My Amnesia Wife

Eren Al Sharif, Malik Al Khalifa dan Ghazantar Schumacher menatap sebal ke Jordan yang menghubungi mereka melalui panggilan video.

"Aku harus berhubungan dengan bandot itu?" protes Eren kesal. "Tidak Sudi!"

"Ayolah bang Eren. Demi bisa mengungkap kematian ayah Addie. Dia juga diduga ikut terlibat dalam pembunuhan Albert McCarthy dan upaya pembunuhan Addie," pinta Jordan.

"Apa kamu tidak tahu, aku hampir mengeluarkan Glock aku gara-gara si bandot itu menggoda Sher?" Eren menatap judes ke Jordan.

Jordan pun manyun. "Iya, tahu. Tapi tolong lah ...."

Ketiga Emir itu saling berpandangan lewat layar monitor masing-masing.

"Hanya sampai kamu bisa menemukan bukti bahwa Albert McCarthy tewas dibunuh oleh Andrew McCarthy dan seseorang. Aku yakin, dia tidak berani melakukannya sendirian," ucap Malik Al Khalifa.

"Terima kasih semuanya!" senyum Jordan.

***

"Jadi Erhan minta dibelikan pabrik aspirin?" tanya Addie yang tidak habis pikir dengan pola pikir balita itu.

"Iya. Bang Billy sampai pusing karena anaknya yang sulung tantrum. Akhirnya kami mencari pabrik aspirin yang tidak terlalu produktif dan Bayer bersedia menjualnya tapi dengan perjanjian tetap di bawah Bayer semua kualitasnya. Mungkin karena Erhan ya, pabrik itu sekarang malah jauh lebih produktif setelah semua manajemen dirombak oleh PRC Group," jawab Joy.

"Bisa jadi tidak produktif karena internalnya bermasalah bukan?" ucap Addie.

"Iya mbak."

"Ampun deh kalian itu. Pantas Jordan kemarin ingin mengambil empat puluh persen saham aku dan saat itu aku hanya berpikir ... It's not a little money. Tapi untungnya Oom kalian menolaknya." Addie merasa lega karena Jayde Neville menolak permintaan Jordan.

"Mbak Addie kalau berhasil mendapatkan kembali haknya, apa mau pegang perusahaan ayah mbak atau jadi dokter?" tanya Joy.

"Belum tahu aku, Joy. Karena aku saja ingat dikit-dikit dan itu rata-rata spontan."

"Apa mau dibantu papanya Erhan? Bang Billy itu neurosurgeon di London. Siapa tahu bisa membantu," usul Joy.

"Nanti kepala aku dioperasi?" Addie menunjukkan wajah bergidik.

"Kayaknya tidak sampai begitu sih."

Suara pintu terbuka dan Jordan keluar dari ruang kerjanya. Kedua wanita yang sedang asyik mengobrol itu pun menoleh.

"Addie, maukah kamu memancing penjahat?" tanya Jordan tanpa basa basi.

Addie dan Joy melongo. "Apa?"

***

"Jadi mau ada pertemuan semua perusahaan transportasi di Manchester? Dan perusahaan ayah mbak Addie McCarthy Ltd juga ikut? Lalu Emir Oman, Dubai dan Bahrain ikut? Qatar tidak ikut?" Joy berusaha merangkai ucapan Jordan yang berantakan karena saking semangatnya.

"Nah itu!"

"Pelan-pelan mas Jordan. Jadi tadi kamu itu sudah menghubungi bang Eren, bang G dan bang Malik? Lalu mereka mau datang kemari karena ada pameran setelah ada undangan resmi?" ucap Joy lagi.

"Iya. Jadi kita sudah sepakat mau memancing Andrew McCarthy. Aku ingin tahu rasanya dia melihat kamu bangkit dari kematian," jawab Jordan.

"Mbak Addie, jangan kaget ya kalau mas Jordan sudah excited, ngomongnya jadi amburadul. Jadi aku dan Jessica harus menjadi penerjemahnya,"

Addie cekikikan melihat kakak beradik itu karena ternyata Jordan banyak kacaunya meskipun secara prinsip, suaminya sangat memegang teguh..

"Oh Jordan, aku kira kamu cool ternyata ada kacaunya juga ya?" kekeh Addie.

"Maafkan suamimu yang tidak sempurna ini," jawab Jordan dengan menunduk.

Joy dan Addie terbahak melihat gaya Jordan.

"Yakin deh mbak Addie, kamu akan melihat lebih banyak kekacauan dari Mas Jordan." Joy tersenyum ke kakak iparnya.

"Oke. Bagaimana rencana kamu, suamiku yang heboh."

