Kisah gadis bernama Li Mei adalah putri raja dari Zheng-mi goo yang dikutuk memiliki umur panjang karena dituduh membakar istana selir ayahnya, dia melintasi waktu dari kejaran pengawal istana yang ingin menangkapnya sehingga Li Mei mengalami amnesia karena kecelakaan yang tak terduga. Dan bertemu Shaiming yang menjadi tunangannya.
Mampukah Shaiming membantu Li Mei mengingat semuanya, akankah ingatan Li Mei kembali ? Dan apakah mereka akan bersama dan bahagia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 BERLATIH OPERA
Latihan untuk pertunjukkan opera pada festival musim semi dimulai hari ini.
Shaiming mulai melatih anggota opera kecilnya berlatih untuk persiapan festival nanti.
Rencana Shaiming adalah membuat formasi tarian Bian Lian menjadi lebih menarik dari penampilan mereka sebelumnya.
Terlihat Li Mei sudah duduk menunggu gilirannya menari.
Format opera kali ini adalah memfokuskan keahlian tiap anggota opera kecil pada tarian Bian Lian yang rencananya akan ditampilkan dalam festival musim semi.
Shaiming menggagas formasi tarian Bian Lian dengan formasi segitiga ke atas dimana akan menyertakan Li Mei pada puncak teratas formasi.
Formasi Naga Sembilan Menari Di Langit merupakan pilihan Shaiming dalam mementaskan opera kecilnya pada pekan perayaan festival musim semi di Beijing nanti.
"Li Mei, kemarilah !" perintah Shaiming.
"Ya, baiklah", sahut Li Mei seraya berlari kecil ke arah Shaiming.
"Hari ini, aku akan melatihmu menyanyi selain menunggu anggota opera lainnya selesai latihan", kata Shaiming.
"Menyanyi !?" tanya Li Mei.
"Iya, menyanyi lagu dalam opera, memang tidak mudah untuk membawakan nyanyian itu tapi kamu bisa terus berlatih menyanyikan lagu-lagu opera nanti", sahut Shaiming.
"Tapi aku tidak bisa menyanyi...", ucap Li Mei dengan pandangan polosnya.
"Bisa, pasti bisa, kamu pasti bisa menyanyi seperti anggota opera lainnya, sementara ini kamu sudah mampu menarikan tarian Bian Lian meski belum tahap mahir tapi pelan-pelan, kamu dapat melakukannya", ucap Shaiming.
"Tapi aku benar-benar tidak bisa menyanyi, Shaiming", sahut Li Mei memelas.
"Tenanglah, aku akan melatihmu menyanyi dalam opera, Li Mei", ucap Shaiming.
"Menyanyi, Shaiming...", sahut Li Mei menunduk bingung.
Selama ini Li Mei tidak pernah menyanyi lagu satupun bahkan suaranya tidak merdu untuk menyanyi.
Bagaimana dia harus menyanyi sedangkan suaranya tidak semerdu penyanyi-penyanyi opera lainnya.
"Genji !" panggil Shaiming.
"Ya, Shaiming", sahut Genji.
"Tolong, ajari Li Mei menyanyi opera !" kata Shaiming.
"Baiklah, lagu apa ?" jawab Genji.
"Terserah padamu", sahut Shaiming.
"Mmm..., bertema cinta atau kesedihan...", kata Genji.
"Bertema cinta dan kesedihan, cobalah dua-duanya saja karena aku ingin mendengarkan suara Li Mei saat dia menyanyi", ucap Shaiming.
"Hmm !?" gumam Genji.
Genji menatap ke arah Li Mei yang berdiri dengan wajah menunduk lalu Genji mengangkat dagu Li Mei.
"Cobalah angkat kepalamu tegak, nona !" ucap Genji.
"Ehk !?" sahut Li Mei terkejut.
"Berdirilah dalam posisi tegak, Li Mei !" perintah Genji.
Genji memperbaiki sikap bahu Li Mei yang agak membungkuk seraya berkata.
"Karena menyanyi haruslah bersikap sempurna agar nafasmu saat menyanyi dapat mencapai kuat pada nada tinggi, sayangku", ucapnya.
Genji memaksa Li Mei berdiri tegak dengan wajah menghadap lurus ke depan.
SRET !
Genji mengarahkan kipas miliknya ke dagu Li Mei agar dia bersikap sempurna.
"Tetaplah bersikap seperti itu karena menyanyi dalam seni opera memerlukan teknik tinggi dengan suara kuat agar terdengar merdu", kata Genji memberi arahan.
Genji mengitari Li Mei seraya memperhatikan sikap berdiri Li Mei, merasa posisi Li Mei sudah menunjukkan sikap sempurna yang diinginkannya maka Genji menganggukkan kepalanya.
"Baik, jaga posisimu dalam sikap tegak seperti itu dan kita akan memulai latihan menyanyinya", lanjut Genji.
"Iya...", sahut Li Mei.
"Usahakan pandanganmu tetap fokus saat menyanyi dan perhatikan lagi posisi tubuhmu, kamu mengerti", kata Genji.
"Baik...", sahut Li Mei.
SRET !
Genji mengarahkan kembali kipas miliknya ke arah Li Mei.
