Lian shen ,seorang pemuda yatim yang mendapat kn sebuah pedang naga kuno
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwi97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran di Perpustakaan Abadi
Kabut hitam menyerbu masuk melalui pintu perpustakaan, menelan cahaya keemasan yang sebelumnya memenuhi ruangan. Ratusan kitab bergetar, beberapa bahkan terlepas dari rak seakan takut pada kehadiran gelap itu.
Puluhan murid Sekta Bayangan memasuki ruangan, mata mereka merah menyala. Di antara mereka, berdiri seorang pria bertopeng besi, auranya menekan hingga udara terasa berat. Suaranya dingin menusuk.
“Liang Shen. Serahkan pedang naga itu. Kau bukan pewaris yang sah.”
Liang Shen menggenggam erat pedang naga. “Kalau kalian ingin pedang ini, kalian harus melewati aku!”
Seketika, pertarungan pun pecah. Murid-murid sekta melancarkan serangan bersamaan, mengibaskan jurus bayangan yang mengeluarkan bilah-bilah energi hitam. Shen menebas dengan cepat, cahaya perak dari pedangnya meledak, membelah gelap menjadi pecahan cahaya.
Di sisi lain, Lin Feng mengayunkan tombaknya, menahan tiga lawan sekaligus. Nafasnya terengah, namun matanya bersinar penuh tekad. “Shen! Jangan ragu! Gunakan pedang itu sepenuh kekuatanmu!”
Dari tengah ruangan, Penjaga Perpustakaan mengangkat tangannya. Cahaya putih melingkar di sekelilingnya, berubah menjadi simbol-simbol kuno. Setiap simbol meluncur seperti panah, menembus tubuh murid-murid Sekta Bayangan dan membuat mereka terhuyung. “Kalian berani menodai tempat suci ini? Hukum cahaya akan menghapus kalian!”
Namun tetua bertopeng besi maju selangkah, menepis cahaya dengan tangannya. Gelombang energi hitam meledak, membuat rak-rak kitab terlempar. “Kau hanya penjaga buku tua. Jangan ikut campur!”
Liang Shen menyerang cepat, pedangnya menyapu cahaya naga ke arah tetua itu. Tapi orang bertopeng hanya tertawa, menangkis dengan telapak tangan. Tubuh Shen terpental menghantam dinding, dadanya terasa seperti diremukkan.
Lin Feng berteriak, menusukkan tombaknya ke arah tetua itu. Sayang, hanya disambut sekali tepis. Tubuhnya terpental jauh, menghantam rak kayu. Darah segar menyembur dari bibirnya.
“Lin Feng!” Shen mencoba bangkit, tubuhnya gemetar.
Tetua bertopeng melangkah mendekat, suaranya penuh ejekan. “Kau bahkan tidak bisa melindungi temanmu. Bagaimana kau bisa melindungi dunia?”
Kemarahan meledak dalam dada Shen. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, memanggil seluruh tenaga. Saat itu, cahaya naga dari pedang berkilau lebih terang, hingga seluruh perpustakaan bergetar.
Tiba-tiba, dari pedang itu muncul bayangan naga raksasa. Roh Longyuan mengaum, suaranya mengguncang rak-rak kitab. “Anak manusia… gunakan kekuatanku!”
Cahaya naga membungkus tubuh Shen, membuatnya bergerak lebih cepat dan lebih kuat. Dengan satu tebasan, ia membelah gelombang bayangan yang dilemparkan tetua bertopeng. Serangan itu menghantam dinding, menciptakan celah besar yang memancarkan cahaya luar.
Tetua bertopeng mundur setapak, matanya berkilat di balik topeng. “Hmph. Jadi roh naga benar-benar sudah terbangun.”
Shen berteriak keras, mengayunkan pedang dengan seluruh tekad. Cahaya naga melesat, menghantam puluhan murid Sekta Bayangan sekaligus. Tubuh mereka terhempas, kabut hitam terbakar oleh cahaya perak.
Namun, kekuatan itu menguras tenaganya. Lutut Shen bergetar, keringat bercucuran.
Tetua bertopeng hanya tersenyum tipis. “Menarik. Tapi kau belum pantas. Untuk kali ini, aku akan mundur. Tapi ingat, Liang Shen… Sekta Bayangan akan selalu memburumu. Dan ketika kau jatuh, pedang itu akan menjadi milik kami.”
Dengan sekali hentakan kaki, ia melepaskan kabut pekat yang menyelimuti seluruh ruangan. Saat kabut menghilang, ia dan murid-muridnya lenyap.
Keheningan kembali. Rak-rak yang roboh, gulungan kitab berserakan, dan aroma darah memenuhi udara.
Shen berlari ke sisi Lin Feng. “Lin Feng! Bertahanlah!”
Lin Feng tersenyum lemah, meski darah masih mengalir dari bibirnya. “Kau… akhirnya menunjukkan kekuatan pedang naga… Shen… jangan berhenti di sini. Terus maju.”
Penjaga Perpustakaan menghampiri mereka, wajahnya tetap tenang. “Pertarungan ini hanyalah permulaan. Sekta Bayangan tidak akan berhenti. Kau harus siap menghadapi ujian yang lebih berat.”
Shen menatap pedang di tangannya, cahaya perak masih berdenyut pelan. Ia menggertakkan gigi, tekadnya semakin keras.
“Apapun yang terjadi… aku tidak akan membiarkan pedang ini jatuh ke tangan mereka.”