NovelToon NovelToon
Senja, Zac Dan Rumah

Senja, Zac Dan Rumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Menjadi NPC / Bullying dan Balas Dendam / Cewek Gendut
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

GUBRAAKK !! Suara itu menyerupai nangka berukuran 'babon' jatuh dari pohon yang tinggi. Xavier (Zac) segera berlari meloncati semak-semak untuk segera mengambil nangka yang jatuh. Sesampainya di bawah pohon nangka, Xavier tidak melihat satu pun nangka yang jatuh. Tiba-tiba...
"Siapapun di sana tolong aku, pangeran berkuda putih, pangeran kodok pun tidak apa-apa, tolong akuu ... "
Di sanalah awal pertemuan dan persahabatan mereka.
***
Xavier Barrack Dwipangga, siswa SMA yang memiliki wajah rusak karena luka bakar.
Aluna Senja Prawiranegara, siswi kelas 1 SMP bertubuh gemoy, namun memiliki wajah rupawan.
Dua orang yang selalu jadi bahan bullyan di sekolah.

Akankah persahabatan mereka abadi saat salahsatu dari mereka menjadi orang terkenal di dunia...

Yuks ikuti kisah Zac dan Senja 🩷🩷

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Surat Cinta Untuk Hati Mungil

Udara sore menyapu wajah Zac yang masih duduk di balkon kamarnya, cahaya matahari senja jatuh pada meja kayu yang berisi makanan dan minuman, vitamin dan obat-obatan pereda nyeri. Dia seperti pasien VIP di rumah sakit, tidak bisa kemana-mana, terisolasi karena ketakutan berlebihan dari papa dan pamannya membuat Zac seakan terpenjara di Penthouse mewah.

"Kamar dan balkon jadi temanku setiap hari, Nja. Aku merindukanmu... " lirihnya.

Zac mengambil kertas dan pulpen yang disiapkan maid tadi siang. Tangannya menari bebas di atas kertas, menyulam kata untuk sang kekasih yang entah kapan bisa ia temui. Kata pembuka ia ukir.

Aluna Senja pengisi hati dan jiwaku

Sejak ku putuskan menyimpan namamu di dadaku yang luas ini, sejak saat itu aku selalu berdoa untuk kebaikan kita di masa depan, sedikit demi sedikit aku bangun pondasi keyakinan bahwa aku bisa membahagiakanmu di masa yang akan datang.

Langit senja di tempatku selalu indah, tatkala menghadirkan wajahmu dalam kenangan dan hayalan. Aku ingin menceritakan bagaimana kerasnya aku melawan badai kerinduan yang selalu datang tanpa diundang. Kadangkala aku ingin merobek takdir, menyajikannya di atas meja agar sama-sama kita nikmati sebagai hidangan yang bisa memenuhi dahaga.

Ingin aku ceritakan padamu, dari sudut hatiku yang paling dalam bagaimana kisah pilu, sedih dan bahagia yang ku tempuh untuk meraih semuanya, untuk masa depan kita. Ingin ku bisikkan betapa sabarnya aku menanti sebuah pertemuan, kutempa hati agar bisa setenang dan se-sejuk udara di pagi buta.

Aku belajar memeluk doa dan harapan dengan cara yang paling tenang, dalam hening, dalam diam saat isi kepalaku berisik merancang masa depan. Ku langitkan semua harap tanpa suara lantang.

Aku tahu cinta kita tumbuh di waktu yang belum tepat. Aku tidak memiliki apapun yang bisa kubanggakan. Aku juga tahu, saat ini waktumu untuk bertumbuh dan bermain, bukan untuk memikirkan masa depan yang kita sendiri belum tahu akan kemana bermuara. Aku juga tidak tahu akhirnya kisah kita seperti apa, mungkinkah kau akan jadi milikku selamanya, menungguku di suatu masa saat kita dipertemukan.

Atau jika kamu bukan ditakdirkan untukku, aku yakin Tuhan memberiku ujian karena sudah memiliki rencana lain untukku berproses, bertumbuh dan menjadi pribadi yang kuat dari terpaan badai yang lebih dahsyat di masa depan.

Jadi jangan salahkan dirimu, jangan salahkan papamu atas apa yang terjadi, semua sudah Tuhan gariskan untukku lalui. Jangan sesali semuanya, jangan membenci papamu yang menyayangi dan mencintaimu melebihi aku. Dia layak kamu cintai, kamu hormati dan kamu banggakan meski ia pernah salah jalan.

