NovelToon NovelToon
Lampu Kuning Kawah Sikidang

Lampu Kuning Kawah Sikidang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Ketos / Perjodohan / Cintamanis / Reinkarnasi
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ys Simarmata

Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESEPAKATAN

POV-ADRIANA

Mentari menyulutkan cahaya tepat di depan mata,ku pikir hari sudah siang ternyata masih bisa menikmati serapan di pagi hari ini, 15 menitan cukup lah untuk menikmati hidangan penghenti lapar.

Ringankan langkah sehabis menghangatkan badan dengan mandi air hangat, setidaknya untuk badan mulai ringan.Perut semakin lapar adanya,ku hentikan semua kegiatan yang ada dan memilih untuk turun.

Ruang untuk menikmati serapan masih lengkap, sepertinya tidak banyak tamu dipagi ini. Aku hanya mengambil makanan pedas, manis, sesuai dengan keinginan ku.

Sampai kembali ke kamar,satu langkah keluar dari lift.Betapa terkejutnya aku mendapati laki-laki yang ku harapkan menjadi teman hidup ku ada disini darimana dia tau aku sini?? Sagam kau nampak berani menghampiri ku. Oh nanya Dina yang perduli tentang ku pasti dia tau dari Dina.

Tak ku bahas prihal yang terjadi karena kedatangan nya dengan staf, sesuai staf itu pergi meninggalkan kami berdua aku membuka kartu berusaha masuk terlebih dahulu namun tangan kekar mengantisipasi kalau aku akan menutup akses untuk berbicara serius.

"KALAU KAMU BEGINI TERUS AKU GAK TAU KAMU MAUNYA APA!" Suara menggelar itu menambah hening suasana, dihadapan nya aku seolah menjadi bocah+62 yang amat

sulit untuk bertangung jawab atas diri sendiri.

Ia memandangi ku dengan seksama, Tak di biarkan aku bangkit dari ujung tempat tidur.

Aku terduduk, dalam pikiran ku ingin meminta Sagam melepaskan ku saja, sudah cukup jauh langkah serta pikiran ku memikirkan ujungnya hubungan ini, ku pikir setelah kebersamaan terjadi aku akan mengenal Sagam, aku akan menjauhi nya mulai sekarang.

"AKU MAU KAMU DAN AKU, SUDAH SAMPAI DISINI SAJA.ANGGAP AJA AKU INI KESALAHAN !" Jelas ku atas permintaan buruk dari pikiran ku.

"Aku gak pernah ada anggapan seperti itu, aku mau bertanggung jawab. Izin kan aku memperbaiki nya." Bela sagam atas pendapat nya,dalam hening aku terus meminta itu bahkan setelah Sagam menjelaskan tentang perempuan itu dan betapa pentingnya dia ada dihidup Sagam aku tetap tidak terima,dan terus kekeh akan permintaan ku.

Kalian tau aku lebih sakit hati setelah dengar ternyata Sagam sudah memberikan cincin untuk cewek itu sebelum adanya kami, perusak banget aku kan. Yah ku pilih diam daripada harus beradu pandang dengan masa lalunya.

"Iya udah, kamu itu cowok jangan terkesan plin-plan gitu dong."

"Ok, kalau kamu memang minta nya seperti itu aku siap Dri. Mungkin itu yang terbaik saat ini . Tapi setidaknya ayo pulang. "

Tidak kah sebuah penyesalan terjadi nantinya, bukan kah keinginan untuk anak ini memiliki ayah adalah harapan terbesar ku? Bukan kah ketakutan ku ia tumbuh tanpa sosok ayah membuat aku dan Sagam menyatu... Oh Tuhan capek banget,ini bukan ke inginan ku.

Aku mengikuti Sagam untuk pulang kerumah,ia mengemasi segala perlengkapan menggandeng pinggang ku seraya menyeret koper menuruni lobby. Jika sekilas mata memandang mungkin kami dianggap pasangan romantis but hanya kami dan Tuhan yang tahu.

Ditengah perjalanan Sagam membuat posisiku menjadi setengah rebahan, andaikan jaket hitam itu adalah wujud cinta Sagam pasti kehangatan nya jauh berbeda."Kamu sudah makan?" Aku hanya diam, Sagam turun dari mobil karena jawaban atas pertanyaan tidak mendapat jawaban yang dia inginkan.

