Transmigrasi Marsha

Kedatangan Yuan Lee beserta ibu suri dan kaisar agung sangat di tunggu oleh pangeran Yuan Ye dan yang lain .

Mereka sangat khawatir dengan kondisi ibu suri. Apalagi saat dibawa oleh Yuan Lee beliau dalam kondisi sangat lemah .

Saat tiga orang itu tiba di depan mereka, mereka sangat senang sekali. Putri Yuan sampai menangis sambil memeluk sang ibu.

" Bunda baik-baik saja ,kan ?" tanyanya sambil memutar-mutar tubuh ibunya.

" Kalau Bunda kamu putar-putar, yang ada kepala Bunda tambah sakit sayang ."

" Maaf Bunda... habisnya bunda lama di sana."

" Baru juga satu hari sudah lama. Bagaimana kalau Bunda sampai satu bulan?" goda ibu suri dengan tersenyum. Beliau sudah duduk di ranjangnya.

" Dua hari lagi bunda tidak kembali, aku akan menyusul bunda ke sana."

" Benarkah?... Kalau boleh sebenarnya bunda masih ingin di sana. Baru pisah sebentar saja bunda sudah kangen," kata ibu suri dengan tersenyum.

" Apa Bunda telah bertemu dengan permaisuri Yu Annchi?" tanya pangeran Yuan Ye .

" Sekarang ia tidak ingin dipanggil permaisuri Yu Annchi lagi," kata ibu suri sambil mengenang mantan menantunya itu.

" Kenapa?"

" Dia menuruti hukum negeri ini. Bahwa permaisuri yang sudah diasingkan sudah dianggap bercerai dengan kaisar . Apalagi dia tidak mengingat semuanya. "

" Maksud bunda?"

" Akibat dari jatuh dari tebing yang cukup dalam membuat ingatannya terganggu. Bahkan dia tidak mengingat Bunda juga ayahanda."

" Apakah betul kak ?"

" Iya... saat pertemuan pertama kami harus berdebat karena dia tidak mengingatku."

" Terus...?"

" Entah apa yang terjadi , dia pingsan selama satu hari satu malam. Waktu dia bangun hanya mengingat samar-samar. Bahkan sampai saat ini dia tidak mengingat orang tuanya sama sekali."

Mendengar ucapan Yuan Lee semuanya terdiam. Banyak pertanyaan dalam benak masing-masing.

" Itu semua tidak penting , yang penting dia dan si kembar sudah mulai menerima kehadiran ku."

" Kenapa kakak tidak membawa si kembar ke istana."

"Bukannya tidak mau. Hanya saja di kembar belum bisa pisah sama ibunya."

" Kenapa?"

" Mereka sudah terbiasa dengan Marsha sejak kecil."

" Marsha?"

" Dia menamakan dirinya Marsha, sebab dia tidak mengingat apapun tentang jati dirinya. Sampai saat ini dia lebih suka dipanggil Marsha."

" Bagus juga namanya. "

" Kak ada yang harus saya bicarakan, " ucap yuan ye dengan serius.

" Kenapa tidak dibicarakan disini saja. Bunda kan juga ingin tahu."

" Maaf Bunda..."

" Baiklah... Bunda juga ingin istirahat."

Yuan Lee keluar bersama dengan Yuan Ye menuju ruang kerja . Mereka keluar dengan ekspresi serius .

" Apa yang ingin kamu bicarakan!" tanya Yuan Lee saat tiba di ruang kerjanya.

" Ini masalah perbatasan. Kerajaan timur sudah mulai menambah pasukannya. Sepertinya kerajaan mereka mengajak berperang. jenderal Tien Feng sudah kewalahan dan banyak warga yang jadi korban. "

Kerajaan barat memang berdampingan dengan kerajaan timur. Dulu hubungan keduanya masih baik. Apalagi kaisar yang memimpin cukup bijaksana.

Sekarang kerajaan itu sudah dipimpin oleh putranya yang arogan . Dia memimpin dengan bengis dan arogan. Bahkan dia mendapatkan tahta dengan cara yang licik .

