Hidupku bahagia, meski harus tinggal di rumah sederhana. Apalagi ada dua anak kembar yang tampan mempesona, meski aku tak tahu siapa bapaknya. Aku hanya ingat ada tato kepala naga di tengkuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
Harapan dinner romantis hanya sebatas angan, nyatanya mereka tetap seperti Tom and Jerry saat di meja makan.
"Saatnya aku menghukummu Helena," kata Hayden.
"Sedari tadi anda bilang akan menghukumku. Jika memang aku ada salah, aku akan menyerahkan diri," kata Helena ketus.
"Itu lebih baik," tukas Hayden.
"Antar aku ke kantor polisi. Biarkan penyidik saja yang bekerja," seru Helena.
"Tak semudah itu nyonya. Aku sendiri yang akan menghukummu," deru nafas Hayden tepat di belakang telinga membuat Helena merinding.
"Ayo," Hayden beranjak setelah membersihkan mulut dari sisa makanan.
"Kemana lagi?" tanya Helena ketus.
Hayden masih saja semaunya sendiri.
Parto masih setia menunggu di parkiran.
"Anda tak ikutan makan?" tanya Helena pada Parto.
"Ngapain juga nanya ke dia?" sela Hayden mencelos.
"Yeeiii, terserah aku dong. Kasihan tuan Alex nungguin kita sedari tadi," balas Helena.
Parto alias Alex kembali menahan tawa.
"Apa lo?" hardik Hayden ke asistennya.
"Nggak kok tuan. Semua aman terkendali," ucap Parto.
"To', langsung ke hotel," suruh Hayden.
"Mau ngapain lagi? Mendingan langsung pulang aja tuan Alex," tukas Helena menimpali.
"Husstttt, berisik. Diamlah! Ntar kamu juga tahu wahai nyonya Hayden Frederick Sampson," Hayden memberi kode dengan jari telunjuk di depan mulut menyuruh Helena diam.
Helena melengos ke arah lain. Sebal dengan sikap Hayden.
Hayden kembali fokus dengan tab yang dia pegang.
Tiba-tiba kepala Helena sudah menyender di bahu Hayden.
"Yeeiii, malah sudah tidur aja dia," ucap Hayden.
"Jadi ke hotel tuan?" seru Parto.
"Pastilah! Aku nggak mau nunda lagi," bilang Hayden.
"Meneruskan sesuatu yang tertunda minggu kemarin tuan?"
"Of course," jawab Hayden.
.
Helena terbangun saat ada yang bermain di puncak area perbukitan miliknya.
******* bibirnya sungguh lolos begitu saja.
Helena kaget, saat bibir Hayden lah yang melakukan.
"Apa yang kamu lakukan tuan?" Helena bangun dengan baju atas yang terbuka.
"Menghukum kamu," jawab Hayden sekenanya.
Helena membenarkan letak bajunya.
"Ingat, ada suami yang menuntut hak nih," perkataan Hayden mengingatkan akan statusnya sebagai istri.
Meski pernah melahirkan twins, bagaimanapun juga Helena baru melakukannya sekali. Dan itu pun Helena lakukan tanpa sadar karena pengaruh obat.
'Apa aku harus melakukannya? Padahal tuan Hayden tahu, kita menikah bukan atas dasar cinta,' pikir Helena.
Hayden mendekat.
Terlalu lama menunggu balasan Helena.
Hayden memainkan bibir Helena dengan bibirnya, sementara jari tangannya tengah bergerilya ke mana-mana.
Kembali sebuah suara lolos dari bibir Helena membuat Hayden bersemangat.
Kelanjutannya bagaimana, hanya Hayden dan Helena yang tahu.
Penasaran? Tanya mereka berdua...
.
Hayden turun ke resto dengan wajah segar.
"Wah, aura bos sungguh beda," tegur Parto yang sudah menunggu di meja paling pojok.
"Nyonya kemana?" Parto mencari ke sekeliling.
Hayden duduk tepat di depan Parto.
"Pesankan makanan favorit istriku," suruh Hayden.
"Loh, mana aku tuan. Anda kan suaminya," tukas Parto.
"Berani membantah?" Hayden menyuapkan salad buah yang diambilnya sebelum menghampiri Parto.
"Tapi, aku sungguh tak tahu," ucap Parto.
"Kamu bisa tanya twins kan?"
"Wah, anda pintar sekali tuan," Parto buru-buru meraih ponselnya tanpa memperhatikan Hayden yang melotot ke arahnya.
Segepok tisu mengenai jidatnya, "Cepetan!" ucap Hayden.
Parto menghubungi ponsel pengawal yang ada di rumah untuk disambungkan ke twins.
Panggilan belum tersambung, malah twins sudah muncul duluan di depan Hayden.
"Dad," panggil mereka bersamaan.
