Thalita, 25 thn seorang dosen sekaligus pengusaha membalaskan sakit hatinya kepada suami dan keluarga suaminya yang sudah menggelapkan uang restoran milik nya hanya karena ia sibuk mengurus ibunya yang sedang sakit.
Ia dianggap miskin oleh keluarga suaminya, karena sewaktu menikah ia di wali kan kepada wali hakim karena ayahnya sudah meninggal ketika ia berusia 17 tahun. Dan ia juga di anggap bodoh, karena selama restoran di handel Dika suaminya, ia tidak pernah menanyakan laporan keuangan restoran tersebut sehingga membuat Dika dan keluarganya besar kepala dan menggelapkan uang restoran untuk gaya hidup mereka.
Hanya Alana lah yang menyukai Thalita dan dialah yang mengirim video Dika dan keluarga nya merayakan pesta ulang tahun selingkuhan Dika di restoran milik Thalita.
Berhasilkah Thalita membalas perlakuan Dika dan keluarga nya? Adakah nanti seseorang yang mencintai Thalita setulus hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kadir membawa anak-anak nya
Keesokan harinya, pagi-pagi Dika sudah bersiap-siap hendak menemui kenalannya yang seorang pengacara. Nyonya Retno memaksa ingin ikut, tapi Dika melarangnya karena ia takut ketika mereka tidak ada di rumah, Tata menjual rumah itu diam-diam. Walaupun itu murni rumah milik Tata, Dika tetap tidak rela jika harus keluar dari rumah ini.
"Udah dong Ma, jangan cemberut kayak gitu? Emangnya Mama mau kalau nanti Tata datang ke rumah ini untuk menjualnya selama Mama ikut Dika? " ucap Dika menakut-nakuti Mamanya supaya tetap di rumah.
"Ya udah deh! Mama di rumah aja! Pokoknya kamu harus hubungi Mama kalau kenalan kamu itu bisa membantu kita. " jawab Nyonya Retno mengalah.
Setelah selesai dengan drama Mamanya, Dika menemui kenalannya di salah satu restoran. Dan Dika tidak tahu jika restoran tempat ia melakukan pertemuan adalah restoran milik Tata.
Tata yang sedang menemani ibunya terapi di telepon pihak restoran yang melaporkan jika Dika suaminya melakukan pertemuan privat di restoran. Tata tersenyum bahagia mendengar kabar tersebut.
Ia sudah menyebarkan foto wajah suaminya di semua restoran miliknya, agar para karyawan tidak melakukan sesuatu jika orang yang ada di dalam foto tersebut datang ke restoran ini.
🎍🎍🎍
Kadir sudah siap mengemas pakaian kedua putrinya. Ia membangunkan Kayla dan memberitahu niatnya untuk membawa Kayla dan Kana pergi ke kota bersamanya.
Kayla menyambut keinginan Kadir dengan wajah bahagia dan sangat bersemangat. Kadir terenyuh hatinya, dan menyesal selama ini menuruti ucapan Yuli untuk menitip anak-anak mereka dengan kakek nenek nya. Ia bertekad untuk membahagiakan anak-anaknya apapun yang terjadi nanti.
Ia menggendong Kana dengan gendongan monyet di depan dada, karena Kana masih berusia tiga tahun. Dan Kayla duduk di belakang Kadir dengan mengikat tubuh Kayla dengan kain jarik dengan tubuhnya, agar jika sewaktu-waktu Kayla ketiduran di atas motor ia tidak terjatuh.
Ketika ia hendak menyalakan kendaraan nya, ia mendengar teriakan ibu mertua nya yang melarangnya membawa Kayla dan Kana dari rumahnya.
"Jangan kau bawa cucu ku?? Aku tidak ridho kau membawa pergi kedua cucu ku!! Turun kan mereka kembali!! Ayo turun kan mereka!! " pekik ibu Yuli dengan suara lantang.
"Maaf Buk! Jangan berteriak-teriak di hadapan anak-anakku! Aku masih menghormati ibu sebagai nenek kandung anak-anakku, jadi aku harap ibu jangan memancing emosi ku. Sudah sejak tadi aku bersabar, dan jangan pancing amarahku yang selama ini aku tahan. Dengan persetujuan ibu atau tidak, aku akan tetap membawa anak-anakku pergi dari sini, karena aku berhak melakukannya. " jawab Kadir dengan ekspresi yang datar.