Sekembalinya ia, ia datang dengan buah-buahan dan juga jus mungkin dibeli di toko buah samping rumah makan itu.

"Setidaknya selagi bayi itu masih bersama ku, izin kan kasih sayang ku menyentuh dia. Kalau kamu yang tidak suka jangan paksa anak ku menyukai masa- masa seperti itu."

Capek banget Tuhan, punya cinta tapi bukan seutuhnya untuk ku. Kapan aku bisa menemukan seseorang yang benar-benar ada dan paham tentang ku. Memejamkan mata membayangkan bagaimana kalau benar anak ini lahir tanpa Sagam disisiku.

Terlalu overthinking juga gak bagus Adri, dalam beberapa bulan kalau kamu mau sagam bisa bertekuk lutut dihadapan mu

tapi ini bukan tentang aku dan Sagam saja.

Ada kehidupan yang akan terbentuk setelah ini,aku gak mau kesalahan mama terjadi dengan ku.

Berdiri dengan pengetahuan tidak bagus kan,maknanya aku perlu Tuhan saat ini.

Berserah namun tidak menyerah Tuhan.

Perjalanan terhenti karena macet di beberapa titik, terpanjang saat kami mulai memasuki tol. Sagam terus memandangi ku, karena memang sudah hampir 1 jam buahan itu tidak ku sentuh sama sekali.

Jujur kala Sagam memandangi ku seperti itu masih terus berharap kalau Sagam akan memberikan ku kesempatan menjadi teman hidup selama-lamanya sampai maut memisahkan.

Tapi mulut Sagam sendiri mengakui kalau tak ada satu wanita pun yang bisa menggantikan wanita itu dihatinya. Aku sih memilih untuk Sagam menemui cinta nya ketimbang hidup dengan penuh rasa tanggung jawab.

Ia membuka kan plastik jus supaya aku meminumnya, tangan itu terus berada di hadapan ku, cuek ku terus luluh di hadapan dia, bahasa cinta Sagam tak pernah cacat dihati, biar semarah apa aku tak tau bagaimana dia bisa meluluhkan nya.

EGOIS KAH AKU JIKA MENGAMBIL SAGAM UNTUK KU?

Tangan ku meraih gelas plastik minuman itu, ku teguk penghilang dehaga memasuki waktu tidur—ntah kenapa semenjak hamil aku merasa waktu ternyaman adalah tidur siang, sumpah ngantukan banget jadi orang.

Bangun-bangun aku melihat Sagam membawa ku ke kamar, membuat tertidur walaupun aku sudah bangun aslinya. Aku nyaman dengan perlakuan Sagam seperti itu, enggak ada yang bisa memenuhi itu se-umur hidupku.

Barang-barang ku juga masuk dengan tangannya tanpa bantuan dari para bibi.

Ia pergi baru aku beranjak dari tempat tidur, enggak ku sangka Sagam kembali lagi dengan segelas susu hangat ditangan nya. Tangan ku segera meraih lemari handuk menghindari perhatian dari Sagam, kenyamanan itu menegaskan kalau aku harus sadar perhatian itu bukan untuk ku tapi untuk dia yang belum ada wujudnya disini.

Beberapa hal harus mulai dipersiapkan tapi aku memilih untuk diam,Sagam lah yang mengerti akan semua urusan pernak-pernik pernikahan. Aku cukup diam dan menanti hasil akhirnya.

Telepon dan juga pilih-pilih barang ia lakukan di kamar ku, bahkan ia rela menunggu ku keluar dari kamar. Memastikan semua sudah sesuai dengan standar pemilihan ku.

Ku harapan kalau nantinya ada perubahan Sagam, ia menganggap ku sebagai teman

dan jikalau pun aku gagal menjadi istri untuk

Sagam, setidaknya aku dan Sagam tidak boleh gagal menjadi menjadi orang tua.

"Ini sudah pasti," aku menganggukan kepala tanda setuju,body lotion menyatu lembut di kulit. Berharap hubungan ku dengan Sagam bagai body lotion menyatu lembut dengan keadaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!