NovelToon NovelToon
Dinikahi Suami Kembaranku

Dinikahi Suami Kembaranku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Misstie

Syima dan Syama adalah kembar identik dengan kepribadian yang bertolak belakang. Syama feminim, sementara Syima dikenal sebagai gadis tomboy yang suka melanggar aturan dan kurang berprestasi akademik.

Hari pernikahan berubah menjadi mimpi buruk, saat Syama tiba-tiba menghilang, meninggalkan surat permintaan maaf. Resepsi mewah yang sudah dipersiapkan dan mengundang pejabat negara termasuk presiden, membuat keluarga kedua belah pihak panik. Demi menjaga nama baik, orang tua memutuskan Devanka menikahi Syima sebagai penggantinya.

Syima yang awalnya menolak akhirnya luluh melihat karena kasihan pada kedua orang tuanya. Pernikahan pun dilaksanakan, Devan dan Syima menjalani pernikahan yang sebenarnya.

Namun tiba-tiba Syama kembali dengan membawa sebuah alasan kenapa dia pergi dan kini Syama meminta Devanka kembali padanya.

Apa yang dilakukan Syima dalam mempertahankan rumah tangganya? Atau ia akan kembali mengalah pada kembarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misstie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari pertama Suami Istri

Sepanjang malam, Syima hampir tidak bisa tidur. Matanya baru benar-benar terpejam menjelang pukul empat pagi. Beberapa kali dia menyalakan layar ponsel, mencoba menghubungi Syama, tapi hasilnya nihil. Nomornya tetap tidak aktif.

Setiap kali melirik sofa, jantungnya malah makin sesak. Devanka tertidur pulas, sesekali keningnya berkerut, napasnya berat tapi teratur.

Ya Tuhan, aku benar-benar jadi istri orang. Kalimat itu terus berputar-putar di kepalanya, membuat matanya enggan terpejam.

Baru saja Syima terlelap mejelang pagi. Tubuhnya terasa pegal, kepalanya berat, matanya masih terasa lengket. Tapi sinar matahari yang menembus sela gorden tebal terasa menusuk matanya. Disusul suara berat yang begitu dekat di telinganya.

"Syima, bangun. Kita sarapan dulu. Sudah ditunggu Ibu di bawah."

Begitu membuka mata perlahan, Syima melihat wajah Devanka begitu dekat dengannya. Dia langsung terperanjat kaget.

"Ba... Bapak, ngapain deket-deket?" jari telunjuk Syima menunjuk Devanka yang sibuk menegakkan tubuh sambil mengencangkan jam tangan di pergelangan kirinya.

"Bangunin kamu. Udah pagi," jawab Devanka singkat. Sudut bibirnya terangkat tipis, lalu ia menambahkan, "Mama sama Ibu sudah nungguin sarapan."

Tatapannya sempat berhenti di wajah Syima, memperhatikan mata sembabnya. "Kamu nggak tidur?"

Syima mengibaskan tangan. "Tidur kok. Nyenyak banget malah," bohongnya bernada datar, lalu merapikan rambut yang makin terlihat seperti singa.

"Sana, kamu mandi dulu. Saya tunggu disini," ucap Devanka sambil duduk di sofa.

"Eh nggak usah nungguin saya, Pak. Bapak duluan aja ke bawah."

"Nggak apa-apa. Saya tunggu aja. Kalau turun sendiri-sendiri, Mama pasti ngomel. Kita udah jadi suami istri." Ada penekanan halus di kata 'suami istri' yang membuat pipi Syima memanas.

Setelah mandi kilat dan keluar memakai salah satu dress sederhana milik Syama yang ada di koper. Dress sifon biru muda selutut yang lumayan nyaman, tapi jelas bukan gayanya. Syima yang tomboy merasa aneh saat bercermin. Dia yang lebih terbiasa dengan jeans longgar, hoodie, atau kaos oblong, merasa sedikit berlebihan menggunakan dress. Wajahnya hanya memakai sunscreen dan liptint seadanya milik Syama, karena dia tidak terbiasa memakai make up. Rambutnya pun di kuncir kuda seadanya.

Devanka yang menunggu sambil menatap layar ponsel, dia mendongak begitu menyadari keberadaan Syima di depannya. Matanya bergetar sesaat. Dress yang dipakai Syima adalah dress yang dulu dibelikannya untuk Syama di Singapura.

Dadanya terasa diremas pelan, tapi segera dialihkan tatapannya. Jujur tampilan Syima pagi ini begitu mirip dengan Syama. Membuat Devanka sedikit terkecoh. Hatinya tentu masih terluka atas kejadian kemarin di tinggalkan Syama di hari bahagia mereka. Tanpa seorang pun tahu, Devanka diam-diam mencari tahu keberadaan Syama. Pada teman-temannya, juga Pak Hendra.

"Udah siap?" tanyanya sambil berdiri.

"Yap," jawab Syima datar, dengan langkah agak malas. Jelas dia tidak siap menghadapi orang tuanya di bawah.

