Seorang wanita yang telah rela kehilangan keperawanannya demi seorang lelaki yang dicintainya, selama 4 tahun lamanya yang tak lain adalah tunangannya. Hingga suatu hari hubungan mereka berakhir karena orang ketiga, hal ini menyebabkan sang wanita menderita trauma sehingga membuatnya menjadi wanita yang playgirls namun kembali terjatuh menjadi mudah jatuh cinta dan pecinta seks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MICHELLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga puluh tiga
1 bulan berlalu. . .
Ammar masih tetap dengan egonya, tiada kabar sekalipun, tanpa menelpon, atau sekedar mengirim pesan singkat padaku.
Tega-teganya dia menggantung posisi ku. . . apakah masih dianggap pacar olehnya, atau dia sudah benar-benar menganggapku tak layak lagi di cintainya, sehingga kini. . . aku semakin terlarut dalam kesedihan yang mendalam,
Bagaimana dengan hubungan ku dan Ammar kedepannya, sementara di sisi lain. . . aku dan Kevin semakin akrab dan dekat meski tanpa suatu ikatan. Aku tau, Kevin sudah mulai memberikan sinyal-sinyal harapan, mencari-cari kesempatan yang tepat untuk bisa menyatakan cintanya padaku. Tapi aku yang bisa membaca bahasa tubuhnya itu. . . selalu berusaha menghindar.
Aku tau, Kevin sangat baik. . . dia selalu sabar menghadapi dan mendengarkan segala ocehanku, segala uneg-uneg ku, dan segala curahan hati ku tentang Ammar meski dia tetap terlihat sedang berusaha menahan rasa kesalnya. . .
Kevin selalu berusaha untuk tetap membuat ku happy, tertawa dan kembali ceria agar bisa melupakan rasa sakitku, rasa sedih ku, dan rasa bimbang ku terhadap seorang lelaki yang kucintai sampai saat ini.
Selama Ammar dan aku tidak ada komunikasi, aku sering mengurung diri di kamar meskipun kadang kak Rendy bersama Kevin memaksaku untuk nongkrong di luar sekedar melepas kejenuhan dan penat ku seharian di kamar aja, aku menolak nya. Jika ku mulai sangat tidak tahan, barulah aku menelpon kak Rendy untuk mengajak ku jalan, tak perlu menunggunya lama. Dia sudah dengan secepat kilat bersama Kevin menjemput ku.
Hari ini. . . aku kembali menolak ajakan kak Rendy untuk mengajakku keluar bersama Kevin pula, aku hanya ingin berdiam diri di kamar dulu hari ini. Dengan melakukan berbagai aktifitas konyol apapun itu asal bisa menghibur diriku sendiri.
Tok tok tok. . .
Ku dengar suara ketukan pintu kamar ku dari luar.
" Sayang, apa kau sibuk??? boleh bunda masuk gak??? " Terdengar suara ibu dari luar.
" Masuk aja bunda, pintunya gak di kunci kok. . . " Jawab ku sembari memainkan remot tv yang semulai tadi aku menggonta ganti channel tanpa henti. Benar-benar bosan. . . pikir ku dalam hati.
Ceklek !!!
Ibu masuk ke kamar ku dengan membawa beberapa potongan buah segar. Aku tersenyum menyambutnya. . .
" Sayang. . . daritadi kakak mu Rendy beserta temannya, si Kevin. Sedang di bawah berbincang-bincang cukup lama menemani kami, dan Rendy bilang. . . kau sedang tidak ingin di ganggu hari ini, apa kalian berantem??? rasanya gak mungkin deh. . . " Tanya ibu.
" Ah enggak kok Bund, Fanny hanya sedikit lelah saja bosaaan beberapa hari ini selalu pergi menemani mereka kesana sini nongkrong gak jelas bareng mereka. Jadi rindu suasana kamar Fanny, hehe " Jawab ku sembari menikmati buah yang sudah di potong oleh ibu, tanpa menatap mata ibu. Aku tidak ingin. . .ibu mengetahui sakit hati ku kali ini pada Ammar.
