Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33 Perselingkuhan Pak Steven
Syifa yang masih lelap dalam tidurnya bersandarkan bahu Dika, dia tidak sadar Dika sedang memotretnya lewat kamera hp milik Dika.
Sesekali Dika tersenyum melihat hasil jepretannya di ponsel, wajah manis Syifa tanpa polesan begitu sangat menawan.
Perlahan Syifa membuka matanya dia masih belum sadar tidur bersandarkan bahu Dika. Syifa menggeliat betapa terkejutnya dia saat tahu Dika sudah duduk di samping.
" Mas Dika kenapa di sini? " ucap Syifa dengan wajah polosnya.
" Aku disini nungguin kamu tidur, tidurmu nyenyak sekali Fa, " Dika sengaja memukul mukul kecil bahunya sendiri " bahuku rasanya pegal sekali Fa, "
Melihat respon Syifa biasa saja Dika mengeluarkan ponselnya, dia membuka galeri foto dan menunjukkan salah satu foto saat Syifa tertidur bersandarkan bahu Dika.
"Ini, ";Dika menunjukkan fotonya.
Syifa mengambil ponsel Dika, " jadi aku tidur di bahunya mas Dika, "
" Iya, " Dika mengambil kembali ponselnya.
" Maaf Mas Syifa gak tahu, " Syifa merasa bersalah. Syifa pun tak tahu berapa lama dia tertidur, ada rasa nyaman ketika bersandar di bahu Dika. " Pasti pegel banget ya mas, "
" Pegel banget Fa, apalagi kepala kamu berat sekali, "
" Maaf mas nanti Syifa belikan obat ya, "
Dika tersenyum, " Kita gak jadi putus kan Fa, "
Syifa terdiam dia bingung harus menjawab apa, hatinya begitu sangat mencintai Dika, namun apabila hubungannya di lanjut Pak Steven dan ayahnya tidak menyetujui.
Bayu datang membawa kantong kresek berisi makanan, " kok kalian diam si, kayak lagi di kuburan saja, ayoo kita makan udah lapar, " ajak Bayu.
" Tapi Pak Bayu, bu Fara, " jawab Syifa.
" Mama sudah tidur, kita makan dulu di taman, "
Syifa sama Dika belum beranjak dari tempat duduknya.
" Kalian berdua lagi marahan, kayak anak kecil saja, " celoteh Bayu.
Dika langsung meraih tangan Syifa, " ayoo kita makan, ".
Mereka bertiga duduk di taman rumah sakit. Dika membukakan satu bungkus makanan untuk Syifa, " Makan Fa, keburu tubuhmu tambah kurus, " ejek Dika.
Bayu tersenyum, dia pun membuka makanannya. Begitu juga dengan Dika. Tidak ada suara diantara mereka bertiga saat makan, mereka hanya menikmati makan siang, suap demi suap makanan masuk kedalam mulut, hingga tak terasa makanan mereka pun sudah habis.
" Akhirnya perutku terisi, " ucap Bayu sambil mengelus perutnya.
" Ternyata makan mu banyak Bay, tapi larinya kemana tuh makanan, " Dika meledek Bayu yang melihat perutnya masih rata walau sudah terisi makanan.
" Kalau aku makan larinya kesini, " Bayu menunjukkan otot lengannya yang masih menggunakan memakai kemeja. " Daripada mas Dika baru terisi segitu perut sudah membuncit, " Bayu melirik ke arah perut Dika.
Syifa yang sedang meminum ikut melirik ke arah Dika. Tak sengaja dia menyemburkan air didalam mulutnya ke arah Bayu, karena perut Dika sedikit membuncit.
" Pyurrr, ". Kemeja Bayu basah.
" Pak Bayu maaf maaf, " ucap Syifa sambil tertawa.
" Apa yang lucu Fa, " Ucap Bayu sambil membersihkan kemejanya.
Syifa masih tertawa tawa, " itu pak, perutnya mas Dika, "
Dika sadar Syifa sedang meledeknya. " oh ternyata dari tadi kamu memperhatikan aku Fa, "
Dika membalas Syifa dengan menggelitik perutnya, " sudah mas, Syifa minta maaf, ". Bayu yang melihat tingkah kocak Dika dan Syifa pun akhirnya ikut tertawa.
...******...
Pak Steven setelah menyelesaikan meetingnya dia langsung meluncur ke sebuah apartemen. Didalam sudah ada seseorang yang sedang menunggu.