Restoran hotel sudah ramai. Di meja bundar dekat jendela, Ahmad dan Rama sibuk berdiskusi, Dewi tampak asyik dengan Sinta yang sesekali tertawa kecil. Begitu Syima dan Devanka datang, Sinta langsung berseru, “Nah, ini dia pengantin barunya! Wah, serasi banget lho!”

Syima tersenyum canggung, sementara Devanka tidak terlalu banyak menunjukan ekspresi, sambil menarikkan kursi untuk Syima. Gestur sederhana itu tidak luput tidak luput dari perhatian para orang tua.

"Semalam gimana? Devan gak bikin kamu nangis kan?" tanya Sinta sambil mengedipkan mata nakal ke arah putranya.

"Enggak. Pak Devan ga bikin aku nangis," jawab sedikit bingung.

"Kita berdua kecapekan, tidur nyenyak semalaman," jawab Devanka datar, berusaha menghindari berbagai pertanyaan yang kadang tidak masuk akal dari ibunya.

Rama yang sedang minum kopi menegur, "Ma, jangan usil! Anak-anak mau makan."

Ahmad dan Dewi hanya diam memperhatikan putrinya yang terlihat tidak nyaman. Namun tidak ingin banyak berkomentar.

"Jadi kalian honeymoon ke Bali?" tanya Sinta lagi.

Syima hampir tersedak jus jeruknya. Honeymoon? Dia bahkan belum bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menikah.

"Rencana ke Bali di batalin , Ma. Syima masih harus kuliah," jawab Devanka tenang sambil memberikan tisu pada istrinya. "Lagi pula kita masih adaptasi dengan status kita sekarang."

Ahmad dan Rama mengangguk mengerti keadaan yang tengah di rasakan Syima dan Devanka. Di persatukan dalam pernikahan karena situasi darurat, tentu tidak semudah itu bisa langsung merasa cocok.

"Hari ini rencana kalian mau kemana?" tanya Ahmad setelah sedari tadi diam.

"Kampus. Aku ada jadwal mengajar, kebetulan Syima juga ada kelas, Pak," jawab Devanka sopan.

Ahmad mengangguk mengerti.

"Setelah ini kalian mau tinggal dimana?" tanya Rama.

"Kalau mau isi rumah Mama juga, gak apa-apa. Kan rumah yang di Surabaya emang kosong. Mama Papa banyak di jakarta. Adikmu juga jarang pulang dari Singapura," timpal Sinta.

Semua Mata otomatis tertuju ke Devanka.

Dengan tenang, Devanka meletakkan sendok, lalu berkata, “Aku sudah membeli rumah sebelum menikah. Lokasinya tidak terlalu jauh dari kampus. Rencananya aku mau ajak Syima tinggal di sana.”

Syima spontan menoleh cepat, menatap Devanka. Wajahnya jelas kaget, tapi buru-buru menunduk lagi karena sadar semua orang memperhatikan.

"Rumah yang waktu itu fotonya pernah ditunjukan Syama ke Mama kan?" jawab Sinta agak ragu. Soalnya Syama pernah bilang kalau Devanka sedang dalam proses pembelian rumah impian mereka.

Devanka melanjutkan, suaranya tenang. "Iya bener, Ma. Tapi karena keadaan berubah, aku tetap ingin mengajak Syima tinggal di sana. Bagaimanapun, sekarang dia istriku."

Keheningan sejenak menyelimuti meja. Dewi menatap Syima dengan sorot iba, Ahmad mengangguk pelan. Rama pura-pura sibuk mengiris roti, sedangkan Sinta sudah menggigit bibir menahan komentarnya.

Syima sendiri diam, jemarinya memainkan sendok tanpa sadar. Ada rasa tidak nyaman di dadanya.

Pagi itu sarapan terasa lebih panjang daripada biasanya. Syima gelisah, meski tubuhnya diam di kursi. Seolah semua komentar yang mengarah padanya membuat sendok garpu jadi benda paling menarik di dunia.

“Kalau sudah selesai, ayo kita pamit, Ma, Pa. Aku ada kelas pagi, Syima juga,” ucap Devanka, menutup percakapan dengan sopan.

Ahmad dan Dewi hanya mengangguk, meski tatapan mereka penuh pertanyaan yang tak diucapkan. Sinta sempat ingin menambah komentar, tapi Rama sudah mendahuluinya dengan, “Udah, biarin anak-anak ini jalan dulu. Nanti sore bisa ngobrol lagi.”

Setelah berpamitan, Syima mengikuti Devanka keluar restoran. Hawa pagi hotel begitu kontras dengan panas dalam kepalanya. Begitu sampai di lobi, dia langsung menarik napas lega seolah baru bebas dari ruang interogasi.

Perjalanan dari hotel menuju kampus berlangsung hening. Devanka fokus menyetir, sementara Syima hanya menatap keluar jendela, pura-pura sibuk dengan ponselnya. Padahal, layar ponselnya kosong, hanya pantulan wajahnya sendiri yang terlihat.