Mendengarkan ucapan Kadir, ibunya Yuli malah semakin keras menyuruh Kadir mengembalikan Kayla dan Kana ke sisinya. Tidak ingin kelepasan emosinya, Kadir langsung tancap gas melajukan kendaraan nya meninggalkan kampung tersebut dengan harapan kehidupan yang lebih baik.
Setelah berkendara selama hampir tiga jam, akhirnya Kadir sampai juga di masjid tempat ia selama ini tinggal.
"Loh, Mas Kadir? Kenapa sampean sudah kembali lagi? Bawa anak-anak juga Mas? " tanya Kang marbot dengan heran.
"Ia Kang! Saya mau meletakkan anak-anak ke kamar dulu ya Kang! Biar mereka bisa istirahat dulu! Nanti saya cerita kan semuanya Kang! " jawab Kadir sambil tersenyum.
"Astaghfirullah... Maaf, saya lupa! Monggo Mas di taruh dulu anak-anak nya. Kasihan, pasti mereka pada kecapean abis melakukan perjalanan jauh. " ucap Kang marbot sambil menepuk jidatnya.
Kadir terkekeh melihat tingkah Kang marbot. Ia lalu masuk dengan menggandeng tangan Kayla dan menggendong Kana.
"Pa, ini rumah Papa? " tanya Kayla dengan wajah polosnya.
"Bukan sayang?? Untuk sementara kita tinggal di sini dulu. InsyaAllah Papa akan mencari rumah untuk kita bertiga. Kenapa Ila bertanya seperti itu? Ila tidak suka kita tinggal di sini? " jawab Kadir lembut sambil bertanya kembali.
"Ila suka di sini. Dimana aja Ila tinggal, Ila gak papa asal ada Papa dekat Ila. " jawabnya lagi dengan pelan.
Kadir terharu mendengar jawaban polos putrinya. Ia menaruh Kana di atas kasur, kemudian membuatkan susu untuk Kana. Karena dari kecil ia terbiasa mengurus adik-adiknya, Kadir tidak canggung lagi membuatkan susu untuk putrinya. Setelah memastikan Kana dan Kayla tidur, Kadir keluar menemui Kang marbot membantu membersihkan masjid dan sekelilingnya.
"Huh, istirahat dulu Mas! Udah selesai juga! Capek nya... " seru Kang marbot kepada Kadir.
"Ia Kang, sebentar lagi! Tanggung juga kalau gak di selesaikan. " jawab Kadir dengan lantang.
Setelah selesai ia duduk di samping Kang marbot dan mengambil gelas air minum yang di sodorkan Kang marbot. Ia meminumnya dengan pelan hingga selesai.
"Kang, punya kenalan gak yang punya kontrakan yang aman dan nyaman lingkungannya untuk anak-anak?? " tanya Kadir dengan menatap langit-langit masjid.
"Wah, gak punya saya Mas. Emangnya sampean mau perlu kapan? Kenapa gak tinggal saja di sini dulu? Pelan-pelan cari kontrakan nya, karena kalau buru-buru malah dapat yang jelek, mahal lagi. " jawab Kang marbot dengan sedikit saran.
"Saya gak enak sama Akang! Masa saya sudah numpang di sini, sekarang saya bawa dua anak saya ikutan tinggal di sini! " ucap Kadir dengan tidak enakan.
"Ya Allah Mas, Mas... Gak perlu merasa gitu? Toh saya juga menumpang juga di sini. Lagipula tidak ada salahnya saling membantu sesama muslim jika kita bisa membantu. " jawab Kang marbot lagi sambil menepuk pelan bahu Kadir.
"Memangnya istrinya sampean kemana? Maaf kalau pertanyaan ini agak sensitif? Gak usah di jawab kalau itu berat. " tanya Kang marbot lagi kepada Kadir yang langsung berubah sendu mendengar pertanyaan Kang marbot.
