NovelToon NovelToon
Istri Kecil Tuan Muda

Istri Kecil Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.5
Nama Author: NG STORY

Shaerin seorang gadis cantik yang berusia 18 tahun, hidupnya yang tidak berkecukupan dan sederhana kadang-kadang menjadi ejekan di sekolahnya.

Dia memiliki kekasih dan sahabat yang selalu menyemangatinya dan membantu kerap jika Shaerin sedang dalam masa sulit.

Tapi tanpa disangka, mereka berdua justru telah mengkhianati Shaerin dengan hubungan gelapnya, hal itu membuat Shaerin kecewa dan sakit hati.

Suatu hari dirinya diharuskan menikah oleh sang Ibu untuk melunasi semua hutangnya kepada keluarga Algio, Shaerin di nikahkan dengan anak tengah dari keluarga Algio.

Sifat laki-laki itu berbanding balik dengan Shaerin. Cuek, kasar dan keras kepala. tapi jauh dari itu semua ternyata ia memiliki trauma masa kecil yang membuatnya menjadi sangat menderita.

Akankah Shaerin dapat membantu laki-laki itu untuk menghilangkan rasa trauma masa kecilnya? Karena mau bagaimanapun mereka menikah tanpa di dasari cinta dan hanya di atas kertas saja. ataukah mereka akan saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NG STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

Shaerin membuka kedua matanya saat merasakan tangan kekar melingkar di tubuhnya, ingin sekali gadis itu meregangkan otot-ototnya yang terasa sangat sakit, kepalanya juga terasa sangat pusing.

"Kau sudah bangun?"

Shaerin bisa mendengar suara Ziel yang serak khas bangun tidur, gadis cantik itu mengerjapkan kedua matanya lalu menatap kearah Ziel yang sudah membuka kedua matanya.

"Jam berapa ini? apa yang terjadi?" tanya Shaerin.

"Aku harap kau tidak akan marah kepadaku, karena dari awal kau yang memintanya." kata Ziel yang membuat gadis cantik itu menjadi kebingungan.

"A-aku mau pergi ke kamar mandi, tapi kenapa badanku sakit semua?" tanya Shaerin yang sudah mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Kau makan apa sampai-sampai tidak tahu jika ada yang memasukan obat perangsang ke dalamnya?"

Mata Shaerin membulat sempurna, ia menoleh kearah Ziel yang sudah beranjak dari tempat tidurnya, gadis itupun menyibakan selimutnya dan begitu terkejut saat menyadari jika dirinya tidak memakai pakaian.

"Apa yang kau lakukan padaku?" tanya Shaerin sedikit meninggikan suaranya.

Ziel menghembuskan nafasnya perlahan, perlahan-lahan ia membalikam tubuhnya agar bisa melihat Shaerin yang sedang menatap tajam kearahnya.

"Terpaksa aku harus melakukannya karena kau dalam pengaruh obat perangsang, apalagi kau yang menggodaku duluan, jadi jangan salahkan aku."

"Tapi..."

Shaerin memejamkan kedua matanya, kenapa bisa hal ini terjadi kepadanya, bahkan ia sama sekali tidak mengingatnya.

"Mandilah, aku akan kembali pergi ke perusahaan." kata Ziel lalu keluar begitu saja dari kamarnya.

Shaerin mematung masih mencerna apa yang telah terjadi, seingatnya saat itu dia sedang ada di dalam kamar mandi karena merasa sangat pusing dan tubuhnya juga terasa sangat panas.

"Kesucianku sudah di renggut oleh pria berengsek itu!" gumamnya dalam hati.

Buliran-buliran bening sudah memenuhi kedua matanya, hatinya terasa sangat sakit sekali setelah menyadari jika dirinya tidak perawan lagi.

"Tahan... jika kau menangis maka kau benar-benar pecundang." gumam Shaerin sambil membuang nafas dan mengusap kasar air mata yang berhasil lolos jatuh ke pipi mulusnya.

