dia akan menggantinya, Rey," adunya pada sang suami yang semakin tak suka melihat Elvano.
Reagan langsung berdiri, beranjak ke meja kerjanya dan meraih beberapa berkas yang langsung ia letakkan begitu saja di atas meja, tepat di sisi Elvano yang sedang berlutut.
"Selesaikan semua itu dalam satu kali dua puluh empat jam. Jika kau berhasil, aku akan mempertimbangkan hubungan mu dengan Sena. Tapi jika kau gagal..." Reagan menatap Elvano dengan begitu tajam, "Kau tidak akan pernah mendekati Sena lagi. Dan aku akan langsung menikahkan putriku dengan pria lain!" ancam Reagan tidak main-main. Ia juga menatap Sena yang langsung menunduk dengan wajah piasnya.
Entah syarat apa yang diberikan Regan untuk Elvano agar bisa membuktikan dirinya layak untuk Sena dan keluarga Rykhad.
*
*
*
Setelah memastikan Sena dan Elvano bertemu ayahnya, Rexi masuk ke dalam kamar pribadinya, ia berniat membersihkan diri dan enggan untuk kembali ke perusahaan karena selesai Reagan memanggil Sena, Rexi juga berniat ingin bicara dengan ayahnya itu.
Tiba-tiba ponsel pria itu berdenting tanda sebuah pesan masuk.
Seseorang memeriksa apartemen Nona Riella, Tuan.
Setelah membacanya, Rexi segera menekan tombol panggil, hingga ia terhubung dengan orangnya yang biasa mengawasi sang adik.
"Siapa?" tanya Rexi ketika panggilan langsung tersambung seraya membuka kemeja hingga tubuh kekar dengan lengan yang dipenuhi seni tato itu terlihat.
"Seorang wanita, Tuan."
"Teman Riella?"
"Bukan, Tuan. Wanita itu baru kali ini terlihat. Dia juga bertanya banyak hal tentang Nona Riella pada petugas keamanan apartemen."
Laporan dari orangnya membuat Rexi urung saat ingin menurunkan gesper celananya. Ia terlihat serius mendengarkan semua yang orangnya itu katakan tentang wanita yang sepertinya tengah menyelidiki sang adik.
"Dia masih di sana?"
"Sudah pergi, Tuan."
"Kau memiliki fotonya?" tanya Rexi dan ia langsung mendapatkan jawaban berbentuk notifikasi pesan gambar yang dikirimkan oleh orangnya.
Rexi membuka foto itu, dan netranya memicing kala mengenali siapa wanita yang datang ke apartemen sang adik.
"Dia...?" gumam Rexi memperbesar gambar di dalam ponselnya, dengan bayangan wajah Rania yang pernah berteriak meminta pertanggungjawaban padanya langsung terlintas.
"Kenapa dia mencari Rie? Tidak mungkin karena kejadian waktu itu, kan?" Rexi sampai berkerut dalam, tak banyak yang tahu bahwa Sena adalah adiknya. Jadi sungguh mustahil jika Rania mencari adiknya hanya karena ingin meminta pertanggungjawaban Rexi yang sudah menabrak wanita itu.
Rexi membawa langkah panjangnya menuju walk in closet, dan membuka sebuah laci di sana.
"Apa karena ini?" tanya Rexi lagi dengan tangan yang sudah meraih satu hells milik Rania yang tak sengaja terbawa olehnya.
Rexi seperti orang yang linglung, sebelum akhirnya ia memberikan perintah pada orangnya. "Cari tahu tentang dia dan laporkan semuanya padaku."
"Baik, Tuan."
Setelahnya Rexi mengakhiri panggilan. Ia kembali melempar hells itu ke dalam laci dan menutupnya.
"Wanita aneh, apa dia ingin menjadi Cinderella yang mencari sebelah sepatunya?" Rexi menggeleng. Ia melepaskan celananya dan masuk ke dalam kamar mandi dengan masih terus berucap, "Kalau aku sudah jelas, tampan seperti pangeran."
berawal dari bibir Rey semua.. sama amanda sih../Facepalm//Facepalm/