Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Di kantor Abdi ditemani asistennya membahas proyek yang dikelolanya saat ini . Tiba-tiba datang seorang perempuan dengan pakaian mini tanpa mengetuk pintu .
Melihat hal itu Abdi dan asistennya beranjak dari tempat duduk lalu berjalan keluar ruangan dengan santai .
Perempuan itu adalah Yesha yang akan menggoda Abdi dengan tipu muslihatnya namun apa yang ia dapatkan justru tidak sesuai ekspektasinya .
Yesha menjejakkan kakinya di lantai dengan kesal melihat Abdi keluar tanpa melihatnya .
Abdi dan asistennya menuju ruang meeting karena mereka akan meeting hari ini .
"Bagaimana malam pertama dengan istri ?" tanya asisten bernama Deni .
" Kamu penasaran menikahlah maka kamu akan merasakan yang namanya malam pertama , " jawab Abdi .
Deni menatap Abdi heran . " Kenapa wajahmu cepat sekali berubah sejak kapan kamu seperti ini ?" Deni balik bertanya .
" Sejak hari ini karena senyumku hanya untuk istriku bukan untukmu ," jawab Abdi masuk ke ruang meeting
Di dalam ruangan tersebut sudah ada beberapa klien menunggu abdi . Deni mempersilahkan para klien mengemukakan pembahasan kerjasamanya dengan Abdi
Sedangkan di luar Yesha masih marah ia melampiaskan kekesalahannya pada siapa saja yang menghalangi jalannya . Para karyawan memperhatikan tingkah Yesha yang mengganggu pekerjaan mereka .
"Nona kalau anda marah jangan di sini tindakan anda bisa mengganggu pekerjaan kami nanti bos bisa memecat kami kalau pekerjaan kami salah ," kata salah satu karyawan Abdi .
Yesha menatap karyawan yang mengajaknya bicara ." Bukan urusanmu , sana kerja aja yang bener ," perintah Yesha lalu berjalan keluar dari perusahaan Abdi menuju mobilnya .
Di dalam mobil Yesha mengancam dalam hati . Ingat Abdi urusan kita belum selesai aku akan buat perhitungan denganmu gumam Yesha lalu menyalakan mobil keluar dari area perusahaan.
Selama meeting Abdi tidak segan-segan mengemukakan pendapat , kliennya juga sependapat dengan ide Abdi . Akhirnya kesepakatan di setujui bersama . Sebuah tanda tangan kontrak kerjasama sudah tertulis dan serah terima kedua belah pihak .
Meeting selesai Abdi dan asisten Deni masih di ruang meeting sedangkan para klien sudah pulang .
"Apa masih ada yang mengganjal ?" tanya Deni melihat Abdi melihat layar laptop begitu serius .
"Tidak ada ," jawabnya singkat tapi matanya masih fokus pada laptop .
“Akhirnya pergi juga tuh orang ," gumam Abdi lirih namun masih terdengar oleh Deni yang duduk di sebelahnya .
"Siapa yang pergi ?" tanya Deni ingin tahu .
"Yesha ," jawab Abdi dengan malas menyebut nama Yesha .
"Ehem , sepertinya sudah mulai move on nih ,“ selidiki Deni melirik Abdi .
"Masalahnya dia itu terus mengusik dan sifat manjanya yang membuatnya tidak bisa berubah dewasa ," ucap Abdi mengingat waktu masih menjalin hubungan dengan Yesha .
Ia selalu menjadi korban keegoisan Yesha dan selalu mengalah demi mantan kekasihnya itu . Namun ketika melihat Khasanah merasa jauh berbeda , Khasanah perempuan mandiri dan dewasa membuatnya tertarik ingin mengikatnya .
Toko Khasanah semakin ramai pengunjung ketiganya sampai kuwalahan . Tiba-tiba datang seseorang membantu mereka dan akhirnya semua bisa diatasi . Menjelang sore pengunjung berkurang mereka lebih santai melayaninya .
Khasanah melihat orang yang membantunya merasa tidak asing mendekati orang tersebut .
"Maaf anda siapa ?" Khasanah melihat dari arah belakang karena posisi orang itu membelakanginya .
Orang itu menoleh sambil tersenyum , Khasanah terkejut melihatnya ternyata Fatah . Amel dan Lidya berdecak melihat ekspresi Fatah yang sok cool , Sedangkan Khasanah tertawa terpingkal-pingkal karena gaya Fatah seperti anak ABG dan sangat lucu .
