Aku yang sudah memberikan hati ku pada mu, malah berujung pengkhianatan dari mu, Jangan kau pikir kematian ku adalah akhir dari segala nya.
Ingat!, dendam ini akan ku bawa hingga tuhan memberiku kesempatan kedua di kehidupan selanjutnya, by Queensany.
Perjuangan seorang gadis yang terlahir kembali membawa dendam masa lalu nya membawa ia hidup dengan tujuan hanya untuk membalaskan dendam membara di hati nya.
Cinta segitiga ikut mewarnai perjalanan nya, lelaki yang seharus nya ia bunuh malah menumbuhkan rasa cinta dalam hati nya.
Akankah balas dendam nya akan ia tuntaskan ataukah hati nya malah luluh dan dengan mudah melupakan dendam di kehidupan nya yang lalu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pentin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33.
"Suster!, dokter!, siapa pun itu!, tolong bayi ku!.
"Suster!,".
"Dokter!,".
Teriakan Mastany yang kencang begitu terdengar sejak ia memasuki rumah sakit dengan begitu histeris nya di malam itu.
Dengan segera, para suster yang berjaga malam itu langsung bergegas menghampiri nya.
"Why Ukhti?," tanya seorang suster dengan pandangan mengarah curiga ke arah bayi yang berada di pelukan Mastany.
Belum sempat Mastany menjawab nya, sang suster langsung dengan sigap nya meraih bayi Carlos dan membawa nya berlari menuju ke unit gawat darurat karna melihat kondisi nya yang tak terlihat baik baik saja.
"Dokter!, nadi bayi mulai lemah," seru sang suster membuat sang dokter jaga segera berlari meraih bayi Carlos.
Terdengar keriuhan antar para suster dan dokter yang baru saja tiba di ruangan itu.
Mereka dengan cekatan memasang beberapa alat medis ke tubuh bayi mungil itu sembari mencoba mengeluarkan suatu cairan dari dalam saluran pencernaan bayi Carlos.
"Biarkan aku masuk!," seru Mastany begitu takut saat melihat semua yang terjadi dari balik kaca jendela ruangan itu.
"Ukhti, tenanglah dulu!, dokter masih berusaha yang terbaik di dalam sana, keberadaan mu hanya akan menghambat kinerja mereka, sebaik nya berdoalah demi kebaikan putra mu," seru sang suster terus mencekal Mastany yang terus berusaha masuk ke dalam ruangan tempat sang bayi sedang di tangani oleh para medis.
Ya Allah, berbaik hati lah pada ku untuk kali ini saja, batin Mastany sembari bersimpuh di depan pintu ruangan itu sembari menatap sayu ke arah sang putra yang sedang berjuang di dalam sana.
1 jam berlalu, namun dokter dan para suster masih begitu nampak serius menangani bayi Carlos, dan belum ada tanda tanda bahwa mereka akan segera keluar dari ruangan itu dengan membawa kabar baik akan keadaan bayi Carlos.
"Suster!, sebenar nya kenapa dengan bayi ku!," sentak Mastany saat melihat seorang suster begitu tergesa gesa keluar dari ruangan itu.
"Tenanglah, biarkan kami fokus menolong putra mu," sahut sang suster membuat Mastany hanya bisa menatap nya dengan penuh tanda tanya, sang suster begitu nampak tergesa gesa membawa peralatan tambahan untuk di bawa masuk ke dalam ruangan itu kembali.
"Cepat jawab pertanyaan ku!, atau kau mau melihat amarah ku!," sentak Mastany sembari mengapit suster itu di tembok dengan kasar nya sebelum sang suster sempat masuk kembali ke dalam ruang tindakan.
"Bayi mu mengalami keracunan, obat tidur yang masuk ke saluran pencernaan nya begitu melewati ambang batas pemakaian, tolonglah, biarkan kami menolong nya, sikap mu ini hanya akan menghambat kerja kami," seru sang suster sembari menatap ke dalam ruangan tempat bayi Carlos sedang berjuang antara hidup dan mati nya.
Seketika itu juga, tubuh Mastany langsung lunglai saat mendengar kenyataan itu.
Membuat cengkraman tangan nya melonggar, dan dengan cepat itu semua di manfaatkan sang suster untuk bisa segera berlari kembali masuk ke dalam ruang unit gawat darurat tempat bayi Carlos berada.
Perlahan, Mastany mulai memberanikan diri menatap keadaan putra nya lagi dari balik kaca jendela ruangan itu.
