Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Laporan
Grey mendekati pintu kamar Riodrigo dengan perlahan.Lalu dengan ringan dia mengetuk pintu kamar tersebut.
"Masuk."
Suara Riodrigo pelan namun bermartabat.
Grey segera membuka pintu dan masuk.Langkah kaki nya ringan dan cepat.Jika bukan karna terbiasa bergaul dengan Grey,Riodrigo sendiri tidak akan mengetahui jika Grey memasuki kamar nya.
"Tuan Tua.."
Panggil Grey dengan penuh hormat.
Riodrigo meletakkan pion catur di tangan nya.Lalu menatap Grey dengan tenang.
"Nona Muda, dia benar-benar seorang ahli.Dia bahkan mampu melukai lawan pada titik-titik utama yang dapat langsung melumpuhkan lawan dalam satu serangan."
"Nona Muda juga mampu menghancurkan batu sebesar kepala manusia hanya dengan satu kali hentakan.Kekuatan kaki nya benar-benar luar biasa."
Grey tidak dapat menyembunyikan kekaguman dan rasa hormat nya ketika membahas Mawar.
Riodrigo tidak langsung menanggapi laporan Grey melainkan seolah-olah memikirkan sesuatu.Dan tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak.
Ha ha ha ha
"Harta karun! Gadis kecil ini benar-benar harta karun.Dia selalu mampu mengejutkan ku."
Ha ha ha ha
Grey juga merasa kagum didalam hatinya.
Siapa sangka seorang gadis kecil yang tampak rapuh dan konyol ini, ternyata memiliki sisi brutal dan kejam.
"Terus awasi gerak-gerik nya secara rahasia,laporkan semua yang kau lihat kepada ku.Jika dia bukan musuh,maka aku tidak keberatan membagi setengah harta kekayaan ku kepada nya.Bagaimana pun dia adalah Cucu Menantu yang aku sukai."
"Namun jika dia musuh,maka aku harus tau apa tujuan nya masuk ke keluarga ku.Meski kecewa, aku akan menerima dengan damai jika dia bersedia pergi sendiri."
Apa lagi yang bisa Grey ucap kan jika sudah seperti ini.
Dia hanya bisa mematuhi perintah dengan hormat.
Dalam sekejab kemudian,Grey pun segera menghilang dari kamar Riodrigo.
♧♧♧♧♧♧
Di Perusahaan WIJAYA CORPORATIONS terjadi pertemuan darurat antara Arthur dan Baskara.
Mereka tampak terlibat dalam pembicaraan yang serius, terlihat dari wajah kedua nya yang tampak tegang.
"Jadi, maksud mu adalah kau tidak akan berpartisipasi dalam kerugian proyek ini?"
Suara Baskara tampak berat,mata nya tampak memerah karna kurang tidur.
Di hadapan nya, Arthur juga sama.Namun mereka tidak tidur karna dua alasan yang berbeda.
Jika Baskara tidak dapat tidur karna memikirkan nasib perusahaan nya kelak,maka Arthur tidak dapat tidur karna Ahli Racun dan Mawar.
"Karna aku telah menghabiskan banyak uang di dalamnya, Ayah.Dan meskipun keruntuhan ini masih janggal,tetapi modal yang sudah kutanam tidak dapat di tarik kembali."
Arthur masih mencoba untuk tidak terbawa emosi.
"Aku juga habis banyak uang di proyek ini Arthur! Tenaga,bahan dan upah."
Baskara bahkan berdiri dari duduk nya ketika berbicara.Dia menunjuk-nunjuk wajah Arthur dengan sengit.
"Bahan-bahan baku memang dari toko milik mu Ayah,namun jangan lupa bahwa aku telah membayar lunas untuk semua bahan yang kita gunakan."
"Aku juga lah yang membiayai mengenai surat perizinan dari pemerintah setempat.Jadi jika di akumulasikan semua pengeluaran ini,maka aku menanam hampir enam puluh persen dari semua modal nya."
"Namun karna Ale,aku tidak mempermasalahkan hal itu.Tetapi Ale mengingkari janjinya,dan ditambah lagi ini adalah bisnis.Jadi kita harus mempertimbangkan untung rugi nya."
Penjelasan Arthur yang tidak terburu-buru berhasil membungkam mulut Baskara.