"Bukan masalah berat atau tidaknya Kang, hanya saja hati saya sakit jika mengingat semua itu. Saya ingin curhat, tapi takut curhat dengan sembarangan orang, karena ini menyangkut aib keluarga saya. Tapi kalau saya pendam sendiri, nanti nya malah saya yang stres sendiri. " jawab Kadir dengan menghela nafas kasar.
Ia pun menceritakan semua kejadian yang terjadi ketika ia datang ke kampung mertuanya untuk menjemput keluarga kecilnya.
Ia juga menceritakan saat ia mentalak istrinya itu dan larangan ibu mertuanya ketika ia akan pergi membawa kedua anak-anak nya.
"Yang sabar Mas, ini semua ujian untuk sampean. InsyaAllah Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi. " nasihat Kang marbot dengan tersenyum.
"Iya Kang. Hanya saja saya tidak habis pikir dengan istri saya itu. Bagaimana bisa ia bisa berpikir berbuat sampai sejauh itu? Apa ia tidak ingat dengan anak-anak nya? Dengan suaminya? Dengan Allah lah yang lebih utama? Sampai berbuat hina seperti itu pada saat orang shalat maghrib! Sungguh di luar akal saya Kang mikirinnya. " ucap Kadir dengan menghela nafas kasar.
"Begitu lah Mas kalau sudah tergoda oleh setan. Ia tidak akan ingat lagi dengan apapun, baik itu dosa, norma agama dan yang lainnya. Yang penting mereka senang melakukannya dan apalagi keadaan, suasana, dan kesempatan sudah memberi mereka peluang untuk melakukan perbuatan tersebut. " jawab Kang marbot dengan miris.
Mereka pun terdiam beberapa saat, namun hal itu tidak berlangsung lama karena tanda masuk Asar sudah ada, dan Kang marbot pun pergi ke dalam masjid untuk melakukan panggilan azan.
🎍🎍🎍
Tata melakukan pertemuan dengan calon pembeli rumah dan sang makelar rumah di restoran milik nya. Ia datang bersama Sandra, dengan membawa sertifikat rumah yang asli. Ia juga menyewa pengacara untuk mengesahkan akad jual beli rumah tersebut agar sah di mata hukum, dan jika Dika dan antek-antek nya berniat menggugat, maka itu semua tidak ada artinya lagi karena sudah menjadi hak milik sepasang suami istri yang sah di mata hukum.
"Terimakasih banyak Mbak Tata sudah menjual rumah itu untuk kami! Saya sangat menyukainya karena mempunyai lokasi yang strategis untuk saya yang akan berjualan sarapan. " ucap istri pembeli rumah dengan wajah bahagia.
"Sama-sama Mbak.. Saya yang lebih merasa senang karena Mbak menyukai rumah saya dan membelinya. " jawab Tata dengan ramah.
Setelah cukup berbincang, sepasang suami-istri tersebut pamit duluan karena ada urusan lagi. Sedangkan Tata dan Sandra masih berbincang dengan makelar rumah tentang kapan eksekusi di lakukan.
"Saya minta agar membawa bodyguard yang banyak untuk mengusir para parasit tersebut dari sana. Karena saya tidak mau jika mereka melakukan kekerasan terhadap pemilik rumah yang baru. "ucap Tata dengan tegas.
"Baik Nona, saya juga berpikir begitu. Karena mertua Nona benar-benar kurang waras. Bisa-bisanya dia melempar saya dengan vas bunga. Kalau bukan karena Nona, sudah saya masukkan mertua seperti itu ke rumah sakit jiwa. " jawab makelar rumah dengan wajah kesal.
Tata dan Sandra terkekeh geli mendengar cerita makelar rumah yang gregetan dengan Mamanya Dika.
"Pokoknya serahkan semua pada para bodyguard jika mereka bersikeras tidak mau keluar dari rumah itu, kalau perlu panggil polisi juga boleh. " ucap Tata mewanti-wanti.
"Baik Nona. " jawab sang makelar rumah sambil pamit undur diri.
"Selamat menjadi gembel mertua dan suamiku sayang?? Tunggu kejutan dari ku selanjutnya?? " Batin Tata dengan tersenyum smirk.
Bersambung..
Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers semua nya..
Dan ingat, jangan Boomlike ya... Baca maraton gak papa asalkan like nya nyicil sikit-sikit🤭🤭🤭
tanggung jawab thor 😭