Istri Kecil Ku Yang Hebat

Ketika Alana tengah asyik dengan lamunannya, Devan yang sedang berada di apartemennya tersenyum bahagia setelah di telpon oleh Alana.

“Kau terlihat sangat bahagia sepertinya?“

“Tentu saja, bagaimanapun ini adalah sebuah sejarah baru karena wanita dingin itu bersedia menghubungi ku lebih dulu.“

“Bukankah ini juga sejarah baru dalam hidup mu karena bisa bahagia saat mengangkat telepon dari seorang wanita. Kau harus ingat apa alasannya menghubungi mu.“

“Aku tidak perduli.“

Alvin hanya bisa diam, hari ini dia sengaja datang ke apartemen kakaknya untuk memberi tahu bahwa perusahaan Alana sedang dalam kesulitan. Setelah mendengar hal tersebut , Devan menjadi kesal dan berniat untuk menghancurkan perusahaan itu. Namun, hal tersebut langsung di hentikan oleh Alvin karena dia mengajukan sebuah ide agar bisa segera mendapatkan Alana.

“Bagaimana kalau besok kau mengajukan persyaratan pernikahan padanya besok, Kak."

Mendengar saran adiknya, Devan terdiam sesaat. Saran itu sangat bagus, namun dia tidak yakin apakah Alana akan bersedia atau tidak.

“Apa kau pikir hal itu mudah? Kau pasti sudah mendengar bahwa dia sangat anti pada sebuah pernikahan."

“Tidak ada salahnya mencoba, Kak. Bukankah ide mu sangat bagus untuk mu?"

“Tapi dia akan menganggap ku pria jahat karena memanfaatkan kesempatan."

“Kenapa kau harus takut? Di luar sana ada pria yang lebih jahat dan licik ketika ingin memiliki wanita yang dia cintai. Lagi pula, Kakak tulus mencintainya, dan tidak ada niat untuk mempermainkan sebuah pernikahan."

“Alasan yang masuk akal."

“Maka dari itu, Kakak harus memanfaatkan kesempatan itu dengan sangat baik. Jika gagal, kita bisa memikirkan banyak rencana lainnya."

Mendengarkan rencana sempurna adiknya, Devan langsung setuju dan akan melakukan hal seperti itu untuk membuat Alana menjadi miliknya.

“Baik, sekarang kau harus pergi. Aku ingin istirahat."

“Kau mengusir ku? Bagaimana bisa kau sangat kejam pada ku, Kak?"

"Berhenti membuat drama." Devan mengejek adik laki-lakinya.

"Sudah mu putuskan, aku akan tidur di sini malam ini."

“Terserah, tapi jangan sampai aku terganggu."

Setelah itu, Devan langsung pergi meninggalkan adiknya. Alvin yang melihat tingkah tidak berperasaan dan tak tahu malu kakaknya hanya bisa bersabar.

Keesokan harinya, Devan dengan semangat pergi ke kantor. Dia juga sudah mengirimkan pesan kepada Alana bahwa mereka akan makan siang di restoran bintang 5, dia juga mengatakan akan menjemputnya di kantor.

Alana yang baru pulang tadi pagi menjadi merasa bersalah karena langsung meninggalkan keluarga barunya. Dia juga memutuskan untuk meminta maaf kepada mereka

Setelah Alana menjelaskannya dia menjadi sangat bersyukur karena Myra dan yang lainnya tidak mempermasalahkan hal itu, mereka tahu bahwa Alana pasti memiliki hal yang sangat penting.

Setelah sarapan bersama, Alana langsung pamit untuk pergi ke kantor. Dia juga berpesan bahwa saat makan siang dia tidak bisa kembali karena ingin bertemu dengan seseorang.

Pada akhirnya pagi ini, suasana hati Devan sangat bahagia. Sedangkan Alana menjadi tidak baik akibat memikirkan masalah perusahaan dan pertemuan nanti siang.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, Devan yang sudah tidak sabar lagi langsung pergi menuju kantor Alana untuk menjemputnya.

