NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Acha keluar dari kelas, tujuannya saat ini adalah pergi ke gudang belakang sekolah. Setelah beberapa menit ia keluar dari kelas, bel masuk telah berbunyi membuat suasana menjadi sepi karena para murid sudah kembali ke kelasnya masing-masing.

Awalnya sepanjang jalan yang ia lewati sangat sepi, sampai tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Acha sengaja memperlambat langkahnya saat akan melewati ruang penyimpanan peralatan olahraga. Setelah itu ia berhenti dan membalikkan badannya. Meskipun tidak melihat siapapun ia tau jika ada yang mengikutinya, Acha sengaja berhenti beberapa menit di posisi yang sama. Setelah itu ia langsung masuk ke dalam ruangan itu dan bersembunyi di belakang keranjang yang di gunakan untuk menyimpan bola.

Benar saja dugaannya, jika ada seseorang yang mengikutinya. "Sial." Umpat orang itu saat tidak berhasil menemukan keberadaannya. Acha mengintip dari celah keranjang untuk mengetahui siapa yang sedang mengikutinya. Bukankah dia salah satu cowok populer itu? Jika tidak salah, namanya Kainoa. Ia tau karena dulu Luna pernah menunjukkan foto cowok itu padanya, tapi apa masalah Kainoa dengannya sampai harus mengikutinya? Batin Acha bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Setelah kepergian Kainoa, ia keluar dari persembunyiannya dan segera pergi ke tempat yang ia tuju. Gadis itu bernafas lega setelah berhasil masuk ke dalam gudang itu. Siapapun yang melihat tempat ini akan berpikir jika gudang ini sangat kotor karena tidak pernah ada yang membuka dan membersihkan tempat ini. Tapi siapa sangka gudang yang terlihat kumuh dari luar, di dalamnya terdapat ruangan yang sangat bersih dan rapih? Dulu gudang ini memang sangat kotor dan memang sudah tidak mungkin akan di gunakan lagi, tapi Achassia memanfaatkan tempat ini sebagai tempat persembunyiannya saat ia mendapat pekerjaan mendadak saat berada di sekolah.

Dulu ia di bantu Anya dan Luna untuk membersihkan gudang ini dan membuang barang yang sudah tidak di gunakan. Bagaimana bisa mereka melakukan hal itu? Bukankah sekolah ini memiliki cctv dan bagaimana mereka bisa tidak ketahuan? Kalian ingat kan jika Achassia adalah seorang hacker? Tentu saja gadis itu meretas cctv saat membuang barang-barang dari gudang ini dan mengaturnya seperti tidak pernah terjadi sesuatu.

Sejak saat itu gudang ini menjadi markas rahasia mereka bertiga. Kunci pintunya sengaja Achassia ubah dengan kunci pintu digital dan hanya bisa di buka dengan sidik jari mereka bertiga. Bahkan Anya dan Luna juga membeli kasur berukuran sedang, karpet bulu, kulkas, dispenser air, meja, sofa dan masih banyak barang lainnya untuk di letakkan di gudang, untungnya gudang ini sangat luas untuk menampung semua barang yang mereka beli. Achassia hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan kedua temannya. Meskipun begitu ia merasa bersyukur karena mereka berdua tidak akan mengganggunya saat bekerja dan selalu mengizinkan pada guru.

Awalnya Achassia memberikan akses pada mereka menggunakan kartu, tapi Luna selalu saja menghilangkannya. Oleh karena itu sekarang ia mengubahnya menggunakan sidik jari agar dirinya tidak pusing lagi karena Luna tidak akan menghilangkan kartunya.

Achassia menghela nafas lega setelah berhasil masuk ke dalam. Pikirannya kini bertambah lagi, belum selesai dengan orang-orang tadi pagi dan sekarang entah ia punya masalah apa dengan Kainoa, sampai cowok itu mengikutinya diam-diam. Ponselnya terus berbunyi sejak tadi, banyak sekali notifikasi dari email-nya tapi gadis itu mengabaikannya karena terus berfikir untuk mencari solusi dari masalah tadi pagi.

"Minta bantuan Om Aga aja kali ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri. "Kayaknya sekarang masih kerja deh. Apa nanti gue samperin aja ke kantornya?" Lanjutnya setelah memeriksa jam di ponselnya.

Sagara Zavier. Pria yang di kenalnya hampir 4 tahun ini, bahkan pria itu sudah menganggapnya sebagai putrinya. Pertama kali ia bertemu dengan Sagara saat ia masih kelas 2 SMP. Saat pulang sekolah, Achassia akan selalu datang ke warnet yang ada di dekat kantor Sagara. Awal mulanya mereka bisa saling kenal karena saat gadis itu berpapasan dengan Sagara dan pria itu tidak sengaja menjatuhkan dompetnya, membuat Achassia mengambil dompet itu dan berlari untuk mengembalikannya pada pria itu.