Karena papamu manusia, Nja. Dia sedang menunjukkan sisi kelemahannya, yaitu kamu. Tetaplah berdiri di sisi papamu, menjadi kekuatan untuknya, menjadi penyangga saat dia rapuh dan terjatuh.

Kamu adalah permata di hati sahabatku, Sam. Tetaplah bersinar untuk menerangi jalannya, menjadi cahaya di hatinya. Saat tulangnya belum begitu kokoh dan punggungnya belum begitu kuat, ia harus menanggung beban berat, nama baik keluarga, harga saham yang anjlok, ritme kerja yang membunuh sikap manja dan membunuh waktu bermainnya.

Jangan keras pada dirimu sendiri, kamu perempuan tercantik pertama yang pernah aku miliki, aku tidak tahu apakah akan menemui sosok seperti dirimu lagi, kuharap tidak, dan aku memohon jangan dipertemukan dengan makhluk cantik lainnya, aku hanya inginkan satu, kamu saja, selamanya.

Jika setelah persidangan nanti kita tidak lagi dipertemukan. Aku ingin kamu tahu, suatu saat aku akan tetap mencari mu, dimanapun, saat sayapku sudah kuat untuk membawamu terbang dan membawamu pulang.

Senja, aku ingin kamu tahu, lelaki yang rapuh ini hanya membutuhkan kamu, aku mencintaimu. Jaga selalu hati 'mungil' yang bersemayam di dadamu, hanya untukku.

Ingat selalu namaku, Xavier Barrack Dwipangga.

Surat Zac kirim melalui mas Jo yang masih setia mengabdi pada keluarga Sebastian.

Di kamarnya, Zac menatap langit-langit kamar yang jauh di atas kepala, tubuhnya bersandar di kursi kerjanya, tangannya menggenggam sebuah map yang akan ia sodorkan pada pamannya. Surat perjanjian sekaligus surat permohonan penangguhan penahanan Sebastian.

Dalam surat itu ia memohon agar Papa dan Pamannya mencabut laporan tentang kejahatan Sebastian pada dirinya dengan konsekuensi, dia tidak akan menjalin hubungan dengan Senja atau apapun yang berkaitan dengan keluarga Sebastian.

Demi Senja dan Sam, demi nama baik team, demi nasib pemain cadangan yang sudah mencelakainya, demi nasib pelatih yang menerima suap, demi kebaikan bersama dan demi masa depan perusahaan pamannya.

Surat permohonan itu ia tanda tangani di atas materai dengan dada bergemuruh. Mengorbankan cinta sejatinya demi nasib semua orang. Ternyata niat baiknya tidak bersambut dengan baik. Kasus hukum terus berjalan, Papa dan juga Pamannya bersikeras melanjutkan kasus hukum hingga Sebastian dijebloskan ke penjara.

...***...

Di sebuah apartemen.

"Benarkah apa yang Grandpa katakan Vin? Kamu penyebab pamanmu membenci keluarga Milo?" tanya Inara, suaranya bergetar karena kecewa.

"Bukan semata-mata karena aku Ma, tapi karena hati Bastian telah ditutupi kebencian. Lagian apa urusannya denganku, Bastian dan kakek renta itu tidak pernah hadir saat kita menderita dan berjuang saat Papa di penjara. Mereka penjahat Ma, mereka pantas menerima itu semua."

Plak!

Inara menampar pipi Gavin dengan keras. Namun, tangannya yang merasakan panas dan dadanya terasa diremas saat menyakiti putranya sendiri.

"Mama menamparku demi mereka, demi keluarga yang tidak peduli pada kita?" Gavin menunjuk ajudan Tuan Sutanto yang akan menjemput Inara dan Gavin.

"Itu bukan salah mereka, Vin. Semua itu salah mama. Karena tidak mengenalkan kamu pada Grandpa dan pamanmu. Mereka tidak mungkin membiarkan kita hidup susah, tapi mama yang menghindari Grandpa. Mama malu karena telah salah memilih Papamu."

Ia tidak seharusnya memukul putranya, tapi saat Gavin mengungkap perasaan benci pada keluarganya, Inara merasa telah salah mendidik putranya. Salah tidak mengenalkan putranya pada keluarga besarnya. Bastian dan Papanya tidak salah, mereka bukan tidak peduli, tapi mereka tidak tahu jika Gavin adalah putra yang ia lahirkan dan ia didik dengan penuh kasih sayang dan cinta.