Alana juga sudah berpesan untuk menunggunya di parkiran khusus Direktur agar tidak ada satu orang pun yang melihat kehadirannya.

Saat Alana menghampiri mobil Devan, pria itu menjadi tertegun saat melihat penampilan Alana. Dia tidak mengira bahwa wanita itu akan memakai pakaian yang feminim seperti hari ini.

Hari ini Alana di minta untuk memakai dress selutut berwarna peach oleh Myra, ibu barunya itu juga memintanya untuk menggeraikan rambut panjangnya yang berwarna hitam dan ada kepangan kecil di atas daun telinganya.

Alana yang menyadari tatapan Davin hanya memasang wajah datarnya, baginya itu adalah hal yang biasa karena saat pergi ke kantor tadi pagi para karyawannya termasuk Raiden juga terkejut saat melihat penampilannya.

“Apa aku bisa masuk?“

“Tentu.“

Devan membukakan pintu mobilnya untuk Alana, mereka duduk berdampingan di bagian penumpang.

Alana yang baru saja masuk ke dalam mobil mewah Devan menjadi sedikit kagum. Mobil itu adalah Rolls Royce Phantom VIII yang terkenal dengan kemewahan layaknya seperti pesawat jet dengan interior mewah, Rolls Royce Phantom VIII juga lebih mengedepankan kenyamanan di kursi penumpang.

Saat mobil itu berjalan, Devan bertanya pada Alana.

“Apa kau tidak keberatan jika ku ajak makan steak?“

“Tidak.“

Setelah mendengar itu, Devan langsung meminta sang supir untuk segera menuju restoran yang sudah di pesan.

Sesampainya di sana. Devan langsung meminta ruangan pribadi untuk makan bersama dengan Alana, dia juga langsung memesan 2 porsi steik untuknya dan Alana.

“Aku ingin membahas tentang kerja sama kita.“ Alana sudah tidak sabar untuk menyelesaikan urusannya.

“Kita bisa membahasnya setelah makan nanti, aku sudah sangat lapar.“ Devan memang lupa untuk sarapan pagi tadi karena terlalu bersemangat untuk makan siang dengan Alana.

“Baik.“

Alana hanya bisa mengalah, bagaimana pun dia sedang membutuhkan kerja sama dengan Devan.

Tidak berapa lama, akhirnya pesanan mereka datang. Devan langsung memotong bagian-bagian daging dengan ukuran kecil, lalu memberikannya pada Alan.

“Makanlah yang ini.“ Davin langsung mengambil piring steik Alana dan memberikan piring berisi Steik yang sudah di potong-potong.

Alana yang melihat perlakukan Devan sedikit terganggu, namun dia memilih untuk diam karena tidak ingin membuat masalah.

Mereka akhirnya makan dalam diam, Alana tidak menyadari bahwa Devan selalu melihatnya saat makan. Setelah selesai makan, Alana langsung berbicara.

“Aku ingin mengajukan kerja sama antara perusahaan ku yang ada di Negara M dengan perusahaan mu yang kebetulan juga ada di sana.“

“Kenapa tiba-tiba kau ingin bekerja sama dan meminta untuk bertemu? Bukankah dulu kau menolak saat aku meminta bertemu dengan mu?"

“Aku tahu aku salah, tapi kali ini aku memohon pada mu. Aku akan melakukan apa pun yang kau minta jika kau bersedia membantu ku.“

Mendengar hal itu, Devan langsung tersenyum senang.

“Apa kau yakin dengan perkataan mu?“

“Ya,“ jawab Alana dengan pasti.

“Baiklah, aku akan menerima permohonan kerja sama mu tapi kau harus bersedia menerima apa pun yang ku minta.“

Sesaat Alana ragu untuk mengatakan ya, dia khawatir bahwa pria itu meminta sesuatu yang tidak bermoral padanya. Namun, saat dia mengingat tujuannya, Alana langsung menyetujui permintaan Devan. Hanya saja setelah mendengar perkataan pria itu, Alana menjadi marah dan sangat ingin memukulnya.

