NovelToon NovelToon
Malam Hangat Berselimut Cinta

Malam Hangat Berselimut Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Herka Rizwan

Aini mengira kedatangan keluarga Julian hendak melamarnya. namun ternyata, mereka malah melamar Sakira, adik satu ayah yang baru ia ketahui kemudian hari. padahal sebelumnya, Julian berjanji akan menikahinya. ternyata itu hanya tipuan untuk memanfaatkan kebaikan Aini.
Tidak sampai disitu, ayahnya malah memaksa untuk menjodohkan Aini dengan duda yang sering kawin cerai.
karena kecewa, Aini malah pergi bersenang-senang bersama temannya dan menghabiskan malam dengan lelaki asing. bahkan sampai hamil.
Lantas, bagaimana nasib Aini. apakah lelaki itu mau bertanggung jawab atau dia malah menerima pinangan dari pria yang hendak dijodohkan dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herka Rizwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Setelah tiga hari menikah, Arjun mengajak Aini untuk ikut kembali ke kota. Meski sangat berat untuk dilakukan, tapi sebagai seorang wanita yang sudah memiliki suami, sudah seharusnya dia mengikuti keinginan Arjun.

Aini berniat mengajak nenek. Tapi wanita tua itu menolak secara halus. Bukan dia tak mau melihat keadaan cucunya ini. Dia sendiri punya kehidupan sendiri. Meski Arjun berjanji akan rutin memberikan uang untuk membeli apapun yang ia mau, tapi nenek tidak mau berpangku tangan begitu saja.

Dirinya sudah terbiasa hidup mandiri dan bekerja keras. Dan nenek bahagia karena Aini akhirnya menemukan jodoh yang baik untuknya.

"Nek, ayolah ikut aku. Paling tidak, satu minggu aja. Aku belum bisa berjauhan dari nenek," rayu Aini berusaha mengajak nenek untuk pergi bersamanya.

"Ai, nenek masih banyak kesibukan di sini. Lagi pula, kalian berdua pasangan pengantin baru. Harus lebih mendekatkan diri. Nenek gak mau mengganggu kebersamaan kalian," tolak nenek terkekeh.

"Hum, nenek ada-ada aja deh."

"Kan, nenek pernah muda juga. Suami kamu pasti butuh waktu berduaan sama kamu. Iya kan, Nak Arjun?" Nenek melirik Arjun yang hanya diam saja.

Nenek tahu, kalau Aini belum siap menikah dengan Arjun. Kalau bukan karena dia sudah berbadan dua, mana mau dia menerima Arjun sebagai suaminya.

Beruntungnya, pria itu masih mau bertanggung jawab. Dan dengan senang hati mau menikah di desa yang cukup jauh jaraknya dari tempat tinggalnya ini.

"Nenek tetap sayang sama kalian berdua. Nanti kalau ada waktu, Nenek akan berkunjung ke rumah kalian. Yang terpenting, kalian jaga kesehatan baik-baik. Arjun, nenek titip Aini ya. Sekarang, nenek serahkan segala urusan Aini sama kamu," kata nenek menepuk bahu cucu menantunya itu.

"Nenek gak usah cemas. Aku akan menjaga Aini dan juga melindungi dia dari hal buruk apapun," sahut Arjun meyakinkan Nenek.

"Hm, bagus. Nenek percaya sama kamu, Nak!"

Air mata Aini mengalir deras. Lalu, dia memeluk Nenek dengan erat. Seakan enggan untuk berpisah dari sisinya.

Dia juga berpamitan dengan tetangga yang ada di kanan dan kiri rumah nenek. Seraya mau minta tolong untuk lebih sering datang mengunjungi nenek.

Lalu, pasangan pengantin baru ini masuk ke dalam mobil. Aini melihat ke luar kaca jendela. Nenek begitu terlihat sedih, tapi beliau berusaha untuk menguatkan dirinya.

"Nenek..." panggil Aini tertahan. Rasanya begitu berat untuk pergi. Tapi bagaimana mungkin dia akan terus tinggal di sini. Apa kata orang, sudah menikah namun masih saja berada di kediaman neneknya.

"Ai, kamu udah siap kan?" Suara Arjun memecah keheningan.

"I-ya, Pak. Eh, Arjun!" Aini tergagap, berusaha menyembunyikan Isak tangisnya.

"Gak usah khawatir soal nenek. Kamu bisa kok hubungi beliau lewat panggilan video."

"Kamu gak marah, kalau aku sering hubungi nenek?"

"Ya gak marah, dong. Kecuali, kalau kamu sering hubungi mantan kamu. Dan juga selingkuh sama pria lain."

"A-ku gak mungkin selingkuh. Sakit rasanya melihat orang yang kita suka berkhianat di depan mata. Tapi, jika kamu memang ingin memiliki wanita lain selain aku, maka aku akan izinkan kok!"

"Apa maksud mu, Aini. Kau kira aku ini pria apaan, hah?" Arjun mengeluarkan suara bentakan.

Aini terkejut, tapi dia tidak menangis lagi. Mungkin sudah kebal dengan perilaku suaminya ini.