Dia yang pada awal nya menggebu-gebu,kini layu bagai sayuran tanpa air.
Bruk
Tubuh nya kembali terhempas kekursi.
"Jika kali ini aku masih dengan tidak tau malunya memohon kepada mu untuk membantu ku sekali lagi,apakah kau akan mengabulkan nya,Arthur? Meski demi Alea."
Karna tidak ada pilihan lain,Baskara rela merendahkan harga diri nya sekali lagi.Semua itu dilakukan demi menjaga martabat keluarga Paramitha.
Baskara tidak ingin nama nya di sebut sebagai generasi penghancur keluarga,kelak oleh anak cucu nya.
Namun kali ini,Baskara harus menelan pil pahit dari kenyataan yang ada karna ucapan Arthur.
"Maaf Ayah, namun keputusan ini tidak hanya membutuhkan persetujuan ku saja.Tetapi juga Kakek,Ayah dan para pemegang saham lainnya."
"Kalau pun bisa, aku hanya mampu menanggung biaya perbaikan sebanyak dua puluh persen.Itu pun aku menggunakan dana pribadi ku sendiri.Demi Ale."
Diakhir kalimat Arthur bahkan dapat merasakan keraguan dari dalam dirinya sendiri.
Benarkah aku melakukan ini demi Ale? Atau demi ego ku sendiri.
Batin nya bergejolak hebat,namun dia tetap terlihat tenang di permukaan.
"Baiklah.!" apa lagi yang bisa dikatakan oleh Baskara.Sebagai pebisnis,Baskara sangat mengerti dengan tindakan yang diambil oleh Arthur.
Bahkan jika dia yang berada di posisi Arthur,Baskara sangat mungkin tidak akan sudi membantunya lagi.
Namun disinilah dia.Meskipun sudah berada dalam kondisi seperti ini,Arthur masih sudi membantunya.
"Sekali lagi maaf Ayah."
Arthur membungkukkan tubuh nya tanda penyesalan.
Saat Baskara ingin melanjutkan pembicaraan,ponsel di saku nya bergetar hebat.
Baskara berdecak kesal sembari mengeluarkan ponsel yang ada di saku nya.
Ibu
Nama yang tampil di layar adalah Sartika.
"Hallo ,Ibu."
Baskara segera menjawab panggilan dari Ibunya,dia memandang Arthur dengan permintaan maaf karna pembicaraan mereka terputus tiba-tiba.
"....."
"Apa??"
Baskara bahkan sampai berteriak karna tidak habis pikir dengan kabar yang di dengar nya.
"Baik, baik aku akan segera kesana."
Baskara segera memutuskan panggilan tersebut dan meminta maaf kepada Arthur jika pertemuan mereka harus berakhir disini.
"Aku benar-benar minta maaf Arthur,aku harus pergi segera.Paman bungsuku dirawat di Rumah Sakit."
Tanpa menunggu jawaban dari Arthur Baskara segera pergi meninggalkan kantor CEO tempat Arthur bekerja.
♧♧♧♧♧♧
Baskara berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri lorong kamar-kamar tempat pasien dirawat.
Meskipun hubungan Baskara dengan Prakoso tidak terlalu baik,tetap saja dia juga khawatir jika terjadi apa-apa terhadap paman nya.
Apalagi jika hal ini akan dijadikan senjata oleh sepupunya untuk mengkritik dirinya.
Saat Baskara dilanda kepanikan,dia tanpa sengaja bertemu dengan Saka,sepupunya.
"Sepupu,bagaimana dengan..."
Plak
Mata Baskara membesar ketika ditampar tanpa sebab oleh Saka,sepupunya.
"Apa maksud mu!!!"
Bukan saja karna usia yang sudah tua,tetapi pria seperti Baskara yang sangat menjaga ego nya merasa sangat terhina ketika di tampar tanpa sebab begini,apalagi di depan umum.
Cih.
"Apa maksud ku??? Wah Tuan Baskara yang terhormat benar-benar bertanya apa maksud ku??"
Saka bahkan terkikik geli ketika berbicara.
"Kau bertanya apa maksud ku, ketika kau mengizinkan 'Anak liar' mu itu memukuli Ayah ku hingga kritis begini??"
Saka bahkan menaikkan nada suara nya diakhir kalimat.
