NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:58.7k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

DALAM PROSES REVISI


"Lebih baik, kau mati saja!"

Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.

Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.

Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.

"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"

Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03. Kehilangan

Bram berdiri kaku di depan ruang ICU, matanya terpaku pada sosok yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Cassie, istrinya, kini terbaring tanpa daya dengan berbagai alat medis menempel di tubuhnya. Napasnya terasa berat, dadanya sesak oleh rasa bersalah yang tak tertahankan.

Di sampingnya, seorang dokter berusaha menjelaskan kondisi Cassie kepada keluarga yang berkumpul. Wajah dokter itu tampak tegang, seakan enggan menyampaikan berita buruk yang akan menghancurkan mereka.

"Bagaimana kondisi Cassie? Bagaimana dengan adik saya? Dia selamat kan, Dok?" suara seorang perempuan terdengar memohon, isak tangisnya tertahan.

Dokter itu menghela napas panjang sebelum menjawab dengan suara tenang namun penuh kehati-hatian. "Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, pasien tidak dapat bertahan. Cassandra Wijaya telah meninggal dunia."

Bram terpaku. Kata-kata dokter menggema di kepalanya, tetapi otaknya menolak untuk menerimanya. Tanpa sadar, kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Tidak... Tidak mungkin!" suaranya parau, dipenuhi ketidakpercayaan.

Cassie terbaring diam, wajahnya pucat, seakan sedang tidur. Tanpa peduli pada orang-orang di sekelilingnya, Bram jatuh berlutut di samping ranjang. Tangannya bergetar saat menyentuh wajah Cassie yang terasa begitu dingin.

"Cassie... bangun. Jangan main-main denganku..." bisiknya, matanya mulai memanas. "Kumohon, buka matamu. Aku tahu kau hanya ingin membuatku panik, kan?"

Namun, tak ada jawaban. Tak ada helaan napas yang terdengar. Tak ada gerakan sekecil apa pun. Yang ada hanyalah kesunyian menyakitkan.

Bram menggelengkan kepala, dadanya sesak. Air mata yang selama ini tertahan akhirnya jatuh. Ia memeluk tubuh Cassie erat, seakan dengan begitu dia bisa mengembalikan kehidupan perempuan itu. Isakan kecilnya terdengar di antara ruangan yang penuh duka.

"Aku belum sempat meminta maaf... Aku belum sempat memperbaiki semuanya... Cassie, jangan tinggalkan aku seperti ini!"

Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.

"Kau tidak berhak menangisinya!" suara Jessie, kakak Cassie, terdengar penuh amarah. Mata gadis itu memerah, menatap Bram dengan kebencian yang membara.

Sejak awal, dia tidak menyetujui pernikahan Cassie dan Bram. Jessie melihat sendiri betapa sang adik hanya cinta sendirian. Hal yang membuatnya bertahun-tahun merana menikah dengan Bram.

Bram terdiam, masih memeluk tubuh Cassie. Napasnya tersengal, dan perih di pipinya tak seberapa dibandingkan dengan sakit di dadanya.

Pria itu tidak menduga sama sekali, ucapan kejamnya menjadi kenyataan. Cassie yang dianggapnya menghalangi penyatuan dengan wanita yang cintainya menyerah begitu saja.

"Ini semua salahmu, Bram! Kalau saja kau tidak mempermainkan kakakku! Kalau saja kau tidak mengabaikannya, dia tidak akan berakhir seperti ini!"

Bram hanya bisa menunduk. Jessie benar. Semua ini salahnya.

Dan kini, dia harus menanggung penyesalan yang tidak akan pernah bisa diperbaiki.

Jessie masih menatapnya dengan kebencian. Matanya berkilat penuh amarah. "Pergi dari sini! Aku tidak mau melihat wajahmu! Kakakku sudah cukup menderita karena dirimu."

Namun, Bram menggeleng. "Aku tidak bisa. Aku tidak bisa meninggalkannya, Jessie... Kumohon, biarkan aku di sini..."

"Kau pikir aku akan membiarkanmu?" suara Jessie meninggi. "Setelah semua yang kau lakukan padanya? Aku muak melihatmu berpura-pura menyesal sekarang! Pergi!"

Perawat yang ada di ruangan itu menunduk, tak berani mencampuri pertengkaran mereka. Bram tetap bertahan, kedua tangannya menggenggam tangan dingin Cassie seolah masih berharap ada keajaiban yang akan terjadi.

"Cassie... maafkan aku... Kumohon, bangun..." bisiknya berulang kali, seakan berharap Cassie akan membuka matanya.

Jessie mendekat, meraih bahunya, lalu mendorongnya menjauh dari ranjang. "Jangan sentuh dia lagi! Kau sudah cukup menyakitinya saat dia masih hidup, jangan kau ganggu dia bahkan setelah dia pergi!"

Bram terhuyung ke belakang, hampir jatuh. Air matanya terus mengalir, dadanya terasa seperti dihantam ribuan batu. "Aku hanya ingin bersamanya..."

"Tidak ada lagi yang bisa kau lakukan!" Jessie berteriak. "Kau sudah kehilangan dia! Dan aku tidak akan membiarkanmu ada di dekatnya lagi!"

Bram menggeleng lemah. Dia tidak bisa menerima ini. Semua terasa seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan. Dia ingin bangun dan menemukan Cassie masih hidup, tersenyum padanya seperti dulu. Namun, kenyataan terlalu kejam.

