Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman.
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah.
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek.
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 Dia Pelakunya
"Sial!" teriak Robby saat mendapatkan masalah.
Bagaimana tidak kantornya diperiksa dan juga ada terdapat kecurangan yang membuatnya mendapatkan masalah besar dan mungkin akan dikeluarkan dari Perusahaan.
Cilla memang tidak main-main dan jika memang terdapat masalah atau hal menceritakan dari siapapun itu termasuk keluarganya, maka dia akan menindaklanjuti untuk demi kebaikan Perusahaan.
"Wanita itu benar-benar semakin lama semakin berani. Ini pasti gara-gara laki-laki bajingan itu mencuci otaknya. Tidak Kakek dan tidak dia, percaya begitu saja kepada pengawal itu," umpat Robby melampiaskan semua amarahnya di dalam kamar dan di sana ada Arbil mendengarkan semua amarah itu.
"Aku tidak bisa membiarkan semua ini. Aku tidak ingin sampai dikeluarkan dari Perusahaan. Aku tidak akan membiarkan Cilla melakukan semua ini kepadaku," ucapnya dengan penuh dendam.
"Jangan menyentuh Cilla dan apalagi menyakitinya sedikitpun," sahut Arbil tiba-tiba membuat Robby membalikkan tubuhnya melihat adiknya itu.
"Dalam keadaan genting seperti ini dan kau masih membela dia?" tanya Robby.
"Cilla hanya berusaha profesional dalam bekerja, walau yang melakukan kesalahan itu saudara sendiri," jawab Arbil.
"Arbil kau jangan bodoh dan kau tidak melihat apa yang dia lakukan kepadamu hah! dia saja akan mengeluarkanmu dari pabrik karena tuduhan yang belum terjadi. Jangan karena hanya menyukainya dan kamu membela dia!" tegas Robby.
"Kakak benar! semua ini tuduhan dan aku masih mendapat kesempatan untuk membuktikannya," sahut Arbil.
"Kau membuktikan dengan cara apa hah! selagi pengawal itu berada di sisinya dan kau tidak akan bisa lolos!" tegas Robby berusaha untuk mempengaruhi adiknya.
"Kalau memang pengawal itu pintar dan pasti bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah," sahut Arbil.
"Apa maksudmu?" tanya Robby.
"Aku tidak perlu bersusah payah atau berusaha terlalu keras untuk membuktikan aku bersalah atau tidak dan lagi pula mereka akan menemukan siapa pelaku sebenarnya bahwa aku hanya dijebak dalam penggelapan dana dan uangnya sama sekali tidak masuk ke rekeningku, sama halnya aku mendapat tuduhan mencelakai Cilla dengan membuat jebakan gas beracun di dalam ruangan ku," jawab Arbil.
"Maksud mu apa?" Robby tiba-tiba saja menjadi panik.
"Kakak jangan terlalu cemas seperti itu dan pura-pura tidak tahu. Aku tidak menyangka jika Kakak melakukan semua ini dengan menjadikanku kambing hitam dengan penggelapan dana itu," ucap Arbil membuat Robby kaget.
"Kau menuduh ku?" tanya Robby.
"Aku sudah mengecek rekening tersebut dan itu sama persis dengan rekening yang baru Kakak buat satu bulan yang lalu. Kakak juga sengaja membuat jebakan di dalam ruanganku agar Cilla tidak menemukan bukti apapun,"
"Kakak takut Cilla menemukan bahwa yang sebenarnya melakukan semua itu adalah Kakak. Aku bukan hanya dituduh dalam penggelapan dana Perusahaan, tetapi juga dituduh ingin membunuhnya. Jadi untuk apa aku bersusah untuk membuktikan sendiri,"
"Rasyid adalah orang yang sangat pintar, teliti dan memiliki insting yang sangat kuat. Mungkin saja saat ini dia sudah memberikan bukti bahwa aku tidak bersalah dan justru Kakak pelakunya. Jadi percuma menyakiti atau menyerang Cilla," sahut Arbil.
"Kurang ajar!" umpat Robby memukul meja menggunakan kedua tangannya.
Sekarang dia sudah tidak bisa mengelak lagi, adiknya tertuduh sebagai penggelapan dana dan ternyata adalah ulahnya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menyelesaikan pengawal itu. Aku tidak akan masuk penjara hanya karena berhasil membunuhnya. Papa juga akan berterima kasih kepadaku karena selama ini Cilla baik-baik saja dan aman menjalankan tugas yang diberikan Kakek karena ada dia," umpat Robby dengan amarah dan kemudian keluar dari kamar.
Arbil menghela nafas geleng-geleng kepala, tidak heran dengan ucapan dan kelakuan kakaknya itu yang memang memiliki sifat serakah, Ambisius tinggi tetapi tidak mau bekerja keras.
