"tuan , maaf kan saya, jangan lakukan itu kepada saya"! ucap seorang gadis yang saat ini telah berada di dalam dekapan tuan muda saka. Amira gadis 21 tahun yang kini sedang bekerja di sebuah mansion mewah milik tuan muda saka. laki laki berdarah dingin yang memilik pesona luar biasa .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon giyonk17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 32
sudah 2 hari 2 malam saka menginap di tempat nyonya Farah ,ya hanya karena ingin melihat dan dekat dengan saka.
"saka ,kenapa sepertinya kamu sekarang lebih betah tinggal di rumah mama dari pada di rumahmu"; tanya nyonya Farah di sela sela makan malam dimana disana ada tuan Erwin dan Amira .
"Hem ,"!! Sakat tidak menjawab hanya melirik sekilas ke arah Amira lalu kembali fokus dengan makanan di hadapnya .
"saka, papa dan mama berniat untuk datang kerumah Amira ,membicarakan pernikahan kalian dengan kedua orang tua Amira, bagimana menurutmu"! Tanya tuan Erwin .
Uhuk.uhuk.uhuk.
saka pun tersedak makanan, Amira yang duduk di samping nyonya Farah pun ragu ingin memberikan minuman untuk saka ,lalu bik Sri lah yang inisiatif memberikan minuman yang berada di depan saka untuk tuna mudanya itu.
"silahkan tuan"! kata bik Sri,saka pun meraih gelas tersebut dan meneguk nya hingga sisa setangah.
nyonya Farah hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak nya .
"Hem,"!! Jawab saka singkat .
"kalau begitu bersiaplah Besok pagi kita berangkat"! sahut nyonya Farah ,yang sepertinya tidak ingin menunda lagi .
"ta_tapi saya belum memberi Taku kedua orang tuan saya, ma"! kata Amira sedikit ragu dengan rencana dadakan terabut .
"setelah makan kamu bisa menghubungi kedua orang tua mu ,Amira"!
"tapi"!! ucapan Amira tergantung di udara ,pasalnya ponsel miliknya kini sudah tidak bisa di nyalakan ,dan sialnya dia tidak hafal nomor nomer telpon yang ada di dalam kontak ponselnya.
"sudah sudah tidak apa apa ,anggap saja kita beri kejutan keluarga Amira di sana"! sahut tuan Erwin yang tidak ingin di buat repot apalagi besok Meraka harus menempuh perjalanan dari untuk sampai di rumah kedua orang tua Amira.
**** malam semakin larut, saka telah bersiap untuk membaringkan tubuhnya di sofa empuk depan tv.amira yang selalu nya turun untuk mengambil minum pun menatap ke arah saka yang mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa.
"tuan, kenapa anda tidak tidur di kamar"! tanya Amira memberanikan diri meskipun saat ini dirinya harus memegang gelas di tanganya erat erat.
"tidur di kamar ,apa maksudnya dia memintaku untuk tidur bersama nya begitu"! Gumam saka yang malah berfikiran ke arah lain.
"tuan"!! Sapa amira lagi.
"Hem, tidurlah dulu nanti aku akan pindah ke kamar"! Kata saka akhinya ,meskipun otaknya masih berfikir ke arah lain,Amira mengangguk lalu berjalan menaiki anak tangga meninggalkan saka yang sesekali masih menatap ke arahnya .
di dalam kamar , Amira menatap ranjang di depanya, Amira pun berjalan menuju lemari dan mengambil sebuah selimut dan bantal, Amira memutuskan. Untuk tidur siang sofa , "buka kah ini kamar tuan saka, alangkah lebih baik jika Akau tidur di sofa biar tuna saka tidur di ranjang ini"! gumam Amira siapa tahu saka akan menyusul untuk tidur di kamar tersebut .
Dan benar saja saat Amira sudah terlelap tak ketulungan, perlahan pintu kamar tersebut di buka dari luar, lampu masih nampak terang ,dan saka bisa melihat Amira yang sudah tertidur pulas di atas sofa.
"kenapa jadi dia yang tidur di sofa"! Gumam saka sambil melangkah mendekat ke arah sofa, dan perlahan saka mengangkat tubuh Amira dan membawanya ke atas ranjang .
"aku pikir jika dia akan mengajak ku tidur bersama ,ternyata hah,,*! Saka mendesah pelan, meskipun desiran darahnya kini mulai mengalir deras saat menyentuh tubuh Amira.
"tidak tahan saka ,tahan sebantar lagi setalah ku menikah dengan nya, kamu bisa menyalurkan hasrat mu kapan saja bukan, jangan membuat Amira ketakutan untuk kedua kalinya padamu ,tenang tenang"!! Gumam saka namun tanganya sudah meremas sesuatu di bawah sana yang mulai mengeras.
"gadis ini benar benar selalu membuatku tidak bisa menahanya "! geruntuh saka kesal ya setia kali dekat dan menyentuh Amira anak kondanya selalu bangun dan sesuatu mendesak ingin di tuntas kan nya detik itu juga .
"sial, lagi lagi bangun di saat yang tidak tepat'! umpat saka kesal .