Setelah merasa lebih baik Shaerin pun berlari kecil ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, walaupun pikirannya terus saja melayang. terkadang bayangan-bayangan Ziel yang sedang mengukungnya datang dan ia yakin jika itu adalah ingatannya beberapa saat lalu saat dirinya masih dalam pengaruh obat perangsang.

.

.

.

"Siap, pihak keuangan akan mengatur keseluruhan biaya yang di butuhkan produksi."

"Pekerjaan ini dapat dilakukan mulai minggu ini, saya harap semuanya dapat bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing demi kelancaran produk baru ini dan untuk manager pemasaran harus lebih kreatif untuk memasarkan produk baru ini." imbuh Kaivan yang langsung diangguki oleh beberapa orang yang ada disana.

"Dalam memasarkan produk ini nanti, pihak pemasaran akan mengadakan event-event tentang keunikan produk kita sebelum resmi di pasarkan, membuat iklan dengan menunjukan keunikan produk kita, supaya konsumen dapat melihat produk yang dibuat oleh kita dan menjadikan konsumen lebih puas." seru seorang laki-laki yang menjabat sebagai kepala manager pemasaran.

"Inovasi yang bagus, saya harap inovasi tersebut dapat terencana dan membuahkan hasil yang lebih baik dan memuaskan, bukankah begitu Tuan Muda?" tanya seorang laki-laki yang menjabat sebagai kepala marketing di perusahaan Algio.

Semua mata tertuju kearah Ziel yang hanya diam saja sambil memperhatikan iPad yang ada di depannya, laki-laki itu tengah melamun sambil menopang dagunya menggunakan tangan kiri.

"Tuan muda Ziel?" tanya laki-laki itu lagi sehingga membuat Ziel menatap kearahnya.

"Ya?"

Kaivan mengerutkan keningnya dan sedikit mengintip kearah iPad yang sempat di mainkan oleh atasannya tadi.

Matanya membulat penuh saat melihat begitu banyak sekali coretan-coretan yang ada disana, pasalnya iPad tersebut digunakan untuk melihat-lihat produk terbaru yang minggu ini akan di segera di pasarkan.

'Membelikannya baju? makan malam bersama? meminta maaf?' itulah kira-kira yang di tuliskan oleh Ziel di iPadnya tadi sehingga membuatnya tidak fokus memperhatikan orang-orang yang sedang membahas produk.

Kaivan berdehem untuk menetralisir perasaannya, ia menegakan kembali tubuhnya lalu memamerkan senyuman manisnya sehingga membuat wanita yang ada disana meleleh.

"Mungkin sampai disini saja rapatnya, jika ada yang ingin di tanyakan, kalian bisa menanyakannya langsung kepadaku ataupun Tuan muda." kata Kaivan.

Semua orang yang ada di sana beranjak dari tempat duduknya masing-masing lalu keluar dari ruangan rapat tersebut.

Ziel menghembuskan nafasnya perlahan sambil mengusap wajahnya gusar, entah kenapa hatinya menjadi resah seperti ini karena selalu mengingat bayangan-bayangan dirinya yang menggagahi tubuh istri kecilnya itu, bahkan suara de-sa-han Shaerin masih terdengar begitu jelas di dalam benaknya.

"Jam berapa?" tanya Ziel.

"Sudah jam tujuh malam Tuan."

"Pulang." katanya lalu beranjak dari kursi kebesarannya itu.

Kaivan pun menganggukan kepalanya lalu mengikuti langkah Ziel dari belakang, tidak mengerti dengan perubahan sikap Ziel sehingga membuatnya tidak fokus saat rapat tadi.

Di kediaman keluarga Algio, Shaerin tengah melamun sambil duduk di salah satu kursi kosong disana, ditangannya ia menggenggam pegangan gelas yang berisi susu hangat buatan Tiara tadi.

Pikirannya terus melayang kemana-mana, bagaimana nasibnya sekarang, bagaimana jika suatu hari Ziel akan meninggalkannya padahal laki-laki itu sudah merenggut semua kesuciannya.

