Kecelakaan maut yang menimpa sahabat baiknya, membuat Dara Asa Nirwana terpaksa menjalani nikah kontrak dengan Dante Alvarendra pria yang paling ia benci.
Hal itu Dara lakukan demi memenuhi wasiat terakhir almarhumah untuk menjaga putra semata wayang sahabatnya.
Bagaimanakah lika-liku perjalanan lernikahan kontrak antara Dara dan Dante?
Cerita selengkapnya hanya ada di novel Nikah Kontrak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 33
"Dante, kemarin kau tidak ke kantor. Sekarang kau datang terlambat, lalu bagaimana dengan berita yang aku betikan dua hari lalu, kau sama sekali belum memberikan tanggapan apapun," ucap Ardi dari seberang telepon, saat Dante tengah menghabiskan sarapan di rumahnya.
Ya, Dante baru saja memberi kabar jika dirinya akan datang terlambat. Ia berencana mengunjungi kantor Albert sebelum ia ke kantornya.
"Kau tayangkan saja beritanya hari ini, kalau perlu investigasi tambahan agar lengkap beritanya," ucap Dante.
Kebetulan sekali materi berita sedang sepi, jadi tidak ada salahnya menanyangkan berita yang bukan berita selebritis.
Dante kemudian menghabiskan kopi panas buatan istrinya. Berita mengenai asisten pembantu, membuat Dante muak mendengarnya. Berita-berita tentang kehidupan orang lain membuatnya pusing.
Usai berbincang dengan Ardi, ia menghampiri istrinya di kamar. Dara memang sempat membuatkannya sarapan, namun setelahnya wanita itu kembali mengalami mual dan pusing.
"kau jangan kemana-mana hari ini!" Dante memberikan peringatan tegas kepada istrinya. "Nanti sore setelah pulang kerja aku akan mengantarmu ke dokter, dan kau harus mau! Tapi jangan segan-segan kabari aku jika mualmu bertambah parah, aku pasti akan langsung pulang."
Dara tertawa melihat wajah Dante yang begitu mencemaskannya. Ia mengulurkan tangannya untuk memberikan pelukan dan ciuman kepada Dante. "Seharian aku akan menonton programmu," tawa Dara semakin pecah.
"Menggelikan," gerutu Dante. "Tapi terserah, asalkan kau tidak kemana-mana." Ia membalas pelukan Dara lebih erat agar ia tahu bahwa ia begitu mengkhawatirkannya.
Dante masih belum puas dan mungkin tidak akan pernah puas bermanja-manja dengan Dara. Tapi ia harus melepaskan pelukannya mengingat ia harus mendatangi kantor Albert dan menyelesaikan pekerjaannya sebelum ia menerima surat teguran.
"Aku pergi dulu ya," Dante melarang Dara mengantarnya ke depan. "Tetap di kamar sampai aku pulang!"
Dara tak hentinya tertawa, ia menganggukan kepala. Rupanya ini rasanya di cintai secara ugal-ugalan dengan orang yang ia cintai. Ia melambaikan tangannya dan memberikan kecupan jauh saat Dante keluar kamar.
***
Tak mudah bagi Dante untuk bisa bertemu dengan Albert, terlebih ia belum memiliki janji. Tapi ia harus bertemu dengan Albert sebelum sore ini mereka pergi ke luar negeri.
"Aku harus bertemu dengannya, ini sangat penting," paksa Dante.
Sudah ada dua orang petugas keamanan yang bersiap menyeret Dante keluar. Namun Dante tetap bersih kukuh berada di sana, sebelum bertemu dengan Albert.
Di tengah kegaduhan yang terjadi, tiba-tiba saja petugas keamanan melepaskan Dante, lalu membungkuk ke arah seseorang yang tengah berjalan melewatinya.
Pria berumur sekitar 50an tahun, menggandeng wanita yang hampir sepantarannya. Mereka di kawal oleh beberapa pengawal. Pasangan itu nampak sangat bersahaja dan berwibawa meski sudah tidak muda lagi.
"Menunduk," bisik salah seorang petugas keamanan kepada Dante, ia mendorong punggung Dante.
"Memangnya dia siapa?" tanya Dante bingung.
"Sudah jangan banyak tanya!"
Setelah pasangan tadi lewat, semua yang ada di ruang resepsionis kembali berdiri tegak, termasuk Dante. "Kau ini apa-apaan sih, aku bukan pegawai di sini kenapa menyuruhku ikut membungkuk," protes Dante kesal.
"Itu tadi Tuan Albert Elardo dan istrinya," jawab petugas keamanan.
Sontak saja Dante langsung terkejut, wajahnya sangat jauh berbeda dengan orang tua angkat Dion dan berbeda pula dengan yang ada di internet.