"Jadi begini ..."

***

Istana Al Sharif Muscat Oman

"Kita akan ke Manchester?" tanya Shaera Blair Al Sharif ke suaminya.

"Iya, membantu Jordan dan Addie."

"Apa mereka tidak sedang menghadapi bahaya. Kita semua tahu jika Addie masih dicari oleh mereka?"

Eren menatap istrinya yang sedang menggendong Ariella. "Kamu ikut kan?"

Shaera tersenyum smirk. "Kalau soal gegeran, aku ikut!"

Eren tersenyum lebar. "Aku tahu kamu pasti mau ikut. Aidan dan Ella kita titipkan ke Mommy dan Daddy?"

"Iyalah. Aku tidak mau kalau mereka ikut ke Manchester ... Mending aku titipkan ke Mommy dan Daddy. Sudah pasti ada yang heboh akan kedatangan cucunya."

***

Istana Al Azzam Blair Dubai

"Jangan sampai dua cucu aku tidak nyaman lho, Izzy," ucap Damian membuat istrinya menatap sebal ke suaminya.

"Ya ampun, mas Damian! Ini juga sudah diatur seperti kamar Ai dan Ella di Muscat! Kok jadi kamu yang heboh sih?" omel Izzy kesal. "Dulu saja, Sher nikah, kamu ribut tidak setuju! Sekarang, Sher mau datang bersama Eren dan duo A, kamu lebih mementingkan cucu kamu? Ingat mas Dam, kalau Sher dan Eren tidak nikah, tidak akan ada Ai dan Ella!"

"Ya ampun my rabbit's teeth ... Kok kamu marah-marah sih?" Damian menghampiri istrinya yang masih emosi.

"Habis, kamu juga yang rempong!" sungut Izzy.

"Kan Ai dan Ella mau menginap disini hampir lima hari. Aku kan senang!" senyum Damian.

"Eh, katanya Malik juga datang? Bukannya dia masih tarik ulur sama Milly?" tanya Izzy.

"Aku tidak tahu kenapa mereka berdua tidak akur saja sih? Lagipula sama-sama jatuh cinta kan? Kalau sudah pisah begini, kan jadinya kesal sendiri!" sungut Damian.

Izzy tersenyum. "Gitu tuh yang dulu tidak kasih restu ke anaknya."

"Izzyyy ... Jangan diingatkan lagi dong," rengek Damian manyun.

***

Manchester Convention Center

Acara pameran perusahaan transportasi yang hadir dari seluruh penjuru dunia pun dibuka. Para Emir dari timur tengah pun datang dengan pasangan masing-masing sementara Malik datang bersama pengawal setianya Mustafa dan Elzan.

Pria dengan brewok itu melihat Jordan datang bersama dengan Addie, Joy dan Neil. Malik pun tersenyum dan menghampiri keempatnya.

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan Addie. Halo, aku Malik Al Khalifa, calon iparnya Jordan," senyum Malik sambil bersalaman dengan Addie.

"Senang berkenalan dengan anda Emir Al Khalifa. Lalu dimana sepupu Jordan?" tanya Addie celingukan.

"Mereka sedang bertengkar," senyum Jordan jahil membuat Malik manyun.

"Aku dan Milly hanya salah paham! Habis ini aku akan mengejar dia ke Dallas!" jawab Malik judes.

Addie dan Joy cekikikan karena gemas dengan wajah Malik yang tidak berwibawa saat membicarakan gadisnya.

"Good luck, bang Malik!" senyum Joy yang mendapatkan ciuman di pipi dari Malik.

"Doakan aku dan Milly bisa bersatu ya Joy? Please?" pinta Malik.

"Iya ... iya."

"Ayo kita masuk. Aku ingin melihat wajah Andrew McCarthy," ajak Jordan.

Mereka pun masuk dan Malik tersenyum melihat Eren yang datang bersama dengan Shaera. Para sepupu dan ipar itu pun saling menyapa dan Shaera langsung memeluk Addie hangat membuatnya senang diterima keluarga besar Jordan.

Disaat mereka sedang mempelajari banyak promo, Andrew McCarthy menepuk bahu Jordan.

"Mr O'Grady," sapa Andrew McCarthy.

Jordan pun berbalik. "Ah Mr McCarthy. Anda datang juga."

"Tentu saja. Anda datang bersama siapa?"

Jordan berbisik ke wanita di sebelahnya dan Andrew McCarthy terkejut saat melihat siapa yang bersama dengan Jordan.

"Mr McCarthy, perkenalkan, ini istriku, Addie O'Grady," senyum Jordan.

Damn it! Dia masih hidup!

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu