Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadilah Istri Simpananku
Pagi hari.
Elara merasakan tubuhnya remuk redam. Apalagi dibagian area intinya, yang terasa perih dan sakit.
Terakhir yang Elara ingat, pria biadab itu kembali memperkosanya dengan brutal. Seolah pria itu tengah melampiaskan kemarahan kepadanya.
Elara terus mencoba mengiba, tetapi seperti malam sebelumnya, pria itu sama sekali tidak mengindahkan permintaannya. Hingga akhirnya Elara kehabisan tenaga dan kembali kehilangan kesadaran.
Elara tidak ingat lagi apa yang terjadi padanya. Tetapi Elara yakin, ketika dirinya pingsan sudah pasti tubuhnya menjadi bulan-bulanan lelaki bejat itu.
*
*
Elara mencoba menjauhkan tubuhnya dari Eden. Saat ini pria yang sudah memperkosanya untuk kedua kalinya itu tengah memeluknya erat dari belakang. Seolah-olah takut jika Elara akan meloncat kabur.
Ya, memang itu yang akan Elara lakukan jika ada kesempatan.
Elara sangat membenci pria ini! Sangat!
"Lepaskan!" sentak Elara. Dia yakin pria biadab ini sudah bangun dari tidurnya.
"Tidak akan." dan benar dugaannya, Eden memang sudah bangun hanya saja pria itu malas membuka mata dan lebih memilih menikmati aroma tubuh Elara dari sisa-sisa percintaan mereka.
Elara tidak menyerah ketika Eden semakin mempererat pelukannya, upayanya pun semakin keras untuk melepaskan diri, membuat milik Eden dibawah sana kembali bangun.
"Diamlah! Atau aku akan melakukannya lagi." ancam Eden. Dia merasa frustasi dengan reaksi tubuhnya yang seolah tak pernah puas menyentuh Elara.
Eden bisa saja merealisasikan ucapannya, tapi dia tahu jika perempuan ini sudah sangat kelelahan melayani nafsunya semalam.
Dan ternyata ancamannya berhasil. Elara langsung terdiam bagai patung.
Disaat keheningan membentang didalam kamar itu, tiba-tiba suara ponsel Eden berdering nyaring.
Eden membalikkan tubuh, dan mengulurkan tangannya kenakas untuk mengambil ponselnya.
Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Elara. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan bergerak menjauh dari Eden. Eden hanya melirik sekilas kearah Elara. Dia tak khawatir perempuan itu akan kabur.
Sebab pintu kamar yang mereka tempati sudah terkunci. Elara sendiri tidak memiliki pakaian ganti. Seluruh pakaiannya semalam sudah Eden gunting dan dibuang dengan kejam ketempat sampah. Jadi jelas perempuan itu tidak akan bisa melarikan diri darinya.
"Ada apa?" tanya Eden dengan suara berat saat dia sudah mengangkat panggilan teleponnya. Panggilan itu dari Lander.
Eden beranjak dari kasur, memakai celana panjangnya dan berjalan menjauh dari ranjang. Pria itu berjalan kearah lemari pendingin yang ada dikamarnya lalu mengambil satu minuman kaleng.
"Tuan." diseberang sana Lander segera melaporkan hasil penyelidikannya tentang Elara. Dari mulai luka memar yang didapat perempuan itu, tentang ibunya yang sakit dan butuh biaya banyak untuk operasi, sampai kelatar belakangnya.
Eden yang saat ini sudah duduk disofa sambil menenggak minumannya tampak fokus mendengarkan sementara mata tajamnya menatap kearah Elara.
Perempuan itu tampak bingung, seolah sedang memikirkan cara untuk melarikan diri. Terlihat dari ekspresinya yang berubah-ubah dan Eden begitu menikmatinya.
"Apa ada yang perlu saya lakukan Tuan?" pertanyaan Lander membuat Eden berpikir sejenak. Lalu senyum licik tersungging dari bibirnya.
"Aku akan memikirkannya."
Tak berselang lama ada panggilan lain yang menginterupsi pembicaraan Eden. Eden menatap layar ponselnya.
Raut wajahnya tampak malas namun tak urung dia angkat juga setelah mengakhiri panggilannya dengan Lander.
"Ya Ayah."
"Kau ada dimana Eden? Alexa bilang sudah dua malam kau tidak pulang dan mengabarinya. Bahkan telepon dan pesannya tidak kau balas. Kau membuatnya khawatir Eden!"
Eden berdecak. Ekspresinya berubah menggelap.
Wanita itu sudah berani mengadu.
"Aku hanya sedang bersenang-senang. Katakan saja pada Alexa untuk tidak khawatir."
"Eden!"