Tangisan nya seketika pecah sembari kedua kepalan tangan nya yang dengan bertubi tubi terus menghantam tubuh nya sendiri.
Ia merasa begitu bersalah akan apa yang tengah menimpa sang putra.
Namun diri nya juga begitu penasaran.
Bagaimana mungkin Albert tega memberi bayi Carlos cairan obat tidur?, sedangkan ia begitu sayang dengan bayi Carlos walaupun tanpa ia sadari bayi Carlos bukanlah anak kandung nya?.
Bahkan jika dosis nya kecil pun, itu tak di perbolehkan untuk di berikan kepada seorang bayi, lalu siapa yang melakukan itu semua jika bukan Albert?, batin Mastany sembari berfikir keras akan siapa yang tengah berusaha mengancam nyawa sang putra.
Tiba tiba ingatan akan suara erangan wanita yang ia dengar dari arah ruang kerja Albert membuat sisi gelap nya kembali terbangun.
"Wanita itu!," ucap Mastany sembari menatap binar ke arah bayi Carlos yang masih terus berjuang antara hidup dan mati nya.
Perlahan, Mastany mulai bangkit, wajah nya kembali menyala penuh amarah dan dendam.
"Ukhti?, ukhti mau kemana?," tanya seorang suster yang memang sengaja di tugaskan untuk menjaga Mastany agar tak mengganggu kerja dokter dan para suster yang sedang fokus menyelamatkan bayi Carlos.
Namun tanpa menjawab, Mastany bergegas keluar dari rumah sakit hingga tak nampak lagi di pandangan sang suster.
"Apa dia waras?, tadi dia begitu khawatir dan histeris akan keselamatan bayi nya. Tapi sekarang, bahkan saat dokter belum mengabarkan bagaimana kondisi bayi nya ia malah pergi tanpa berucap apapun," keluh sang suster merasa tak habis pikir akan tingkah Mastany saat itu.
"Aku tidak peduli dia mau kemana, yang aku pedulikan adalah kabar buruk yang akan dokter sampaikan sebentar lagi. Setidak nya kita bisa impas Mastany," ucap Pio yang tanpa Mastany sadari telah berada di sana mengamati Mastany sejak ia datang ke rumah sakit itu.
-----###---
"Bagaimana tuan?, apa aku lebih hebat dari istri mu?," tanya Sesil sembari menyalakan rokok untuk Albert.
"Ku katakan dengan jujur pada mu, aku tidak pernah sepuas ini dan se sadar ini selama bercinta dengan istri ku," sahut Albert sembari menyembulkan asap rokok nya ke udara.
"Benarkah?, jika begitu, apakah aku sudah pantas menempati tempat istri mu tuan?," seru Sesil langsung ke tujuan utama nya.
"Aku suka dengan mu, kau wanita yang penuh ambisi dan keberanian," seru Albert sembari mencoba merangkak kembali ke atas tubuh Sesil yang bahkan masih kembang kempis karna pergulatan panjang mereka beberapa saat lalu.
Namun tiba tiba, pintu ruangan itu di dobrak begitu kencang nya dari luar.
Membuat Albert dan Sesil begitu tercengang dengan siapa yang telah berani melakukan itu semua.
"Kau!," seru Albert berusaha membalut tubuh polos nya dengan handuk, ia begitu marah saat mengetahui bahwa Mastany lah yang begitu lancang mendobrak pintu ruang kerja nya.
Sementara Sesil segera mengamankan diri nya di belakang tubuh Albert demi terhindar dari amukan mengerikan Mastany yang bisa terjadi kapan saja.
Pasal nya, mata Mastany yang begitu nampak marah malah bertambah menyeramkan saat diri nya menatap ke arah wanita yang telah ia kenal sebelum nya malah sedang bercumbu dengan Albert saat itu.
"Oh, jadi kau!, biadab!," sentak Mastany sembari mencoba membuat perhitungan dengan Sesil.
Namun, ada Albert yang dengan gesit mencekal dan menghentikan Mastany yang ingin sekali mendekati dan melukai Sesil.
"Ada apa dengan mu?, hah!, dia gadis ku!, jadi jangan macam macam!," teriak Albert membuat Mastany langsung menatap tajam ke arah Albert.
"Kau belum mengenal nya Albert, apa kau begitu bodoh hingga bisa di kelabui oleh wanita pelac*r ini!," teriak Mastany seketika mendapat tamparan keras dari Albert.
tapi apapun itu, ceritamu keren thor.