"Kenapa kau ada disini?"

Shaerin tersadar saat Jayendra duduk di kursi sebelahnya, laki-laki itu menatap wajah Shaerin dengan kedua mata sayunya.

"Kuemu kenapa belum dimakan? aku dengar dari Tiara jika kau sakit." kata Jayendra saat melihat kue yang ada di hadapan gadis itu masih utuh.

Shaerin menggelengkan kepalanya lalu mulai mencicipi kue yang diberikan oleh Tiara tadi untuknya, walaupun merasa enggan tapi ia harus mengisi perutnya yang sudah berdemo meminta untuk segera diisi.

"Gadis yang baik." imbuh Jayendra sambil mengacak-acak rambut adik iparnya itu.

Sontak hal tersebut membuat Shaerin terkejut, ia menatap Jayendra dengan penuh tanda tanya.

"Maaf, refleks."

30 menit mereka berdiam diri di meja makan sebelum akhirnya Ziel datang menghampiri mereka berdua.

"Kenapa kau ada disini? bukankah kepalamu masih sakit?" tanya Ziel dengan raut wajah yang tidak suka saat Shaerin berdekat-dekatan dengan Jayendra, walaupun laki-laki itu adalah kakaknya.

"Ada apa ini kak?" tanya Kenan yang baru saja datang, terlihat ia menggunakan baju basket.

Tiara dengan tergesa-gesa datang menghampiri mereka berempat yang sedang berkumpul di meja makan, raut wajah wanita itu terlihat panik dan juga sedih.

"T-tuan besar."

Ziel mengerutkan keningnya saat melihat kepanikan Tiara, dengan cepat ia pun mendekati wanita itu dan memegang kedua pundaknya agar lebih tenang.

"Jangan terburu-buru, ada apa dengan Papah?" tanya Ziel ikut khawatir.

"Tuan besar... meninggal." ucap Tiara dengan begitu lirih, bahkan air matanya sudah berhasil jatuh.

Ziel mematung, dekat jantungnya seolah-olah berhenti, panas dingin menyatu di dalam tubuhnya.

Shaerin yang melihat suaminya itu pun langsung menghampirinya dan menariknya ke dalam pelukan hangat.

1
Enitritrieni trieni
Luar biasa
Cherry Bloosem
cerita nya muter2 situ aja,,kapan si ziel ngaku mereka suami istri..lama banget,,dri awal smpai episode ini berantem terus..
s
menggendongnya
Fahri Surbakti Fahri
Lumayan
Fahri Surbakti Fahri
Kecewa
Erna Wati
menarik sekali, memang bagus banget alur cerita Nya,suka /Drool/
Erna Wati
Kecewa
Erna Wati
Buruk
jangganim
kenan bukan boti kann
Idha Giatno
Luar biasa
Amaliyyah Aini
Biasa
Amaliyyah Aini
Kecewa
Erna Sudiastuti
Luar biasa
nesya
ya ampun Thor... masa papa yg baik hati itu hrs meninggal semudah itu sih...? jgn kejam gitu dhong Thor..!
nesya
naera ini siluman ular berkepala dua.
nesya
awas aja Jay, nanti km jg jatuh cinta sm shaerin br tahu rasa kamu ya
nesya
bnr kan... kata" sarkasme yg di ucapkan naera kl dia menyukai apa pun yg di sukai sm shaerin, itu scr tdk langsung menunjukkan kl dia menyukai pacar shaerin jg. cm di sini shaerin aja yg terlalu polos dan lugu, jd tdk menyadari gelagat aneh dr sahabat dan pacarnya itu.
nesya
jangan" kebaikan naera pd shaerin slm ini Krn punya maksud tertentu, mgkin naera ada hubungan dgn Karel di belakang shaerin.
Yuyun Hidayati
hiaaaa tibakny tmny suami😅
Yuyun Hidayati
kapok karel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!