Kaisar Jin itulah namanya. Dia putra dari seorang selir. Sejak kecil dia sudah bersikap seenaknya dan berulangkali membuat kesalahan .

Ayahnya seringkali menghukumnya,tapi dia tidak pernah jera. Puncaknya dia membunuh pangeran mahkota yang ingin naik tahta. Kaisar tidak bisa berbuat banyak karena ternyata dia mempunyai pasukan untuk memberontak.

Banyak bangsawan yang menjadi kaki tangannya. Sehingga kaisar harus lengser dari kedudukannya dan dia naik tahta.

Tidak ada yang memprotes, sebab akan langsung dibunuhnya. Pangeran kelima sampai harus melarikan diri karena akan dibunuh.

" Baiklah aku sendiri yang akan ke sana."

" Tapi kak _"

" Aku adalah kaisar negeri ini. Jika tidak bisa membela negara ku buat apa aku jadi kaisar."

" Biarkan aku saja yang ke sana dan kakak yang kembali ke istana."

" Kamulah yang harus tinggal di istana. Lagi pula permaisuri Ying sedang hamil. Jangan sampai kau kehilangan momen tersebut. Hanya penyesalan yang akan kau dapatkan."

" Tapi_"

" Ini adalah titah kaisar!"

" Baik yang mulia."

Setelah percakapan tersebut Yuan Lee mempersiapkan pasukannya. Dia menyuruh alah satu jendral untuk langsung pergi ke perbatasan. Dia sendiri masih harus kembali ketempat Marsha dan mengajak Yuan Si.

Yuan Lee kembali menjelang pagi dan langsung mengajak pangeran Yuan Si untuk mempersiapkan pasukan yang ada di sana. Dia membagi dua pasukan . Satu untuk mengikuti mereka dan yang satu tetap di samping Marsha.

kepulangan Yuan Lee tidak diketahui Marsha karena Marsha tidur dengan lelap. Setelah mempersiapkan pasukannya dia kembali lagi untuk berpamitan. Yuan Lee sudah siap dengan pakaian tempurnya.

Saat berpamitan dengan Marsha dan si kembar dia sampai menangis. Dia sebenarnya tidak rela berpisah dengan mereka. Tapi dia tidak boleh egois.

Dipundaknya ada tanggung jawab untuk menjaga negaranya. Dia hanya bisa berdoa semoga bisa selamat dan kembali berkumpul bersama keluarganya.

Dia memacu kudanya dengan kecepatan tinggi diikuti pangeran Yuan Si dan juga pasukannya . Dia ingin cepat sampai tujuan. Mereka beberapa kali istirahat sebentar untuk mengisi energi dan juga stamina .

" Apa yang akan kita lakukan kak?" tanya pangeran Yuan Si saat sedang istirahat.

" Seperti yang telah aku katakan tadi ," jawab Yuan Lee dengan yakin.

" Apakah kakak yakin?"

" Tentu saja... jika mereka sudah memulai maka kita tidak boleh setengah - setengah."

" Terus bagaimana dengan warga di sekitar situ?"

" Kita harus segera tiba di sana untuk memindahkan warga untuk sementara."

Setelah merasa tubuhnya sudah kembali pulih, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Tubuh mereka telah dilatih ketat jadi meskipun istirahat sedikit sudah tidak jadi masalah .

Mereka tiba setelah tiga hari perjalanan. Yuan Lee tidak bisa menggunakan sihir teleportasi yang ia miliki. Sebab dia belum pernah mengenal daerah itu .

Saat tiba di sana banyak mayat yang bergelimpangan. Banyak prajurit yang tewas baik itu di pihaknya atau pun di pihak musuh.

Yuan Lee memandang mayat-mayat itu dengan tangan terkepal. Dia sudah mengeluarkan aura membunuh .

Bagaimana selanjutnya?

Apakah Yuan Lee akan memenangkan peperangan tersebut?"

Tunggu di episode selanjutnya. Jangan lupa untuk membaca karya saya yang lain.

Jangan lupa like, vote, favorit, dan komentarnya. Terimakasih 🙏🙏🙏😘