NovelToon NovelToon
PULAU HANTU

PULAU HANTU

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Horror Thriller-Horror / Iblis / Keluarga / Tumbal
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: ilalangbuana

Pak jono seorang pedagang gorengan yang bangkrut akibat pandemi.
menerima tawaran kerja sebagai nelayan dengan gaji besar,Namun nasib buruk menimpanya ketika kapalnya meledak di kawasan ranjau laut.
Mereka Terombang-ambing di lautan, lalu ia dan beberapa awak kapal terdampar di pulau terpencil yang dihuni suku kanibal.
Tanpa skill dan kemampuan bertahan hidup,Pak Jono harus berusaha menghadapi kelaparan, penyakit,dan ancaman suku pemakan manusia....Akankah ia dan kawan-kawannya selamat? atau justru menjadi santapan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilalangbuana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gorengan dan senyuman pak jono

Semerbak aroma harum dari gerobak tua Pak Jono.Minyak goreng yang berdesis memenuhi udara pagi hari di sudut Jalan Merdeka,kota Bandung. Gerobak kayu itu menjadi saksi bisu perjuangan Pak Jono selama bertahun-tahun,hingga kini tampak sedikit kusam,namun tetap tegak berdiri,menjajakan dan menawarkan aneka gorengan lezat kepada para pelanggan setia.Ada pisang goreng yang renyah, bakwan yang gurih,dan cireng yang kenyal,semua disajikan dengan sambal rawit yang menggugah selera.

Pak Jono, dengan senyum ramah yang tak pernah lepas dari wajahnya,menyapa setiap pembeli.

"Pagi, Bu! Pisang gorengnya masih hangat, nih." Suaranya lantang,menembus hiruk-pikuk lalu lintas pagi.

Tangannya cekatan menyendok gorengan ke dalam plastik,geraknya lincah dan terampil,hasil bertahun-tahun bergelut dengan wajan dan minyak panas.

Pelanggannya beragam, dari anak sekolah yang membeli sebungkus pisang goreng untuk sarapan hingga ibu rumah tangga yang memesan banyak untuk camilan keluarga,dan ada pula pekerja kantoran yang mampir sebentar untuk mengisi perut sebelum memulai aktivitas.Setiap orang yang datang disambutnya dengan keramahan yang sama,membuat gerobak gorengannya terasa seperti tempat berkumpulnya orang orang yang menyempatkan diri untuk sarapan di awal hari.

Hari itu,seperti hari biasanya,Pak Jono berharap dagangannya laris manis, sebab iamembutuhkan uang untuk membayar cicilan pinjaman modal berdagangnya, biaya sekolah anaknya, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.Senyumnya tetap mengembang,menutupi sedikit kekhawatiran yang terpatri di lubuk hatinya.Ia tak pernah menyangka,senyum itu kelak akan tergantikan oleh keputusasaan yang mendalam.Pandemi yang datang tanpa permisi,akan mengubah segalanya.

Pandemi datang tanpa aba-aba.Sehari,dua hari, pelanggan Pak Jono mulai berkurang,Jalanan yang biasanya ramai, kini lengang.Sekolah-sekolah ditutup,kantoran menerapkan work from home, dan orang-orang lebih banyak berdiam diri di rumah.Gerobak gorengan Pak Jono, yang dulu selalu ramai, kini sepi senyap.Di rumah istrinya Bu Ani,menunggu dengan cemas,memandang wajah lelas suaminya.Tiga anak mereka,Siti (kelas 3 SD),Rudi (kelas 1 SD)dan Ayu (kelas TK)tak mengerti apa yang terjadi,hanya tahu ayah mereka pulang dengan wajah murung.

Awalnya, Pak Jono masih bertahan.Ia mengurangi porsi bahan baku,mencoba berjualan lebih lama,bahkan menawarkan harga lebih murah.Namun, usaha itu sia-sia.Uang yang ia dapatkan tak cukup untuk menutupi modal bahan baku,apalagi untuk membayar cicilan pinjaman,biaya sekolah anak-anak,dan kebutuhan keluarga.Senyumnya mulai memudar,tergantikan oleh kerutan khawatir di dahi.Bu Ani mencoba membantu dengan berjualan makanan kecil di depan rumah,namun hasilnya tak seberapa. Mereka harus berhemat, bahkan seringkali harus menahan lapar.

Akhirnya,Pak Jono terpaksa gulung tikar.Gerobak tua itu ia jual dengan harga miring,hanya cukup untuk membayar sebagian hutangnya,swmakin hari ia semakin terpuruk.

