"Lebih baik, kau mati saja!"
Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.
Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.
Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.
"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"
Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03. Kehilangan
Bram berdiri kaku di depan ruang ICU, matanya terpaku pada sosok yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Cassie, istrinya, kini terbaring tanpa daya dengan berbagai alat medis menempel di tubuhnya. Napasnya terasa berat, dadanya sesak oleh rasa bersalah yang tak tertahankan.
Di sampingnya, seorang dokter berusaha menjelaskan kondisi Cassie kepada keluarga yang berkumpul. Wajah dokter itu tampak tegang, seakan enggan menyampaikan berita buruk yang akan menghancurkan mereka.
"Bagaimana kondisi Cassie? Bagaimana dengan adik saya? Dia selamat kan, Dok?" suara seorang perempuan terdengar memohon, isak tangisnya tertahan.
Dokter itu menghela napas panjang sebelum menjawab dengan suara tenang namun penuh kehati-hatian. "Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, pasien tidak dapat bertahan. Cassandra Wijaya telah meninggal dunia."
Bram terpaku. Kata-kata dokter menggema di kepalanya, tetapi otaknya menolak untuk menerimanya. Tanpa sadar, kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Tidak... Tidak mungkin!" suaranya parau, dipenuhi ketidakpercayaan.
Cassie terbaring diam, wajahnya pucat, seakan sedang tidur. Tanpa peduli pada orang-orang di sekelilingnya, Bram jatuh berlutut di samping ranjang. Tangannya bergetar saat menyentuh wajah Cassie yang terasa begitu dingin.
"Cassie... bangun. Jangan main-main denganku..." bisiknya, matanya mulai memanas. "Kumohon, buka matamu. Aku tahu kau hanya ingin membuatku panik, kan?"
Namun, tak ada jawaban. Tak ada helaan napas yang terdengar. Tak ada gerakan sekecil apa pun. Yang ada hanyalah kesunyian menyakitkan.
Bram menggelengkan kepala, dadanya sesak. Air mata yang selama ini tertahan akhirnya jatuh. Ia memeluk tubuh Cassie erat, seakan dengan begitu dia bisa mengembalikan kehidupan perempuan itu. Isakan kecilnya terdengar di antara ruangan yang penuh duka.
"Aku belum sempat meminta maaf... Aku belum sempat memperbaiki semuanya... Cassie, jangan tinggalkan aku seperti ini!"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
"Kau tidak berhak menangisinya!" suara Jessie, kakak Cassie, terdengar penuh amarah. Mata gadis itu memerah, menatap Bram dengan kebencian yang membara.
Sejak awal, dia tidak menyetujui pernikahan Cassie dan Bram. Jessie melihat sendiri betapa sang adik hanya cinta sendirian. Hal yang membuatnya bertahun-tahun merana menikah dengan Bram.
Bram terdiam, masih memeluk tubuh Cassie. Napasnya tersengal, dan perih di pipinya tak seberapa dibandingkan dengan sakit di dadanya.
Pria itu tidak menduga sama sekali, ucapan kejamnya menjadi kenyataan. Cassie yang dianggapnya menghalangi penyatuan dengan wanita yang cintainya menyerah begitu saja.
"Ini semua salahmu, Bram! Kalau saja kau tidak mempermainkan kakakku! Kalau saja kau tidak mengabaikannya, dia tidak akan berakhir seperti ini!"
Bram hanya bisa menunduk. Jessie benar. Semua ini salahnya.
Dan kini, dia harus menanggung penyesalan yang tidak akan pernah bisa diperbaiki.
Jessie masih menatapnya dengan kebencian. Matanya berkilat penuh amarah. "Pergi dari sini! Aku tidak mau melihat wajahmu! Kakakku sudah cukup menderita karena dirimu."
Namun, Bram menggeleng. "Aku tidak bisa. Aku tidak bisa meninggalkannya, Jessie... Kumohon, biarkan aku di sini..."
"Kau pikir aku akan membiarkanmu?" suara Jessie meninggi. "Setelah semua yang kau lakukan padanya? Aku muak melihatmu berpura-pura menyesal sekarang! Pergi!"
Perawat yang ada di ruangan itu menunduk, tak berani mencampuri pertengkaran mereka. Bram tetap bertahan, kedua tangannya menggenggam tangan dingin Cassie seolah masih berharap ada keajaiban yang akan terjadi.
"Cassie... maafkan aku... Kumohon, bangun..." bisiknya berulang kali, seakan berharap Cassie akan membuka matanya.
Jessie mendekat, meraih bahunya, lalu mendorongnya menjauh dari ranjang. "Jangan sentuh dia lagi! Kau sudah cukup menyakitinya saat dia masih hidup, jangan kau ganggu dia bahkan setelah dia pergi!"
Bram terhuyung ke belakang, hampir jatuh. Air matanya terus mengalir, dadanya terasa seperti dihantam ribuan batu. "Aku hanya ingin bersamanya..."
"Tidak ada lagi yang bisa kau lakukan!" Jessie berteriak. "Kau sudah kehilangan dia! Dan aku tidak akan membiarkanmu ada di dekatnya lagi!"
Bram menggeleng lemah. Dia tidak bisa menerima ini. Semua terasa seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan. Dia ingin bangun dan menemukan Cassie masih hidup, tersenyum padanya seperti dulu. Namun, kenyataan terlalu kejam.
Jessie menatapnya dengan napas tersengal, tangannya mengepal. Lalu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebar.
Semua orang menoleh. Seorang wanita paruh baya menangis tersedu-sedu, hampir jatuh jika tidak ditopang oleh seorang pria di sampingnya. Wajah mereka dipenuhi kesedihan yang tak terlukiskan.
"Cassie... anakku..."
Orang tua Cassie akhirnya tiba. Bram masih tidak membiarkan seorang pun memisahkannya dari tubuh Cassie yang telah dingin. Dia masih tidak percaya kalau Cassie meninggalkannya.
"Hentikan bersandiwara seperti itu, Bram. Aku tidak ingin kamu berpura-pura lagi. Pergilah! Cassie sudah cukup menderita bersamamu!" Jessie berusaha sekuat tenaga memisahkan Bram dari istrinya.
***
bersambung...
terima kasih telah membaca ❤️🥰
Dan juga keluarga Adrian kenapa tdk menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi Rania yg licik?? dan membiarkan Bram menyelesaikannya sendiri?? 🤔😇😇
Untuk mendapatkan hati & kepercayaannya lagi sangat sulitkan?? banyak hal yg harus kau perjuangan kan?
Apalagi kamu harus menghadapi Rania perempuan licik yg berhati ular, yang selama ini selalu kau banggakan dalam menyakiti hati cassie isteri sahmu,??
Semoga saja kau bisa mendapatkan bukti kelicikan Rania ??
dan juga kamu bisa menggapai hati Cassie 😢🤔😇😇
🙏👍❤🌹🤭
😭🙏🌹❤👍