'Siap atau tidak, aku harus kuat jika Arjun menemukan cinta pertamanya itu. Diriku tak berarti apapun di matanya. Hanya seseorang yang mengandung anaknya saja,' batin Aini memejamkan mata.

Mobil pun bergerak, meninggalkan kediaman nenek. Aini memilih untuk tidur. Daripada dia harus berbicara atau mengobrol dengan suaminya.

Arjun juga sedikit sibuk menerima telpon. Sampai akhirnya dia selesai dan menoleh ke arah Aini.

Dia tersenyum menatap kecantikan istrinya. Aini yang lelah, tanpa sadar menyandarkan kepalanya di bahu Arjun.

"Tidurlah, sayang. Kamu harus banyak istirahat," gumamnya mengusap kepala Aini pelan.

Bahagia di dalam hatinya sudah tak terbendung lagi. Bertemu dan bisa menikah dengan cinta pertamanya adalah hal yang sudah lama ia inginkan. Apalagi sekarang, Aini sedang mengandung buah hatinya. Yang artinya, sebentar lagi dia akan menjadi seorang Ayah.

Beberapa jam kemudian, mobil yang dikendarai pun sampai di kediaman pribadinya. Aini membuka mata perlahan, saat merasakan ada cahaya yang menyilaukan menerpa wajahnya.

"Kita sudah sampai?" cicitnya melihat ke luar jendela.

"Iya, sayang. Ayo kita turun. Pelayan sudah menyiapkan makanan dan juga kamar pribadi kita!" Arjun melepaskan sabuk pengaman yang dipakai oleh Aini.

"Kamar pribadi?" Aini terbeliak.

"Hm, iya. Kamar untuk kita berdua. Gak mungkin kan, kita tidur terpisah," ucap Arjun tertawa pelan.

Belum sempat Aini protes, pria itu sudah turun lebih dulu. Lalu, membuka pintu untuk Aini keluar.

"Apa yang mau kau lakukan?" Aini beringsut, takut pada suaminya.

"Tentu saja untuk membawa mu masuk ke rumah kita, sayang."

"Rumah ki-ta?" Aini membeo. "Trik apa yang kau mainkan, Arjun. Kau kira, aku bakal luluh begitu saja?" tiba-tiba Aini protes.

"Aini, apa yang kau katakan?" Arjun menatap keheranan.

"Ah, maaf. Baiklah, aku akan masuk sekarang!"

Ternyata dia hanya berkhayal dengan berkata kasar pada suaminya tadi. Perasaannya masih belum stabil, malah berpikiran jauh.

"Selamat datang, Tuan Arjun. Wah, pasti ini Nyonya Aini ya. Cantik sekali, cocok dengan Tuan yang tampan," puji seorang wanita setengah baya menyambut mereka di pintu utama.

"Terima kasih, Bu Rara. Sayang, perkenalkan. Dia adalah kepala pelayan di kediaman ini. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa meminta bantuannya. Oya, apakah semua yang saya perintahkan sudah siap?" tanya Arjun.

"Sudah, Tuan. Ini adalah ahli gizi yang saya rekrut langsung. Dan juga, ada koki khusus untuk memasak sajian Tuan dan Nyonya," sahut Bu Rara dengan hormat.

"Bagus. Sekarang kami mau makan. Istriku sudah lapar setelah perjalanan jauh tadi."

"Semuanya sudah siap di meja makan Tuan."

"Ayo, sayang. Kita isi perut yang lapar. Habis itu, kita istirahat di kamar.

Aini tak sempat menolak, karena Arjun sudah menggandeng tangannya. Bu Rara tersenyum melihat pasutri yang baru saja menikah ini.

"Benar-benar pasangan yang ideal!" pujinya seraya berjalan mengikuti dari belakang.

Di meja makan, Aini kembali terkejut. Melihat sajian yang begitu banyak. Tak pernah ia menyaksikan hidangan seperti ini. Yang begitu nampak lezat dan juga sedap.

"Kamu mau makan apa, sayang. Biar aku ambilkan," tawar Arjun menatap Aini.

"Ah, aku bisa ambil sendiri," sahut Aini gugup.

"Hum, baiklah Sayang. Makan yang banyak ya, biar bayi kita ikut sehat," bisiknya lembut.

Aini tak menjawab, dia hanya berpikir bagaimana bisa secepatnya menjauh dari Arjun. Namun, dia tak mungkin membiarkan hidangan lezat ini terabaikan begitu saja.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Arjun mengajak Aini untuk masuk ke kamarnya. Kembali jantung Aini berdetak cepat. Saat pria itu menariknya ke atas tempat tidur besar yang empuk.

"Aini, aku bahagia menikah denganmu. Kamu tahu, kalau aku sudah lama menantikan hal ini, sayang," ungkapnya mengusap wajah Aini.

Sejenak keduanya terdiam. Sampai akhirnya Arjun mendekatkan wajahnya ke arah bibir Aini yang ranum. Bersiap untuk mengambil satu ciuman hangat dari istrinya itu.

Bersambung...

1
Wayan Sucani
lanjut thor
Aiza Zayn: terima kasih udah mampir 🙏
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
✨Wyn한✨
Mantap jiwa!
Ánh sáng
Aku suka banget sama karakter-karakternya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!