Anggap saja Kenzo psikopat yang tidak bisa hidup dengan satu wanita. Tapi setelah mengenal Bulan hidupnya berubah. Dia mulai jatuh cinta, dan kebiasaan buruk itu hilang seketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar gembira
Sesampainya di rumah sakit, Bukan langsung duduk di ruang penunggu. Karena Kenzo sudah daftar lewat telepon.
"Ny.Bukan silahkan masuk"
Perawat memanggil namaku.
Kenzo terlihat bersemangat sekali.
"Ayo cepat masuk!"
Dia lalu menuntunku.
"Selamat siang, silahkan duduk Pak, Bu.."
Ucap Dr.Ella ramah.
Kami berdua pun duduk berdampingan
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Eemmhhh"
Aku masih gugup dan bingung apa yang harus ku katakan.
"Tolong periksa Istri saya Dok, dia muntah-muntah terus, saya juga ingin memastikan kalau istri saya memang hamil."
Jelas Kenzo sangat yakin.
"Muntah terus belum tentu hamil Pak, bisa juga ada indikasi medis lainnya.
Nah Ibu sendiri gimana, apa telat datang bulan?"
"I...iya Dok"
Jawabku gemetar.
"Seingat Ibu sudah telat berapa hari, atau berapa minggu??"
"Eemhh, sudah telat dua bulan Dok"
Kenzo terlihat shock.
"Apa? Dua bulan?? Kau kenapa tidak memberi tau ku, bulan..?!
"....."
Aku enggan menjawab.
"Baiklah, mari kita lakukan USG agar hamil atau tidaknya bisa dipastikan ya Bu, Pak.
Ibu, tolong berbaring"
Aku pun mengikuti saran Dokter untuk berbaring.
Perutku dilumuri Gel dingin. Alat yang tak ku tau apa namanya bergerak menari-nari di atas perutku.
Aku semakin deg-degan.
"Waaw lihat, ini bayi kecil kalian!"
Jelas Dokter kepada kami berdua.
Kenzo begitu bahagia, sangat terlihat jelas diwajahnya.
"Yang benar Dok?!"
"Benar Pak, bisa kita lihat ya ini si mungil buah cinta kalian..."
Lalu terdengar suara seperti sesuatu yang berdetak
'Dugh dugh dugh dugh'
"Ini suara detak jantungnya ya Bu..
Anak kalian dalam kondisi sehat, usia kehamilannya ternyata hampir 3 bulan ya bu.. Sekarang sudah 11 minggu..
Apa Ibu benar-benar tidak merasakan kehadiran si kecil??"
Aku menggelengkan kepala. Tamu bulanan ku pun aku lupa, aku memang merasa lelah dan tertekan, jadi bagaimana aku peka kalau aku tengah hamil.
Kenzo mencium pipi dan keningku tak henti-henti.
"Kau tetap milikku, anak ini yang menyatukan kita"
Sampai di rumah.
"Kakek....!!! Aku akan jadi Dady !! Yuhuuu...!!
Hai kalian semua ! Hari ini aku bahagia, kalian akan ku traktir minum sepuasnya...!!!!"
Para anak buahnya bersorak girang.
"Thank you Bos !!"
"Tidak. Itu tidak benar dan aku tidak setuju !
Lebih baik kau gunakan uangmu untuk hal-hal baik, Kenzo!
Jika kau tidak berubah, aku akan pergi dengan membawa anakmu ini!"
Tegur ku pada Kenzo. Aku pun lalu bergegas pergi ke kamar.
Kenzo menyusul ku. Dia melihat ku yang duduk melamun di atas tempat tidur.
"Baiklah...Aku akan mendengarkan mu...
Kau seperti tidak senang akan kehamilan mu ??"
[....]
Bulan dian tidak menjawab pertanyaan Kenzo.
"Bulan, katakan?? Kau tidak ingin hidup bersamaku?"
Kenzo menatapku dengan wajah sedihnya.
"Aku bingung dan takut, kalau anak ini kau jadikan upaya mu untuk mendapat warisan lebih banyak lagi"
Jawabku sambil menunduk.
"Tidak Bulan...
Justru anak ini yang akan membantuku untuk berubah menjadi lebih layak untukmu, untuk anak kita...
Ayolah Bulan, berilah sedikit kepercayaan mu padaku, please...!"
Kenzo menangkupkan kedua tangannya.
"Baiklah..."
Jawabku pelan sambil berbaring.
Kenzo lalu sigap memijat kakiku.
"Kau pasti kelelahan, nanti biar aku tambah pelayan di rumah ini, dan setiap pagi aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi, dan....
Oh My God, kita belum membeli susu untukmu..!"