Tapi. . . namanya seorang ibu, tetaplah ibu. . . bathin dan feelingnya tidak pernah meleset.
" Am. . .mar. . . apakah dia baik-baik saja sayang??? " Tanya ibu dengan pelan.
Aku masih menunduk, pandangan ku hanya fokus pada potongan buah. . . berpura-pura sibuk memilih potongan mana yang lebih bagus dan besar.
" Ammar baik kok Bunda. . . ada apa??? Bunda rindu kedatangan dia kerumah ini lagi??? "
" Oh tentu sangat rindu. . . begitu juga dengan ayah mu, kalian. . . baik-baik aja kan??? " Tanya ibu lagi, masih dengan nada pelan.
" Baik-baik aja dong. . . ada. . . apa bunda. . .???" Tanya ku lirih seakan takut ibu akan semakin curiga. . . Tapi apa kau tau??? Jika terus saja ibu bertanya tentang Ammar, pertahanan ku untuk tidak meluap dengan tangis akan jebol juga.
" Bukan apa-apa sayang, hanya. . . ini sudah 2 bulan kan, terakhir dia berkunjung kemari. . . bukankah. . . sebentar lagi hubungan kalian sudah setahun??? Apa kalian gak ada acara kemana gitu untuk merayakan hari Anniversary kalian itu. . . hehe "
Jlebbb !!! Ucapan ibu mengagetkanku. . .
yah. . . benar, sebentar lagi. . . hubungan ku dan Ammar sudah berjalan satu tahun, tapi sampai detik ini. . . Ammar tidak mengabariku apa-apa.
Aaaaaaarght ini sungguh menyakitkan !!!
" Fanny. . . " Panggil ibu kembali. . .
" Eh iya Bund, mmm. . . aku dan ammar. . . memang belum ada rencana apa-apa sih untuk merayakannya, malah Fanny lupa loh Bund. . . hehe " Jawab ku dengan ekspresi datar membuat ibu menatapku lama. . .
" Fanny. . . apa. . . saat ini kau dekat dengan Kevin juga Nak??? "
Degh !!! mataku terbelalak, bibirku terbuka, terkejut dan kikuk dengan pertanyaan ibu kali ini.
lalu Aku mengatupkan bibirku lagi dengan cepat,
" Oh. . . hah. . . hahahaa. . . kami. . . kami hanya berteman kok Bund, yaaah. . . sebatas kakak dan adik saja. . . hehehe bunda apaan sih, nanya nya gitu. . . " Aku menjawab dengan salah tingkah.
Hey hey ada apa dengan sikap ku ini???
" Hmm. . . mulai belajar berbohong ya ma bunda. . . Hayo. . . " Jawab ibu dengan menggelitiku, aku tertawa kegelian. . .
" Hahahaha ahahhahaa aduh bundaaaa geli. . . ahahahhaa ahahahaa ampuuun. . ."
" Jujur gak sama bunda, hayo. . . janji dulu"
" Hahahahaha ahahaha iya iya ampuuun udah jangan di gelitikan lagiii bunda. . . iya iya Fanny janji jujur deh, aaaaah ahahahaha. . . " Bunda terus menggelitiku, mendengar aku meminta ampun dan berjanji akan bercerita jujur barulah ibu menghentikan diri untuk menggelitiku.
" Bunda. . . jujur, saat ini kak Kevin memang selalu baik dan perhatian sama Fanny, tapi sampai saat ini kami tetap hanya sebatas teman saja. Gak lebih. . . "
" Tapi apa kau menyukainya sayang??? mmm. . . wah, kalau aja bunda masih singgle dan muda. . . haha bunda pasti bakal mengejar Kevin tuh. Secara, dia baik, dewasa, lembut, humor, cakep, luwes lagi. . . " Jawab ibu dengan membayangkan sosok Kevin sembari sesekali melirikku.