“Tentu, katakan apa yang kau mau."

“Aku ingin kau menjadi istri ku.“

“Apa kau sudah gila?“

“Tentu tidak, menurut mu apa yang tidak ku miliki saat ini. Aku memiliki uang dan segalanya, jadi aku mengajukan permintaan itu karena aku tidak memilikinya."

“Apa bagi mu pernikahan itu adalah sebuah permainan?“

“Seharusnya aku bertanya pada mu. Apa bagimu pernikahan itu adalah hal yang akan kau lakukan?“

Mendengar hal itu, Alana terdiam. Pria itu benar, dia sudah menghapus kata pernikahan di hidupnya.

“Tapi tetap saja."

“Kau bisa memikirkannya. Menikah dengan ku atau perusahaan mu hancur.“

“Dari mana kau tahu hal itu?“

“Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku fans berat mu. jadi aku selalu tahu apa yang terjadi pada mu.*

Melihat bahwa pernikahan adalah jalan satu-satunya, Alana mengeraskan hatinya dan menyetujui permintaan pria itu dengan syarat.

“Baiklah, aku bersedia menikah dengan mu. tapi dengan syarat kita tidak bisa mempublikasikannya dan juga tidak ada pesta pernikahan."

“Kenapa? “ Devan sudah tahu bahwa Alana akan mengajukan persyaratan itu.

“Karena kita sama-sama tidak saling mencintai dan aku juga harus fokus pada tujuan ku saat ini.“

“Sampai kapan kita akan merahasiakan pernikahan ini?"

“Mungkin selamanya. Bukankah kita tidak saling mencintai? Mungkin saja suatu hari, kau akan bertemu dengan wanita yang membuat mu jatuh cinta.“

Devan tahu bahwa itu adalah alasan Alana, dia yakin bahwa pernikahan mereka akan tetap menjadi rahasia selamanya jika dia tidak berhasil merebut hatinya.

“Kapan waktu habisnya pernikahan ini?“ tanya Alana.

“Apa kau berfikir kita sedang melakukan pernikahan kontrak." Devan terkejut dengan perkataan Alana, bagaimana pun tidak ada wanita yang mau di ajak menikah kontrak.

“Lalu? Apa kau ingin aku tetap menjadi istri mu selamanya. Kau harus memberikan ku kepastian.“

“Aku akan menceriakan mu jika aku sudah tidak membutuhkan pernikahan ini, kau tahu bahwa kedua orang tua sangat bersikeras untuk memaksa ku menikah. Jadi sekarang kau harus menjadi istri ku di depan keluarga ku.“

“Itu tidak adil untuk ku.“

“Ya atau tidak.“

Alana menjadi kesal dengan perdebatan itu, dia selalu menjadi pihak yang kalah saat berdebat dengan Devan.

“Baiklah, tapi aku ingin tinggal di rumah keluarga ku."

“Tidak bisa, kau akan menjadi istri ku jadi kau harus tinggal di apartemen bersama ku. Aku tidak tidak menerima penolakan.“

“ Kenapa kau sangat egois? Aku juga ingin menikmati kasih sayang sebuah keluarga.“

Mendengar perkataan Alana, Devan menjadi sedih dan tersadar bahwa wanita itu sudah mengalami hal yang menyakitkan selama ini.

“Baiklah, kau bisa pulang ke rumah orang tua mu seminggu sekali “

“Apa tidak bisa di perbanyak “

“Tidak “

“Baiklah “

Setelah Alana menyetujui Devan langsung membawa wanita itu untuk pergi menuju kantor catatan sipil untuk mendaftarkan dan memperoleh buku nikah. Waktu yang di habiskan untuk membuat buku nikah tidak lama, setelah selesai mereka berdua terlah resmi menjadi suami istri.

“Aku akan menunggu mu di rumah hari minggu, jadi selama 5 hari ini kau bisa bebas untuk tinggal di rumah orang tua mu “

“Baiklah “