Meski telah menikah puluhan tahun Dara tidak mampu merebut hati sang suami Hadi Prayoga.
karena mereka menikah karena perjodohan yang diatur oleh keluarga mereka atas usulan dari Dara.
Dara mencintai Hadi sejak pertemuan pertama mereka yang membuat Dara meminta pada orang tuanya untuk mengatur perjodohan mereka.
waktu perjalan selama 14 tahun pernikahan mereka sudah dikaruniai anak yang menginjak usia remaja. tapi cinta yang Dara harapkan tak kunjung datang.
Dara terus mengejar cinta suaminya hingga melupakan kewajibannya sebagai orang ibu yang membuat anak Dara, Davin membencinya.
Bagaimana kisah rumah tangga antara Dara dan Hadi apakah ada keajaiban sehingga Hadi dapat mencintai istrinya? atau Dara menyerah karena Hadi tak dapat membuka hatinya untuk Dara?
saksikan kelanjutan ceritanya dan mohon support untuk karya pertamaku Terima Kasih 🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biokunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32.
"Jadi selain apa kesibukanmu sekarang?"Tanya Dara pada Vina.
Vina yang mendengar Dara mencoba baik padanya benar-benar jengkel. "Dasar wanita licik, didepan mertuanya dia merasa seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa. Apa dia amnesia karena sudah pernah mengusirku dulu." Kutuk Vina dalam hatinya.
"Aku sedang tidak mengerjakan apa-apa."Jawab Vina santai.
"Benarkah begitu? Sayang sekali ya, padahal kau lulusan luar negeri kenapa tidak memanfaatkannya?" Ucap Dara dengan santai tapi penuh sindirian.
Vina yang merasa tersinggung dengan ucapan Dara langsung membantah. "Memangnya apa masalahmu jika aku lulusan luar negeri dan belum bekerja? Kau sendiri juga lulusan luar negeri dan cumlaude pula. Tapi apa kau malah menjadi ibu rumah tangga!!"Ucap Vina mencoba membalas Dara dengan membawa-bawa gelarnya yang sama-sama tak dipergunakan.
Dara tersenyum tipis mendengar Vina yang membalasnya. Sedangkan Alina makin jengkel melihat tingkah Vina yang kurang ajar.
"Begitu kah?" Dara mengucapkan kalimat retorika yang tak seharusnya dijawab tapi karena sudah terpantik amarahnya Vina tak tinggal diam dan membalas ucapan Dara itu.
"Memang begitu kenyataannya!! Makanya sebelum mengoreksi dan menyindir masalah urusan lain sebaiknya kau berkaca dulu, apa dirimu sudah benar atau belum. Jangan sok memberi saran jika dirimu saja belum benar." Seru Vina berapi-api menyerang Dara.
Sedangkan yang diserang dengan santainya duduk sambil senyum tipis terpatri dibibirnya menyaksikan ledakan emosi Vina padanya tanpa terpengaruh sama sekali.
Mendengar ucapan Vina yang sudah melalui batas menghina menantunya membuat Alina yang bereaksi tak terima menantu kesayangannya direndahkan.
"Cukup Vina! Kau melewati batas." Tekan Alina menatap tajam Vina.
"Lho tante dia yang salah! Dia membawa-bawa latar belakang pendidikan ku dan merendahkan aku dnegan itu! Apa pun yang aku lakukan tetap saja dia tak seharusnya membahas itu. Seharunya tante itu marah padanya bukan padaku!"Balas Vina tak terima Alina menegurnya padahal menurutnya Dara lah yang salah disini.
"Kau ini benar-benar..."
"Sudahlah ma, tidak perlu diperpanjang lagi. Maafkan aku ya Vin jika pertanyaanku mengganggumu. Aku tidak bermaksud melakukannya." Ucap Dara mencegah ibu mertuanya kembali membalas ucapan Vina yang pasti berakhir dengan adu mulut karena tak ada yang mau mengalah.
"Tapi Ra, dia-"
"Tak apa ma, jangan diperpanjang dia datangkan sebagai tamu sebaiknya kira memperlakukannya layakan nya tuan rumah pada tamunya." Ucap Dara yang membuat mama Alina diam walaupun dalam hati dia sangat jengkel pada Vina tapi dia membenarkan ucapan Dara dan menyetujui ucapan menantunya itu.
"Heh... Sok baik!"Gumam Vina mengejek Dara yang menurutnya berpura-pura baik didepan mertuanya.
"Dia pikir akan selamanya jadi nyonya dari keluarga Prayoga. Tidak akan! Lihat saja jika aku sudah berhasil mendapatkan kak Liam dan menikah dengannya aku pastikan dia juga akan terusir dari keluarga ini."Ucap Vina dalam hati yang berencana menyingkirkan Dara juga dari keluarga Prayoga.
"Keberuntungan memang selalu berpihak padaku. Ternyata Jihan dan Vina tak beda mereka sumbu pendek. Maka sekali saja ku pantik api mereka berdua dengan mudahnya meledak. Dan itu keuntungan untukku karena bisa memanfaatkan mereka karena sifat mereka itu. Ha..ha..ha.."Ucap Dara dalam benaknya.