****
"Ini!" Rasyid berdiri di samping Cilla dengan memberikan dokumen kepada Cilla.
Cilla kemudian langsung membuka dengan membolak-balikkannya dan membuat wajahnya terlihat begitu kaget dengan dahi mengkerut.
"Jadi orang yang sebenarnya melakukan semua ini adalah Kak Robby?" tanya Cilla memastikan membuat Rasyid menganggukkan kepala.
Sesuai dengan dugaan Arbil, jika Rasyid orang yang sangat pintar dan bisa menemukan hal terkecil apapun itu dan lihatlah dia yang justru bisa membenarkan bahwa Arbil tidak terlibat sama sekali dan justru semua adalah ulah Robby.
"Hmmm, aku juga sudah memeriksa rekaman cctv-nya. Ada pergerakan Robby mencurigakan datang ke pabrik sebelum kamu sampai di sana," jawab Rasyid.
"Astagfirullah...." lirih Cilla menghela nafas.
"Ya Allah ini benar-benar sangat keterlaluan. Kenapa Kak Robby bisa melakukan semua itu, Dia benar-benar sangat jahat. Adiknya akan menjadi korban. Aku harus membicarakan semua ini dengan Kakek dan juga Om Ramos," ucap Cilla.
"Keputusan semuanya ada di tangan kamu," sahut Rasyid.
"Kenapa aku justru saat ini merasa bahwa orang-orang terdekatku yang justru tidak menginginkan keberadaanku dalam posisi ini," ucap Cilla mulai menyadari.
"Bukankah aku sudah pernah mengatakan, musuh terdekat itu adalah keluarga sendiri, jangan mudah percaya dengan siapapun," ucap Rasyid.
"Tetapi jika memang benar, tidak mungkin juga Om Ramos tega menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh mertuanya sendiri atau aku," sahut Cilla.
"Kamu bisa menyelidiki secara pelan-pelan yang terpenting jangan pernah menyerah agar musuh semakin terlihat," ucap Rasyid memberi saran kepada Cilla membuat Cilla menganggukkan kepala.
"Aku harus pergi sebentar. Ada klien yang ingin aku temui," ucap Rasyid.
"Lalu aku bagaimana?" tanya Cilla sudah mulai tidak bisa jauh dari suaminya.
"Bukankah di luar pintu ada beberapa Bodyguard. Kamu juga tidak kemana-mana dan tetap berada di ruangan ini," ucap Rasyid.
"Ya sudah pergilah," ucapnya terdengar begitu sangat terpaksa.
Rasyid menundukkan kepala.
"Kamu pergi dengan siapa?" langkah Rasyid terhenti tiba-tiba.
"Metta," jawabnya.
Cilla menghela nafas mendengar nama wanita itu disebut.
"Ada apa?" tanya Rasyid.
"Tidak apa-apa? Pergilah!" sahut Cilla menjawab begitu jutek dan wajahnya juga cemberut yang membuat Rasyid kebingungan dengan dahi mengkerut tetapi tidak mengubah pikirannya untuk tetap pergi.
"Kebiasaan pergi dengan wanita yang bukan mahramnya," ucap Cilla dengan kesal.
****
Cilla berjalan melewati lobby Perusahaan dengan beberapa Bodyguard berdiri di belakangnya dan juga di depan, tidak ada suaminya di sana yang memang sejak tadi belum pulang dan Cilla juga malas menghubungi atau menanyakan keberadaan Rasyid.
Dia kembali kesal pada suaminya itu seolah tidak menghargai dirinya.
"Nona Cilla! tuan Rasyid sudah tiba," seorang Bodyguard tiba-tiba berbalik badan memberi informasi. Cilla melihat keluar dan memang benar mobil suaminya sudah berhenti di sana.
Cilla menghela nafas, meras lega. Cilla terus memperhatikan mobil itu sampai Rasyid keluar dari mobil tersebut, tetapi tiba-tiba saja ada seseorang berdiri di belakangnya memakai topi sehingga wajahnya tidak terlihat dan menyuntikkan sesuatu keleher Rasyid.
"Rasyid!" Cilla berteriak dengan kaget membuat anak buah tersebut juga melihat apa yang terjadi.
Cilla berlari menghampiri mobil tersebut dengan orang itu yang sudah menyerahkan sedikit sadarkan diri memasuki mobil lain.
"Rasyid!" teriak Cilla ternyata terlambat dengan mobil itu sudah melaju dengan kencang.
"Ayo cepat kejar!" teriak Cilla tampak begitu panik meneriaki semua anak buahnya dan mereka langsung memasuki mobil.
"Ya Allah siapa orang itu? Bagaimana ini?"
"Bagaimana jika terjadi sesuatu pada suami hamba!"
"Cilla terus dilanda kepanikan tidak tahu harus berbuat apa.
Bersambung.....
penuh rahasia