Flashback on.

"Om, Om nggak denger ya dari tadi aku panggil?" Tanya gadis itu dengan nafas ngos-ngosan setelah berhasil meraih ujung jas pria itu.

"Kamu manggil saya?" Tanya pria itu menunjuk dirinya sendiri, gadis kecil itu mengangguk menjawab pertanyaannya.

"Maaf ya, Om nggak tau." Ucap pria itu merasa tidak enak.

"Gapapa, ini dompet om tadi jatuh." Balas gadis itu seraya mengulurkan dompet milik pria itu.

"Oh iya, ini kan dompet Om. Emangnya tadi jatuh dimana?" Tanya pria itu setelah menerima dompet yang di ulurkan gadis kecil di depannya.

"Di sana." Balas gadis itu menunjukkan dimana jatuhnya dompet itu.

"Makasih ya udah balikin dompetnya dan maaf kamu jadi kecapean karena harus ngejar Om." Ucap pria itu merasa tidak enak.

"Gapapa, yaudah aku pergi dulu ya Om." Pamit gadis itu.

"Ehh tunggu." Gadis itu berhenti dan kembali menatapnya.

"Nama kamu siapa?" Lanjut pria itu bertanya.

"Acha."

"Ini buat kamu." Pria itu mengulurkan beberapa lembar uang pada Acha.

"Gamau, Acha kan nggak minta." Tolak Acha mendorong kembali uang yang di ulurkan oleh pria itu.

"Bukan gitu maksud Om, ini sebagai tanda terimakasih aja karena kamu udah nemuin dompet Om." Ucapnya merasa sedikit bersalah.

"Acha nggak mau, tapi kalau di beliin minum mau deh Om." Balas gadis itu tersenyum.

Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya, ia pikir gadis itu tersinggung karena ia memberikan uang padanya, tapi gadis ini malah minta di belikan minuman.

"Yaudah ayo kita beli, di sana ada minimarket." Ucap pria itu membalas senyuman Acha. Setelah itu mereka berdua berjalan ke minimarket yang tadi pria itu tunjukkan.

"Oh iya, nama Om siapa?" Tanya Acha saat mereka baru saja memasuki minimarket.

"Sagara Zavier. Panggil aja Om Sagara." Jawab Sagara menatap gadis kecil di hadapannya ini.

"Nggak mau ah, kepanjangan. Gimana kalau Om Aga aja?" Balas Acha membuat Sagara gemas dan mengacak-acak rambut gadis itu.

"Terserah kamu aja." Jawab Sagara. Entah mengapa ia merasa senang dengan panggilan barunya dari gadis kecil yang baru saja ia temui.

"Oh iya, kamu kok masih pake seragam? Udah jam segini kenapa belum pulang?" Lanjutnya setelah memperhatikan penampilan gadis itu.

"Acha kalau pulang sekolah mampir ke warnet dulu, yang ada di deket kantor itu." Tunjuk Acha pada kantor besar itu.

"Itu kantor Om, jadi kamu setiap hari ke sana?" Tanya Sagara lagi yang di balas anggukan oleh gadis itu.

"Karena sekarang kita udah saling kenal, gimana kalau sering ketemu?" Ucap Sagara seraya mengelus kepala Acha.

"Boleh." Balas Acha menganggukkan kepalanya.

"Kamu nggak takut kalau misalnya Om bakalan jahatin kamu?" Tanya Sagara merasa khawatir. Jika semudah ini mengajaknya, bagaimana jika ada seseorang yang ingin berbuat jahat padanya.

"Ngapain takut, kan kemarin Acha baru dapet sabuk hitam taekwondo." Jelas Acha menyombongkan dirinya.

"Wahh, jago dong kamu?" Karena terlalu gemas, Sagara kembali mengacak-acak rambut gadis itu.

Achassia memang mengikuti kelas taekwondo secara diam-diam tanpa memberitahu Mama-nya. Gadis itu dengan sangat cerdik menjiplak tanda tangan Isvara untuk menandatangani formulir pendaftarannya. Entah sudah berapa rahasia yang di sembunyikan oleh gadis itu.

Sejak saat itu mereka semakin sering bertemu, Sagara juga sering membawa Achassia ke kantornya. Bahkan orang tua Sagara juga mengenal Achassia dan menganggap gadis itu seperti cucunya sendiri. Orang tua Sagara memiliki cucu laki-laki dari anak terakhir mereka, yaitu adik Sagara.

Sayangnya mereka tidak tinggal bersama, anak dan menantunya sibuk dengan pekerjaannya dan sering bepergian ke luar negeri. Sedangkan cucunya tinggal di apartemen dan jarang main ke rumah utama keluarga mereka. Oleh karena itu saat Sagara membawa Achassia ke rumahnya orang tuanya sangat senang apalagi mereka memang menginginkan cucu perempuan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!