NovelToon NovelToon
Duda-ku

Duda-ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda
Popularitas:408
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

"hana maaf, rupanya riko hatinya belum tetap, jadi kami disini akan membatalkan pertunangan kamu.. dan kami akan memilih Sinta adik kamu sebagai pengganti kamu" ucap heri dengan nada yang berat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Sore tiba, Hana merasa bahagia hari ini. Dia mendapatkan bonus besar, cukup untuk biaya hidupnya selama beberapa bulan. Hana bukan orang pelit; setengah dari bonusnya dia berikan pada sales yang lain.

“Aku tunggu di café pinggir kota,” isi pesan yang masuk.

Kemudian seseorang mengirim share location.

“Andri orang baik, dia baik padaku, aku harus melabraknya,” gumam Hana bertekad.

Hana memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang mengikuti arah lokasi yang dikirim. Akhirnya, sampai di sebuah taman.

Nampak ada seorang perempuan memakai hoodie, celana pendek, dan kacamata hitam.

Wanita itu melambaikan tangannya ke Hana. Hana melangkah menghampirinya.

“Duduklah, ada hal yang harus ku sampaikan,” ucap wanita itu.

“Siapa kamu?” tanya Hana dingin.

“Panggil saja aku Nela.”

“Kenapa kamu terus menerorku?” tanya Hana, langsung pada intinya.

“Jangan dekati Andri… dia lelaki bejat,” ucap Nela.

“Kenapa kamu memberitahuku? Aku dan Andri tidak ada hubungan khusus.”

“Aku nggak mau kamu jadi korban selanjutnya.”

“Sudahlah, jangan membual,” jawab Hana.

“Aku tidak membual… dengarkan ini,” ucap Nela sambil mengeluarkan ponselnya, dan terdengar rekaman suara.

“Bagaimana, Hana?” suara seorang lelaki yang Hana tidak kenal, sebut saja Si A.

“Tenang saja, bos. Sebentar lagi dia ada dalam pelukanmu,” suara Andri.

“Jangan terlalu lama… aku sudah lama menginginkannya,” suara Si A.

“Sabar dong… semua rencana sudah berjalan dengan baik,” suara Andri.

“Ceklek.” Rekaman mati.

“Kamu pikir aku percaya dengan rekaman itu?” Hana ragu dengan kebenaran suara itu, walau memang itu suara Andri. Tapi Nela adalah perempuan asing yang baru saja dia kenal. Hana tidak percaya begitu saja.

“Baiklah,” ucap Nela, kemudian mengambil ponselnya dan menunjukkan sebuah foto.

Tampak Andri sedang berfoto dengan seorang pria botak.

“Kamu pasti mengenal dia, bukan?” tanya Nela.

Hana mencoba mengingat foto lelaki botak kekar itu.

“Dia yang mau membegal aku,” ucap Hana, baru saja dia mengingatnya.

“Tepat sekali. Namanya David. Dia dan Andri adalah komplotan mafia perdagangan manusia, dan kamu adalah targetnya,” ucap Nela.

“Tidak… tidak mungkin Andri adalah orang baik,” ucap Hana tidak percaya.

“Hana, aku adalah korbannya. Dulu aku juga seperti kamu… Dia mengirim orang yang berpura-pura membegal kamu, kemudian Andri akan tampil sebagai pahlawan, dan perlahan dia akan mendekati kamu. Setelah kamu terjerat oleh cintanya, maka kamu akan dijual oleh Andri,” jelas Nela.

“Tapi kenapa dia mengincar aku?” tanya Hana. Matanya mulai sembab, padahal hatinya mulai tumbuh rasa cinta pada Andri, tapi mendengar semua ini Hana merasa hancur.

“Kalau kamu nggak percaya ini editan, aku punya videonya,” ucap Nela.

Kemudian Nela memutar sebuah video di mana Andri sedang bersama pria botak dan enam orang rekannya.

“Jadi mereka saling mengenal,” ucap Hana.

“Iya, mereka saling mengenal, karena mereka sindikat,” jawab Nela.

“Sudah ya, hanya itu yang ingin aku sampaikan. Kamu sudah mengetahuinya sekarang. Sekarang keputusan ada di kamu,” ucap Nela.

Kemudian Nela bangkit dan berjalan menjauhi Hana.

Hana terdiam seorang diri di taman..

“Tuhan, aku kira dengan hidup di luar aku akan menemukan kebebasan dan kebahagiaan. Tapi kenapa, baru beberapa hari saja aku keluar, sudah banyak sekali orang yang akan mencelakainya?” gumam Hana.

Hana menremas rambutnya. Rasanya dia lelah sekali… semua dunia membohonginya. Riko berkhianat, ayahnya membohongi dirinya, dan sekarang Andri, yang dia anggap sebagai pahlawan, tak lebih hanya sebagai serigala berbulu domba.