Fatah ikut tertawa lalu terdiam ketika melihat Amel dan Lidya sedang melihatnya . Ia merasa malu dilihatin .
"Aku sampai pangling loh , Fa . Kamu sih aneh dengan dandanan kayak gini ," Khasanah membalikkan badan Fatah .
"Gak usah salting deh , norak tahu ," celetuk Amel sambil melengos pergi .
Fatah mengabaikan ucapan Amel ia fokus sama Khasanah yang terlihat sangat cantik membuatnya terpana sampai tidak berkedip .
"Awas mata copot tuh ," Lidya menepuk bahu Fatah karena Fatah melamun . Ia sampai berjingkat kemudian menunduk malu .
"Pasti melamun Amel kan !“ Khasanah menebak padahal Fatah sedang memperhatikan dirinya tapi Khasanah tidak menyadari hal itu .
“Mana mungkin melamun Amel , dia saja melihat kamu sampai tidak kedip tuh mata ," sewot Lidya tidak suka kalau Fatah memperhatikan Khasanah .
"Hah ... Apa .. Jadi dari tadi kamu memperhatikan aku . Kurang ajar kamu ya ," Khasanah memukul Fatah menggunakan tangannya .
Fatah merasa malu menghindar ia tidak sadar kalau sedang berlindung di belakang Amel yang sedang menata kue . Tiba-tiba Amel terjatuh beruntung Fatah menangkapnya , keduanya saling bertatap mata .
Di posisi seperti itu tanpa sadar Fatah mencium bibir Amel sambil menahan lantai agar tubuh Amel tidak menyentuh lantai . Amel yang terkejut tidak bisa berkutik , ia memeluk Fatah dengan kuat . Lalu dengan perlahan Fatah membenarkan posisinya berdiri dan melepaskan ciumannya .
Keduanya nampak canggung lalu saling menjauh . Melihat hal itu Khasanah dan Lidya mempunyai rencana , keduanya saling mengangguk paham .
"Akhir pekan kita jalan yuk “ ajak Lidya sambil merangkul Fatah . Amel melihat Lidya dekat dengan Fatah hatinya merasa cemburu .
“Jalan kemana ?" tanya Fatah merasa risih di rangkul Lidya , ia tahu kalau Lidya tidak suka padanya dan sengaja berbuat demikian untuk mendekatinya ternyata dugaan itu salah karena Lidya kemudian merangkul Amel sambil tersenyum penuh arti .
"Eh , aku gak bisa soalnya di rumah ada acara ," ucap Amel dengan cepat .
"Yah gimana dong soalnya pekan nanti aku free gak ada acara ," Lidya memasang muka sedih .
Amel melirik Fatah seolah meminta penjelasan dan Fatah mengerti .
“Bagaimana kalau pekan depan ?" Fatah memberi pendapat .
Lidya dan Khasanah saling lirik dengan tersenyum jahil . " Oke tidak apa-apa, tapi janji ya harus free jangan gagalin lagi ," kata Lidya menunjuk Amel dan Fatah .
“Iya ," jawab keduanya bersamaan . Khasanah dan Lidya tertawa mendengarnya .
"Kompak sekali kalian , emang ya kalau udah jodoh bawaannya barengan ," celetuk Khasanah .
Amel dan Fatah menggelengkan kepala . "Tidak sengaja ya , " balas Amel menyubit lengan Khasanah .
"Sakit , Mel cubitanmu , aku balas nih ," ancam Khasanah membalas mencubit lengan Amel namun tidak keras akhirnya mereka tertawa bersama .
Menjelang pulang Amel dan Fatah bareng sedangkan Lidya menunggu taksi online karena motornya sedang di bengkel . Khasanah masih di dalam ruangannya .
"Kami pulang dulu ya , Bu bos ," Lidya berpamitan mewakili Amel dan Fatah .
"Iya hati-hati kalian ," jawab Khasanah dari dalam ruangannya .
"Ciee ada yang jemput ternyata pantesan tidak bawa motor sendiri rupanya mau jalan berdua ," goda Amel melihat Yusuf menjemput Lidya .
"Enggak juga , kebetulan aku ada kepentingan sama Khasanah . Maaf ya aku ke dalam dulu ," sahut Yusuf berjalan masuk .
Lidya merasa cemburu melihat Yusuf masuk tanpa melihatnya . Amel kasihan melihat wajah Lidya memendam perasaan pada Yusuf .