"Dia adalah suamiku!!"
Tanpa banyak berpikir, Nara mengakui Zian sebagai suaminya di depan mantan kekasihnya. Tujuannya adalah supaya pemuda itu tak lagi mengganggunya.
"Dia adalah, Nara. Istriku!!"
Zian juga melakukan hal serupa ketika seorang wanita yang mengaku sebagai tunangannya tiba-tiba datang dan mengusik hidupnya. Zian ingin wanita itu tak lagi mengganggunya dan pergi sejauh mungkin dari hidupnya. Bukannya pergi, dia malah bertekad untuk memisahkan Zian dari perempuan yang dia sebut sebagai istrinya tersebut.
Demi kesempurnaan sandiwaranya. Akhirnya Zian dan Nara sama-sama sepakat untuk menjadi suami-istri, namun hanya pura-pura. Dan mereka berdua menjadi Pengantin palsu yang hatinya saling terikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Gaun Pengantin
Zian menghentikan Mobil mewahnya di sebuah boutique yang hanya menyediakan gaun pengantin. Rencananya hari ini ia dan Nara hendak mencari gaun pengantin yang akan Nara pakai di hari pernikahan mereka.
Sebenarnya Zian sudah menyiapkan gaun pengantin untuk Nara, tetapi Gadis itu menolaknya karena gaun itu terlalu mewah dan memiliki banyak pernak-pernik dan Nara tidak suka. Nara lebih menyukai gaun pengantin yang sederhana namun tetap terlihat elegan ketika dipakai.
Kedatangan mereka berdua di sana disambut oleh pemilik boutique sekaligus perancang dari gaun-gaun pengantin tersebut. "Tuan, Lu. Anda sudah datang, mari ikut ke ruangan saya. Saya akan menunjukkan beberapa rancangan terbaru boutique kami pada kalian berdua," ucap perempuan itu dengan ramah.
Iya sudah mengetahui rencana kedatangan Zian dan Nara ke boutique-nya. Karena asisten pribadi Zian adalah Adiknya sendiri.
"Ini adalah beberapa rancangan terbaru dari boutique kami, silakan dilihat-lihat terlebih dulu. Sederhana, elegan dan berkelas. Seperti yang Nona William inginkan," ucap wanita itu menjelaskan.
"Pilihlah sendiri, kira-kira rancangan mana yang menurutmu paling bagus dan cocok untuk dipakai di hari pernikahan kita." Pinta Zian pada Nara.
Nara tak langsung menjawab, dia ingin melihat-lihat terlebih dulu. Dan dari sekian banyak rancangan yang ia lihat, ada satu gaun pengantin yang langsung menarik perhatiannya. Gaun itu begitu cantik dan elegan dengan hiasan berlian dan Tiara namun tidak berlebihan.
"Aku pilih yang ini saja." Nara menunjukkan pilihannya tersebut pada wanita di depannya itu.
"Ternyata selera anda sangat bagus, Nona. Baiklah, kami akan segera menyiapkannya." Ucapnya yang kemudian dibalas anggukan oleh Nara.
Suatu kehormatan baginya karena Boutique-nya di datangi oleh majikan dari adiknya. Apalagi mereka mempercayakan gaun pengantin yang akan dipakai dihari penting itu padanya.
Padahal banyak perancang hebat di luar sana, akan tetapi mereka lebih memilih mempercayainya. Dia akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik dan tidak akan mengecewakan Nara dan Zian. Karena momen ini penting baginya.
-
-
Sebuah Van hitam menghadang perjalanan mereka berdua. Beberapa pria bersenjata turun dari van tersebut dan menghampiri mobil Zian.
Baik Zian maupun Nara tak menunjukkan ketakutan sama sekali meskipun ada beberapa orang yang bisa saja mengancam keselamatan mereka. Mereka terlihat tenang-tenang saja meskipun orang-orang itu bersenjata.
Brokk.. Brokk.. Brokk...
Salah seorang dari orang-orang itu menggedor kaca mobil Zian dan memintanya untuk turun. "Turun kalian berdua!!" pinta orang itu dengan begitu brutal dan arogan.
Zian dan Nara saling bertukar pandang. Zian meminta Gadis itu untuk tetap di mobil dan melarangnya untuk turun, Zian akan membereskan sampah-sampah itu dengan segera.
"Tetap di mobil dan jangan coba-coba untuk turun. Sampah-sampah itu biar aku yang mengurusnya," ucap Zian yang kemudian di balas anggukan oleh Nara. Kebetulan sekali Nara memang sedang malas untuk melakukan kegiatan fisik.
Nara sendiri tidak tahu kelompok mana lagi yang kali ini mencari masalah dengan Zian. Dia heran kenapa para pria suka sekali terlibat masalah yang kemudian membuat mereka memiliki musuh di mana-mana, dan Zian salah satunya.
