Pembalasan seorang wanita yang telah mati di perk#sa oleh ketua genk mafia terkejam di negara ini. Tiba tiba dirinya terbangun dalam tubuh seorang gadis yang mati akibat kecelakaan.
" Tubuh siapa ini? Kenapa aku hidup lagi?"
" Savea, akhirnya kamu selamat? Kamu tidak jadi mati?" Pekik gadis di samping tubuh Savea.
" Oh namaku Savea."
Savea Andara akan mendekati Xaver dan membuat Xaver jatuh cinta padanya demi membalaskan dendamnya kepada ayah Xaver. Setelah berhasil membuat Xaver tergila gila padanya, Savea mengatakan yang sebenarnya dan memutuskan hubungan tepat di depan ayah Xaver.
" Yang aku inginkan kehancuranmu, kau putra kebanggaan ayahmu, hancurnya dirimu sama saja kehancuran dirinya."
Setelah di tinggalkan Savea, Xaver menjadi gila. Apalagi saat ia mendengar kabar pernikahan Savea dengan pria lain, ia datang dan dengan penuh emosi dengan pistol di tangannya.
" Jika aku tidak bisa memilikimu maka kau tidak bisa menjadi milik orang lain.
Dor... Dor... Dor..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HUKUMAN UNTUK ANSOR
Tiba tiba....
Brugh...
Orang gila itu terpental ke trotoar saat seseorang menendang perutnya. Savea tidak peduli siapa orang itu, ia langsung menubruk dada bidangnya karena ketakutan.
" Hiks.. Tolong aku! Aku sangat takut." Lirih Savea.
" Tenang lah Savea! Aku pasti akan menolongmu."
Savea mendongak begitu mendengar suara Kaesar.
" Pak Kae." Lirih Savea.
" Iya." Kaesar mengelus lembut kepala Savea. Ia memejamkan mata menahan gelenyar aneh di dalam hatinya.
" Awas pak!!!!" Teriak Savea ketika orang gila itu menyerang Kaesar. Namun dengan tangkas, Kaesar langsung menendang ke belakang tepat mengenai dada orang gila itu.
" Kamu di sini saja, sepertinya orang gila ini berbahaya." Ucap Kaesar.
Kaesar segera mendekati orang gila itu yang tersungkur di trotoar. Ia menarik kerah leher orang gila itu lalu..
Bugh.. Bugh... Bugh...
Dengan lihai Kaesar terus menyerang orang gila tersebut. Orang gila itu tidak mau kalah, ia bangun lalu berbalik menyerang Kaesar hingga perkelahian tidak bisa di hindarkan. Keduanya sama kuatnya.
Bugh... Bugh.. Bugh..
Deg...
Jantung Savea berdetak dua kali lebih kencang.
" Ke.. Kenapa gerakan pak Kae sama persis dengan gerakan Xaver saat melawan para preman dulu? Apa mungkin mereka satu perguruan? Tapi rasanya sangat tidak mungkin. Mengingat kota tempat tinggal mereka saja sudah sangat jauh, bagaimana mereka bisa satu kelompok? Sebenarnya siapa pak Kae itu? Kenapa setiap tingkah lakunya selalu mengingatkan aku pada Xaver? Apakah Xaver terlahir kembali seperti yang aku alami waktu itu? Tapi mungkin kah hal itu terjadi padanya?" Savea benar benar tidak bisa berpikir jernih saat ini. Tiba tiba kepalanya terasa pusing, pandangannya kunang kunang dan...
Bruk...
" Savea." Teriak Kaesar melihat tubuh Savea tergeletak di trotoar.
Xaver langsung berlari menghampiri Savea, ia membopong tubuh Savea lalu membawanya ke mobil. Kae segera melajukan mobilnya menuju rumahnya.
**
Plak... Plak...
" Dasar tidak berguna!!!!" Teriak Ansor menampar pipi orang gila yang tadi mengganggu Savea. Rupanya dia bukan orang gila sungguhan melainkan seseorang yang di bayar oleh Ansor untuk mengganggu wanita yang sedang dekat dengan Kaesar. Ia ingin menjadikan wanita itu sebagai sandera untuk bernegosiasi dengan Kaesar. Namun semua rencananya gagal total karena orang bayarannya tidak mampu menghadapi Kaesar sendirian.
" Ampun bos! Bos bilang tuan Kae tidak pandai bela diri, tapi buktinya dia lebih mahir dari saya bos."
" Apa???" Ansor mengerutkan keningnya. " Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu? Kae memang tidak pandai bela diri, hanya saja dia selalu beruntung dan selamat dari serangan yang aku kirimkan. Apa sebenarnya kau saja yang tidak bisa apa apa hah? Jangan membodohiku Robbi, atau aku akan memenggal kepalamu." Ancam Ansor.
" Saya tidak berbohong bos. Tuan Kae sangat mahir bela diri. Bahkan dia bisa menumbangkan saja hanya dengan satu gerakan." Ucapnya.
Ansor duduk di kursi tua yang ada di gudang itu.