"Loh, kalian kok nyusulin ke sini? Bukannya hari ini jadwal school?" tanya Hayden.
"Yeeiii, jadwal anak sendiri lupa. Hari ini kosong Dad, besok lagi," jelas Zayden.
"Les taekwondo masih jam sepuluh ntar," sambung Zayn.
"Mama mana? Seharian kemarin pergi belum juga balik," telisik Zayden mencari keberadaan mama.
Hayden mendelik ke arah Parto. Parto cuman mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.
Dengan kedatangan dua bocil ini, acara Hayden sama mama nya bisa keganggu nih.
"Dad, mama mana?" tanya ulang Zayn.
"Mama masih tidur sayang, kecapekan," bilang Hayden menjelaskan. Tentu saja kecapekan, serangan Hayden bertubi-tubi. Bahkan berlangsung sampai menjelang pagi.
"Kok bisa kecapekan?" tukas Zayden.
"Nyonya semalam lembur tuan muda," sela Parto.
"Lembur?" Zayn menautkan alis. Karena setahunya mamanya sudah nggak kerja lagi.
"Yap," tukas Parto cepat.
"Parto, antar mereka les," suruh Hayden.
"Dad, kita ingin ketemu mama duluan," tolak Zayn.
'Ishhh kenapa pula mereka ingin ketemu mamanya,' ucap Hayden dalam benak.
"Dad," panggil Zayden karena melihat Hayden tak bergeming.
"Ntar aja ya, mama biar istirahat dulu. Pulang les baru kalian kesini lagi. Ntar Dad ajakin renang dech," rayu Hayden agar keduanya segera berangkat les.
Akal bulus harus dipakai nih. Agar twins tidak melihat kulit mama nya merah-merah habis kena gigitan semut ganas. Mana Helena masih polos, tak ada sehelai benang pun menempel di badan.
"Oke Dad, janji ya," tukas Zayden menyetujui.
"Awas Dad, kalau mama sampai kenapa-napa," bisik Zayn di telinga sang papa.
Maka meledaklah tawa Parto.
Sungguh tak menyangka, ternyata ada loh yang bisa mengintimidasi tuannya sedemikian rupa.
"Parto," seruan Hayden membuat Parto langsung terkicep.
"Opppssss, sorry tuan,"
"Tuan muda sekalian, let's go!" Parto beranjak.
Zayn dan Zayden malah duduk di samping kanan dan kiri Hayden.
"Kita maunya sarapan dulu," ujar keduanya bersamaan.
Hayden memanggil pelayan yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.
Parto pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menikmati secangkir kopi yang masih separuh.
Hayden dibuat repot oleh banyaknya permintaan twins.
"Sekali-kali berada di posisi nyonya baik juga tuan," bisik Parto.
Hayden bisa membayangkan betapa repotnya Helena saat Zayn dan Zayden sewaktu bayi. Apalagi dia musti membagi waktu dengan kerjaan.
"Merepotkan juga ya?" celetuk Hayden menimpali.
"It's true," tukas Parto.
Tapi bagaimanapun Helena Rose sudah merusak prinsip hidup Hayden yang berniat ingin hidup sendiri, maka Hayden harus bersiap dengan segala resiko. Termasuk direpotkan oleh ulah twins seperti saat ini. Tapi, lumayan seru juga sih. Hidup yang awalnya monoton menjadi lebih berwarna.
"Zayn, makanan kesukaan mama apa?" tanya Hayden yang barusan teringat jika sang istri belum sarapan.
"Segala sayur mama suka," jawab Zayn.
"Mama tuh nggak suka sayur, tapi mama suka buah-buahan yang manis," sela Zayden menjelaskan.
"Enggak, kapan hari aku lihat mama ngehabisin sayur yang banyak," bela Zayn.
"Tapi mama suka buah juga loh Dad," imbuh Zayden tak mau kalah.
Bahas makanan favorit aja duh ribetnya. Sabar Hayden. Hayden menyemangati diri.
Hayden memanggil seorang pelayan.
"Iya tuan," kata nya.
"Hhhmmm aku pesan makanan yang terenak di sini, menu lengkap. Antarkan ke kamar presidentian suite," kata Hayden.
"Baik tuan," jawab pelayan itu terus pergi.
Zayn dan Zayden akhinya berangkat untuk les taekwondo setelah banyak drama di meja makan yang disponsori oleh Dad Hayden.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Like komen and vote ya guysssss.
Sementara pantunnya libur dulu 😉😂
lanjut thor...
jngn berharap terlalu tinggi bu..klo jatuh nti sakitnya ga ada obat..hahaha
ingin bls pantun tapi ga bisa thor.../Grin/
bisa nya kasih semangat untuk mu thor...
lanjuuut...
hhaaissh...thor..jngn di bikin keterlaluanlah mempermankan wanita...krna wanita jugapuny hak untuk menolak,dgn cara apapun...