"Siapa kalian dan mau apa menghentikan perjalananku?!" tanya Zian pada orang-orang itu.
"Kau tidak perlu tahu siapa kami!! Karena tugas kami bukan untuk memberitahumu tentang identitas kami, melainkan untuk menghabisimu!!" jawab pria berkepala pelontos itu dengan sombongnya.
Zian menyeringai sinis. "Sepertinya kalian semua sudah bosan hidup sampai-sampai berani mencari masalah denganku, sedikit saran dariku, sebaiknya kalian pergi saja dan urungkan niatmu untuk mencari masalah denganku. Sebelum aku membuat kalian semua menyesal!!" ucap Zian memperingatkan.
"Cuih!! Kau pikir dirimu siapa bisa mengancam kami?! Apalagi yang kalian tunggu, cepat maju dan habisi pemuda sombong ini!!"
Perkelahian antara Zian dan orang-orang itu pun tak bisa terhindarkan lagi. Zian yang hanya sendirian dikeroyok sedikitnya 7 orang, dan mereka semua bersenjata. Kebetulan sekali sudah lama Zian tidak berolah raga, dan kemunculan mereka sedikit membantunya untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
Menghadapi para sampah seperti mereka bertujuh tentu saja bukan masalah besar bagi Zian. Meskipun hanya sendirian dan dikeroyok beberapa orang, namun Zian mampu mengatasi mereka semua dengan sangat mudah.
Zian bukanlah pria lemah yang bisa diremehkan begitu saja. Dan mencari masalah dengannya sama saja dengan bunuh diri, karena Zian bukan seorang penyabar yang mudah melepaskan mereka yang berani mencari gara-gara dengannya.
Satu persatu tubuh-tubuh itu perlahan tumbang setelah menerima pukulan dan tendangan telak dari Zian. Zian tak main-main, dan menghajar mereka dengan sungguh-sungguh.
Bukan Zian yang memulainya, tetapi mereka sendiri yang berani mencari masalah dan gara-gara dengannya. Padahal Zian sudah memperingatkan supaya mereka mundur, akan tetapi mereka tak menghiraukan peringatannya.
"Cukup, Tuan!! Jangan memukul kami lagi, kita semua menyerah. Jika anda ingin membuat perhitungan, sebaiknya cari saja pria tua bermarga Lu, karena dialah yang mengirim dan memerintahkan kami untuk menghabisi Anda!!" ujar pria berkepala plontos Itu menjelaskan.
Zian menyeringai sinis. "Heh, jadi ini perbuatan tua bangka itu?! Beritahu tuan-mu, jika dia bukan seorang pengecut suruh menemuiku secara langsung, jangan hanya beraninya main belakang saja!!" ucap Zian dan meninggalkan mereka begitu saja.
Zian sengaja membunuh mereka karena ada Nara. Jika saja tidak ada gadis itu yang menyaksikannya, entah bagaimana nasib orang-orang itu saat ini. Mungkin saja mereka hanya tinggal nama saja.
Pemuda itu kembali ke mobilnya. Dan Zian langsung disambut oleh tatapan khawatir Nara. Gadis itu memperhatikan tubuh Zian dengan seksama untuk memastikan ada luka atau tidak, terutama di-bagian perutnya. Nara takut jika luka tusuk di perut Zian kembali terbuka dan mengalami pendarahan.
"Huft, untunglah tidak ada luka yang serius. Dan luka tusuk diperutmu juga tidak mengalami pendarahan. Memangnya siapa mereka, apakah musuh-musuhmu?" Zian menggeleng. "Lalu?"
"Tua Bangka itu yang mengirim mereka untuk menghabisiku. Sepertinya dia masih belum puas mencari masalah denganku, dia benar-benar ingin aku mati!!"
"Maksudmu, ayahmu?" Tebak Nara 100% benar.
Zian mengangguk. "Memangnya siapa lagi jika bukan dia. Karena dia adalah salah satu orang yang menginginkan kematianku." Jawab Zian menimpali.
"Sebenarnya hatinya terbuat dari apa?! Dia itu seorang ayah, tapi kenapa malah mirip iblis, benar-benar tidak masuk akal. Lalu apa rencanamu?" Nara menatap Zian penasaran.
Zian menggeleng. "Untuk saat ini masih belum ada, tapi cepat atau lambat, aku pastikan dia akan mendapatkan karmanya. Dan bisakah kita tidak usah membahasnya lagi? Itu hanya membuatku muak!!"
"Huft, baiklah. Aku juga malas jika harus membahasnya." Ucap Nara.
"Kau ingin kemana lagi setelah ini?"
"Makan!!! Aku lapar dan kau harus mentraktirku makan di restoran mewah." Pinta Nara.
Zian mengangkat bahunya acuh. "Bukan masalah!!"
-
-
Bersambung.