"Mereka lah sebenarnya keluarga kita Gavin," ungkap Inara

"Bukan! Keluargaku hanya kalian, Papa dan Mama. Tidak ada yang lain," tolak Gavin.

"Gavin! Papamu sudah melupakan kita, dia tidak pernah datang setelah keluar dari penjara, nak."

"Papa peduli pada kita, Ma. Dia peduli. Aku akan mewariskan kerajaan bisnis papa setelah ini. Kalau mama ingin kembali pada kakek renta itu, silahkan... Jangan ajak aku menjadi bagian dari mereka."

Bum!

Pintu kamar dibanting Gavin.

"Tidak nak, jangan dekati papamu. Mama tidak ingin kamu semakin terjerumus dalam kebencian," raung Inara di depan pintu kamar Gavin seraya merintih perih.

...***...

Tiba waktunya persidangan...

Sebastian berjalan dengan tertunduk lesu, ia memakai kemeja putih dengan rompi orange. Sebastian hanya didampingi pengacara tanpa dukungan istri dan anak-anaknya. Hanya ada Inara, di sana. Duduk dengan tenang, memberikan senyuman lembut, senyuman yang mirip dengan senyum mamanya. Meski wajahnya pucat, raganya semakin rapuh, sendi-sendi kehidupannya kian melemah, senyuman Inara tetap indah dengan tatapan mata yang teduh.

Inara berdiri menyambut Sebastian saat pria itu memasuki ruang sidang.

"Mba... Aku tidak menyangka mba datang ke persidangan ku."

"Hanya di tempat ini aku meyakini kehadiranku tidak akan kalian usir. Aku ingin kamu tahu Bas, sampai detik ini aku masih menyayangi papa juga kamu. Sampai kapanpun aku akan mendukungmu dalam suka maupun duka."

"Maafkan aku mba, maafkan... " isak Bastian memeluk tubuh ringkih Kaka kesayangannya.

"Sebastian, Mba yakin kamu mampu melewati semua ini. Dan mba percaya, semua yang kamu lakukan demi kebaikan putrimu. Aku pernah salah dalam memilih cinta, mungkin itu sebab kamu takut putrimu bernasib sama denganku," ucap Inara seraya memeluk Sebastian.

"Benarkah Gavin putramu, mba Inara?"

"Iya, Gavin mengakuinya, ia mengakui telah menyebabkan kesalahpahaman antara kamu dengan Zac. Tapi sekarang putraku memilih papanya. Aku hanya bisa melepaskan seseorang yang tidak bisa aku pertahankan. Aku sendiri lagi, hanya kamu dan papa keluargaku." Inara menunduk sendu.

"Ini karena kesombonganku, karena dosaku padamu dan Gavin. Seharusnya aku terus melacak keberadaan mu hingga kasih sayangku tidak terputus untuk kalian."

"Om Bastian," panggil Zac lembut berdiri di hadapannya.

Bastian melerai pelukannya pada Inara lalu menatap pemuda yang ada di hadapannya. Wajahnya yang sudah sendu karena pertemuannya dengan Inara, kita semakin rapuh di hadapan Zac. Tubuhnya tidak mampu bereaksi, kaku, ia berusaha mengendalikan gemetar tubuhnya di depan Zac. Malu dan perasaan bersalah menyelimutinya saat itu.

Ingin rasanya Zac memeluk tubuh gemetar itu, tapi ia dibatasi oleh aturan dan pandangan dari penyidik, jaksa dan hakim. Kuasa hukum kedua belah pihak segera bereaksi, mereka mendekati Bastian dan Zac.

"Maafkan om, Zac. Maafkan ... "

"Aku sudah memaafkan, aku tidak membenci om. Aku tahu semua itu dilakukan karena om sangat menyayangi Senja, tapi harus om ketahui, aku juga menyayanginya dan ingin membahagiakannya."

Bastian mengangguk sambil menunduk, menyembunyikan wajah malunya.

"Zac, tidak perlu basa basi. Biar hukum yang bekerja. Sikap kamu akan mengganggu penilaian penyidik," tegur kuasa hukum dari pihak Milo.

"Zac, jaga sikapmu! Setelah vonis dijatuhkan untuknya, kamu bisa menemuinya di lapas," tegur Reno, suaranya tegas dan penuh otoritas.