Hujan mendadak turun. Hana menuju sepeda motornya, kemudian membuka dashboard dan meletakkan ponselnya. Bukannya pergi, Hana malah kembali ke taman. Mungkin dengan hujan-hujanan, hatinya akan kembali bergembira. Hana mulai meragukan dirinya: apakah ada tempat aman di dunia ini setelah mendengar fakta tentang Andri?

Hujan semakin deras, angin bertiup kencang. Hana menatap derasnya hujan dan merasakan kehancuran hatinya.

“Argggggggg!” teriak Hana.

“Pletak!” Kepala Hana dilempar botol.

Seorang lelaki gimbal, berpakaian compang-camping dengan bau badan sangat menyengat, berdiri di depannya.

“Dasar gila,” ucapnya.

“Lu yang gila!” teriak Hana.

“Udah tahu gua gila, malah ngatain gua gila,” balas lelaki itu.

Hana baru sadar bahwa dia sedang berbicara dengan orang gila. Orang gila itu mulai menghampirinya, membuat Hana buru-buru pergi.

“Dasar gila,” gumam Hana sambil kembali menyalakan kendaraan dan berangkat meninggalkan taman

“Yang gila sebenarnya siapa?” gumam orang gila itu di belakang Hana.

Hujan tak kunjung berhenti. Baju Hana sudah basah semua, tapi dia tak peduli.

Hingga akhirnya Hana sampai di sebuah taman kota. Ingatannya kembali ke masa kecil, saat itu ayahnya suka mengajaknya bermain di sini. Mengingat itu, Hana jadi semakin sedih. Lalu Hana melihat pohon beringin; Hana teringat, di bawah pohon itulah Riko menyatakan cinta padanya dan berjanji akan menjaganya sampai tua.

Dan tepat di tempat Hana duduk, beberapa hari yang lalu, andri  merayunya dan menyatakan cinta. Malam ini, semuanya terasa hancur. Seluruh dunia seolah menyakitinya

“Ko hujannya berhenti…” gumam Hana.

Kemudian dia mendongak dan melihat sebuah payung menutupi dirinya dari hujan.

“Jangan sok perhatian, Om. Pakai saja payungnya buat Om… Mayungin orang dirinya sendiri kehujanan, jangan niru-niru film Korea, Om,” ucap Hana.

“Om, pala lu…” sahut pria itu.

Hana menatap pria Sombong yang pernah mengusirnya padahal waktu Hana mengantarkan pulang anaknya ke rumahnya.

“Ngapain kaya bocah aja hujan-hujanan?” ucap pria itu.

Sebelum Hana sempat menjawab, kepalanya terasa pusing. Dia lupa makan siang, dan sekarang sudah jam sembilan malam. Tiba-tiba, Hana pingsan.

“Ah, merepotkan sekali,” ucap pria itu.

“Doni!” teriak pria tersebut.

Seorang pria yang sedari tadi berteduh menghampiri.

“Ada apa, Bos Jefri?” tanyanya.

“Bawa motor dia ke apartemen gue,” perintah Jefri.

“Hujan, Bos,” ucap Doni.

“Bawa atau gue nggak izin lu cuti!” ucap Jefri tegas.

“Astaga, Bos… emang dasar lu ya,” gumam Doni.

Kemudian Jefri mengangkat tubuh Hana yang tak sadarkan diri dan membawanya ke mobil mewah miliknya.

Sesampainya di apartemen mewah, semua sekuriti memberi hormat pada Jefri.

“Biar saya saja, Pak, yang bawa,” ucap seorang sekuriti.

Jefri menatap tajam, seolah berkata, “Ini wanitaku, siapa pun tidak boleh menyentuhnya.”

Ia memasuki lift lalu menekan tombol angka 30, lantai paling atas.

Kemudian Jefri membawa Hana ke sebuah apartemen mewah dan membaringkannya di kasur empuk.

“Marisa,” panggil Jefri.

“Ya, Tuan,” jawab Marisa.

“Ganti semua pakaiannya,” perintah Jefri.

“Baik, Tuan,” sahut Marisa.

Jefri memegang dahi Hana.

“Demam rupanya dia,” gumam Jefri.

Jefri mengambil ponsel dan menelpon Doni.

“Carikan aku dokter sekarang,” perintah Jefri.

“Bos, sudah malam… aku juga demam. Tadi disuruh hujan-hujanan,” jawab Doni.

“Baiklah kalau begitu, besok pagi datang kepada kepala HRD. Ambil gaji terakhir kamu,” ucap Jefri dingin.

“Siap, Bos… dasar tega banget, nggak tahu anak buah lagi sakit apa,” keluh Doni.

“Hmm… itu suara wanita siapa lagi?” tanya Jefri curiga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!