NovelToon NovelToon
Married To A Complete Stranger

Married To A Complete Stranger

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Purnamanisa

Riana, seorang fresh graduate yang diterima bekerja menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan pengembang game yang cukup ternama, Gameflix. Riana tidak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan di hari pertamanya bekerja. CEO perusahaan tempat dia bekerja melamarnya di hari pertamanya bekerja! Bagaimana kisah Riana selanjutnya? Simak kisah serunya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ungkapan Hati Raga

"Sepertinya semua berjalan lancar," kata Riana pada Raga ketika sedang istirahat di ruang istirahat kantor yang tak jauh dari ruang kerja Barra.

"Ya. Belum ada kendala yang berarti. Biasanya kalo yang bikin Tuan Barra, gamenya minim bug. Jadi kita tidak terlalu banyak koreksi," kata Raga. Riana manggut-manggut sambil tersenyum. Raga memperhatikan Riana.

"Syukurlah kamu terlihat baik-baik saja," kata Raga sambil menatap langit dari kaca jendela yang besar di hadapannya. Riana sedikit terkejut mendengar kata-kata Raga.

'Kenapa tiba-tiba jadi mode aku kamu?'

"Aku sempat berpikir kamu terpaksa menikah dengan Tuan Barra. Memikirkan kemungkinan alasan kenapa kamu menikahinya. Tapi sepertinya tak ada alasan yang masuk akal," lanjut Raga. Riana merasa arah pembicaraan akan semakin pribadi.

"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Raga ragu-ragu.

"Apa?"

"Kenapa kamu menikahi Tuan Barra?" tanya Raga kemudian.

Riana cukup terkejut, tidak menyangka Raga akan menanyakan hal itu. Riana tak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri pun tak tahu mengapa Barra tiba-tiba melamarnya dan menikahinya. Riana menerima semua itu semata-mata karena dia tak ingin kehilangan pekerjaannya. Atau ada hal lain?

"Kamu mencintai Tuan Barra?" tanya Raga sambil menatap Riana yang masih diam terpaku.

'Cinta?'

"Bolehkah aku menunggu mu? Bolehkah aku tetap mencintai mu?"

'Tunggu, tunggu. Apa ini? Wait. Kenapa jadi begini?'

"Kamu nggak perlu jawab sekarang. Kapan pun kamu butuh aku, aku akan selalu ada," lanjut Raga.

"Tapi..."

"Sepertinya kita terlalu lama istirahat," kata Raga sambil berlalu.

Riana menatap Raga yang menjauh. Menatapnya dengan tatapan bingung dan tak percaya menjadi satu. Riana masih mencoba mencerna apa yang dikatakan Raga.

'Menunggu ku? Menunggu untuk apa? Membalas cintanya? Tapi, aku sudah menikah. Tunggu. Raga tidak berpikir aku tidak mencintai Tuan Barra kan? Apa aku mencintai Tuan Barra? Cinta? Seperti apa?'

***

Barra mendengar dengan jelas setiap kata yang diucapkan Raga pada Riana. Rahang Barra mengeras, tangannya terkepal. Ada rasa panas di wajahnya ketika mendengar kata-kata yang dengan mudah keluar dari mulut Raga sedangkan baginya sangat sulit mengucapkannya dengan gamblang.

'Apa gue harus mengatakannya juga?'

"Sepertinya kita terlalu lama istirahat," suara Raga terdengar mendekat ke arah Barra. Barra lalu kembali ke ruangannya dalam diam dan marah.

"Gue butuh angin," bisik Barra pada Arka lalu kembali keluar ruangan dengan mata tajam menyala. Arka hanya menaikkan kedua alisnya, bingung.

'Sepertinya bom waktu akan meledak,'

Barra berjalan keluar ruangan dengan cepat, tak menghiraukan Riana yang melewatinya dengan tatapan heran dan penasaran.

"Tuan, ada masalah?" tanya Riana yang sudah berjalan menyusul Barra. Barra berhenti seketika, menatap Riana tajam. Riana bergidik. Tatapan Barra sangat mengerikan seperti awal pertama mereka bertemu. Mengintimidasi seperti biasa.

Barra lalu menarik tangan Riana dan berjalan menuju mobilnya. Riana hanya bisa diam dan pasrah. Dia tahu ada sesuatu yang membuat Barra marah.

'Apa yang terjadi? Ada apa?'

Barra melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tak biasa tapi masih dalam jangkauan aman. Riana hanya diam, tak ingin membuat suasana hati Barra bertambah kacau dengan sejuta pertanyaan yang berputar-putar di otaknya.

'Dia marah? Kenapa? Apa yang membuat Tuan Barra sangat marah? Apa yang terjadi di ruang kerja? Sepertinya aku melewatkan sesuatu saat istirahat,'

Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang masih bersarang di kepalanya yang tak mampu Riana utarakan.

Mobil terus melaju ke tempat yang Riana tak tahu. Bahkan mungkin Barra pun tak tahu kemana dia akan pergi. Rasa amarah yang rasanya semakin sulit ditahan dan seperti akan meledak setiap saat. Barra hanya ingin meluapkan perasaannya di tempat yang tepat dan dengan orang yang tepat.

Riana tak berani menatap Barra, meski sebenarnya dia ingin untuk memastikan tingkat kemarahan Barra berkurang atau tidak.

'Bahkan untuk melirik saja aku tak berani. Auranya benar-benar dingin dan mengerikan,'

Tanpa Riana sadari mobil sudah berhenti. Riana melihat sebuah taman yang sepi. Jelas saja, matahari masih sedikit condong ke barat ketika mereka tiba. Pukul 14.15. Riana menatap jam tangannya dengan pikiran melayang. Barra masih duduk diam dibelakang kemudi. Riana pun tidak langsung turun dan berpura-pura mencairkan suasana seperti biasanya. Riana hanya terdiam.