"Ayah, aku sibuk. Kita bicara lagi nanti."
Eden segera memutus teleponnya secara sepihak. Netranya kini menatap Elara yang juga sedang menatapnya dengan penuh permusuhan.
Tak ada tatapan memuja dimata perempuan itu untuknya. Dan lagi-lagi hal itu mengusik harga diri Eden.
Eden menenggak habis minumannya lalu meremas kuat kaleng minuman itu ditangannya dan melemparnya.
Apa yang dilakukan Eden membuat Elara menelan saliva dan kembali didera ketakutan. Apalagi ketika Eden mulai berdiri dan berjalan kearahnya lalu berhenti tepat disisi ranjang.
"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu."
Elara jelas bingung dengan apa yang dikatakan pria biadab itu. Dia pun mengerutkan kening.
"Kesepakatan?"
"Ya." Eden menjawab sembari memasukkan kedua tangannya kesaku celana. Raut wajahnya tampak angkuh.
"Kesepakatan apa?!" tanya Elara dengan waspada.
Eden menyunggingkan sudut bibirnya.
"Kau membutuhkan banyak uang untuk membayar biaya operasi Ibumu bukan? Aku bisa membantumu melunasinya dalam sekejap mata, asal kau bersedia menjadi istri simpananku."
Deg!
"Apa?! Istri simpananmu?!" seru Elara dengan terkejut.
"Ya."
"Tidak!" jawab Elara cepat. Elara tidak tahu bagaimana pria biadab ini bisa tahu tentang ibunya yang tengah membutuhkan biaya banyak untuk operasi.
Dia terlalu shock dengan permintaan gila pria biadab itu.
Apa katanya?! Istri simpanan?! Jelas Elara tidak sudi.
Mendengar penolakan gamblang perempuan dihadapannya, Eden semakin meradang, namun dia berusaha menahan emosinya.
"Jangan terburu-buru menjawab sebelum kau memikirkannya kucing kecil. Kesepakatan ini sangat menguntungkan bagimu."
"Dengan kau menjadi istri simpananku, aku akan menjamin kehidupanmu dan kehidupan Ibumu. Kau dapat memanfaatkan diriku, uangku, dan kekuasaanku. Bahkan kau bisa membalas perbuatan bibi dan sepupumu yang sudah menyakitimu sedemikian rupa itu. Hanya dengan melakukan satu hal _" Eden menjeda ucapannya. Netranya menatap Elara dengan sensual.
Perlahan dia bergerak naik keatas ranjang seperti predator yang ingin menerkam mangsanya. Eden menyentuh dagu Elara dan memaksa perempuan itu melihat kearahnya.
"Layani hasratku dengan sukarela maka aku akan memberikan apapun yang kau mau. Menguntungkan bukan?"
Elara menelan salivanya. Ya, dia memang membutuhkan banyak uang untuk melunasi biaya operasi ibunya. Tapi apakah dia harus menerima tawaran menjadi istri simpanan lelaki biadab ini?
"Ji-jika aku tidak mau?" tanya Elara memberanikan diri.
Eden menaikkan sebelah alisnya. Kemudian menarik sudut bibirnya.
"Jika kau tidak mau?" Eden mengulang pertanyaan Elara dan Elara mengangguk.
"Mudah saja. Aku tetap bisa memaksakan kehendakku kepadamu walau tanpa status sekalipun Elara, kapanpun aku mau. Tapi kau yang akan menanggung kerugian. Kau tidak akan pernah tahu kapan benihku tumbuh dirahimmu."
Perkataan Eden seketika membuat raut wajah Elara berubah pias.
Ya, dia bisa saja mengandung anak pria biadab itu mengingat pria itu selalu membuangnya didalam tanpa pengaman. Dan apa yang akan dikatakan orang-orang jika sampai dia hamil diluar nikah?
Melihat ekspresi ketakutan perempuan dihadapannya, Eden merasa puas. Dia pun beranjak turun dari ranjang berniat meninggalkan Elara, memberi waktu perempuan itu untuk berpikir.
Namun sepertinya Eden tak perlu menunggu lama, karena Elara dengan cepat langsung memberi jawaban.
"Aku bersedia! Aku bersedia menjadi istri simpananmu!"
*
*
To be continued
Halo semuanya, seperti biasa jangan lupa tinggalkan like, komen, hadiah dan votenya untuk othor yaa, trimakasih ❣️🥰
Eden kamu akan segera menjadi seorang ayah semoga elara juga secepatnya memberi tau kehamilannya pada Eden jadi tidak sabar menunggu esok hari Thor menunggu lanjutannya
Eden /Heart/ elara aku suka banget sama pasangan ini Thor 🤭🤭
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/