DIAM DIAM SUKA ( NIKAH MUDA)

Setelah selesai makan siang, Arum dan Sersan pun pamit pulang untuk melihat rumah yang akan mereka tempati nanti.

Di dalam mobil pun Sersan begitu romantis. Dimana dirinya tidak mau melepaskan tangan Arum sedikitpun walaupun kini dirinya sedang menyetir mobil.

"Kak, Lebih lepas kan tangan Arum dulu" ucap Arum.

"Kenapa?" tanya Sersan menyerhit tidak suka.

"Kakak menyetir dulu!! takutnya nanti terjadi apa-apa gimana?"

"Aku tidak mau!! atau kamu yang tidak mau tangan mu aku genggam" selidik Sersan dengan melirik Arum.

"Astaghfirullah kak! bukan begitu"

Arum langsung membuang Nafasnya dengan kasar.

Sersan tidak mendengarkan ucapan dari Arum, malah dirinya semakin erat menggenggam tangan Arum.

Hingga mereka sampai tujuan barulah Sersan melepaskan tangan Arum yang mana Arum langsung bersyukur.

Tangan nya rasanya sudah kebas akibat Sersan yang menggenggam tangan nya.

Di kawasan perumahan elit kini Sersan dan Arum memandangi rumah satu tingkat yang segera akan mereka tinggali.

"Apa kamu suka?" tanya Sersan dengan memeluk pinggang istrinya.

"Rumah nya bagus yah kak?"

"Ayo masuk ke dalam, untuk melihat-lihat dulu" ajak Sersan yang di angguki oleh Arum.

Rumah yang luas hanya untuk di tempati oleh mereka berdua. Tata barang nya pun Arum begitu suka. Hanya sedikit lagi yang perlu yang di tata ulang oleh Arum.

Sersan dan Arum juga pergi melihat kamar utama untuk mereka tempati nanti.

"Masyaallah..." kagum Arum melihat kamar nya begitu indah. Bahkan kamar ini lebih bagus dari kamar milik suaminya yang berada di Amerika.

"Cantik banget kak, kamar nya" Arum benar-benar suka dengan gaya kamarnya dengan gaya arab yang Arum inginkan sejak dulu. Ada juga khusus ruang baca yang di penuhi oleh berbagai kitab dan pasilitas nya juga sangat lengkap. Bahkan sudah tersedia dapur Mimi di kamar ini.

"Lebih cantikan kamu sayang" celetuk Sersan.

"Apasih kak" salting Arum.

siapa coba yang gak salting di puji suami sendiri apalagi suaminya Arum begitu tampan. Rasanya Arum bakalan diabetes setiap harinya kalau Sersan terus memujinya seperti ini.

Padahal Sersan mengatakan apa adanya.

"Sayang banget kak ada dapur nya disini"

Arum takut nya nanti Dapur utama atau dapur yang di dalam kamarnya ada satu yang nganggur padahal dua-duanya kalau memasak sudah nyaman rasanya.

"Kalau disini kamu masak sambil kita pacaran" ucap Sersan dengan tersenyum smirk dengan sejuta khayalan nya bersama istrinya.

"Sama aja kan kak" heran Arum. Gak ada bedanya pikir Arum. Memasak di dapur pun pasti suaminya nanti bakalan mengganggu nya.

"Beda sayang? kalau Disni kita bebas melakukan apapun! karena disini adalah kamar kita. Gak ada yang bisa lihat" jawab nya.

Sersan sudah banyak merencanakan hal untuk berduaan bersama Arum nantinya. Apalagi kalau Arum sedang memasak di dapur mini mereka maka disitu dirinya akan mengganggu istri nya sambil ber ehem-ehem.

Pasti rasanya lebih nikmat dengan gaya baru. Memikirkan nya Terong bule miliknya langsung berdenyut.

Seketika Sersan langsung melihat ke bawah. Oh ternyata miliknya telah berdiri.

"Sayang?" panggil Sersan dengan memeluk Arum.

"Hmmm..iya kak" jawab Arum dengan mendongak kan kepalanya melihat wajah suaminya.

"Tidak ada"

Sersan mengendus-endus aroma parfum milik istrinya membuat birahinya semakin terasa di ubun-ubun.

"Sssttt" Sersan seketika langsung meloloskan suara laknat yang jelas dapat di dengar oleh Arum.

"Kakak kenapa?" tanya Arum yang sama sekali tidak mengerti dengan keadaan Sersan sekarang ini.

Sersan tidak menjawab tapi Sersan semakin menekan dirinya ke tubuh Arum hingga Arum baru sadar ada yang menonjol di perut nya.

Tentu saja kalau yang ini Arum langsung mengerti.

"Kak..." lirih Arum.

"Hmmm dalem sayang"

Sersan tidak tahan lagi langsung melumat bibir Arum dengan ganas.

"Bolehkah sayang" pinta Sersan yang sudah kalang kabut di penuhi oleh gairah.

Arum langsung mengangguk kan kepalanya.

Hingga mereka langsung melakukan hubungan suami istri untuk pertama kalinya di rumah baru mereka.