" Bagaimana bisa Kaesar berubah secepat itu? Dari yang tidak berani membantahku, kemarin dia bahkan mengancam akan mengusirku dari rumah. Sekarang dia yang tidak mahir bela diri, bahkan bisa di katakan sama sekali tidak bisa, tiba tiba bisa mengalahkan preman sehebat dirimu? Aku tidak tahu bagaimana semua itu bisa terjadi. Bahkan dia berani menentang keputusan mama untuk menjodohkan dia dengan Amira. Ada apa sebenarnya ini?" Ansor nampak berpikir namun pikirannya buntu. Ia tidak bisa menemukan jawaban satu pun.
" Saya tidak tahu tuan, itu masalah tuan. Kalau begitu saya permisi." Robbi sang preman segera meninggalkan Ansor sendirian.
" Aku harus mencari tahu ada apa sebenarnya dengan Kae." Batin Ansor.
##
" Engh..." Savea membuka matanya, ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar yang nampak asing baginya.
" Aku dimana?" Gumam Savea merubah posisinya. Ia duduk bersandar pada tumpukan bantal.
Ceklek...
" Kamu sudah bangun?"
Nampak Kaesar masuk ke dalam menghampiri Savea di ranjangnya.
" Maaf pak, apa ini kamar bapak?" Tanya Savea.
" Iya, tapi sekarang ini akan jadi kamar kamu." Sahut Kaesar.
" Ba.. Bagaimana bisa pak?" Tanya Savea lagi.
" Aku baru tahu kalau kamu baru bercerai dengan suamimu. Kamu di sini tidak punya sanak saudara dan maaf! Kamu juga tidak punya tempat tinggal bukan?" Savea menganggukkan kepala.
" Jadi kamu bisa menganggap rumah ini sebagai rumah kamu. Kamu tenang saja, aku tidak tinggal di sini. Aku tinggal di rumah utama yang lumayan jauh dari sini." Terang Kaesar.
" Terima kasih sebelumnya pak. Tapi saya rasa tidak perlu, saya bisa mencari kontrakan nanti." Ujar Savea.
" Mencari kontrakan yang dekat dengan kantor cukup sulit Vea. Lagian tidak aman kalau kamu tinggal di kontrakan sedangkan kamu tidak mengenal siapa siapa. Akan lebih baik jika kamu tinggal di sini. Dengan begitu saya bisa turut menjagamu." Ucap Kaesar.
" Ta... Tapi pak."
" Tidak ada tapi tapian, anggap saja ini rumah inventaris untuk sekretarisku kalau kamu sungkan." Ujar Kaesar.
" Baiklah pak terima kasih." Ucap Savea.
" Sama sama, kalau begitu kamu istirahatlah! Untuk malam ini aku akan menjagamu, aku ada di ruang tamu. Kalau kamu butuh apa apa kamu bisa memanggil aku." Ucap Kaesar. " Dan itu ada kulkas mini, di sana ada beberapa minuman, buah buahan bahkan makanan ringan. Kalau kamu lapar tinggal makan saja, atau mau makanan berat biar aku masakin?" Tawar Kaesar.
" Tidak usah pak terima kasih, maaf sudah merepotkan." Ucap Savea merasa tidak enak hati karena telah merepotkan bosnya.
" Tidak perlu sungkan Savea. Aku keluar dulu." Setelah itu Kaesar segera keluar dari kamar Savea. Savea kembali memejamkan matanya.
Di dalam ruang kerja Kaesar, nampak Noval sedang menunggu kedatangannya.
Ceklek...
" Informasi apa yang sudah kamu dapatkan?" Tanya Kaesar. Ia meminta Noval untuk menyelidiki tentang orang gila tadi. Karena menurut Kaesar dia bukan orang gila biasa yang bisanya cuma ketawa tawa di jalanan. Ia yakin ada seseorang yang mengirimnya untuk mengganggu Savea. Apalagi mengingat dirinya yang menolak di jodohkan.
" Firasat anda benar tuan. Orang itu di kirim oleh tuan Ansor untuk mengganggu nona Savea. Entah apa tujuannya saya tidak bisa menyelidikinya tuan." Ujar Noval.
" Beri pelajaran kepada Ansor tapi jangan sampai dia menyadari kalau ini ulah kita. Buat dia tidak bisa bangun menghadapi orang orang kita. Kalau perlu patahkan kaki dan tangannya, tapi jangan sampai dia mati karena aku masih ingin bermain main dengannya." Jiwa mafia Xaver keluar dari dalam diri Kaesar. Noval yang mendengarnya bergidik ngeri membayangkan bagaimana hal itu terjadi.
" Apa itu tidak keterlaluan tuan? Anda bisa langsung mengirimnya ke penjara tuan." Ujar Noval. Karena biasanya sang bos akan memaafkan kesalahan kakak tirinya.
" Aku juga bisa mematahkan lehermu dan memotong lidahmu agar kamu tidak bisa banyak bicara. Apa kau mau mencoba?" Kaesar menatap Noval dengan tajam.
" Ah tidak tidak tuan, maafkan saya. Kalau begitu saya permisi, saya akan mengerjakan perintah anda tuan." Noval segera keluar dari ruangan mematikan itu.
" Saya saja takutnya minta ampun apalagi tuan Ansor."
TBC....