"Menikahlah denganku, maka aku akan memberikan cek satu juta dolar ini padamu dan jadilah suamiku selama satu tahun," Marien Douglas.
"Jika begitu, aku tidak akan ragu asal kau mau menikahi pria cacat ini!" William Archiles.
Kedua insan yang ditemukan setelah mengalami sakit hati, memutuskan untuk menikah. William dicampakan oleh kekasihnya tepat saat dia ingin melamar kekasihnya karena kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan, sedangkan Marien melarikan diri saat hendak dijual pada pria tua menggantikan kakaknya. Mereka berdua bertemu di tempat yang sama lalu memutuskan untuk menikah dengan tujuan masing-masing. Akankah semua berjalan sesuai dengan rencana mereka dan tanpa Marien sadari, pria yang dia nikahi bukanlah pria biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Yang Kacau
Akibat obat pencahar itu, Alexa tidak keluar dari kamar mandi. Lagi pula dia tidak mau keluar karena malu yang teramat sangat. Gaun pengantin indahkan kotor akibat kotorannya sendiri. Dia sangat ingin memaki tapi pada siapa? Padahal dia tidak makan sesuatu yang aneh tapi sakit perut yang tiba-tiba terjadi benar-benar membuatnya malu.
Perutnya benar-benar nyeri, dia harap semua itu hanya mimpi tapi sakit yang dia rasakan bukan tipuan semata. Semoga saja ayahnya dan Zack membubarkan pestanya. Akan dia cari penyebabnya nanti. Seharusnya yang mendapatkan malu bukan dirinya melainkan Marien tapi semua jadi kacau. Jangan katakan anak buahnya salah memberi obat dan salah memberikan minuman yang seharusnya untuk Marien justru diberikan pada dirinya.
Pesta itu jadi kacau gara-gara pengantin yang mendadak pergi dalam keadaan memalukan. Zack memijit pelipisnya, dia benar-benar malu begitu juga dengan Gavin Douglas tapi semua itu belum berakhir karena istri pertama Zack Erson tiba-tiba datang dan membuat kekacauan di acara pesta tersebut.
Semua semakin kacau. Para tamu undangan memutuskan untuk pergi karena istri Zack yang murka suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuan dirinya. Zack pun pergi dari tempat itu mau tidak mau, tentunya dengan perasaan malu luar biasa dengan para rekan bisnisnya.
"Apa yang terjadi? Apa yang terjadi?" Gavin Douglas jatuh terduduk melihat para tamu yang membubarkan diri.
"Bangunlah, Dad. Jangan seperti itu!" ucap Marien. Mendadak dia jadi iba dengan ayahnya.
"Apa yang terjadi? Apa kau yang melakukannya?" tanya sang ayah.
"Jangan asal menuduh, aku tidak melakukan apa pun!" ucap Marien.
"Pergi, lihat kakakmu yang bodoh itu!" teriak ayahnya murka.
"Kenapa harus aku?" Marien terlihat enggan.
"Jangan banyak bertanya, segera pergi!" perintah ayahnya.
Marien menggerutu, padahal dia tidak mau tapi apa boleh buat. Marien menghampiri William yang dia tinggalkan, dia harus mengatakan pada William jika dia harus pergi sebentar.
"Pergilah, aku akan berada di sini dengan Steve!" ucap William yang mendengar percakapan Marien dan ayahnya.
"Aku tidak akan lama," Marien mengusap bahu William seperti yang biasa dia lakukan dan setelah itu dia melangkah pergi untuk mencari kakaknya.
Gavin Douglas menghampiri William setelah putrinya pergi. Sekarang waktu yang tepat untuk berbicara dengan pecundang tidak tahu diri itu. Dia harap William mau pergi meninggalkan Marien sehingga putrinya dapat menikah dengan pria yang jauh lebih baik. Sebagai seorang ayah tentunya dia mengharapkan yang terbaik bagi putrinya.
"Sekarang katakan, apa yang kau inginkan?" tanyanya.
"Apa maksud perkataanmu, Tuan Douglas?" William menatap pria itu dengan tajam karena dia tidak mengerti.
"Sebutkan angkanya, maka aku akan berikan asalkan kau meninggalkan putriku!"
"Aku kira apa, ternyata kau masih saja menawarkan uang padaku agar aku meninggalkan Marien!"
"Aku memang ingin kau meninggalkan dirinya jadi katakan, akan aku berikan asalkan kau pergi darinya!"
"Baiklah, Tuan Douglas. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini!" William bersandar di kursi roda sambil menautkan jari jemarinya. Dia bahkan pura-pura memikirkan jumlah yang dia inginkan.
"Cepat, sebelum Marien kembali!" bentak Gavin Douglas.
"Baiklah, aku ingin kau memberi aku Sembilan ratus sembilan puluh sembilan milyar dolar!" jawab William.
"Apa kau bilang?" pekik Gavin tidak percaya.
"Bagaimana? Jika kau bisa memberikannya, maka aku akan meninggalkan Marien dengan senang hati!" William tersenyum, sedangkan Gavin Douglas kesal setengah mati. Apa pecundang itu tidak melewati batas?
