Lost Everything (Claire To Kyra)

“Bodoh! Tutup mulut mu!” ucap salah seorang pimpinan rombongan tersebut setelah memukul kepala Keegan dengan tangannya.

“Hah? Apa – apaan kalian ini? kalian takut dengan orang macam ini? lemah!” Keegan tetap berpegang teguh pada pendiriannya.

“Terserah, kami tak mau ikut campur! Kau sendiri yang menggali kubur mu sendiri!” ucap orang tadi tak mau mencari masalah dengan orang yang saat ini berada di depan mereka.

“Ayolah… ini tidak seru sama sekali!” keluh Cedric karena mereka justru menunduk dan tidak melakukan apa pun.

“Maafkan orang bodoh di hadapan anda ini tuan! Dia anggota baru dan tidak tahu siapa anda!” ternyata orang yang tadi mencegah masih memiliki empati kepada Keegan dan ia memintakan pengampunan untuk Keegan.

“Apa maksudnya?” tanya Keegan dengan penasaran yang belum terpecahkan sejak tadi.

“Kau tahu siapa pemilik nama Hyena di Black Hand?” tanya orang tadi.

Keegan dengan polos menggelengkan kepalanya “Memang siapa? Jangan sampai mulut mu mengatakan jika dia adalah Cedric, orang di depan ku ini?”

“Menurut mu?” sahut orang itu lagi dengan mata melotot lebar kepada Keegan yang berotak bodoh.

“Hah!” Keegan langsung tersungkur ke belakang. Ia tak bisa berkata – kata lagi. Dan ia baru menyadari hal terbodoh yang sudah ia lakukan adalah ia sudah salah menantang orang.

“Kalian sungguh tidak seru! Padahal aku berharap kalian akan bermain dengan ku!” protes Cedric karena permainannya telah gagal.

“Sudahlah, jangan buat mereka kencing di celana!” teriak Felix.

Mendengar ada orang lain yang berbicara di belakang mereka, spontan mereka lantas menolehkan kepala ke belakang. Dan hal yang membuat mereka lebih syok, ada Keenan di belakang mereka. Mereka tak hanya sekedar membungkuk lagi, melainkan sampai membungkuk dalam hingga tak berani mengangkat kepala mereka.

“Siapa lagi yang kalian takuti!” bisik Keegan pada temannya yang saat ini menekan punggungnya agar membungkuk lebih dalam.

“Orang yang di depan sana adalah orang penting di Black Hand. Terutama orang yang berdiri dengan tangan memegang puntung rokok itu adalah pimpinan Black Hand saat ini.” jawab temannya itu dengan berbisik pula.

‘Hah! Berarti mereka semua adalah anggota utama di Black Hand! Dan Keenan adalah ketua mafia terkejam itu!’ bulu kuduk Keegan semakin berdiri membayangkan dirinya di eksekusi saat ini juga.

“Selesaikan urusan mu Ced!” Keenan langsung meninggalkan Club.

“Kemana Ken?” tanya Cedric?

“Pulang! Terlalu membosankan!” ucap Keenan lagi lalu melesat pergi dengan mobilnya.

“Haaah… Boring!” Cedric langsung meninggalkan mereka semua yang masih tertunduk dan masuk kembali ke dalam Club kemudian di susul Alfred dn Felix. Mereka tidak ikut pulang seperti yang dilakukan Keenan. Mereka masih ingin bersenang – senang di sana.

~**~

Claire gadis polos yang seumur hidupnya tak pernah mengenal yang namanya minuman beralkohol, kini untuk pertama kai dalam hidupnya ia meminum minuman tersebut meskipun hanya sebuah anggur merah.

Ia meminum anggur yang tadi ia beli bersama Bella. Awalnya Bella menolak apa yang Claire pinta, yaitu minuman anggur. Tapi melihat rengekan Claire yang begitu menyayat hatinya dan ia juga memahami bagaimana sakitnya perasaan Claire saat ini, mau tidak mau Bella mengabulkan permintaan Claire untuk membelikan anggur. ‘Baiklah… untuk kali ini saja!’

“Satu botol dan tidak lebih!” ucap Bella. Claire mengangguk lemah.

Dan hingga akhirnya saat ini Claire memegang segelas anggur di tangannya. “Bel, bisa tinggalkan aku sendiri?” ucap Claire dengan perasaannya yang sangat kacau.

“Kau yakin tak apa apa ku tinggal sendirian di apartemen? Aku takut kau kenapa – napa Claire!” jawab Bella. Ia tidak rela meninggalkan Claire dalam keadaan seperti ini. Karena saat ini adalah saat terapuhnya Claire.

“Tenanglah! Tak akan terjadi sesuatu apa pun pada ku!” jawab Claire.

“Baiklah… tapi jika terjadi sesuatu langsung hubungi aku! Oke!” dengan ragu – ragu, Bella mengiyakan permintaan Claire untuk meninggalkannya seorang diri di apartemen.

“Emmmm…” Claire menganggukkan kepalanya.

Dengan hati yang bimbang, Bella meninggalkan Claire seorang diri di dalam apartemennya. Namun tanpa Claire tahu, setelah pintu apartemen tertutup Bella ternyata tak langsung pergi. Ia masih berdiri di depan pintu apartemen sang sahabat. Bella benar – benar tak bisa tenang meninggalkan Claire seorang diri di dalam sana.