Demi untukntuk bertahan hidup, ia mencoba menjadi tukang ojek pangkalan di dekat rumahnya.Motor butut pemberian almarhum ayahnya menjadi satu-satunya harta yang masih tersisa,sekaligus sumber penghasilannya.Setiap rupiah yang didapatnya harus dibagi untuk kebutuhan keluarga.

Namun, nasib tampaknya tak berpihak padanya. Penghasilannya sebagai tukang ojek sangat minim. Hutang yang menumpuk semakin mencekik. Suatu sore, seorang penagih hutang datang dengan wajah garang. Tanpa ampun, mereka menyita motor butut Pak Jono,satu-satunya alat pencari nafkah yang masih dimilikinya.Pak Jono terduduk lemas,memandang motornya yang dibawa pergi,menyesali nasib yang begitu kejam.Ia menganggur,tanpa pekerjaan,tanpa harta,dan tanpa harapan.Di rumah,Bu Ani dan anak-anaknya menunggunya dengan cemas,tak tahu bagaimana mereka akan bertahan hidup.Senyumnya telah lenyap ditelan kepahitan hidup.

Hari demi hari kehidupan keluarga pak jono dirasa semakin terasa berat.

Rumah kecil Pak Jono terasa semakin sempit. Keheningan yang dulu dipenuhi canda tawa anak-anak, kini berganti dengan ketegangan yang mencekam.Pandemi telah merenggut lebih dari sekadar penghasilan,ia telah mencuri kedamaian keluarga kecil itu.

Malam itu,Bu Ani sedang memasak air untuk membuat mie instan,makanan satu-satunya yang mampu mereka beli.Wajahnya tampak lelah,mata sembab menahan airmata.Siti & Rudi,yang biasanya riang,hanya diam,memandang ibunya dengan tatapan kosong.Ayu yang masih kecil,menangis pelan menahan perutnya yang lapar sembari merengek.

Pak Jono pulang dengan tangan hampa.Ia telah seharian mencari pekerjaan,namun tetap tak membuahkan hasil.Melihat kondisi keluarganya yang memprihatinkan,rasa putus asa menggerogoti hatinya.

"Maaf,bu,"

katanya lirih dan suaranya serak.

"Bapa belum dapat kerja."

Bu Ani menoleh,matanya berkaca-kaca.

"Pak,kita sudah hampir tidak punya apa-apa & Anak-anak lapar mana hutang terus numpuk. Mau Sampai kapan kita begini?"

suaranya bergetar sembari menahan tangis.

"Bapa sudah berusaha bu semaksimal mungkin. Bapa janji akan mencari kerja yang lebih baik lagi"

kata Pak Jono yang suaranya terdengar lemah.

"Sampai kapan,pak?Sampai kapan kita harus terus-menerus menahan lapar dan menanggung malu ini?"

"Yang sabar bu, inshaAllah pasti ada rejekinya"

Gumam pak jono

"Tapi ibu sudah gak kuat pak, sakiit rasanya melihat anak-anak harus menanggung beban ini"

Bu Ani tak kuasa lagi menahan air matanya.tangisnya pecah,mencurahkan semua beban dan keputusasaan yang selama ini ia pendam.

Siti dan Rudi ikut menangis, menyaksikan orang tuanya bertengkar.Ayu,yang masih kecil,hanya bisa merengek dan menangis, tak mengerti apa yang terjadi.Pak Jono memeluk Bu Ani, mencoba menenangkan istrinya. Namun,pelukan itu tak mampu meredam amarah dan kesedihan yang teramat perih.Keheningan malam itu dipenuhi isak tangis keluarga kecil yang tengah berjuang menghadapi badai kehidupan.Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung,kini terasa seperti penjara yang mengurung mereka dalam keputusasaan....

Beberapa minggu berlalu dalam kesunyian dan kesedihan.

Pak Jono menghabiskan harinya dengan melamar pekerjaan ke berbagai tempat,namun selalu ditolak...

Ia merasa seperti terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan yang tak berujung.

Bu Ani,dengan tabah,mencoba tetap tegar di hadapan anak-anaknya,meski hatinya juga dipenuhi keputusasaan.

Mereka makan seadanya,berbagi sepotong roti untuk bertiga,dan tidur berhimpitan di atas kasur tipis yang sudah usang.

Suatu sore,saat Pak Jono duduk termenung di teras rumah,menatap jalanan yang lengang,teleponnya berdering...

Nomor yang tidak dikenal.

Ia ragu untuk mengangkatnya,

tapi rasa penasaran mengalahkan keraguannya.

"Halo?"

"Pak Jono, ya?"

suara di seberang terdengar ramah.

"Saya dari PT Karya Mandiri, kami sedang membutuhkan tenaga kerja untuk proyek pembangunan jalan tol di Cikampek...Apakah Bapak berminat?"