"Tidak mungkin Anda pasti salah orang," ucap Dante. "Albert Elardo dan istrinya masih lebih muda dan dia baru saja mengadopsi anak berusia 1 tahun dua bulan."
"Bicara apa kau ini?" sanggah sang security. "Aku sudah bekerja di sini puluhan tahun. Meski beliau jarang di Indonesia dan baru bertemu dengannya sebanyak 2 kali tapi aku masih mengenali beliau. Jangan asal bicara mengenai adopsi, beliau memiliki 2 orang anak yang sudah dewasa dan tidak tinggal di sini."
"Tapi..." Dante benar-benar di buat bingung.
"Sudahlah, aku yakin kau tidak benar-benar punya urusan dengan Tuan Albert, beliau dan istrinya akan segera pergi lagi ke Eropa sore ini." Sang petugas keamanan pergi meninggalkan Dante, ia yakin Dante tidak akan ngotot lagi untuk masuk gedung.
Ya, Dante memang tidak lagi berniat menerobos masuk gedung. Ia justru pergi meninggalkan gedung dan bergegas menuju dinas sosial untuk mengkonfirmasi mengenai data orang tua angkat Dion.
***
Setibanya di sana Dante mendapat penolakan, karena data orang tua angkat merupakan dokumen privasi dan Dante sendiri tak memiliki wewenang untuk melihatnya.
Di tambah petugas yang mengawasi Dion hari ini mengundurkan diri, mereka belum menentukan penggantinya sebab jadwal kunjungan Dion di jadwalkan setelah libur tahun baru.
Dante menghubungi pengacara Max dan menceritakan apa yang baru saja ia alami.
"Jadi maksudmu Albert Elardo ada 2 orang? Apa kau tidak punya handphone untuk membuka internet?" tanya sang pengacara mengejek.
Ia menerangkan jika dirinya dan pihak dinas sosial sudah melakukan kunjungan baik ke rumah maupun kantor Albert, ia juga mengirimkan beberapa artikel mengenai perusahaan milik Albert, dalam artikel itu jelas nampak Albert bersama Cindy membicarakan bisnis mereka.
"Lalu, yang tadi?" gumamnya sembari membaca pesan yang dikirim oleh pengacara Max. Dante dibuat bingung dengan teka teki ini.
"Bisa jadi dia juga petinggi perusahaan yang di hormati oleh para pegawai di sana," ucap sang pengacara.
"Tidak, tidak," Dante percaya dengan apa yang di katakan oleh petugas keamanan tadi.
"Hei Bung, berhentilah mengarang cerita hanya demi medapatkan Dion. Peninggalan ayahanda Max sudah sepenuhnya di donasikan untuk yayasan, jadi kalau pun kau mendapatkan Dion kembali kau tetap tidak mendapatkan apa-apa. Haha.." Sang pengacara tertawa terbahak-bahak.
"Aku tidak sedang membicarakan hak asuh Dion, tapi keselamatan Dion!" bentak Dante. "Kita harus segera menggagalkan rencana Albert membawa Dion ke luar negeri."
"Sudah kukatakan semuanya sudah sesuai dengan prosedur, aku memegang data asal usul keluarga Albert, lengkap! Dan aku pun selalu memantau serta mengawasi perkembangan Dion. Jadi sekali lagi aku minta kau berhenti ikut campur!" bentak pengacara.
"Dari pada mengurusi Dion, sebaiknya kau urus saja rumah tangga para selebritis agar kehidupanmu dengan istri kontrakmu sama sejahteranya dengan Dion." sang pengacara mematikan sambungan teleponnya.
"Brengsek!" gerutu Dante, ia berpikir sejenak.
'Apa jangan-jangan security itu salah?' pikir Dante. Itu kemungkinan yang paling masuk akal sebab petugas keamanan itu sudah tua kemungkinan ingatannya menurun atau memang pengetahuannya yang terbatas.
Dante memutuskan untuk pergi ke kantor, sebab sejak tadi Ardi terus menghubunginya. Ia tidak mau kehilangan pekerjaannya, sebab ia sudah mengincar sesuatu untuk ia berikan pada Dara di malam Natal nanti.
Semoga hadiah yang akan ia berikan bisa sedikit mengobati ketidakhadiran Dion.
bukannya tadi Dante udah berangkat kerja yaaak...
lalu darimana Dante tahu jika kedua orang tuanya sedang berkunjung kerumahnya saat ini tuuuh🤔🤔
saat ini Dara sedang shock aja dengan kedatangan kalian yang secara tiba-tiba gini
salah satu jajanan tradisional gak seeh itu 🤔🤔🤔
alihkan aja uang warisan Yulia itu atas nama Dion sebagai bekal Dion di kemudian hari