Jessie menatapnya dengan napas tersengal, tangannya mengepal. Lalu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebar.

Semua orang menoleh. Seorang wanita paruh baya menangis tersedu-sedu, hampir jatuh jika tidak ditopang oleh seorang pria di sampingnya. Wajah mereka dipenuhi kesedihan yang tak terlukiskan.

"Cassie... anakku..."

Orang tua Cassie akhirnya tiba. Bram masih tidak membiarkan seorang pun memisahkannya dari tubuh Cassie yang telah dingin. Dia masih tidak percaya kalau Cassie meninggalkannya.

"Hentikan bersandiwara seperti itu, Bram. Aku tidak ingin kamu berpura-pura lagi. Pergilah! Cassie sudah cukup menderita bersamamu!" Jessie berusaha sekuat tenaga memisahkan Bram dari istrinya.

***

bersambung...

terima kasih telah membaca ❤️🥰

1
Jeng Ining
hemmmmm, bru part 32 giliran Bram kecelakaan hebat di tengah perjuangannya ngedapetin hati Cassie kembali, akankah ada episode Bram amnesia dn melupakan Cassie😏
Chusnul Zazah
Astaghfirullah hal'adhiim berat banget cobaan cinta mereka, berpisah karena orang ketiga, dan sekarang rapuh karena kecelakaan?? mengulang kembali apa yg pernah Cassie alami kecelakaan dan kritis?? dan sekarang gantian Bram yg kritis?? 🤔😇😇
Chusnul Zazah
wow disinilah kedewasaan sikap diuji , cinta , kesetiaan dan kepercayaan terhadap pasangan, meskipun berat dan sulit karena banyaknya persoalan dan kekecewaan di masa lalu?? tapi demi keutuhan keluarga dan masa depan perusahaan , harus siap mengambil keputusan mendampingi pasangan dan kembali berjuang bersama?? atau berpisah sementara waktu dan berikan kepercayaan sama pasangan?? 🤔😇😇 keduanya sama berat untuk dijalani 🤔🤔
Neni marheningsih
mending pisah aja...nanti berjalannya waktu kalau jodoh juga kembali lagi, jangan terpaku dengan rasa cinta kalau ternyata masih ada rasa sakit dan takut terulang lagi, mending obati luka dulu dengan cara menjauh sejauhnya
Dwi ratna
udh atuh Cass mo balik⅔,mo engga² gtu jgn tarik ulur trz udh brp bab dtarik ulur,huf
Noveni Lawasti Munte
apaan dah si Cassie ini...menye2 ga tegas..sebenarnya ga setuju kalo balikan lg tp temanya udah GT ya sudahlah....
Miss Yune
lupa bab 2 blm kuganti... hehe. makasih kak
Nurul Syahriani
tadi jessi kakak, skrg jessi jadi adik 😅
Miss Yune: lagi revisi kak.
total 1 replies
Dwi ratna
nah gitu dong. ini Bru aq suka,pelakor hempaskan
Chusnul Zazah
Akhirnya Raina si ulat bulu menuai apa yg dilakukan selama ini, semoga penjara bisa membuat dia menyadari, akan kesalahannya.
Dan juga Bram sekarang sudah bisa bersikap tegas sama Raina & emaknya, setelah dia menyadari kesalahannya dan gak mudah menggapai hati cassie
Chusnul Zazah
Hati yg terluka begitu dalam, perlu waktu untuk berdamai dengan diri sendiri, meskipun rasa kecewa itu akan selalu hadir tapi belajar ikhlas dan menerima demi sang buah hati yg masih bersemayam dlm rahim,.. bumil jangan terus bersedih kasihan dekbaynya.
Dan kamu Bram memang harus sabar dan menunggu bumil untuk membuka hati lagi?? 🤔😇😇💪💪💪
vj'z tri
ku tungguuuuuuu dirimuuuu selaluuuu oooooooo 🎉🎉🎉🎉🎉
Chusnul Zazah
wow meski pilu dan sedih , tapi sweet juga cara Bram meraih hati Cassie??
semoga bumil kali ini bisa menjalani kehamilannya dengan happy dan kerjain Bram dengan ngidammu yg menyusahkan ya calon dekbay?? 🤔😇😇
Azizah az
Miss, tolong balas komen ku
Neni marheningsih
mulai ramai nih Thor....aku suka cessie yg sekarang..tegas dan dingin , jangan lemah hanya karena cinta jadilah wanita yg tangguh cessie
Dwi ratna
capek baca ya, perasaan kmren udh Cassie udh mau ngasi kesempatan skrg rubah lgi. plin plan bgd hah lelah jdinya
Chusnul Zazah
Gimana Bram syok gak dengan sikap dingin Cassie?? pasti syoklah masa enggak?? kamu pikir dg minta maaf semua sikapmu selama ini akan terhapus?? apalagi sekarang Cassie telah Hamidun lagi, pasti dia gak mau karena kehamilannya, apalagi karena rasa bersalahmu? bukan karena cinta ??
Selamat menikmati buah kebodohanmu? dan selamat berjuang menaklukan bumil yg sensitif karena hormonal dan rasa kecewanya padamu??? 🤔😇😇😇
Jengendah Aja Dech
❤️
Idha Rahman
aku sih yes
Dwi ratna
hadeuh Cass,kabur gk memperbaiki masalah. ntar tiba² udh gede aja anknya Bru diketemukan sma bpkny,ah basi lah klo kyk gtu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!