"Maaf..." kata Barra akhirnya, setelah hening yang cukup lama. Riana hanya terdiam, menunggu apa yang akan dikatakan Barra.

"Kamu pasti bingung kenapa aku tiba-tiba menarik mu dan mengajak kamu kemari," lanjut Barra. Riana masih terdiam.

"Aku baru tau bahwa mendengarkan kata-kata juga bisa membuat wajah kita panas dan jantung kita berdetak hebat," kata Barra lagi. Riana menoleh ke arah Barra.

'Kemana arah pembicaraan ini?'

Barra menghela nafas panjang, seolah menghempaskan kemarahan yang menggelayutinya sedari tadi.

"Bagaimana orang-orang bisa dengan mudah mengatakan apa yang dirasakannya?" tanya Barra lebih kepada dirinya sendiri.

"Tidak semua orang mudah mengatakan apa yang dirasakannya, Tuan," kata Riana, mencoba menenangkan Barra.

"Ada beberapa orang yang memang butuh waktu untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang lain," lanjut Riana.

"Kalau Tuan memang terbiasa memendam apa yang Tuan rasakan, memang akan sulit ketika Tuan ingin mengatakan apa yang Tuan rasakan pada orang lain," kata Riana lagi, membuat Barra menoleh menatapnya.

"Meskipun bagi Tuan orang-orang kelihatan mudah mengungkapkan apa yang mereka rasakan, sebenarnya itu bukan hal yang mudah juga bagi mereka. Mereka juga mengumpulkan keberanian untuk itu," lanjut Riana sambil menatap Barra yang masih terlihat bingung.

"Jika memang sulit, jangan terlalu memaksakan diri. Take your time. Mungkin, Tuan memang butuh waktu untuk bisa mengungkapkan perasaan Tuan," kata Riana sambil tersenyum yang entah mengapa membuat Barra jadi sedikit lebih tenang. Barra kembali menatap langit yang terlihat lebih teduh saat ini.

"Jangan sembarangan melempar senyuman kepada orang lain. Terutama pria lain," kata Barra.

"Eh?"

"Senyuman mu itu..."

Jantung Riana berdebar hebat menunggu kata-kata Barra yang terpotong. Tanpa Riana sadari, tangan kanannya menyentuh dada sebelah kirinya, seolah menahan jantungnya yang terasa akan keluar.

"Senyuman mu itu... menggetarkan jantung ku," kata Barra yang sukses membuat jantung Riana berdetak tak karuan.

"Bagaimana mengatakannya? Pokoknya jangan sembarangan tersenyum pada pria lain!" lanjut Barra sambil menatap Riana yang terpaku.

"Kamu..."

Jantung Riana semakin hebat seiring tatapan tajam Barra yang menghujam ke kedua matanya.

"Kamu..."

Riana semakin tidak mampu menahan jantungnya yang serasa berdetak lebih cepat setiap detiknya. Tangannya semakin erat memegang dada sebelah kirinya.

'Apa? Apa lagi yang akan dia katakan? Tunggu. Sepertinya aku harus menyiapkan jantung ku,'

***

1
Sriza Juniarti
good..terus berkarya 💕🥰👍
Sriza Juniarti
suuka,s3mangat💪💪👍👍🥰💕
Ai-chan
Udah tamat aja thor 🥲🥲 tapi suka sama endingnya 🫰🫰 semangat terus thor!!
Umi Nur Qasamah
lanjut thor
Umi Nur Qasamah
akhirnya....
Umi Nur Qasamah
yess..semoga arka cepat sembuh
..
Ai-chan
kok aku merinding ya baca part ini /Sob//Sob/
Umi Nur Qasamah
kutunggu peranmu Riana ...sebagai pencair suasana....
Ai-chan
nangis bombaynya bukan karena cerita MC nya
Umi Nur Qasamah
saking nyaman sm istri...sampai tuan Barra tertidur
Umi Nur Qasamah
kasihan amat arka thor.../Sob//Sob//Sob/
Hana Agustina
peluk jauh utk arka... kamu kuat n bisa melalui ini semua
Umi Nur Qasamah
uwis jan ...modus Leo ah...
Hana Agustina
kesempatan utk bertahta di hati kamuuu Dinda.. eaaaa eaaaaa
Hana Agustina
ku baca marathon Thor.. g terasa udh di sini... semangat terus Thor berkarya.. ditunggu ya up selanjutnya
Hana Agustina: dg hati senang Kaka... semangat trus berkarya yaaa...
Purnamanisa: terimakasih sudah mampir dan menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏 terimakasih juga atas like dan komennya 😊😊 nantikan update kisahnya setiap hari setelah pukul 17.00 😊😊
total 2 replies
Hana Agustina
bukan na... Tapi jelmaan barudak bucin...
Ai-chan
wah... keren nih... di awal2 fokus sama barra dan riana... kirain abis klimak masalah tabrak lari, udah... ternyata ganti sama arka... keren... keren... lanjut thor!! makin penasaran sama kisah mereka
Umi Nur Qasamah
waduh arka blm sembuh total itu berarti..kasihan/Sob//Sob//Sob/
dwi ka
Kyk alter ego ya.. Pny 2 kepribadian
Purnamanisa: kepribadian ganda kak... bisa disebabkan kenangan buruk masa lalu...

terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏😊😊
total 1 replies
Umi Nur Qasamah
walah hrs menunggu lgi tho
Purnamanisa: sabar ya kak 😊😊 terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!