“Apa yang harus aku lakukan?” Hati Bella benar – benar kacau. Apa lagi tadi saat ia akan menutup pintu, ia melihat Claire menangis sambil menutup wajahnya dengan lengannya. Hal itu semakin membuat Bella tak tega untuk meninggalkan sang sahabat.

Mungkin ada sekitar sepuluh menit Bella berjalan mondar mandir di depan pintu apartemen Claire. Hingga terdengar bunyi pintu lift terbuka barulah Bella berhenti dan menatap ke  arah pintu lift untuk melihat siapa yang keluar dari sana. Dan ternyata Keenanlah yang keluar dari dalam lift tersebut.

Keenan menjalan dengan cuek melewati Bella. Ia sama sekali tidak menyapa atau menanyakan kenapa ia ada di sana. Dan hal itu membuat Bella geram. Tapi tiba – tiba ada ide gila muncul di otak Bella. Otaknya kali ini benar – benar sudah buntu dan yang muncul di dalam otaknya saat ini hanya ada satu solusi.

Ceklek!

Pintu apartemen Claire kembali terbuka, namun si pemilik rumah sama sekali tidak perduli dengan siapa yang saat ini masuk ke dalam apartemennya. Dan kondisi Claire masih sama seperti saat Bella meninggalkannya. Jika kalian berpikir Bella yang kembali masuk ke dalam apartemen, maka jawaban itu SALAH. Orang yang saat ini masuk ke dalam apartemen Claire adalah Keenan.

Tapi Keenan sama sekali tidak mengatakan apa pun. Ia hanya diam dan duduk di tepi tempat tidur yang ada di depan Claire sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

Flashback On

“Tunggu!” teriak Bella saat Keenan akan menutup pintu apartemennya.

Dan dengan ekspresi dingin Keenan kembali membuka pintunya lalu menatap ke  arah orang yang memanggilnya. “Aku ingin meminta tolong pada mu!” Bella kali ini benar – benar menyingkirkan ego dan rasa malunya. Prioritas utama Bella saat ini adalah Claire baik – baik saja. Awalnya ia sempat ragu, tepi mengingat Keenan adalah tunangan Claire saat ini, sangat kecil kemungkinan jika Keenan akan melukai sahabatnya tersebut.

“Bisa kau jaga Cla__ Kyra untuk malam ini? ia saat ini sedang dalam keadaan tidak baik – baik saja! password apartemennya 115511”

“Aku bukan baby sisternya!” balas Keenan lalu menutup pintu apartemennya.

Bella melotot begitu mendapatkan jawaban dari Keenan. Bella pikir, Keenan akan mengabulkan permintaannya. Tapi justru sebaliknya yang ia dapatkan.

“Dasar laki – laki br*ngs*k tak peka! Kyra adalah tunangan mu!” Bella dengan keras mengumpati Keenan. Dan kini Bella menyesal sudah memberikan password apartemen sahabatnya kepada pengecut itu.

“Harusnya tadi aku mendengarkan jawabannya dulu baru ku beritahu passwordnya! Bodoh! Bodoh! Bodoh!” sesal Bella lagi.

Akhirnya Bella memutuskan untuk menunggu Claire di depan pintu apartemennya karena ia tak tega untuk meninggalkan Claire seorang diri.

Drrrrrrrrrrrrrrrrrrrrttt…

Drrrrrrrrrrrrrrrrrrrrttt…

Drrrrrrrrrrrrrrrrrrrrttt…

Bella menatap ke  arah ponselnya dan tertera nama sang daddy dalam panggilan tersebut. “Hallo.. iya dad?”

“Kau dimana sayang?” tanya Bastian

“Aku di apartemen Kyra daddy. Ada apa dad?” tanya Bella dengan penasaran. Karena sang daddy jarang menghubunginya jika itu tidak penting.

“Oma datang! Dia mencari mu!”

“Baik dad!” mendengar ucapan sang daddy, mau tidak mau Bella harus meninggalkan apartemen sahabatnya. Padahal ia benar – benar sama sekali tak rela untuk meninggalkannya.

Dan tak berselang lama setelah Bella pergi, Keenan kembali keluar dari apartemennya dan masuk ke dalam apartemen Claire.

Flashback Off

“Hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. hiks..” dengan keadaan mata terpejam Claire menangis.

Keenan masih tetap diam dan memperhatikan Kyra. Ini pertama kalinya Keenan menunggu seorang perempuan yang sedang menangis. Padahal sebelumnya, jangankan menunggu, apa pun yang hubungan dengan wanita benar – benar ia jauhi karena hanya akan membuatnya sakit kepala.

Namun entah untuk malam ini? ada angin apa hingga ia mau mendatangi Kyra di dalam apartemennya.

Tiba – tiba Claire menurunkan lengannya yang ia gunakan untuk menutup matanya tadi. Ia lantas menyahut botol anggur yang ada di depannya dan langsung menegaknya langsung dari botol tersebut. Mata Kyra terpejam merasakan sesuatu rasa yang asing di dalam tenggorokannya. Tapi ia tetap meminum minuman tersebut.