" Iya bund. . . kak Kevin emang orang yang demikian, hihi kadang dia juga selalu nyebelin sih tapi nyebelinnya itu gemesin banged, cuma untuk menghibur Fanny kalau lagi sedih atau ngambek, dia akan selalu melakukan hal apapun demi membuat Fanny ceria lagi. . . " Jawabku dengan ocehan yang terus tanpa henti.
Ibu menatap tajam mata ku. . .
" Hmm. . . kan. . . beneran sukaaa. . . jangan bilang kalau Fanny sudah mulai jatuh cinta dengannya??? "
" eeeh enggak Bundaaa. . . ih apaan sih, gak mungkin lah. . . Fanny kan sudah punya pa. . .car. . . " Jawab ku dengan sedikit nada ragu ragu.
" Sayang, dengarkan ibu. . . Bunda tidak akan melarang dengan siapapun kau akan berpacaran selagi dia satu keyakinan dengan kita. Jika dia baik dan bisa membuat putri simata wayang kesayangan bunda ini bahagia selalu, bunda ikut bahagia Nak. . . cuma. . . saat ini. . . apapun masalah yang kembali menerpa antara kau dan Ammar, statusmu saat ini masih tetap sebagai pacar Ammar. Bunda gak mau loh. . . mengajarkanmu untuk belajar menduakan cinta seseorang. Jika memang sudah tida bisa mempertahankan hubungan mu dengan Ammar, ya sudah putuskan saja dan beri jawaban yang pasti untuk nak Kevin, tapi. . . jika jauh di lubuk hatimu. . . kau masih sangat mencinta Ammar kalian sedang berusaha mempertahankan hubungan kalian, tugas mu pun tetap sama. Jangan memberi harapan palsu pada Kevin. . . kasihan dia. . . Apa kau paham sayang??? ucap ibu panjang kali lebar. . . seolah ibu benar-benar mengetahui apa yang sudah terjadi pada ku saat ini. Naluri seorang ibu. . .
" Baik bund. . . Fanny faham. . . terimakasih sudah selalu mengerti hati Fanny. . . bunda emang paling the best, Mmmuach ".
Kemudian aku memeluk dan mencium pipi bunda. . . Bunda mencium balik kening ku.
" Yaudah. . . bunda ke bawah dulu. . . sekarang, coba kau pikirkanlah baik-baik semua ini ya sayang, dan ingat. . . jangan selalu gegabah dalam membuat suatu keputusan " Jawab ibu lembut kemudian berlalu pergi keluar kamar.
Hah. . . aku terdiam dengan helaan nafas lega duduk diatas sofa mini ku di kamar.
Apa yang saat ini akan aku lakukan. . .???
Drrrt. . .
Nada pesan singkat di ponsel ku.
Ku buka dengan tergesa-gesa, harapan ku masih pada Ammar.
Tapi. . . Tidak. Kevin mengirimkan ku pesan.
Ingat makan ya, jangan kebawa perasaan galau terus. Oke bocah comel ( emoji melet lidah ).
Seakan aku benar-benar melihat ekspresi wajah dia saat ini. . . aku tersenyum gemas. . .
Ku pandangi boneka Cony yang pernah dia berikan pada ku waktu itu.
Kevin. . . kau. . . masih saja selalu berusaha membuatku untuk tersenyum.
Haaaaah. . . bagaimana ini tuhan. . . apa yang harus ku lakukan saat ini, meski terdengar terlalu percaya diri. . . tapi siapa yang akan aku pilih nantinya. . .
❤ Hai readers setia ku, gimana nih. . . Fanny lebih cocok dengan Kevin aja, yang hanya sebatas di kaguminya atau tetap bertahan dengan sosok Ammar, lelaki yang dicintainya lebih lama. . . Hahaha komen nya dong, dan jangan lupa like nya ya ❤
perasaan g....
perasaan waktu fanny SMA si ammar udh kuliah... masa udh 3 tahun si Ammar g lulus2? apa ngambil S2 ya?? tp koq ada istilah KKN???
terus selama ini melakukan zina itu apa namanya🤦🤦🤦🤦
apalagi disini Fani lemah akan agamanya
budak nafsu
mudah bget memaafkan