Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Pingsan.
Langkah Zeline tak tentu. Sakit sekali setelah ditampar begitu saja oleh wanita yang bahkan ia hanya mengenal namanya. Derai air mata menetes begitu saja tak bisa diseka. Karena mungkin dengan derai air mata ini ia bisa mengurangi rasa sakitnya.
Kenapa hidupku seperti ini ya Tuhan. Akun ingin tetap bekerja karena ibuku sakit, ia bahkan harus kontrol setiap bulan. Tapi rasanya aku tidak kuat. Lebih baik aku keluar saja dari perusahaan itu! Dan kau Aldigar! Tuan brengsek! Jika kau tak mau tanggungjawab tidak papa! Tapi jangan menyiksaku seperti ini! Kau pikir aku ini gila uang! Keluarga kalian memang tidak punya hati!
Zeline pikir ia bisa berjalan santai? Tidak! Karena anak buah orang tua Aldigar tentu akan mengikutinya atas dasar perintah.
Krepppp!
"Aaaaa!"Tiba-tiba saja ada 2 orang tak dikenal yang menarik pergelangan tangannya. Tentu saja Zeline reflek dan berteriak...
"Tolong---! Lepasin!"
"Tolong!"
Bahkan Zeline langsung mencoba menggigit tangan kedua orang itu saking paniknya.
Saking kuatnya gigitannya pun juga membuat keduanya lengah dan kewalahan. Zeline mencoba lari dan kabur sekarang. ia tidak punya pilihan lain selain berlari.
Ya, suruhan siapa lagi mereka ini jika bukan suruhan ibunya Aldigar. Karena ia sungguh tidak ingin jika pernikahan Aldigar sampai dibatalkan hanya karena wanita ini yang mengusiknya.
********
Kenapa Finn tak membalas pesanku? Tidak terjadi apa-apa kan disana?
Perasaan khawatir Aldigar mulai tak terkontrol. Terlebih Finn belum juga membalas pesannya. Bahkan Jeny yang terlihat begitu cantik dan elegan menggunakan baju pengantin itu tak membuatnya terpukau sedikitpun saat melihatnya.
Isi pikirannya hanya Zeline. Ia sangat tahu orang tuanya akan melakukan apa saja hanya demi reputasi dan nama baik keluarganya.
Seketika ponselnya pun bergetar, menyadarkannya dari lamunan kalau Finn sudah memberikan kabar.
"Zeline tidak ada di ruanganmu Tuan Muda."
"Aku juga menemukan ini, dibawah meja Zeline. Nyonya pasti memang kemari tadi." Finn mengirimkan foto undangan itu ke Aldigar. Sudah sangat jelas itu undangan milik pernikahannya nanti.
Sudah kuduga Mama tidak akan tinggal diam! Ini yang aku takutkan Zeline. Aku sungguh takut kamu kenapa-napa.
Aldigar yang memang sedang menunggu kabar itu langsung merespon cepat dengan penuh kekhawatiran.
"Cari dia Finn! Tingalkan kantor! Jangan sampai anak buah papa melakukan sesuatu pada Zeline."
"Siap Tuan muda. Aku memang sedang mencarinya." Balas akhir Finn.
Mama benar-benar keterlaluan! Tidak tahu kan dia aku sepanik apa sekarang.Jangan sampai aku benar-benar membatalkan pernikahan ini jika sampai terjadi sesuatu pada Zeline.
"Sayang.."
Bahkan panggilan Jeny pun tak ia dengar saking seriusnya mengkhawatirkanku Zeline.
Sudah cukup aku yang menyiksanya Ma. Pokoknya Aldigar tidak akan tinggal diam jika sampai terjadi apa-apa pada Zeline sekalipun harus menentang Mama.
"Aldigar?"
"Sayang???" Panggilannya lagi sedikit keras. Tentu saja langsung membuat Aldigar tersadar dan menoleh padanya.
"Ah iya?"
