Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 – Pertempuran di Jantung Nexus
Alea diam, wajahnya nampak serius memandang Nexus.
“Inilah akar semua sialan yang kita alami. Kita hancurkan sekarang… atau selamanya jadi tawanan.” Bisik Alea.
Alea masih berdiri di ruangan berbentuk bulat yang memiliki diameter lebih dari 30 meter. Dan pada tengah ruangan terdapat bola kristal energi yang berbentuk bulat besar dengan lampu berkelap-kelip bagai denyut jantung. Yang di selimuti oleh kilatan cahaya dan juga petir. Membuat udara pada ruangan itu terasa sangat panas, Alea bahkan sampai sulit untuk bernapas, dadanya terasa sesak dan keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Rambut Alea pun berdiri karena besarnya medan magnet pada ruangan itu. Medan magnet yang kuat bukan saja mengangkat rambut Alea namun juga jiwa Jasmine, gadis itu sangat panik saat ia merasakan dirinya semakin tersedot keluar oleh Nexus, ia menjerit ketakutan, membuat Alea pun ikut panik. Jasmine juga dapat mendengar bisikan-bisikan asing di kepalanya, ia semakin ketakutan.
"Alea… kalau aku hilang sekarang, jangan cari aku, kau cepat lakukan tugasmu dan pergi lah dari sini bersama yang lain" Jasmine mengatakan dengan suara yang amat gugup.
“Berhenti bicara begitu! Kita satu paket, Jas. Aku tidak akan biarkan kau lenyap.” Bentak Alea, gadis itu diam namun ia masih takut akan kemungkinan yang terjadi, jika ia benar benar lenyap, maka tubuhnya tak akan memiliki jiwa, atau Alea akan terus berada dalam tubuhnya.
Alea berpikir cepat, ia menganalisis bola kristal Nexus, Alea berpikir jika bola itu di hancurkan dengan kekuatan fisik sangat lah tidak mungkin, karena ukurannya yang terlampau besar, ia butuh sesuatu untuk membuat bola kristal itu hancur secara berantai, dengan sedikit ledakan maka bola itu akan hancur sepenuhnya, Alea berpikir keras, dan pada akhirnya ia teringat bom milik Cecilia yang di titipkan pada tas miliknya saat mereka berpisah di lorong tadi,
"Dengan ini aku bisa menghancurkan nya, tapi bom ini harus di letakkan pada pusat bola itu" Masalah satu terpecahkan namun timbul masalah baru, ia tak mungkin meletakkan bom itu pada pusat bola, karena medan magnet yang begitu kuat membuat tubuhnya menjadi tak terkendali, atau bisa jadi Jasmine justru akan lenyap seketika.
"Alea apa kau sudah menemukan cara untuk menghancurkan Nexus" bisik Jasmine khawatir.
"Sudah, aku akan meledakkan nya" Jawab Alea dingin.
"Tapi jika kita terlalu dekat dengan inti bola itu, tubuh kita akan sulit di kendalikan, atau bisa saja aku tersedot ke dalam" Jasmine merasa panik juga gugup.
"Jangan panik, kita akan keluar bersama dari sini" Alea masih berpikir bagaimana ia meletakkan bom itu tanpa membuat mereka berdua menghilang.
"Baiklah Jasmine, apa kau siap" Ucap Alea.
"Aku siap" suara Jasmine sedikit gugup.
Pada saat Alea akan mendekati Nexus, terdengar suara langkah kaki berat dan tawa yang menyeringai, Velyra masuk melalui pintu dengan tubuh penuh luka dan darah yang masih mengalir pada bahunya, ia bertepuk tangan dengan tatapan tajam seorang predator. Ia membawa senjata baru yang mengeluarkan cahaya berwarna biru yang berkilauan, pedang itu mirip dengan bola kristal Nexus, karena mang Velyra membuatnya dari pecahan kristal Nexus itu sendiri.
“Kalian pikir bisa menghancurkan Nexus? Tidak. Kalian bagian dari Nexus sekarang. Dan aku akan menyatukan kalian dengannya!” Teriak Velyra sambil menodongkan senjatanya pada Alea.
"Apa kau bilang, ingin menyatukan kami dengan Nexus, cih kau tak akan bisa, kami adalah jiwa yang utuh dan jiwa kami milik kami sendiri bukan siapapun" Tantang Alea.
"Wah, punya nyali kau hah, nyawamu ada di tangan ku, dan dengan mudah aku akan membunuh kalian berdua" Velyra dengan buas menyabetkan senjatanya ke arah Alea.
Dengan cepat Alea menghindar, ia tersenyum meledek pada Velyra, besarnya medan magnet pada ruangan itu membuat gerakan tubuh Alea melambat. Namun ia bersama Jasmine memanfaatkan ritme denyut energi pada Nexus untuk mengatur serangan. Dan itu berhasil, setiap serangan Velyra mampu mereka patahkan dengan mudah. Velyra berkali-kali menyabetkan senjata nya pada Alea, dan di tangkis nya menggunakan pipa besi yang ada di ruangan itu, sementara Jasmine membantu dengan mengarahkan Alea untuk. menghindar dan menyerang.
Pada satu kesempatan, Velyra berhasil melukai perut Alea dengan cukup dalam, darah mengalir deras dari robekan luka itu.
"Oooh" Jasmine merintih kesakitan. Tubuh itu mulai melemah,
"Jasmine bertahan lah, kita tak boleh menyerah, ayo bangkit lah Jasmine" Alea sadar Jasmine sangat kesakitan namun mereka tak bisa menyerah begitu saja, jika mereka kalah semua rencana ini akan sia-sia.
"Kita harus bertahan Jasmine, demi hidup yang sesungguhnya" Alea terus saja memberikan motivasi pada Jasmine agar tak menyerah di sini. Dan mereka pun akhirnya bangkit dengan kekuatan baru, kini jiwa mereka tak lagi bergantian memegang kendali, namun saat ini jiwa mereka bersatu menjadi satu kesatuan jiwa yang utuh, satu jiwa dalam satu tubuh. Velyra terkejut melihat Alea bangkit dengan tatapan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Tatapan Alea yang dingin dan juga panas, bersamaan dengan tatapan Jasmine yang lembut dan berani, Gabungan antara jiwa Alea dan Jasmine menjadi lebih hebat dan juga gesit, semua serangan Velyra dapat dengan mudah mereka hindari, dan Alea pun mampu membalas seragam dengan pukulan mematikan.
"Sekarang siapa yang akan mati di tempat ini, kau atau kami" Dengan sekali tendangan Velyra terpental jauh, hingga hampir terhempas ke medan energi inti dari Nexus. Velyra tergeletak tak berdaya di sana.
"Ini kesempatan kita Alea, pasang bom itu sekarang" bisik Jasmine.
Akhirnya Alea menancapkan bom milik Cecilia di pilar utama dari inti Nexus. Detik jam bom mulai berdetak, menandakan bom sudah aktif. Namun Velyra yang sudah tersungkur kembali bangkit, dengan bersusah payah ia berdiri walaupun tak mampu berdiri tegak. Velyra mengumpulkan energi nya, ia berteriak penuh amarah, melompat sambil mengacungkan pedang energi nya pada Alea.
"Mati lah kau Alea" Alea menoleh ia melihat Velyra yang sedang mengacungkan pedangnya dan siap menancapkan tepat ke dada Alea.