"Sekarang lihat akibat perbuatan Putri mu.Ayah ku yang sudah tua itu bahkan harus masuk keruang operasi.Tiga tulang rusuk nyan patah,satu bahkan nyaris menembus jantung.Pergelangan kaki nya remuk.Kami bahkan tidak tau apakah Ayah ku masih bisa berjalan atau tidak,kelak."
Saka sepertinya benar-benar mengkhawatirkan Ayah nya.Namun sebagai orang yang tumbuh dan besar bersama,Baskara tentu tau ini bukan akhir dari ucapan Saka.
Dan benar saja,ucapan Saka selanjutnya berhasil membuat Baskara sesak nafas.
"Karna kali ini Putri mu sudah sangat keterlaluan,maka Kami sekeluarga memutuskan untuk membawa Ayah berobat ke Luar Negri."
"Dan tentu saja biaya nya di tanggung oleh Perusahaan.Mulai dari biaya perjalanan,biaya hidup biaya pengobatan dan lain-lain nya.Aku rasa sepuluh Miliar cukup untuk biaya itu semua."
"Tetapi kau tetap masih harus membelikan kami rumah untuk kami tempati disana,belum lagi mobil dan kebutuhan lainnya.Ah..,ada juga biaya bulanan yang wajib kau kirim."
"MIMPI !!!"
Setelah lama terdiam,Baskara akhir nya menemukan suara nya lagi.
Hilang sudah kekhawatiran nya tadi terhadap Sang Paman.
"Biarkan Paman di rawat disini saja,maka aku akan menanggung semua biaya nya.Lagi pula kita masih belum tau pasti hal ini dilakukan oleh Mawar."
Meski didalam hati,Baskara mempercayai apa yang mungkin bisa di lakukan oleh Mawar.Namun tidak mungkin Baskara mengakui nya dengan mudah.
Apa lagi Baskara seperti nya dapat menebak hal apa yang menyebabkan Mawar bisa brutal seperti itu.
"Tidak bisa. Aku sudah bertanya perawatan di Luar Negri adalah yang terbaik.Lagi pula hal ini di lakukan oleh Putri mu.Jika kau masih tidak percaya maka kita bisa bertanya kepada supir Ayah ku."
Saka tetap kekeh pada keinginan nya.
"Silahkan,namun aku tidak mau dilibatkan."
Baskara tidak ingin berdebat lagi.
Dia langsung pergi menemui anggota keluarga lainnya ,yang ikut menantikan hasil operasi Prakoso.
Saat bertemu dengan anggota keluarga Prakoso yang lain.Mereka juga meminta hal yang sama seperti yang diminta oleh Saka.
Mereka bahkan tidak mau pusing memikirkan kondisi perusahaan yang tengah berada di ambang ke bangkrutan.
"Jika kau tidak mengabulkan permintaan kami ini,maka aku tidak akan segan-segan menyebar skandal mu lima belas tahun yang lalu."
Ancaman Lili, istri Prakoso tidak main-main.
Wanita tua berwajah persegi itu tampak sangat kejam saat ini.
"Apa kau sedang mengancam Putra ku,Lili?"
Sartika yang biasa nya jarang ikut campur mengenai urusan seperti ini,kini memutuskan untuk angkat bicara.
"Ya. Aku akan membuat semua orang tau jika kau dan Putra mu sangat kejam.Aku ingin melihat berapa lama lagi kau bisa bertingkah congkak seperti ini."
Dengan sombong,Lili menjawab ucapan Sartika.
"Kalau begitu sebarkan saja.Lagi pula perusahaan dalam keadaan genting.Dengan kau menyebarkan aib Putra ku,maka akan semakin mempercepat proses kebangkrutan kita."
"Dan aku akan melihat siapa lagi yang akan menjadi sumber kuangan keluarga mu."
Bukan nya takut ,Sartika justru mengancam Lili kembali.
Tentu saja ucapan Sartika mendapat tatapan tidak percaya dari keluarga Prakoso.
"Kau tidak keberatan??"
Lili memastika pendengaran nya masih baik-baik saja.
"Tentu! Kau bisa mencoba nya.Namun jangan kan untuk jatah bulanan keluarga mu,bahkan untuk biaya perobatan Prakoso,kau harus berfikir sendiri."