"Jangan mengangguk ataupun menggeleng ! Pertahankan posisimu seperti itu !" perintah Genji dengan wajah serius.
Li Mei terdiam tanpa berani bergerak sedikitpun sedangkan Genji berjalan ke arah meja sambil mengambil sebuah buku.
Berjalan kembali ke arah Li Mei berdiri dalam sikap sempurnanya.
Srek... !
Srek... !
Srek... !
Genji membuka setiap halaman buku di tangannya seraya memperhatikan Li Mei.
"Kita akan mencoba menyanyikan lagu ini karena sesuai dengan tema drama yang akan dibawakan opera kita nanti di festival musim semi", ucap Genji.
Genji mengarahkan buku di tangannya hingga menghadap lurus ke arah Li Mei supaya gadis itu dapat melihat jelas isi dari halaman buku itu.
Tampak deretan not angka serta lirik lagu yang terdapat di halaman buku di tangan Genji.
Li Mei hampir tidak mengerti sama sekali maksud dari isi halaman buku yang berisi lagu itu, dia hanya terdiam tanpa bersuara.
"Apa kamu tidak mengerti, Li Mei ?" tanya Genji.
"Tidak, aku tidak mengerti", sahut Li Mei.
"Fuih !?" hela nafas Genji.
Genji langsung tertunduk ketika dengan jujur Li Mei mengaku bahwa dia tidak mengerti isi dari halaman buku yang Genji pegang.
"Baiklah... Kita mulai saja latihan menyanyinya dan dengarkan aku saat menyanyi lalu tirukan aku !" perintah Genji.
Terdengar Genji mulai menyanyi membawakan sebuah lagu mandarin klasik kuno.
Suara Genji sangat kuat serta merdu sekali saat dia menyanyi. Dia mampu mencapai pada nada-nada tinggi bahkan sampai melampaui nada tertinggi seperti lengkingan kuat.
Li Mei terpana saat mendengar suara merdu milik Genji.
Baru kali ini dia mendengar suara seorang penyanyi opera secara langsung serta sangat merdu kedengarannya.
"Suara Genji merdu sekali !", gumam Li Mei dalam hatinya.
Genji terus membawakan lirik-lirik lagu opera dengan sempurna, nyaris tidak ada nada fals yang terdengar dari suaranya.
"Luar biasa... Hebat sekali...", gumam Li Mei kagum.
Lengkingan suara Genji terdengar sangat kuat dan sempurna, terkadang dia menyanyikannya sopran.
"Wow !?" ucap Li Mei.
Li Mei berdiri diam tetap dalam posisinya tanpa bergerak sedangkan dia harus memperhatikan Genji menyanyi karena dia harus menirukannya nanti.
Terlihat dari arah kejauhan, dua orang laki-laki tampan sedang memperhatikan Genji menyanyi tepat di hadapan Li Mei.
"Hai, Yelu, coba lihat Genji sedang menyanyi !" kata Hao Yu.
"Ya, aku dengar", sahut Yelu sambil melirik ke arah Genji.
"Kenapa harus dia yang mengajari Li Mei menyanyi, bukan Shaiming saja yang mengajarinya", kata Hao Yu.
"Genji merupakan salah satu penyanyi terbaik opera pada zaman Qing dulu jadi pantas saja jika dia mengajari Li Mei menyanyi sekarang", sahut Yelu.
"Tapi itu akan menyebabkan jurang lebar diantara mereka", ucap Hao Yu.
"Apa kamu cemburu ?" tanya Yelu sambil menyeka keringatnya dengan handuk.
"Cemburu !? Untuk apa ???" tanya Hao Yu.
"Dan kenapa kamu gelisah jika Shaiming memilih Genji, bukankah Li Mei tunangan Shaiming", sahut Yelu.
"Kau ini berpikiran aneh saja, mana mungkin aku cemburu pada Shaiming, jelas-jelas dia sudah bertunangan sekarang, untuk apa aku merasa cemburu padanya", kata Hao Yu.
"Genji itu wanita kuat dan dia tidak suka status tetap, jadi tidak mungkin Genji akan berpikiran serius dalam sebuah hubungan", ucap Yelu.
"Aku tidak bermaksud demikian padanya", kata Hao Yu.
"Kalau begitu biarkan saja dia seperti itu dengan dunianya sendiri. Dan jangan usik Genji selama di sini", sahut Yelu.
"Kau ini, ada-ada saja, Yelu", ucap Hao Yu.
"Pikirkanlah Fengying saja karena dia lebih cocok denganmu daripada wanita menyeramkan itu", kata Yelu.
"Apa maksudmu ?" tanya Hao Yu.
"Fengying lebih manis sikapnya daripada Genji dan tampaknya dia sangat menyukaimu, Hao Yu", sahut Yelu.
Yelu mencoba menggoda Hao Yu dengan mengalihkan perhatian temannya itu kepada Fengying.
Namun, Hao Yu sepertinya kesal dengan ucapan Yelu yang sengaja menggoda dirinya supaya dekat dengan Fengying.
Terdengar suara tawa pelan dari Yelu ketika dia melihat perubahan ekspresi wajah Hao Yu saat dia berhasil menggoda teman satu teamnya itu.