"Bagaimana ini bajunya bagus kan?" Tuturnya dengan melenggokkan tubuhnya yang menawan itu. Berharap Aldigar pasti akan memuji kecantikannya sekarang, terlebih saat dipelaminan nanti. Sungguh Jeny sudah membayangkan betapa cantiknya dia nanti.
"Bagus-bagus," Jawab Aldigar singkat. Bahkan ia menatap ponselnya lagi.
"Hanya itu?" Jeny sudah geram. Walaupun ia sibuk fitting baju dengan sang desainer, tentu ia juga sangat memperhatikan Aldigar yang sibuk dengan ponselnya sejak tadi.
"Kamu lagi ngapain sih sayang? Kamu gak memuji penampilan aku juga?"
"Iya bagus-bagus, kamu cantik kok. Apa sudah? Ayo kita pulang." Malah ngebet mengajaknya pulang. Ini membuat Jeny semakin kesal saja.
What???
Aldigar ini kenapa si? Perasaan dari ketemu hari ini dia cemberut mulu.
"Kenapa kamu diam? Sudah selesai kan kita urusannya?" Ujar Aldigar lagi yang tampak buru-buru sekali. Ia bahkan sudah bediri dari duduknya memegang kunci mobil.
"Tunggu dong sayang, aku kan perlu ganti dulu."
"Iya sudah cepat sayang, aku ada urusan."
Jeny pun buru-buru mengganti pakaiannya, ia sebenarnya kesal sekali dengan sikap Aldigar hari ini.
*******
"Ikuti terus dia dan tangkap! Bawa ke gudang belakang!" Perintah atasan mereka yang memerintah lewat earphone yang mereka kenakan. Pakaian mereka pun serba hitam, sudah pasti terlihat seperti mafia yang sedang mengejar mangsanya.
Mereka memang terlihat terus mengejar Zeline. Karena kondisi kota yang ramai membuat mereka waspada untuk menangkap wanita itu. Jangan sampai jadi salah paham oleh warga atau membuat ramai 1 kota nanti.
Zeline hampir kehabisan tenaga. Ia terus berlari sejak tadi, jika dia sampai tertangkap oleh orang-orang itu tentu pasti ia bisa habis ditangan mereka. Karena Zeline pernah mendengar kata itu tentang keluarga dan anak buah mereka dari Finn. Makanya ia berusaha keras untuk lari dari kejaran mereka.
Aku harus kemana lagi ya Tuhan? Aku sangat takut. Bahkan mereka terus mengejarku seperti ini.
Rasa lelah begitu dirasakan Zeline, ia terasa lemas sekali. Bahkan berjalan cepat pun membuatnya tersandung.
"Aduhh!"
Tolong aku...
"Zeline,"
Sergap salah seorang pria menompangnya yang hampir jatuh tadi.Siapa lagi jika bukan Finn. Ia akhirnya sangat lega bisa menemukannya lebih cepat ketimbang kedua orang itu yang sedang menatap kehadirannya.
"Kalian mau mati!" Sengit Finn pada kedua orang itu sambil memeluk Zeline.
"Pak Finn?" Zeline pun tersenyum kecil melihat kehadirannya. Namun, Ini terasa mimpi atau tidak? Karena ia berakhir pingsan saking lelahnya berlari dikejar mereka.
Sementara kedua anak buah itu segera pergi meninggalkannya. Segagah apapun mereka tak akan berani melawan Finn.
Untung kamu membawa tasmu Zeline, jika tidak aku pasti tidak akan menemukanmu.
Sebelumnya Finn memang sudah berjaga-jaga. Ia tidak akan tinggal diam setelah tahu Zeline hamil juga anak Aldigar. Karena ia sangat tahu kehidupan Zeline akan terancam dengan keluarga Aldigar. Ia sengaja menaruh GPS kecil di tas Zeline beberapa hari yang lalu. Ini bentuk antisipasinya dan penjagaan penuh akan Zeline, karena dia yang bertanggungjawab akan ini.
ada aldigar biar dia mengakui KLO dia yg menghamili
lanjut KA