" Hallo om, " ucap Naura yang sudah menunggu didepan pintu.
" Ada apa Nau, kenapa menyuruh om datang kesini, ". Pak Steven nampak tidak suka dengan Naura dia langsung membanting tubuhnya di sofa.
Naura mengambil segelas air. " om minum dulu biar tenang, "
Pak Steven meraih segelas air yang di bawa Naura lalu meminumnya. Naura duduk di hadapan Pak Steven dengan sengaja membuka sedikit dress yang dipakai agar terlihat pahanya yang putih mulus.
Pak Steven melirik Naura, " Jangan goda om lagi, " ucap Pak Steven dia sedang menahan gejolak dalam dirinya. " Sudah berapa laki laki yang kamu goda Nau, "
Naura cemberut " maksud om apa"
" Om tahu kamu sudah gak perawan, dari carimu sudah sekali berpengalaman, apalagi,,,,, milikmu sudah terasa,,,,, ".
Naura langsung sigap menutup mulut Pak Steven dengan bibirnya yang seksi. Pak Steven tak kuasa untuk menahan dia langsung m*****t habis bibir Naura. Jari lentik Naura pun perlahan memainkan adik kecil Pak Steven hingga terjadilah pergulatan dua orang beda generasi.
Mereka bergulat tanpa beban dan dosa, hanya berfikir mencapai puncak kenikmatan. Mereka yang tadinya bergulat di atas sofa kini tubuh mereka sudah bertarung di ranjang milik Naura.
Satu jam lebih mereka bergulat, tubuh mereka berdua kelelahan, mereka berdua berbaring hanya di tutupi selimut. Naura tidur didada bidang Pak Steven. Pak Steven mengelus elus rambut Naura. " Om,, terima kasih untuk hari ini, Naura benar benar puas dengan om, "
Pak Steven tersenyum, dia mencium rambut Naura. Dia memeluk erat tubuh Naura seperti pelukan suami terhadap istrinya. " sepertinya om sudah lama tidak melakukannya, " ucap Naura yang masih dalam delapan pak Steven.
" Om, sudah lama sekali Nau, terima kasih kamu memberikannya untuk om, ".
Pak Steven melepaskan pelukannya. Dia menyingkap selimut yang menutupi tubuh mereka berdua, masih terlihat tubuh mulus Naura tanpa balutan sehelai kain. Pak Steven menunjuk beberapa titik tubuh Naura, " ini semua sekarang milik om, , ".
Naura tersenyum malu malu, dia langsung bersandar kembali di dada bidang pak Steven " Om tenang saja semua ini milik om, " jawab Naura, tapi Naura mohon setiap Naura ingin om siap kan, "
Pak Steven tertawa " tentunya saja Nau, apa sekarang kamu mau lagi. ".
Naura menganggukan kepalanya. Tak butuh apapun kedua bobo Naura sudah di r***s oleh Pak Steven, kembali pergulatan terjadi.
Pak Steven sudah lama tidak melakukannya dengan sang istri, karena dia tidak begitu mencintainya. Saat Naura datang menggoda Pak Steven seperti kucing yang sedang kelaparan, dia tidak peduli siapa Naura yang penting dia dapat mencapai tujuan.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, Pak Steven sudah selesai dengan aktivitasnya, dia membersihkan dirinya sebelum pulang. Kembali menamakan setelan jas. Naura yang masih tanpa busana memeluk pak Steven dari belakang.
" Om jangan main sama tante Maya, Nau gak suka, " ucap manja Naura.
Pak Steven membalikkan badan, dia mencium boba milik Naura, " kamu juga jangan main dengan laki laki lain, sekarang kamu milik om, ".
" Iya om, tenang saja ".
" Ya sudah om mau pulang, tante Maya sudah menunggu, ".
Setelah terlihat rapi Pak Steven pulang meninggalkan Naura di apartemen. Naura masih belum memakai baju, dia melihat dirinya di cermin dan berkata sendiri, " Ternyata mudah sekali untuk mendapatkan om Steven dari pada anaknya Dika, , ".
Setelah puas memandang tubuhnya di cermin, Naura ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Namun dia masih tetap terbayang bayang dengan keganasan Pak Steven.
" Ternyata yang tua lebih menggoda, "gumam Naura diapun tertawa sendiri.