"Jangan bercanda dengan permintaan gilamu itu!" teriak Gavin dengan emosi tertahan.
"Jika tidak mampu, maka jangan menawarkan uang padaku!" William meminta Steve mendorongnya pergi karena dia mau mencari Marien lalu mengajaknya pulang.
"Kau laki-laki cacat yang sombong!" teriak Gavin murka.
William tidak peduli, dia tetap mengajak Steve pergi. Marien masih berada di dalam kamar mandi saat itu, tentunya untuk mencari Alexa yang masih sakit perut dan belum selesai.
"Alexa, di mana kau?" teriaknya. Dia pun hendak memberikan sebuah kain bersih yang bisa Alexa gunakan nanti meski kain itu adalah sebuah taplak meja.
"Untuk apa kau kemari? Apa kau ingin menertawakan aku?" teriak Alexa penuh emosi.
"Daddy meminta aku melihat keadaanmu, jika tidak aku pun tak mau peduli!" ucap Marien.
"Apa ini ulah kau, Marien?" tanya Alexa curiga.
"Apa maksudmu? Kau dan Daddy sama saja mencurigai aku. Seharunya aku tidak datang ke acara pesta pernikahanmu ini!"
"Awas kau, Marien. Aku akan menyelidiki hal ini dan mencari tahu siapa yang telah membuat aku jadi seperti ini. Jika kau yang melakukannya, maka aku akan membalasmu dengan lebih kejam lagi!" teriak Alexa mengancam. Selain Marien, dia tidak menaruh curiga dengan yang lainnya oleh sebab itu dia akan mencari tahu siapa yang telah membuatnya mengalami hal memalukan itu di ruang pesta.
"Terserah kau saja, aku malas berdebat denganmu. Aku membawakan kain, aku letakkan di sini. Terserah kau mau menggunakannya atau tidak yang pasti aku sudah berbaik hati tapi percuma saja karena kau tidak butuh bantuan dariku!" sebaiknya dia pergi apalagi dia sudah meninggalkan William terlalu lama.
"Aku akan mencari tahu, awas kau!" Alexa berteriak sambil menahan rasa sakit di perut. Apa yang terjadi? Apakah dia salah makan ataukah ada yang memberinya obat pencahar? Apa pun itu dia akan mencari tahu nanti dan tidak akan melepaskan siapa pun yang telah mempermalukan dirinya di hari pernikahannya.
Marien sudah keluar dari kamar mandi. Dia malas berdebat terlalu lama dengan Alexa. Sungguh pesta yang kacau dan dia tahu siapa pelakunya yang sudah pasti suaminya yang melakukan dan pria itu sudah menunggu di depan kamar mandi. Marien menghampirinya sambil tersenyum, sungguh kejutan yang tak terduga.
"Kenapa kau menunggu aku di sini?"
"Di dalam panas, lagi pula kau begitu lama jadi aku khawatir."
"Terima kasih, sepertinya sudah saatnya pulang. Aku akan berpamitan dengan Daddy terlebih dahulu!" Marien sudah mendorong William pergi. Dia tidak mau bertanya apakah keadaan Alexa akibat ulah suaminya atau tidak karena sangat berbahaya menanyakan hal demikian di sana apalagi Alexa ingin mencari bukti.
Gavin Douglas tampak frustasi akibat pesta pernikahan putrinya yang kacau. Zack pun meninggalkan tempat karena istrinya. Sungguh situasi yang memalukan dan besok, mereka akan menjadi buah bibir di mana-mana. Pengantin yang lari dalam keadaan memalukan, istri pertama pengantin pria datang dan membuat kekacauan. Entah apa lagi yang akan orang-orang katakan tentunya Marien pun dia rasa tidak akan luput karena telah menikah dengan pria cacat tak berguna.
Marien jadi sangat iba dengan keadaan ayahnya yang seperti itu. Tidak seharusnya ayahnya mengikuti perkataan Alexa dan sekarang, mereka benar-benar mendapatkan karma akibat keserakahan yang ada pada diri mereka.
"Aku dan William mau pulang, Dad!" ucap Marien.
"Pergilah, tapi besok kau harus pulang!" ucap ayahnya.
"Besok aku akan pulang tapi Daddy jangan terlalu memikirkan hal ini, jangan sampai jatuh sakit. Lagi pula salah Alexa yang menikah dengan pria yang sudah memiliki seorang istri. Aku harap kejadian ini menjadi pelajaran agar kalian tidak mengulangi kejadian yang sama!"
"Tidak perlu mengajari ayahmu. Jika kau tidak ingin aku sakit maka tinggalkan pria tidak berguna itu!" ucap ayahnya sinis.
"Daddy dan Alexa sama-sama tidak bisa diajak bicara. Lebih baik aku pergi!" Marien mendorong suaminya pergi, cukup sudah.
"Jangan lupa besok kau harus pulang!" teriak ayahnya.
Marien hanya melambai, dia akan pulang besok untuk melihat keadaan mereka. Benar-Benar pesta yang sangat kacau. Semoga saja ayah dan kakaknya menjadikan kejadian buruk itu sebagai pembelajaran tapi sepertinya tidak demikian karena Alexa berniat mencari tahu siapa yang telah mempermalukan dirinya.