Tania yang tewas karena kecelakaan beruntun ketika sepulang nya dari supermarket tempat nya bekerja terbangun di sebuah ruangan yang tampak seperti kamar namun sangat asing bagi nya.
Disaat dirinya masih bingung, tiba-tiba ada banyak ingatan yang bukan miliknya satu persatu masuk kedalam otak nya.
Dia akhirnya sadar kalau saat ini sedang berada di sebuah novel bertema akhir dunia yang sebelum nya dia baca.
Bagaimana Tania menjalani kehidupan keduannya itu dengan terus berusaha dapat terus hidup di dunia apokaliptik tersebut..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑁𝑜𝑣𝑖𝑒25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 21
" Zion... " panggil Tania membuat kedua pria itu langsung menoleh kearah datangnya suara tersebut.
" Hallo nona Tania, " sapa Dean.
" Hallo juga mayor Dean...! Komandan Zion bisa kita berbicara sebentar? " tanya Tania setelah membalas sapaan Dean kepada nya.
" Bisa, " Zion memberi kode kepada Dean untuk meninggalkan mereka berdua di sana. " Apa yang ingin kamu bicarakan Tania? " tanya Zion.
" Soal yang kamu pertanyakan waktu itu, "
" Lalu apa jawaban yang akan kamu berikan Tania? "
" Jawaban ku... Aku memberikan kamu kesempatan untuk pergi bersama ku, tapi apapun yang nanti terjadi aku harap kamu harus selalu mempercayai ku. " ujar Tania.
Wajah Zion berbinar bahagia, tiba-tiba dia langsung memeluk Tania karena rasa bahagia yang membuncah. Tania yang tiba-tiba di peluk mendadak mematung , jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya dan wajahnya terlihat memerah.
" Zion... Bisa lepaskan aku? Nafasku sesak karena kamu memeluk ku terlalu kencang. " pinta Tania.
" Ah... Maafkan aku sayang, " ucap Zion membuat wajah Tania semakin blushing. " Mengapa wajahmu memerah sayang? Apa kamu sakit? " tanya Zion menjadi panik seketika.
" Tidak.. Aku tidak sakit kok, "
Mendengar jawaban Tania akhirnya Zion tahu kalau ternyata gadis nya itu salting.
Aahhhh sungguh menggemaskan wajah gadis nya ketika sedang salting seperti saat ini. Zion tersenyum bahagia melihat wajah gadis nya yang menurut nya sangat imut.
" Besok pagi kita akan pergi, tapi... " Zion menggantung kan perkataan nya dan merasa ragu untuk mengatakan nya kepada Tania.
" Tapi kenapa Zion? " tanya Tania.
" Bolehkah Dean ikut bersama kita? " tanya Zion ragu-ragu.
" Baiklah, tapi dia harus mengikuti peraturan ku . "
" Siapp sayang, aku pastikan dia akan menuruti mu sayang. " ujar Zion yang sudah mulai terbiasa memanggil Tania dengan sebutan sayang.
" Hmmm... "
Melihat wajah Zion yang tidak terlihat lagi ketegasan dan dingin seperti biasa nya membuat Tania berfikir apakah dia salah mengambil keputusan.
" Besok pagi aku jemput ke ruangan mu ya dan sebaiknya sekarang kamu beristirahat agar besok tubuhmu lebih segar, " Zion mengusap lembut kepala Tania dengan penuh kasih sayang.
" Baiklah, aku kembali ke ruangan ku dulu. " pamit Tania.
" Iya sayang. "
Melihat punggung Tania yang perlahan mulai menjauh dari pandangan matanya membuat wajah sumringah Zion pun tak terlihat akan sirna, bahkan senyuman di wajah nya bertahan cukup lama sampai Tania sudah tidak terlihat lagi oleh matanya.
Malam hari nya di saat semua orang sedang terlelap tidur dengan sangat pulas, dari dalam air muncul banyak kelabang berukuran besar melebihi ukuran yang semestinya. Merayap dengan cepat keluar dari dalam air, satu persatu mulai masuk ke dalam zona aman dan merayap di semua tembok zona aman.
Hewan berwarna merah kehitaman itu meninggalkan jejak hitam di setiap tempat yang di lewati oleh nya.
Suara sirine peringatan bahaya berbunyi dengan nyaring membangunkan semua orang yang berada di zona aman.
" Ada apa ini? " tanya salah seorang wanita sambil menggendong anak nya yang berusia sekitar lima tahunan.