Jantung Pak Jono berdebar kencang.

Tawaran kerja?

Setelah sekian lama terpuruk,akhirnya ada secercah harapan.Ia hampir tak percaya....

"Benar, saya Pak Jono...Tentu saja saya berminat!" suaranya bergetar karena haru.

Setelah beberapa kali wawancara dan pemeriksaan kesehatan,Pak Jono diterima.

Gaji yang ditawarkan cukup besar,jauh lebih tinggi daripada penghasilannya sebagai tukang ojek.Ia tak ragu lagi.Demi keluarganya,ia memutuskan untuk merantau ke Cikampek,meninggalkan istri dan anak-anaknya di Bandung.

Kepergian Pak Jono meninggalkan kesedihan,tapi juga harapan baru.Bu Ani,meski berat hati,mengucapkan selamat jalan kepada suaminya.Ia tahu,ini adalah jalan terbaik untuk masa depan keluarga mereka.Kehidupan di Cikampek keras,

Pak Jono harus bekerja keras di bawah terik matahari dan hujan.Ia tinggal di barak pekerja,hidup sederhana, menahan rindu kepada keluarga di Bandung.

Setiap malam,ia menelepon Bu Ani.Suara istrinya yang terdengar lelah,namun tetap tegar,memberinya semangat untuk terus bekerja keras.Ia menceritakan tentang pekerjaannya, tentang teman-temannya, & tentang bagaimana ia berjuang untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin.Bu Ani juga menceritakan tentang keadaan anak-anaknya,tentang bagaimana mereka belajar,bermain,dan menunggu kepulangan ayahnya.

Percakapan lewat telepon itu menjadi pengikat batin mereka.Meskipun terpisah jarak,cinta dan kasih sayang mereka tetap terjaga.Perlahan-lahan,ekonomi keluarga mulai membaik.Uang kiriman Pak Jono cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,bahkan untuk membayar hutang-hutang yang menumpuk.Bu Ani bisa membelikan anak-anaknya pakaian dan makanan yang lebih bergizi.Siti,rudi, dan ayu mulai ceria kembali,canda tawa mereka kembali mengisi rumah kecil itu.

Suatu malam,Pak Jono menelepon bu Ani dengan suara gembira.buuu...ibuuu..bapak sudah bisa menabung cukup untuk memperbaiki rumah kita.Kita bisa pindah ke rumah yang lebih layak!"

Bu Ani menangis haru mendengar kabar itu."Terima kasih ya tuhaaan, kau telah memberikan kebaikan pada keluarga kamu"

Gumam bu ani

"Bapak juga sangat bersyukur"

kata Pak Jono.

"Demi anak-anak kita.bapak akan terus bekerja keras, sampai kita bisa hidup lebih baik"

Suasana tegang dan penuh pertengkaran perlahan sirna. Percakapan telepon malam hari menjadi momen intim bagi mereka,menyegarkan kembali ikatan cinta yang sempat teruji.Meskipun terpisah jarak dan waktu,cinta mereka tetap menjadi cahaya yang menerangi jalan mereka menuju kehidupan yang lebih baik. Pak Jono,yang dulu terpuruk dalam kesedihan,kini bangkit dengan penuh semangat,didorong oleh harapan untuk masa depan yang cerah bersama keluarga tercintanya. Setiap panggilan telepon,setiap kata-kata yang terucap, menyatukan kembali hati mereka,menjalin kembali ikatan keluarga yang sempat retak.mereka menyadari, bahwa keluarga adalah segalanya,dan bersama-sama, mereka mampu melewati badai kehidupan yang menerjang..

1
juwita
lepas dr caniball sm pulau perempuan terdampar di lembah hantu
juwita
bacanya deg"an
juwita
ih ngeri jg klo ky gitu
juwita
semoga mrk selamat bisa kumpulan lg bersama keluarga
juwita
bukanya jefri sm Gilang ya. ko bahrul Thor?
juwita
kasihan pak jono demi keluarga jd terdampar di pulau hantu. smoga bisa cpt kembali ke keluarganya
juwita
cerita nya bagus mengisahkan perjuangan se org ayah buat anak dn istrinya biar bisa hidup terjamin. rela berjauhan dgn bahaya menantang maut demi keluarga di jalani semoga perjuangannya g sia sia. happy ending
Ananda Emira
semakin seru
Killspree
Memukau dari awal hingga akhir
♞ ;3
Jalan ceritanya keren, endingnya bikin nagih!
ilalangbuana: terima kasih atas masukannya,!!
admin masih dalam tahap belajar.. semoga kedepannya karya ku bisa lebih baik lagi dalam penulisannya ataupun alur ceritanya☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!