Kenzo begitu kagetnya.
"Tidak usah...lain kali saja"
Jawabku dengan mata yang hampir terpejam.
"Apa-apaan kau ini? Wanita hamil membutuhkan banyak gizi dan vitamin! Aku tau itu semua karena ku searching di Internet..
Jadi Kau harus banyak makan, apa pun yang kau inginkan aku akan kabulkan...!!"
Kata Kenzo dengan semangatnya.
'ZzZzZz.... ZzZzZz..'
'Fiuhh...Fiuhh...'
"Apa?? Aku bicara panjang lebar tapi dia malah tidur?!!
Dasar Ibu hamil tukang tidur"
Kenzo tersenyum lalu mengecup kening Bulan dan pergi keluar kamar.
Kakek lalu berlari dan memeluk Kenzo.
"Kenzo... kakek tidak salah dengar kan???"
"Tidak kakek...
Lihatlah cucu kakek yang tampan dan hebat ini berhasil mencetak cucu buyut untuk kakek tercinta.."
Kenzo membalas peluk kan sang Kakeknya.
"Aku benar-benar bahagia Kenzo, Kakek sampai terharu.."
Saking terharunya kakek sampai meneteskan air mata.
"Aku pun terharu sekali ketika melihat bayi yang begitu mungil di rahim Bulan...rasanya sudah tidak sabar ingin menggendongnya, kakek!!"
"Kakek sudah putuskan akan lebih lama disini, biar Nic yang menggantikan kakek untuk sementara..."
Kenzo berbinar-binar, wajahnya terlihat senang.
"Jadi, Nic akan lebih lama di Filipina??"
Kakek mengangguk.
"Yes yes yes !!!!"
"Kau kenapa kelihatan senang sekali Nic di Filipina??!"
"Eemhh, Aku senang karena kakek jadi lebih lama bersama kami"
Mereka kembali berpelukan.
****
Kenzo menelpon Nic.
'Nut..nut ..nut'
Telpon masih belum dijawab.
"Halo?"
Akhirnya, Nic mengangkat telpon dari Kenzo.
"Halo Nic, bagaimana berada di tanah kelahiran mu??"
"Hhhh, Filipina ini juga tanah kelahiranmu Kenzo!"
"Hahaha...
Baiklah, aku tidak mau basa-basi lagi, Bulan tidak akan bisa lepas dariku, dan aku pun tidak akan melepaskannya karena...
Bulan hamil !!"
Mendengar kata-kata Kenzo, Nic menjadi shock berat.
"Hamil ?! Anakmu ?!"
"Kau ini bagaimana, setiap malam aku yang bekerja keras! Ya tentu itu anakku..."
Ada rasa kurang nyaman sebenarnya di hati Nic. Tapi mau bagaimana? Takdir Tuhan yang lebih tau apa yang terbaik untuk mereka.
"Syukurlah..
Dan selamat untuk kalian berdua"
"Dan aku minta satu hal, tolong buang rasa cintamu pada Bulan, Kau teman baikku kan? Aku yakin kau tidak sedang menusukku dari belakang, Nic?!!"
"Aku ini lebih dari sekedar teman untukmu ! Aku ini kakakmu pria bodoh! Aku tidak mungkin merusak kebahagiaanmu! Berubah lah, jangan jadi pecundang atau penikmat wanita-wanita murahan lagi...
Kalau tidak kau akan kehilangan semuanya, mengerti, barby ??"
Nic menahan tawa, sudah lama sekali dia tidak memanggil nama kecil Kenzo yang sering dia ucapkan dan pastinya membuat Kenzo marah dan memukulinya.
"Hahaha, kau beruntung Nic, selain hari ini aku tengah bahagia kau pun berada jauh di Filipina sanah, kalau tidak...sudah ku hajar kau !!"
"Hahaha...barby..barby...kau akan menjadi Ayah rupanya ?? Hahaha"
"Huuhf, terkadang panggilan mu itu ingin membuatku mengganti wajah saja nama saja.."
Ucap Kenzo sambil terkekeh.
"Aku punya ide, bagaimana kalau... Anjani? Bukankah itu seperti nama orang India? Bukan agar-agar?? Hehehe.."
"Tapi itu nama untuk perempuan, dasar Bodoh !!"
"Hahahahaha.......!!!"
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
Segala sesuatunya mulai berjalan mulus bagi Kenzo.
Sudah tidak ada perseteruan lagi antara Nic dan Kenzo. Karena pada dasarnya Nic cuma ingin Kenzo berubah dan menghargai Bulan sebagai istrinya. Dan memperlakukan Bulan layaknya suami yang mencintai istri, bukan cuma pemuas nafsu saja.