Aaakkkhhhh... tiba tiba banyak suara teriakan dari setiap tempat, berteriak karena melihat ada begitu banyak hewan menjijikan dan mengerikan merayap di tembok tembok dan juga banyak berserakan di lantai.
Tania yang tersentak dari bangun nya karena mendengar suara teriakan bergegas beranjak dari tempat tidur nya dan langsung keluar dari ruangan nya.
Gadis itu tampak begitu terkejut ketika melihat ada begitu banyak kelabang di sana.
" Ada apa ini sebenarnya? Seingat ku tidak ada serangan kelabang sebanyak ini di novel itu, apa ini termasuk efek kupu-kupu karena kedatangan ku ke dunia ini, " monolog Tania.
Menurut novel yang dia baca tidak tertulis adanya serangan kelabang dimanapun, terus bagaimana mungkin tiba-tiba ada serangan seperti ini. Apalagi kejadian ini tepat setelah kabut hitam datang.
" Sayang... " teriak Zion ketika melihat Tania berdiri mematung.
Zion menepuk pelan pundak Tania hingga membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunan nya.
" Zion.. " ucap Tania.
" Mengapa kamu berdiri disini sayang? " tanya Zion.
" Tidak... Aku hanya terkejut melihat semua hewan ini, hati hati katakan kepada semua nya karena hewan ini memiliki racun dan jangan sampai tergigit. " ujar Tania kepada Zion.
" Baik lah, kamu sebaiknya masuk lagi kedalam. Aku tidak ingin ada sesuatu hal yang buruk terjadi kepada mu sayang. " pinta Zion.
" Tidak bisa Zion, aku harus membantu semua orang. Jangan khawatir kan aku, aku cukup kuat untuk melawan hewan hewan ini. " Tania lalu mulai membakar hewan hewan itu menggunakan senjata penyembur api yang baru saja di ambilnya dari ruang angkasa milik nya.
Zion yang melihat Tania tiba-tiba memegang senjata penyembur api cukup terkejut, namun dia tidak akan bertanya kepada kekasih nya tersebut sampai suatu saat kekasih nya sendiri yang akan mengatakan nya.
Melihat Tania yang sudah mulai menghabisi segerombolan kelabang yang berukuran tidak normal tersebut, Zion pun mengikuti sang kekasih. Untuk para tentara pun telah bekerja sama menghabisi serangan para kelabang, begitu juga para penyintas yang telah memiliki kemampuan pun bekerja sama menghabisi semua kelabang kelabang tersebut.
Ada banyak kelabang yang telah terbakar oleh senjata penyembur api milik Tania begitu juga Zion telah banyak membunuh kelabang kelabang yang terus berdatangan dari dalam air.
" Kelabang kelabang ini tidak ada habis nya komandan, tenaga kami sudah mulai terkuras habis. " keluh salah satu penyintas yang sudah mulai merasa lelah.
" Mundur... Masuk ke ruangan tertutup sekarang, " teriak Zion.
Dia melihat para anggota nya dan juga para penyintas yang sudah mulai kelelahan karena terus menerus menggunakan kemampuan mereka untuk menghabisi para kelabang.
Akkhhhh...
Akkhhh...
Akkkhhh...
Teriakan demi teriakan terdengar, beberapa orang telah tergigit. Meskipun efek dari racun kelabang tidak membuat kematian, namun cukup membuat rasa sakit dan rasa panas terbakar di dalam tubuh mereka membuat para penyintas ataupun para tentara yang tergigit berteriak kesakitan.
Kalau saja ini kelabang biasa maka gigitan nya hanya akan membuat bengkak dan demam bagi yang memiliki fisik yang lemah, tapi karena ini bukan kelabang biasa sehingga membuat efek gigitan hewan itu menjadi lebih menyakitkan.
Tania membantu para penyintas dan juga tentara untuk menjadi tameng agar mereka semua bisa mundur dan bersembunyi ke dalam ruangan tertutup.
" Kamu juga harus masuk sayang, " ujar Zion kepada Tania.
" Tidak bisa, kalau tidak segera di habisi maka kita semua akan sulit pergi dari tempat ini, " Tania berkata sambil terus membakar kelabang yang terus menerus berdatangan.
" Baiklah aku juga akan bersama dengan mu menghabisi makhluk ini semua agar besok kita bisa pergi dengan aman dan tenang dari sini sayang. "
Zion langsung menghabisi para kelabang itu dengan senjata api milik nya dan sesekali menebas para hewan tersebut menggunakan pisau militer milik nya.
To be continued🔥🔥🔥
Novel berjudul zombie ini yang paling ku suka😍
Semangat nulisnya Thor💪