Sesekali dia melirik Devanka, rapi dengan kemeja biru tua dan wajah tenang. Jantungnya langsung berdebar setiap kali pria itu tanpa sengaja bergerak, misalnya saat memutar setir atau menghela napas.

Devanka sempat melirik sekilas. “Kamu kelihatan ngantuk.”

Syima buru-buru mengibaskan tangan. “Enggak kok,” jawabnya cepat, terlalu cepat malah.

Devanka hanya mengangguk kecil. Tidak menekan, tidak mendesak. Justru membuat Syima makin salah tingkah. Rasanya setiap obrolan kecil terdengar seperti jebakan, jadi dia memilih diam.

Mereka berdua memang sama-sama belum berani membicarakan satu nama yang menggantung di antara mereka. Syama. Meski begitu, dalam diam mereka sama-sama berusaha mencari tahu keberadaan gadis itu lewat cara masing-masing.

Mobil akhirnya berhenti di depan kampus. Syima langsung meraih tasnya. “Makasih udah nganterin, Pak.”

“Ya,” sahut Devanka singkat. Dia menoleh sekilas sambil menunggu sampai Syima keluar, lalu menambahkan tenang, “Hati-hati.”

Syima buru-buru menutup pintu, dan berjalan cepat masuk gerbang. Begitu kakinya menginjak area kampus, dua sosok langsung menyambutnya.

“Syima?!” Gama melotot. Theo sampai ternganga.

“Gila, aku kira salah lihat. Syi… Awalnya kupikir kembaranmu. Kamu pake rok?!” Theo berteriak, separuh bercanda separuh shock.

Syima mendecak, langkahnya tetap tomboy meski dress-nya bergoyang. “Kenapa? Jelek?”

Gama cepat merangkul bahunya, menatap dari atas ke bawah. “Cantik," jawab Gama tak berpikir panjang.

Theo menimpali, “Kamu pakai rok, tapi jalannya kayak abis main futsal. Anggun dikit kek! Tapi tetep cantik sih. Aku bakalan naksir kalau kamu tiap hari gini."

"Theo berisik. Kutampar juga kamu, kalau masih berisik," sahut Syima jengkel betulan.

Theo tertawa. Tapi Gama tidak ikut tertawa. Matanya menyipit, menoleh ke arah jalan kampus. Dia melihat mobil yang memgantar Syima menjauh. Rasanya dia sering melihat mobil itu. Dan Gama merasa ada sesuatu yang mengganggu dadanya.

“Tadi kamu diantar siapa?” suaranya terdengar santai, tapi sorot matanya penuh selidik, agak terlalu tajam.

Syima langsung panik sepersekian detik. “Kepo banget! Udah, buruan ke kelas. Aku telat!”

Gama hanya menatap Syima lebih lama dari biasanya, sebelum mengikuti gadis itu berlari menuju kelasnya. Ada rasa penasaran yang jelas dan sedikit getir yang tidak bisa disembunyikan.

1
Aliya Aliya
semoga doamu diijabahi syima
Maemanah
lanjut🙏🙏🙏
muznah jenong
lanjut 💗💗💗...
tp Thor jgn ada yang aneh2 ya sejenis Kunti alias PELAKOR 👍👍👍👍
muznah jenong
Thor aku yg dek 2kan bacanya..sampe2 aku tahan napas...good job... Thor.. love you 💗🌷🙂
Maemanah
lanjut 👍👍👍👍
muznah jenong
ga apa lah di gendong suami....
aku juga mau digendong pak Devan... gimana ya ra
sanya.....ga bisa bayangin...
Maemanah
lanjut
muznah jenong
ga sabar nungguin next ya....
dwi ka
Lagian nina, diakan udh tau syima udh nikah artinya brti udh ga bs sebebas pas wkt blm nikah, klo mau seneng2 hura2 ajak aja sono tmn yg blm nikah..
Gatau diri jg nina
muznah jenong
di tunggu update selanjutnya thor /Heart//Heart//Heart/
Maemanah
lanjut 🙏👍👍💪💪
Maemanah
buat masalah km syima ....terjebak kebohongan sendiri
Maemanah
lanjut thor .....😍😍😍😍
muznah jenong
oh... Thor .,..bagus banget ga. bertele...langsung gas pool... pokoknya Thor love you 💗💗💗💗💗aku....yakin kalau udh tamat cerita ya rasanya aku gak bisa move on /Heart//Heart//Heart/
muznah jenong
memang candaan ya garing banget Devan kereatip. dikit apa
lanjutkan 💗💗💗💗🌷🌷
dwi ka
Moga tar pas syama balik & minta kembali devan udh bucin abis ke syima..
Apapun tar alasan syama pas kabur jgn smpe devan goyah & mau balikan ke syama
Maemanah
lanjut👍👍👍🙏
muznah jenong
emang candu ni cerita💗💗💗💗💗💗
thank Thor for update ya 👍👍🌷🌷
muznah jenong
up ya cuma 1 bab.... lanjut 💗💗💗💗
Misstie: 2 bab ka. baru aq rilis barusan. 🤭
total 1 replies
Maemanah
lanjut 🙏🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!