"Assalamualaikum."Ucap salam dari Hadi membuat atensi mereka teralihkan pada kedatangan Hadi.
"Waalaikumsalam."
"Waalaikumsalam, mas sudah pulang."Dara bangun dari duduknya menghampiri suaminya dan salim menyambut kepulangan suaminya.
"Hemm.."Balas Hadi setelah Dara salim padanya dan mengambil tas serta jas yang ia tenteng.
"Ada Vina yang bertamu mas, dan juga Liam pulang hari ini sekarang dia ada di kamar sedang istirahat." Ucap Dara memberitahu ada Vina dan kepulangan Liam.
Hadi yang mendengar Vina datang bertamu bereaksi biasa saja tapi saat mendengar Liam sudah pulang dan kini tengah beristirahat ia terkejut hingga matanya terbelalak mendengarnya tapi itu tidak berlangsung lama karena ia kembali mengkondisi mukanya seperti tak terjadi apa-apa.
"Ehmm."Hadi berdehem mencoba menetralkan ekspresinya.
Tapi itu percuma bagi Dara karena ia melihat perubahan ekspresi wajah suaminya saat ia menyebut kepulangan Liam. Walaupun sejenak tapi Dara tau suaminya kaget mendengarnya.
"Hemm.. Sampai segitunya kamu mas. Kamu takut dengan kepulangan adikmu akan mengganggu kedekatanmu dengan Jihan?!"Terka Dara dalam hati mencibir suaminya.
"Kamu kenapa mas?"Tanya Dara mendengar suaminya berdehem yang Dara tau karena untuk menghilangkan keterkejutannya.
"Tak apa."Jawab Hadi singkat.
"Benar tak apa?" Tanya Dara memastikan.
"Hmm.."
"Syukurlah aku kira kau terkejut mendengar kepulangan adik kandungmu sendiri."Sindir Dara pada suaminya dengan menekan kata adik kandung.
Hadi mendengar istrinya menyindirnya menatap tak suka pada Dara yang dibalas tatapan acuh oleh wanita itu.
"Kau sudah pulang nak?"Sapa mama Alina melihat Hadi yang mendekatinya di ruang tamu.
"Iya ma." Hadi salim pada mamanya dan menyempatkan melirik Vina yang tengah duduk di depan mamanya.
"Kau disini?" Tanya Hadi pada Vina.
"Iya ka." Jawab Vina singkat karena Vina memang tak terlalu akrab dengan Hadi. Karena Hadi berbeda dengan Liam yang walaupun ketus saat bicara tapi dia perduli tapi kalau Hadi dia dingin dan tak tersentuh. Membuat Vina merasa sungkan dan segan saat berada didekatnya.
"Liam sudah pulang dan sedang istirahat sekarang." Ucap Alina pada Hadi.
"Iya."Jawab Hadi singkat.
"Aku sudah beritahu mas Hadi tadi ma."Balas Dara.
"Ah.. Begitu ya sudah kau juga istirahat karena pasti kau lelah setelah bekerja. Nanti saat makan malam akan mama panggil." Ucap Alina.
"Baik ma, Aku permisi dulu."Tanpa berlama-lama Hadi memutuskan pergi dari ruang tamu menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Dara juga pamit temani mas Hadi dulu ya ma?"Dara pamit pada mertuanya yang diangguki oleh Alina.
"Kau akan tetap disini kan Vin? Karena sebentar lagi makan malam jadi bergabung saja bersama kami, bagaimana?"Ucap Dara pada Vina sebelum ia kembali ke kamarnya.
"Tak udah sok baik, aku disini juga karena kak Liam bukan karena kau!" Balas Vina ketus pada Dara membuat mama Alina geram dibuatnya.
"Kalau tidak mengingat kalau dia ini anak dari kakakku dan cucu kesayangan mama. Aku tak sudi membiarkan dia berkeliaran disekeliling keluargaku terutama putraku Liam." Gerutu mama Alina dalam hati memaki Vina karena sikap kurang ajar keponakannya ini.
"Ah, begitu."Jawab Dara tak berminat membalas ucapan ketus Vina dan lebih memilih berlalu mengejar suaminya yang sudah naik ke lantai dua.
"Kau beristirahat lah di kamar tamu nanti akan dipanggil saat makan malam dan biar kopermu dibawakan oleh pak ujang." Ucap Alina pada Vina.
Vina menuruti perintah tantenya tanpa protes dan menuju kamar tamu untuk istirahat.
"Hah..."Alina menghembuskan nafas lelah setelah kepergian Vina.
...----------------...
.
.
.
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.
.
.
.
Tbc.
mlh perusahaan bpk nya hancur.
wanita kl bucin mang cenderung bodoh.
beda dng selingkuhan bucin tp pinter tak tik.
baru kl ini pemeran utamane goblok bnget.
Sekarang ya nikmati saja kekalahanmu. mau Berubah mnyesal wes terlambat anak dah besar dan gk pernh di perhatikan ya sdh wasalam.
aku lbih suka wanita pinter tau lakinya gk bner bangkit bawa anaknya trus bls dendam dng elegant.
anak egois semoga di masa depan lo punya anak anak lo juga masa depan nya lebih mengerikan dari pada ibu lo