1
🌹Widianingsih,💐♥️
hmmmm....cinta sejati seperti itukah ?😭😭meski sudah disakiti berulang kali selalu tulus memaafkan.
Aksara_Dee: tetap sayang dan mau berjuang 😍
total 1 replies
Miu Nuha.
semangat lagi ya Senja.chan...
jalan masih panjang, raih mimpi sampai sukses ❤🤗
Aksara_Dee: senja semangat, authornya yang lagi hilang semangat 💔
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
saat sam mengejar rosy. senja menahan rindu pada Zac. cinta muda-mudi romantis. 😁😍
Aksara_Dee: Cinta-cintaan masih lucu
total 1 replies
Dinar Almeera
Sam angkat aku jadi adikmu boleh?
Aksara_Dee: jadi sister ya, melindungi banget soalnya 😍
total 1 replies
Dinar Almeera
Mungkin pas Tuhan membagikan pemahaman pada manusia, grandpa ketiduran jadi kebagian sisa Sam
Aksara_Dee: ego nya sih sama dengan Sam, tinggi banget
total 3 replies
Dinar Almeera
Zac diem dulu jangan bikin orang makin kecintaan terus rebut kamu nanti dikira aku orang ketiga viral deh 😄😄
Aksara_Dee: aku kudet nih yg viral yang mana tuuhhh 🤭
total 3 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kapan lagi zac akan bertemu senja.
Aksara_Dee: setelah senja jadi MUA film kab
total 1 replies
Miu Nuha.
haha,, bab kamu emang marem banget kak,, otakku gk kuat bikin segitu...
,, Zac dan Sam fokus menjalin persahabatan dulu yaa, biar makin klop 😚❤
Aksara_Dee: kadang lupa apa yg mau ditulis, ampuunn diriku 🤭
total 3 replies
Miu Nuha.
jadi inget Ray sama Haru. mereka akhirnya akur tapi endingnya plot twist 🤭
,, gk mau coba tengok k Dee 👉👈 👉👈
Miu Nuha.: ak tunggu di bab 49 ya 🤗❤
total 2 replies
Miu Nuha.
ya elah, kakekny juga sama kek bastian /Sob/
Aksara_Dee: krn kakek inilah bastian pengen Zac lbh memantaskan diri.
total 1 replies
Miu Nuha.
nggak boleh WA nan ya nanti 😆👉👈
Aksara_Dee: biar kayak jaman purba deh
total 3 replies
Astrid Kucrit
kasian banget nasibmu sam
Aksara_Dee: Iya gak di akui sebagai cucu, apalagi kondisi perusahaan papanya bangkrut, semakin diinjak.
total 1 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
ahhh Zac....kenapa kamu nggak setia, janjimu mana ?
Aksara_Dee: Zac itu sahabatan sama rosi dari bayik, udah kayak adiknya sendiri
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
pasti mama Monica, senja sedih banget. tapi gak bisa ngapa-ngapain. shaka gimana?
Aksara_Dee: Shaka sudah diamankan kakeknya lebih dulu, nnti ada kisahnya ya ka
total 1 replies
Miu Nuha.
tetap jdi org baik maka masa depan akan membuka jalanny sendiri untukmu 🥰
Aksara_Dee: tetaplah lurus dan Green flag
total 1 replies
Miu Nuha.
yg cerai malah papany Sam,, untuk kanaya dn Reno bisa rujuk lagi...
Aksara_Dee: Karena cinta Kanaya yg begitu tulus
total 1 replies
Miu Nuha.
astaga... bocil2 kematian yg udh pada gede 😤🤣
Aksara_Dee: tapi masih tetep rusuh 😂
total 1 replies
Miu Nuha.
Yaa setidkny gk dihukum mati kan papa bastian 🤭 ,, semoga jera dn keluar menjdi org yg lbh baik...
Aksara_Dee: titik balik Bastian menjadi pengusaha sukses tanpa embel-embel mertuanya
total 1 replies
Miu Nuha.
Yap. lanjut aja Pa, biar hukum berjalan dulu... jgn kasih maaf dulu... sebastian harus ngerasaiin akibat dri perbuatannya...
Aksara_Dee: biar gak semena-mena sama orang
total 1 replies
Dee
Semangat Zac! Buktiin prestasimu biar calon mertuamu itu berhenti ngeremehin kamu
Aksara_Dee: Zac bekerja dalam diam❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!